MLPK 12
MLPK 12
SM 12
PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
PELATIHAN MANAJER
LAPANGAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG
(SITE MANAGER FOR BUILDING)
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana,
pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat
kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk
semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10
ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
i
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
ii
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya masih relatif masih jauh dari yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli /
terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta
penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hydro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan dibidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 55 (lima puluh lima) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Manajer Lapangan
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan (Site Manager For Building) merupakan salah
satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat
kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam
juru gambar arsitektur bidang cipta karya.
Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Pengujian dan Kendali Mutu.
iii
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2006
Tim Penyusun
iv
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
LEMBAR TUJUAN
v
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
SERIE : SM – 12
JUDUL : PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
vi
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Prakata............................................................................................................. iii
Lembar Tujuan ................................................................................................ iv
Daftar Isi .......................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................. viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Deskripsi Singkat Pengembangan Modul .................................................... x
Daftar Modul .................................................................................................... xi
Panduan Pembelajaran .................................................................................. xii
vii
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR PUSTAKA
viii
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR GAMBAR
ix
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
GB – 6.7 Bentuk dari Ujung Kolom Praktis yang Dipotong dengan Maksud
untuk Memperlebar Ruangan tetapi Tidak Dirapihkan
GB – 6.8 Retak pada Sambungan antara Tangga dan Bordes
GB – 6.9 Keretakan pada Tangga seperti Hal di atas
GB – 6.10 Bagan Alir Tindakan pencegahan Kerusakan
GB – 6.11 Formulir Tindakan pencegahan
DAFTAR TABEL
x
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL MANAJER LAPANGAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN
(SITE MANAGER FOR BUILDING)
xi
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR MODUL
Keselamatan, Kesehatan
1. SM – 01 1.
Kerja dan Lingkungan
2. SM - 02 Hubungan Kerja 2.
Penyusunan dan
8. SM-08 pengelolaan Anggaran 8.
Biaya
Persiapan Pelaksanaan
10. SM-10 10.
Pembangunan
Pengendalian Pelaksanaan
11. SM-11 11.
Pembangunan
Laporan Akhir
14. SM-14 Pengendalian 14.
Pembangunan
xii
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
PANDUAN PEMBELAJARAN
1 2 3 4
Waktu : 10 Menit
xiii
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Membuat tugas
4. Ceramah : Menyimak, mendengarkan - OHT
Menjelaskan materi tentang prinsip dan menanyakan materi - Flip chart
dan dan tata kerja instalasi mesin yang kurang jelas - LCD
pencampur - White board
Diskusi -
Waktu : 15 Menit
Bahan : Materi Bab III
Membuat tugas
5. Ceramah : Menyimak, mendengarkan - OHT
Menjelaskan materi tentang prinsip dan menanyakan materi - Flip chart
dan tata cara pengecoran, yang kurang jelas - LCD
pemadatan dan perawatan - White board
Diskusi -
Waktu : 15 Menit
Bahan : Materi Bab IV
Membuat tugas
6. Ceramah : Menyimak, mendengarkan - OHT
Menjelaskan materi tentang prinsip dan menanyakan materi - Flip chart
dan tata cara pemeriksaan muu yang kurang jelas - LCD
beton - White board
Diskusi -
Waktu : 15 Menit
Bahan : Materi Bab V
Membuat tugas
7. Ceramah : Menyimak, mendengarkan - OHT
Menjelaskan materi tentang prinsip dan menanyakan materi - Flip chart
jenis kerusakan dilapangan yang kurang jelas - LCD
- White board
Waktu : 15 Menit Diskusi -
Bahan : Materi Bab VI
Membuat tugas
xiv
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Pengujian material pada pekerjaan bangunan gedung dapat dibedakan antara
pengujian awal dan pengujian setelah pelaksanaan pekerjaan.
Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran pasta semen (adukan
semen dan air) dengan agregat (agregat kasar dan agregat halus/pasir atau kerikil
dan pasir) yang dapat ditambahkan dengan suatu bahan additive atau admixture
tertentu sesuai kebutuhan untuk mencapai kinerja (performance) yang diinginkan.
