(MAKALAH)
disusun oleh
3 DEB
Aditia Ramdhan 207342003
Dani Murdani 207342008
Sidik Prihatna 207342022
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan karunia dan rahmat-NYA
makalah yang berjudul “PROSES PENGERJAAN PLASTIK” akhirnya dapat penulis
selesaikan dengan baik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah pengetahuan bahan plastik.
Makalah ini berisikan mengenai proses pengerjaan plastik, baik pengerjaan pada
thermoplastik maupun thermosetting.
Dalam proses penulisan makalah ini, penulis cukup banyak mengalami hambatan dan
masalah, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Agus Suryana, selaku dosen Pengetahuan Bahan Plastik,
2. Rekan-rekan kelas 3 DEB atas segala bantuannya .
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat
memperbaiki penulisan makalah yang akan datang. Namun tersirat setitik pengharapan,
semoga makalah ini dapat memberikan bekal keilmuan yang berguna khususnya bagi penulis,
umumnya bagi mereka yang sempat membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia pemakaian bahan plastik baik untuk keperluan industri, rumah tangga,
pengemasan, transportasi, komunikasi dan keperluan lainnya meningkat dengan cepat. Bahan
ini secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam di bidang industri bangunan
dan digunakan juga sebagai pelapis dan serat untuk tekstil.
Istilah plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk. Dalam pengertian
modern yang lebih luas, plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah
menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Plastik
dapat juga didefinisikan sebagai senyawa kimia yang dibangun dan dibentuk sebagian besar
dari elemen karbon (C) dan hydrogen (H), dapat juga ditemui juga beberapa bahan organik
senyawa dari elemen oksigen dan nitrogen
Jenis-jenis plastik yang sudah ditemukan sekarang ini sangat beragam baik bentuk,
sifat, dan komposisi yang dikandungnya. Untuk memudahkan dalam proses pengembangan
teknologi, plastik dibagi ke dalam tiga jenis yaitu thermoplastic, thermosetting dan elastomer.
Agar dapat menuai hasil dari kegunaan barang bermaterial plastik yang memiliki beragam
jenis, sifat dan komposisi yang dikandungnya tersebut, maka setiap industri yang
memproduksi plastik harus mengetahui bagaimana pengerjaan yang tepat untuk menghasilkan
fungsi yang tepat sesuai dengan sifat yang dimiliki plastik tersebut.
1
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari prnulisan makalah ini adalah:
1. Menginformasikan proses pengerjaan plastik pada thermoplastik dan thermosetting.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan.
2
BAB II
PROSES PENGERJAAN PLASTIK
2.1 Plastik
2.1.1 Definisi
Plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk, mencakup semua bahan
sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan, dan mampu
dibentuk dibawah pengaruh tekanan. Senyawa kimia organik yang di dibentuk
sebagian besar dari elemen karbon ( C ) dan Hidrogen ( H ) dan elemen-elemen lain
seperti oksigen dan Nitrogen. Sehingga plastik merupakan material organis yang
merupakan :
- Terbentuk dari molekul
- Diolah melalui proses kimia dan nature produk
- Melalui proses sintesa dan material-material lainnya.
Sifat plastik dipengaruhi oleh cara atom bersenyawa membentuk molekul dan
tergantung dari molekul-molekul yang menyusunnya serta cara molekul itu bersatu.
Molekul dalam plastik menyatu menjadi sebuah rangkaian panjang yang disebut
polimer.