Setelah melalui proses penyeleksian material yang memenuhi syarat spesifikasi dan
menemukan rumusan campuran yang didasarkan pada karakteristik yang tersedia
dan memenuhi Standar Spesifikasi maka pada proses produksi merupakan tahap
I-1
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
yang menentukan apakah hasilnya masih berada dalam batasan asumsi rancangan
campuran dan syarat spesifikasi atau tidak.
B. PROSES PENGUJIAN
Pada Gambar 1.1. memperlihatkan diagram pemeriksaan dan tata cara persetujuan
untuk material agregat dari lokasi tambang atau sumber penyediaan agregat
(pemasok) sebelum memulai (produksi) campuran beton sebagai salah satu
pekerjaan utama.
I-2
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Permohonan untuk
Beroperasi
- Laboratory
- Daftar peralatan
Pekerjaan - Dafar organisasi
- Skedul konstruksi
Persiapan
Pengajuan Hasil
Persetujuan tdk Pengujian
Quality Engineer
Koreksi - Bahan Tidak cocok
ok
- Bulan ke 1 : 2 x seminggu
- Bulan ke 2 : 1x seminggu
PengajuanBerkala
Pengujian Hasil - Bulan ke 3 : 2 x seminggu
Pengujian - Seterusnya 1 x sebulan bila
setiap pengujian hasilnya
Diperiksa
bagus
Quality Engineer
Dipergunakan untuk
pekerjaan permanen
I-3
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB II
MUTU BAHAN
Untuk memeriksa bahan padat dalam air, dilakukan memanaskan 50 cm3 air
sehingga dalam cawan hanya tersisa endapan, lalu ditimbang, untuk
menentukan kandungan bahan padat dalam air. Bahan padat yang diijinkan
dalam air = 2000 mg/l (ppm).
Untuk menentukan bahan tersuspensi dalam air, maka digunakan contoh air
yang telah dikocok kuat-kuat sebanyak 1176 cm3. Saringlah benda uji dengan
kertas saring (yang telah dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0C
dan ditimbang bersama botol timbang). Residu yang tertinggal kemudian
II - 1
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
ditimbang dan ini merupakan jumlah bahan tersuspensi dalam air. Bahan
tersuspensi yang diijinkan dalam air 2000 mg/l (ppm).
2. Pasir
Pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah pasir kasar yang bebas
dari tanah/Lumpur atau kotoran lainnya.
1 Pasir diberi air sedikit lalu diremas dengan tangan, jika pada telapak
tangan tidak tertinggal bekas tanah/Lumpur, berarti pasir dalam kondisi
bersih.
2 Pasir dimassukkan dalam gealas lalu diberi air. Setelah itu pasir dalam
gelas diaduk, dan dibiarkan mengendap. Jika air dalam gelas keruh
dan berwarna coklat, berarti pasir banyak mengandung tanah/Lumpur
II - 2
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
ANALISA SARINGAN
SNI 1968 - 1990 - F
atau
AASHTO T27 - 74
Material : Pasir
Berat Contoh I : 2037.8 gram Berat Contoh II : 1818.6 gram
3 1 3
200 100 50 40 30 20 16 10 8 4 /8" /2" /4" 1" 11/2" 21/2"
100 100
90 90
80 80
70 70
Total Persen Lolos
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0.075 0.425 1.18 2.36 4.75 9.5 19 37.5 mm
3. Koral/Kerikil
II - 3
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
ANALISA SARINGAN
SNI 1968 - 1990 - F
atau
AASHTO T27 - 74
II - 4
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
3 1 3
200 100 50 40 30 20 16 10 8 4 /8" /2" /4" 1" 11/2" 21/2"
100 100
90 90
80 80
70 70
Total Persen Lolos
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
1.18 2.36 4.75 9.5 19 37.5 mm
4. Tulangan Baja
Tulangan baja yang digunakan harus dilengkapi dengan sertifikat hasil
pengujian tarik dari laboratorium dan dicocokkan dengan persyaratan yang
ditentukan dalam konsep perhitungan struktur atau persyaratan teknis yang
tercantum dalam kontrak.
Ukuran tulangan baja juga harus diperiksa agar jenis (polos atau ulir) dan
ukuran yang tertera dalam gambar sesuai dengan tulangan yang ada di
lapangan.
Tulangan juga harus bersih dari karat, karena hal ini akan mengurangi daya
lekat anatara baja dan adukan beton. Jika tulangan baja berkarat maka harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat baja.
5. Profil Baja
Profil baja yang digunakan harus memiliki sertifikat pengujian dari
laboratorium dan dicocokkan dengan persyaratan yang ditentukan dalam
konsep perhitungan struktur atau persyaratan teknis yang tercantum dalam
kontrak.
II - 5
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Baja yang dikirim ke lapangan sudah dicat dengan cat anti karat –
zinchromat, baja yang berkarat harus dibersihkan dengan sikat baja atau
dengan sand blast.
Ketebalan badan dan sayap serta dimensi profil lainnya harus diperiksa agar
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Pada pekerjaan pemadatan tanah untuk jalan atau areal parkir, perlu
dilakukan pengetesan California Beraing Ratio (CBR test) untuk menentukan
tingkat kepadatan tanah yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
II - 6
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB - II
Sebagai acuan bagi persyaratan material yang digunakan pada pekerjaan bangunan
gedung digunakan :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) edisi terbaru yanh berkaitan dengan bahan yang
digunakan.
b. Jika bahan yang digunakan belum memiliki SNI atau persyaratan lokal lainnya, maka
digunakan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak.
c. Dalan hal diperlukan persyaratan yang lebih rinci dapat mengacu pada persyaratan
internasional, seperti American Standard Testing Material (ASTM), British Standard
(BS), Japanesse Industrial Standard (JIS), DIN (standar Jerman atau Belanda),
LATIHAN
1. Jelaskan langkah yang harus dilakukan untuk menentukan bahan tersuspensi dalam
air !
II - 7
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB III
INSTALASI MESIN PENCAMPUR
A. TUJUAN PENCAMPURAN
Hampir semua jenis beton, untuk pekerjaan kecilpun, diaduk didalam mesin
pengaduk batch dengan berbagai kapasitas. Pengaduk telah dibuat dengan efisiensi
tinggi yang dapat menghasilkan hasil memuaskan dengan biaya pekerja serta energi
minimum. Perubahan kecil pada kecepatan pengaduk berpengaruh sedikit pada
kekuatan beton dan waktu pengadukan, bukan kecepatan berputar pengaduk yang
mempengaruhi kekuatan serta kualitas beton.
III - 1
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
5. Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap
batch dari satu batch ke batch lainnnya.
III - 2
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
C. ADUKAN BETON
1. Beton Ready-Mix
Beton ready-mix harus memenuhi semua persyaratan teknis. Beton ready-
mix mempunyai keuntungan bahwa pengendalian mutu yang baik lebih
mungkin pada plant yang besar daripada di lokasi jembatan dengan kondisi
yang ada. Kebanyakan lokasi beton ready-mix menggunakan weight batching
(berdasarkan berat) untuk pengadukan dan truck-mounted untuk
pencampuran.
III - 3
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Akan tetapi proyek yang lokasinya terpencil dan jauh dari plant, tetap akan
memerlukan batching plant di lokasi. Hal demikian terjadi pada sebagian
besar proyek pelaksanaan jembatan yang dilakukan di Indonesia.
Semen dalam kantong harus terlindung dari pengaruh cuaca tiap saat.
Kantong dapat ditumpuk setiap hari pada panggung kayu yang cukup besar
untuk menampung keperluan satu hari dan dapat dipakai secara langsung ke
hopper penimbang atau pencampur. Semen yang tidak dipakai harus
dikembalikan ke tempat penyimpanan pada akhir hari kerja.
III - 4
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
b. Pengadukan
Hampir semua jenis beton, untuk pekerjaan kecilpun, diaduk didalam
mesin pengaduk batch dengan berbagai kapasitas.
Bahan harus diaduk dalam waktu tidak kurang dari 1.5 menit dalam
mengaduk dan harus dikeluarkan sepenuhnya sebelum pengisian
kembali. Waktu iniharus ditambah (15 detik per 1 m3 kapasitas
pengaduk) untuk pengaduk lebih besar dari 1m3 .