Bahan plastik terdapat dari batu bara dan minyak bumi, melalui menara fraktioer
dihasilkan 4% plastik (PE, dan PVC). Dimana cara pembentukan makromolekul
melalui :
a. Polymerisasi yaitu menyatukan beberapa molekul yang serupa, diamana
membentuk molekul besar polymerisate contohnya PVC, PS, PMMA, PE.
b. Polykondensasi yaitu ikatan beberapa molekul membentuk makromolekul
yang besar melalui proses pemisahan salah satu atom untuk mengikat
molekul kecil, contohnya PA, PC
3
dengan pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Contoh dari plastic
thermoplastic adalah acetal, acrylic, cellulose acetate, nylon, polyethylene,
polystyrene, vinyl dan nylon. Thermoplastic elastomers atau TPE adalah
material thermoplastic yang bersifat fleksibel meskipun dalam kondisi dingin.
b). Thermosetting
Thermosetting berbeda dengan thermoplastic yakni tidak dapat
digunakan lagi jika telah dibentuk. Sifat lain yang dimiliki oleh thermosetting
adalah dapat menahan panas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai
isolator panas. Contoh dari plastic jenis thermosetting adalah amino, epoxy,
phenolic, polyesters, butyl, latex, neoprene, nitrile, polyurethane dan silicon.
c). Elastomer
Elastomer bersifat fleksibel yang dapat ditarik sekitar dua kali panjang
awalnya pada temperature kamar dan dapat kembali pada panjang awal ketika
dilepaskan. Contoh dari plastic jenis elastomer adalah karet. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai additive (penambah) untuk meningkatkan kekuatan
terhadap impact (benturan).
Pengerjaan dengan cara ini adalah untuk membuat produk dari plastik dalam
jumlah besar. Mesin cetak injeksi mirip dengan mesin pengecoran cetak (die casting).
Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu diinjeksikan dalam
rongga cetakan di mana bahan membeku. Bahan ini dapat diubah berulang kali dari
bahan padat menjadi cairan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan susunan kimia,
oleh karena itu bahan ini sangat sesuai untuk pemrosesan yang cepat.
Kapasitas mesin cetak injeksi tergantung pada besar gaya tekan pada cetakan dan
banyaknya bahan yang yang dapat diolah per siklus. Umumnya mesin cetak injeksi
mempunyai gaya tekan yang berkisar antara 0,4 hingga 22 MN, dan jumlah bahan yang
dapat dicetak bervariasi antara 1 gram sampai 9 kg.
Gambar di bawah merupakan skema yang menggambarkan operasi mesin cetak injeksi.
5
Press dingin
Pada pengerjaan ini biasanya resin + pengeras + katalisator sudah menjadi satu.
Bahan tersebut dicetak pada suatu cetakan press dan dibiarkan dalam te mperatur ruangan.
Untuk pengerasan cepat dapat dibantu dengan temperatur sampai 60°C. Biasanya bahan
untuk proses pengerjaan ini berupa lembaran.
6
Injeksi tuang
Pengerjaan dengan injeksi ini persis sama dengan pengerjaa n injeksi untuk
0
Thermoplastik.Untuk pengerjaan ini dibutuhkan temperatur cetakannya antara 145
sampai 180°C. Tekanan injeksinya 50 - 150 N/mm2.
Untuk pengerjaan cetak tiup ini dibutuhkan mesin ekstrusi dan cetakan. Cetak tiup
terutama dimanfaatkan u ntuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin
termoplastik. Suatu silin der bahan plastik yang disebut parison diekstrusi secepat
mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah seperti terlihat pada gambar 2.5 di bawah
ini.
7
Pada waktu cetakan ditutup parison dipotong akibat tekanan udara yang memadai
akibat tertekan ke permukaaan cetakan. Cetakan harus mempunyai saluran udara yang
memadai agar permukaan poroduk mulus. Segera setelah produk cukup dingin, cetakan
dibuka dan produk dikelu arkan. Proses cetak tiup mirip dengan proses pembuatan botol
dalam industri gelas. Pada gambar 2.5 tampak sebuah mesin untuk mem buat botol secara
kontinu. Suatu pipa yang terbuat dari bahan termoplastik diekstrusi dalam cetakan yang
terbuka. Kedua ujung pipa plastik tersebut terjepit dan tertutup dan udara tekan dialirkan
ke dalam pipa kosong tersebut melalui pipa kosong tersebut melalui pipa pusat dalam
kepala cetakan.Contoh pr oduk cetak tiup diantaranya botol,pelampung, kemasan untuk
bahan kosmetik, botol detergen cair, botol air panas, dll. Bahan baku yang digunakan
dalam proses cetak tiup diantaranya polietilin, asetan selulosa, polipro pilen dan asetan
selulosa.