III - 5
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Persyaratan, dinyatakan
sebagai perbedaan maksimum
Pengujian yang diizinkan antara hasil
pengujian contoh yang diambil
dari 2 tempat dalam batch
beton
Slump
Jika slump rata-rata 80 mm atau kurang 25 mm
Jika slump rata-rata melebihi 80 mm 40 mm
Kadar rongga, persen per volume beton 1.0
Kadar agregat kasar, porsi menurut 6.0
massa dari tiap contoh yang tinggal
pada saringan pengujian 4.75 persen
Massa per unit volume adukan bebas 1.6
udara, persen
Tabel 3.1. Persyaratan Keseragaman Beton
III - 6
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Harus dipahami bahwa waktu pengadukan yang lebih besar tidak akan
memperbaiki keseragaman (uniformity). Selain itu dapat mengurangi
keluaran pengaduk, mungkin memperbesar kadar rongga atau dapat
menyebabkan penggerusan (grinding) khususnya untuk agregat yang
lebih lunak. Sebaiknya ditentukan waktu pengadukan maksimum. Jika
batch akan diperlambat lebih lama, pengaduk harus beroperasi hanya
pada (interval) waktu tertentu.
Jika ada pengujian slump yang tidak memenuhi syarat teknis, batch
beton yang diwakili olehnya tidak dapat dipakai dalam pekerjaan.
III - 7
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
D. PENYIMPANAN MATERIAL
1. Semen
Harus disimpan di dalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan
diatur agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman. Semen yang
disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali sebelum digunakan
2. Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile)
berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya
secara pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus
kering dan dilapisi kerikil atau bahan serupa untuk mencegah bercampurnya
timbunan dengan tanah
3. Baja Tulangan
Baja tulangan harus ditumpuk dan ditinggikan dari permukaan tanah pada
penyangga kayu yang baik sehingga batang-batang bebas dari lempung atau
bahan lain yang dapat mencegah pengikatan (bonding). Karat permukaan
yang lepas atau debu harus dihilangkan sebelum pemasangan.
Sejumlah besar produk keluaran pabrik tersedia, banyak produk yang dipakai secara
tetap oleh ready mix concrete plant besar untuk menghasilkan beton dengan sifat
yang disyaratkan tetapi kadar semen atau agregat halusnya lebih rendah daripada
suatu campuran tanpa pencampur tambahan.
Jenis dan jumlah pencampuran tambahan yang sering dipakai pada pekerjaan besar
memerlukan perhatian khusus, oleh karena itu, pencampur tambahan kimia hanya
dipakai bila disetujui oleh konsultan perencana struktur atau teanaga ahli struktur.
III - 8
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
III - 9
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Bahan air entraining memecah udara yang terjebak (entrap) menjadi gelembung
kecil dan memperbaiki workability serta ketahanan campuran. Bahan ini khususnya
bermanfaat untuk pengecoran lantai (jembatan) beton karena masalah yang
khususnya terdapat di Indonesia, yaitu pengecoran pada suhu tinggi dan
ketidakmampuan untuk memadatkan beton pada kondisi demikian.
Pencampuran tambahan harus diukur dengan tepat memakai alat dispenser yang
sesuai yang dikalibrasi dengan teratur. Paket pengiriman dan/atau catatan batching
harus menunjukkan secara jelas nama merek dan tipe bahan pencampur serta
tingkat dosis atau kuantitas total untuk tiap batch.
III - 10
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari jenis-jenis alat pencampur ?
III - 11
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB IV
PENGECORAN, PEMADATAN DAN PERAWATAN
A. PENANGANGAN BETON
Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton harus dijaga
supaya tidak mengering atau terjadi pemisahan.
Jika pekerjaan tertunda untuk jangka waktu lama, harus dipikirkan pemakaian set
retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar
beton dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun
beton tidak boleh dicor ke dalam acuan bial tingkat kemudahan pengerjaannya
(workability) telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan
atau pengerasan awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori
yang lemah. Air tidak boleh ditambahkan pada waktu penanganan sebab tidak dapat
bercampur secara efektif dan dapat memperlemah beton.
Catatan :
Suatu pengecualian adalah beton yang dicor dalam zone angker dari gelegar
pratekan post-tensioned di mana beton mungkin harus dicor bebas dari
penulangan rapat dan dipindah mendatar untuk memungkinkan pengawasan
efektif terhadap pemadatan disekitar angker.
1. Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 m
atau lebih (lihat gambar 4.1)
2. Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertikal
IV - 1
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
IV - 2
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan
pompa beton. Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja
dengan menggunakan kereta dorong dan/atau talang. Sistem talang yang
besar lebih efektif bila medan memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30
derajat adalah ideal untuk beton dengan slump 40 sampai 50 mm.
Pengecoran memakai crane dan ember merupakan cara yang sederhana dan
efektif untuk mengecor beton dalam volume yang lebih besar. Ember
berpenampang bulat atau bujur sangkar, dan mempunyai bagian lebih sempit
pada dasar dengan pintu pengatur untuk mengatur aliran beton ke dalam
acuan.
Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan
oleh tim yang terdiri dari dua orang yang pertama mengendalikan pompa
sedangkan yang kedua mengarahkan aliran dengan bekerja di depan
operator pengetar dan finisher beton. Pompa biasanya merupakan unit yang
lengkap yang dinaikkan diatas truk dengan kapasitas pengiriman berkisar
antara 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran pada umumnya
terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah dilepas untuk
kemudahan memasang dan mudah mencapai lokasi penyumbatan. Beberapa
unit mempunyai lengan (tiang) sepanjang 30 m.
IV - 3
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Ada beberapa jenis pompa beton. Satu sistem menyalurkan beton dengan
gerakan memijat oleh roller yang digerakkan hidrolis untuk mengeluarkan
beton sepanjang pipa yang elastis. Pada sistem lain, beton dimasukkan
dalam hopper dan didorong melalui pipa penyalur dengan gerakan piston
yang diatur oleh sistem katup masuk dan keluar. Sistem yang biasa dipakai
sekarang adalah sistem kedua.
Harus diperhatikan bahwa campuran dengan desain yang baik dapat lebih
mudah dipompakan pada slump rendah dan menaikan slump pada campuran
demikian dapat membuatnya lebih sulit untuk dipompakan.
IV - 4
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Gambar 4.2 dan 4.3 memberi pedoman pengecoran beton yang benar pada
acuan miring dan horizontal.
Cara pengecoran beton dalam acuan harus dapat menutupi seluruh bidang
yang akan dicor. Untuk volume beton yang lebih besar, satu atau lebih
pompa beton atau keran memakai ember dengan dasar dapat dibuka atau
skip dengan kapasitas 0.5 hingga 3.0 m3 lebih mudah dipakai. Untuk volume
lebih kecil, pompa beton, kereta roda karet, atau talang dapat dipakai.
Jembatan kerja untuk kereta dorong harus disesuaikan dengan jalan “pulang”
dan “pergi” ditentukan untuk mencegah halangan dan dengan lebar yang
cukup untuk memiringkan dan membalikkan kereta dimana perlu.
IV - 5
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Tremie adalah pipa kedap air berdiameter 150 – 300 mm dengan hopper
dipuncak dan katup atau alat lain didasarnya yang mencegah air sekitarnya
bercampur dengan beton pada pengecoran awal dilakukan dan pipa serta
hopper harus sepenuhnya terisi oleh beton sebelum katup dasar dibuka untuk
pengecoran pertama beton. Ujung bawah treime harus selalu berada di
bawah permukaan beton yang makin meninggi setiap saat.
Tremie harus mampu membuat gerakan terkendali pada ujung cor dalam
arah lateral dan vertikal serta harus dapat diturunkan dengan cepat tiap saat
untuk mengurangi tingkat pengecoran beton. Aliran beton dapat diatur
dengan menyesuaikan kedalaman di mana ujung cor diletakkan di bawah
permukaan yang sudah dicor.
IV - 6
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Beton tremie harus dicor secara kontinyu. Bila terhenti atau dasar tremie
secara tidak sengaja naik diatas permukaan beton, pengecoran harus
dihentikan. Beton kurang baik yang terdapat pada bagian atas pengecoran
harus dibuang, setelah mengeras, sebelum dilakukan pengecoran tambahan
diatasnya. Hal ini memerlukan tenaga penyelam di tempat yang tidak dapat
dikeringkan. Untuk beton tremie dibutuhkan campuran kaya semen (biasanya
beton mutu K225) dengan slump kira-kira 180 mm. slump tinggi ini perlu
untuk memudahkah aliran beton dalam tremie dan mengisi acuan dengan
penuh, terutama melalui penulangan yang ada. Penggetaran tidak boleh
dilakukan karena dapat mengakibatkan pemisahan dalam beton atau
bercampurnya beton kurang baik di atas, yang masih berhubungan dengan
air.