8
2.2.3 Ekstrusi
Pada prinsipnya semua Thermoplastik dapat diekstrusi, tetapi disini berlaku
thermoplastik yang mempunyai viskositas tinggi.
Dibawah ini ada tabel thermoplastik yang dapat diekstrusi:
Bahan Temperatur Contoh Pengerjaan
Pengerjaan (°C)
9
Prinsip Kerja mesin Ekstrusi
10
Sisi lapisan dipotong sebelum digulung. Meskipun setiap bahan thermoplastik dapat
diekstrusi untuk pelapis, bahan yang paling banyak digunakan adalah vinil, polietilen, dan
polipropilen. Proses lapis ekstrusi lainnya yang penting juga adlah penyalutan isolasi pada
kawat dan kabel.
Roll
Tidak hanya metal yang dapat diroll, Thermoplastik pun dapat dikerjakan dengan
cara ini. Secara prinsip semua Thermoplastik dapat dikerjakan dengan cara ini. Tetapi
pada kenyataannya Thermoplastik yang banyak dikerjakan dengan sistim roll ini adalalah
PVC keras,PVC lunak,PS,ABS,PE,PP.
Bentuk Roll
Biasanya Roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 atau 5 roll utama.
Susunan dari roll ini ada bermacam – macam , yaitu susunan I, L, F, dan Z.
11
Di mesin ini Thermoplastic diroll sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan
dilakukan pada roll penarik kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian
digulung.
Ekstrusi plastik lembaran tiup
Untuk pembuatan kantong plastik dimana bahan dasarnya adalah plastik lembaran
yang tepinya tanpa sambungan, atau seperti selang besar yang tipis. Biasanya bahan yang
diproses cara ini adalah PE, PP, PVC, dan PS.
Pembuatan lembaran ini menggunakan mesin ekstrusi tiup.
12
detik dan kemudian cetakan membuka, setelah membuka produk yang ada dalam cetakan
akan didorong jatuh. Kemudian cetakan akan kembali menutup untuk penginjeksian
selanjutnya. Satu putaran proses tersebut disebut siklus injeksi.
2.2.4 Vacum Forming (Thermo forming)
Proses pemberian bentuk vakum (vaccum snappack forming) seperti pada gambar x
di bawah ini. Setelah lembaran plastik dipanaskan dijepit, ruang cetakan divakumkan,
akibatnya lembaran tersebut tertarik kebawah, lihat garis putus. Cetakan atas kemudian
ditekankan pada lembaran yang akan dibentuk. Vakum ditiadakan dengan perlahan-lahan
yang menyebabkan lembaran tersebut kembali kecetakan atas. Pada gambar c dipaparkan
cara pemberian bentuk pada lembaran dengan menggunakan tekanan udara. Di sini
lembaran yang telah dipanaskan ditiupkan pada permukaan cetakan. Proses ini digunakan
untuk membuat produk yang rumit yang tidak memerlukan ketelitian yang ketat. Cacat
permukaan yang tidak terlalu mencolok masih diperbolehkan. Dengan menggunakan
pelumas sintetis khusus dalam cetakan, kecenderungan untuk terjadi cacat permukaaan
dapat ditekan.Pada pembentukan selubung (drape forming), lembaran plastik dijepit
kemudian direntangkan di atas permukaaan cetakan, atau cetakan ditekankan ke dalam
lembaran tadi. Contoh produk dari proses thermoforming ini, diantaranya: tempat
penyimpanan telur, bungkus tablet, tempat jelly, pintu bagian dalam interior mobil,dll.