Lapisan atas beton yang dicor dengan pipa tremie dibawah air, biasanya
bermutu rendah dan harus dibuang dengan cara menghancurkan beton
padat, setelah kering, sebelum pengecoran diteruskan.
Di mana beton harus dicor pada pondasi yang tertutup air dangkal,
pengecoran dimulai pada salah satu sudut dan air dipindahkan oleh muka
beton yang semakin maju.
Jika air mengalirn melalui pondasi, air harus dialihkan atau pondasi dipenuhi
dan diperlakukan sebagai pengecoran dibawah air. Cara yang berhasil untuk
menyalurkan aliran melalui dasar adalah memasang pipa pada celah dan
menyalurkan pipa melalui sisi pondasi.
IV - 7
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
5. Pengaduk Transit
Adalah lebih baik bila pengaduk transit dapat dituangkan langsung ke dalam
acuan sehingga mengurangi pekerjaan. Truk tidak boleh dibiarkan terlalu
lama dibawah panas matahari, hal ini akan mengurangi tingkat kemudahan
pelaksanaan dan mengurangi waktu efektif yang tersedia untuk pengecoran
dan pemadatan. Jika terjadi keterlambatan, pemasok harus dihubungi
dengan segera dan pengiriman dijadwalkan kembali. Sebelum penuangan
beton, pengaduk transit harus dijalankan pada kecepatan pengadukan untuk
sekurang-kurangnya satu menit.
Jila suhu sekeliling mungkin melampaui 320C, sebagian atau semua tindakan
pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih
awal.
IV - 8
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
IV - 9
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
C. PEMADATAN BETON
1. Umum
Maksud pemadatan beton adalah untuk memastikan bahwa diperoleh
kepadatan maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan
permukaan baja penulangan dan acuan dapat dicapai.
IV - 10
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Vibrator luar (external) yang menggunakan listrik atau udara dan dipasang
dengan kencang pada acuan, seringkali dipakai dalam pekerjaan pracetak
dimana penampang melintang tipis dan banyak penulangan. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan suatu penyelesaian permukaan
berstandar tinggi pada unit pracetak. Biasanya dipakai bersamaan dengan
penggetar dalam (internal).
Papan perata bergetar tidak cukup efektif untuk digunakan tersendiri dan
penggetar permukaan harus dilengkapi dengan penggetar dalam disekitar
pinggir pelat, kereb dan bagian yang tebal lainnya. Hal ini digunakan untuk
membentuk permukaan atas beton dan memerlukan penempatan papan
perata yang tepat untuk memberi profil permukaan yang ditentukan.
IV - 11
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
2. Cara-cara Perawatan
Beton dapat dipelihara kelembabannya dengan beberapa cara perawatan
yaitu :
IV - 12
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
c. Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto claving. Suhu
tinggi mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap
atau dipertahankan oleh ruangan auto clave.
IV - 13
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Suhu dibawah penutup uap tidak boleh melampaui 800C dan penutup tidak
boleh dilepas sampai suhu permukaan beton dalam batas 400C dari suhu
setempat. Termometer pencatat, contoh pengujian yang cukup dan catatan
lengkap diperlukan untuk perawatan uap yang memuaskan.
IV - 14
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB - IV
Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton harus dijaga supaya
tidak mengering atau terjadi pemisahan.
Jika pekerjaan tertunda untuk jangka waktu lama, harus dipikirkan pemakaian set retarder
(memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton dalam
keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton tidak boleh
dicor ke dalam acuan bial tingkat kemudahan pengerjaannya (workability) telah hilang,
yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan awal (initial
setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak boleh
ditambahkan pada waktu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif dan
dapat memperlemah beton
LATIHAN
1. Sebutkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah berpisahnya agregat
kasar dari adukan beton (mortar) !
2. Sebutkan langkah-langkah khusus untuk menjamin pengecoran dan pemadatan beton
yang menyeluruh !
IV - 15
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB V
PEMERIKSAAN MUTU BETON
V-1
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
B. PENGUJIAN KONSISTENSI
Konsistensi merupakan keenceran atau kekentalan campuran beton yang lazim
disebut slump beton adalah salah satu besaran atau parameter suatu campuran
beton semen yang menunjukkan tingkat kemudahan pengerjaan (workability).
Workability dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu : sedang, baik dan amat baik.
V-2
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Seperti kita ketahui bahwa cara pembuatan benda uji yang salah akan
memberikan hasil kekuatan beton/evaluasi mutu beton dan mutu
pelaksanaan yang salah pula. Berdasarkan hal ini perlu dilakukan
pemeriksaan cara pembuatan benda uji.
2. Cara Melakukan
Isilah cetakan dengan beton muda sampai ½ tinggi (10 cm) kemudian
padatkan dengan tongkat pemadat baja Φ 5/8” panjang 60 cm (ujung
bulatkan) sebanyak 29 x tusukan secara merata. Tongkat pemadat masuk
sampai permukaan dasar cetakan.
Isilah cetakan beton muda sampai jenuh, padatkan lagi dengan tongkat
pemadat sebanyak 29 x tusukan secara merata. Tongkat pemadat masuk
sampai permukaan lapisan bawahnya.
V-3
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Ketuk sisi cetakan sampai kelihatan beton mengkilat atau tidak kelihatan
timbul gelembung-gelembung udara.
Setelah 24 jam buka cetakan dan contoh kubus/benda uji direndam dalam air
(pematangan) atau disimpan dalam pasir basah sampai dilakukan
pemeriksaan kekuatan beton pada umur yang dikehendaki.
Catatan :
Cara pembuatan benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm,
sama seperti di atas, tetapi untuk pemadatan digunakan tongkat pemadat Φ
3/8”, panjang 30 cm (ujung dibulatkan) dan jumlah pemadatan sebanyak 32 x
tusukan.
Pengambilan beton muda untuk pembuatan benda uji sesuai menurut ASTM
C 172 – 71.
Berdasarkan hal ini perlu diperiksa apakah benda uji yang dikirim ke
laboratorium harus dilengkapi dengan informasi yang lengkap antara lain
mengenai perbandingan campuran beton, slump, tanggal/jam pembuatan,
umur pemeriksaan yang diminta, mutu beton yang diminta, bahan campuran
beton yang digunakan, lokasi pengambilan benda uji, benda uji diambil oleh
dan lain-lain.
V-4
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Pada waktu pengiriman benda uji perlu juga diadakan pemeriksaan bahwa
benda uji selama pengiriman tidak akan mengalami kerusakan/pecah.
V-5
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Untuk pengujian dalam jumlah besar (lebih dari 40) kekuatan karakteristik aktual
dari beton dapat dinyatakan sebagai berikut :
Σ
Di mana :
S = deviasi standar.
σb = pengujian kekuatan tekan individual dari benda uji beton.
σbm = Rata-rata dari pengujian kekuatan tekan dari benda uji beton.
V-6
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
No. Perbandingan Slump Berat Diameter Tinggi Luas Berat Isi Umur Beban Kekuatan
Benda Campuran (cm) (kg) (cm) (cm) Penampang (kg/cm3) (hari) Maksimum Tekan Cacad
Uji (cm2) (kg) (kg/cm2)
CATATAN :
P.C = Ex. Gresik
Agregat Halus = Ex. Jatiwangi
Agregat Kasar = Ex. DPMJ/Crusher Plant
Air = Ex. PAM
V-7
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB - V
Untuk keperluan evaluasi mutu pelaksanaan, selama pelaksanaan harus dilakukan
pengambilan benda uji dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Konsistensi merupakan keenceran atau kekentalan campuran beton yang lazim disebut
slump beton adalah salah satu besaran atau parameter suatu campuran beton semen
yang menunjukkan tingkat kemudahan pengerjaan (workability). Workability dapat dibagi
dalam tiga kategori yaitu : sedang, baik dan amat baik.
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan syarat atau ketentuan pengambilan benda uji untuk keperluan
evaluasi mutu pelaksanaan !