13
diumpankan ke dalam pen ggilingan. Tebal lembaran yang dihasilkan ter gantung pada
sela antara kedua rol yang mendesak plastik tersebut dan pada kecepatan rol penyelesaian
yang merentang plastik tersebut. Sebelum lembaran digulung, plastik melalui rol yang
didinginkan dengan air.Film dan lembaran vinil, polietilindan asetat selulosa dan ubin
vinil dibuat dengan cara karet vulkanisir mentah untuk memvulkanisir ban. Contoh
produk dari proses pengerjaan ini, diantaranya: plastik film mobil, ta plak meja, karpet
(alas) plastik,dll.
14
Gambar 2.14 Skema alat untuk proses cetakan rotasi dengan dua sistem pem asangan cetakan.
Metode serbuk rotasi berbeda dengan proses cetak lainnya, pada proses cetak lainnya
diperlukan panas dan tekanan untuk plastisitasi resin sedang dalam proses serbuk
rotasi hanya memerlukan pemanasan cetakan.
Cetakan aluminium cor yang tipis dapat digunakan dalam ceta kan rotasi, begitu
pula tembaga yang dibent uk secara elektro atau lembaran logam. Bagian-bagian cetakan
harus rapat sambungannya sehingga cairan tidak dapat memasuki cetakan dan
menyebabakan pelengkeng ungan. Kedua sumbu cetakan biasanya dijal ankan oleh motor
yang berbeda; biasanya dengan perbandingan 3:1 antara sumbu utama dan sumbu
tambahan. Kecepatan put ar sumbu utama biasanya kurang dari 18 ppm sedang suhu
cetakan berkisar antara 260 sampai 370ºC.
Prinsip cetakan rotasi dapat dilihat dalam gambar 2.14. pada gambar sebelah kiri
terlihat cetakan tunggal, sedang pada lainnya mpat cetakan dirakit pada satu lengan.
Lengan dipasang sedemikian sehingga dapat dimasukkan ke dalam ruang pendingin, lihat
gambar 2.15.
15
Gambar 2.15 Skema sistem cetak dengan lengan-putar
sumbu dan cetakan dapat berputar 90ºC, dari dapur pemanas dan ruang pendingin.
Penambahan ruang pendingin kedua dan gerak putar (garis terputus-putus) mengurangi
waktu siklus cetak. Beberapa desain lainnya mempunyai motor dan sumbu putar pada trak
sehingga dapat digerakkan ke luar masuk dapur, ruang pendingin dan tempat pengeluaran.
Keunggulan dari cetak rotasi diantaranya :
a. Biaya investasi yang rendah.
b. Fleksibilitas yang memungkinkan dibuatnya berbagai jenis produk pada mesin yang
sama.
c. Biaya peralatan yang murah.
d. Benda cetak yang tertutup seluruhnya maupun yang terbuka ujung-ujungnya.
e. Detil yang tajam.
f. Penyelesaian permukaaan yang halus dan biaya produksi yang rendah
Produk dengan menggunakan cetak rotasi dari serbuk dapat mencapai ukuran yang
cukup besar. Sebagai contoh: kursi anak-anak, drum untuk menyimpan bahan makanan
berkapasitas 0,2 m³, kotak gramafon, pelindung mesin, tempat sampah dan
16
tangki bahan bakar. Perangkat mesin yang sama dapat digunakan untuk mencetak serbuk
termoplastik atau plastisol.
17
Gambar 2.17 Contoh mesin foaming
Produk yang dihasilkan dari proses foaming adalah styrofoam, plastik polistiren.
2.2.8 Spinning
Spinning, sebagaimana proses yang digunakan untuk fiber alami, dengan cara
menggulung fiber-fiber pendek menjadi panjang secara berkelanjutan. Dalam industri
fiber modern, cara ini digunakan untuk semua proses produk yang berkelanjutan. Suatu
fiber dapat didefinisikan sebagai sebuah unit yang memiliki panjang sekurang-kurangnya
100 kali diameternya. Satu individu dari panjang yang berkelanjutan disebut filamen.
Gulungan bersama-sama beberapa filamen menjadi satu disebut benang filamen.
Proses pabrikasi utama pembuatan fiber adalah spinning. Dalam beberapa kasus
polimer akan meleleh atau larut dalam larutan pelarut dan dihasilkan bentuk filamen.
18
Gambar 2.19 Skema 3 jenis pengerjaan Spinning
19
Gambar 2.21 Penggulungan fiber dalam Spinning
20
Gambar 2.23 Mesin pengerjaan Spinning
Contoh Produk yang dihasilkan dari proses Spinning adalah jaring, benang
layangan, jala ikan.
21
Gambar 2.25 Diagram pengerjaan plastik dengan blown mold
22
Gambar 2.27 Contoh mesin blown mold
23
Gambar 2.29 Pengerjaan plastik dengan hand lay up
Cara mengerjakannya:
1. Siapkan cetakan. Cetakan biasanya terbuat dari kayu, gips, atau metal.
2. Lapisi cetakan dengan bahan pemisah. Bahan pemisah ini nanti akan
menjaga jangan sampai resin melekat pada cetakan.
3. Lapisi cetakan dengan resin dengan menggunakan kwas.
4. Setelah resin, lapiskan potongan serat gelas dalam bentuk lembaran, ditekan
juga dengan menggunakan roll.
Untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan tinggal mengulang urutan seperti
diatas, hanya tidak perlu lagi melapiskan bahan pemisah. Pengerasannya pada temperatur
kamar atau dalam ruangan khusus yang dipanaskan pada 40-60ºC.
Adapun ciri-ciri dari proses pengerjaan ini, diantaranya: untuk produk dengan jumlah
yang sedikit, bagian luar produk halus, dan bagian dalam produk tidak presisi. Sebagai
contoh: papan luncur/perosotan, bak mandi, kursi pada bus,dll.
24
Gambar 2.30 Pengerjaan plastik dengan RIM
25
Gambar 2.31 Proses dengan reaction injection molding
Pada cetak transfe r, serbuk termoseting atau benda prabentuk diletakan pada
tempat tersendiri atau dalam ruang tekanan di atas ronnga cetakan.Pada proses ini bahan
mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan di injeksikan ke dala m rongga
cetakan, sebagai cairan panas, disini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan.
26
Gambar 2.33 Siklus pengerjaan plastik dengan transfer mold
2.3.5 Spraying
Pengerjaan plastik dengan cara spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang
dikendalikan oleh seorang operator atau control computer, dan hal ini merupakan hal yang
cukup popular yang digun akan sejak pertengahan abad 21. Hal ini dimungkinkan dengan
secara hati-hati meregulasikan deposit material dan akan sangat efektif dalam
pembentukan plastik di industry.
Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan sebagai komponen
pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot it u sendiri biasanya
dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi helaian-helaian,
yang kemudian didistrib usikan sepanjang permukaan cetakan. Kem ajuan teknologi
dengan cara spraying tel ah terbukti lebih efisien dan merupakan sistem penyemprotan
yang lebih bersih, dengan mengurangi emisi stirena, kapasitas penyem protan yang lebih
besar dan keseragaman lebih baik diantara polam penyemprotan. Alat penyemprot
dihasilkan dengan konfigurasi yang bermacam-macam, masing-masing dengan
kemampuan yang berbeda-beda.
27
Gambar 2.34 Pengerjaan plastik dengan cara spraying
Produk yang dihasilkan dari proses pengerjaan ini adalah kolam renang, rak piring,
bagian belakang wajan.
28
Cetakan, baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat dari baja yang
telah mengalami perlakuan panas. Pembuatan cetakan memerlukan pemesinan dan presisi
yang sama dengan cetakan untuk pengecoran tekan pada logam terdapat perbedaaan
dalam konstruksi karena ciri khas bahan yang diproses, diantaranya :
a. Diperlukan tirus dan sudut-sudut untuk memudahkan pengeluaran benda dari
cetakan.
b. Pen ejector hendaknya ditempatkan di titik-titik dimana jejak pen tersebut tidak
menggangu.