2. Jelaskan tentang cara-cara pembuatan benda uji.
V-8
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB VI
JENIS KERUSAKAN DI LAPANGAN
2. Betulkan tulangan
VI - 1
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Gambar 6.2.
Permukaan plat beton pada atap, tidak rata (kasar) mutu beton kurang baik
Gambar 6.3.
Pada tempat kedudukan / tumpuan Hand rail
di tangga terjadi retak yang membahayakan
VI - 2
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Gambar 6.4.
Kerusakan pada tangga, beton keropos dan selimut beton sudah hancur
Gambar 6.6.
Pada sambungan balok, beton keropos dan berlubang
VI - 3
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Gambar 6.7.
Bentuk dari ujung kolom praktis yang dipotong dengan maksud untuk memperlbar
ruangan tetapi tidak dirapihkan
Gambar 6.8.
Retak pada sambungan antara tangga dan bordes
VI - 4
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
VI - 5
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
C. PENCEGAHAN KERUSAKAN
Pencegahan atas kerusakan yang terjadi dapat dilakukan dengan mengikuti tata
cara baku tindakan pencegahan
Adapun bagan alir tindakan pencegahan atas kerusakan dapat terlihat pada
Gambar 6.10., dan contoh formulirnya dapat dilihat pada Gambar 6.11.
VI - 6
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
VI - 7
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
VI - 8
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB - VI
Pertama-tama secara umum dijelaskan tentang pengujian awal dan pengujian pada saat
pelaksanaan pekerjaan. Pengujian awal meliputi pengujian bahan yang akan digunakan,
seperti baja, air, semen, agregat (pasir dan kerikil) dan kayu. Pengujian ini biasanya
dilakukan di laboratorium. Sedang pengujian di lapangan dilakukan dengan menggunakan
peralatan, seperti hammer test, non destructive test ,atau infra red imaging.
Persyaratan dan tata cara pemeriksaan mutu bahan juga dijelaskan berikut beberapa
contoh laporan hasil tesnya.
Untuk memperoleh bahan yang baik, di samping mutu bahan terjamin, juga diperlukan
peralatan yang sesuai dan dapat berfungsi. Khususnya untuk bahan beton diperlukan
mesin pencampur dan adukan beton yang dihasilkan berikut persyaratannya.
Jika telah diperoleh mutu adukan yang baik, maka tata cara dan persyaratan peleksanaan
juga diperlukan, mulai dari pengecoran, pemadatan sampai dengan tahapan
pengeringan/perawatannya untuk mencegah keretakan atau kerusakan. Perawatan ini
dapat menggunakan penyiraman air, dengan cairan kimia atau dengan uap.
Setelah beton kering, maka mutu beton juga diperiksa, yaitu melalui pengetesan benda uji
yang telah dipersiapkan bersamaan dengan pelaksanan pengecoran. Dijelaskan pula
tentang cara menentukan jumlah benda uji dan proses perhitungan mutu beton.
Selanjutnya, dijelaskan tentang kerusakan pada beton, cara perbaikannya dan tindakan
pencegahan kerusakan, berikut beberapa ilustrasi di lapangan (di rumah susun).
VI - 9
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
LATIHAN
1. Mengapa diperlukan agregat dengan ukuran butiran yang bergradasi (tidak sama
besarnya)?
3. Setelah cetakan kolom beton dibuka, ternyata pada bagian bawah kolom dijumpai
keropos (honey comb) ada terlihat butiran agregatnya. Apa yang menyebabkan hal ini
terjadi?
5. Pada bangunan yang terkena gempa bumi, sering kali dijumpai ada bagian balok atai
kolom yang retak. Bagaimana dan dengan peralatan apa pemeriksaan dilakukan
untuk mengetahui kondisi kekuatan beton?
VI - 10
SM-12 MODUL XII
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGUJIAN DAN KENDALI MUTU
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR PUSTAKA
DR.Ir.F.X. Supartono, DEA. “Beton, Bahan Dasar dan Unsur Kekuatannya”, Penerbit
Yayasan JOHN HII-TECH IDETAMA bermitra dengan Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta, 2001
Mektan Babakan Tujuh Konsultan PT, Testing Equipment For Soil, Concrete and
Asphalt”, 7th Edition Catalogue