Plastik menglami penyusutan antara 0,003 hingga 0,009 per milimeter (0,3-0,9%),
itupun tergantung pada jenis bahan dan cara pemrosesan.
Ada dua jenis cetakan tekan, yaitu :
a. Cetakan Tangan
Cetakan ini diisi dan dibongkar di atas bangku. Pada pres terdapat sarana
pemanasan dan pendinginan.
b. Cetakan Semi Otomatis
Cetakan ini terpasang kokoh pada mesin pres dan dipanaskan atau didinginkan
oleh pelat. Pada waktu cetakan membuka, benda dikeluarkan secara otomatik
dari cetakan jenis tunggal ataupun ganda.
Cetakan injeksi terdiri dari dua bagian, satu bagian yang terpasang dan bagian
lainnya yang dapat digerakan. Permukaaan kedua bagian ini diselesaikan dengan teliti dan
saling menutupi dengan tepat. Ruang cetak harus sentral terhadap saluran turun pada
cetakan tetap sehingga bahan dari tekanan diteruskan secara merat. Pen pemandu
dilekatkan pada belahan cetakan. Namun, sebaliknya diusahakan agar bagian luar dari
benda cetak terdapat di belahan cetakan tetap.
Pada proses pendinginan bahan cenderung menyusut dan terlepas dari dinding
cetakan, produk kemudian dapat dikeluarkan bila cetakan dibuka.
Produk yang masih melekat pada inti belahan cetakan yang dapat bergerak,
dikeluarkan dikeluarkan dengan menggerakan mekanisme ejector.
Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan agar
dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform yang umumnya terbuat dari bahan
termoplastik. Bahan didesak masuk ke dalam cetakan di bawah tekanan 30 sampai
275Mpa dan memasuki ruang cetak pada suhu sekitar 50°C. Benda dikeluarkan oleh pen
ejector atau pelat setelah cetakan terbuka.Inti yang diperlukan diletakan pada belahan
cetakan yang bergerak.
29
Karena penyusuta n, ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti,
sehingga memudahkan pen geluarannya dari belahan cetakan tetap ketika cetakan dibuka.
Saluran udara yang memungkinkan keluarnya udara yang terperangkap sangat kecil dan
dibuat sedemikian sehingga memudahkan keluarnya udara dengan cepat.
Gambar 2.36 Skema perubahan sistem plastisol dari dispersi liquid ke solid
30
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia modern
sekarang ini pasti selalu ditemani oleh kehadiran barang dengan material plastik, baik pergi ke
kantor, ke sekolah, pariwisata, atau sedang diam di rumah pun barang bermaterial plastik
selalu menemani segala bentuk kegiatan manusia, karena plastik merupakan barang yang
sangat penting dan berguna baik dalam proses belajar mengajar, komunikasi, transportasi dan
lain-lainnya.
Jenis-jenis material plastik yang bermacam-macam, baik itu bentuk, komposisi yang
dimilikinya, dan berjuta-juta kegunaannya untuk manusia, menyebabkan terlahirnya
bermacam-macam cara dalam pembuatannya / pengerjaannya. Setiap pengerjaannya ini
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula, dilihat dari sifat dan komposisi plastik dan
juga kegunaan yang dapat dihasilkan dari plastik yang bermcam-macam tersebut.
3.2 Saran
Dengan banyaknya kegunaan yang dihasilkan oleh barang bermaterial plastik untuk
kepentingan manusia, dan banyaknya pula populasi manusia yang hamper semuanya
menggunakan plastik, seharusnya dibangun industri-industri yang memproduksi barang
berbahan plastik, yang akan membawa keuntungan yang juga akan melimpah ruah, namun
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup untuk pengerjaannya.
31
DAFTAR PUSTAKA
iv