Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang

a. Usia todler dan prasekolah (1-2,5 tahun, 3-6 tahun)


Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan
bahasa anak dengan kmampuan anak yang sudah mampu memahami kurang lebih
sepuluh kata, paa tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan terdengar kata-kata
ulangan. Pda usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan
ratus kata dan banyak kata kata yang digunakan seperti
mengapa,apa,kapan,sebagaimana. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat
egosentris, rasa igin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasa yang
mulai meningkat, mudah kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap
komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat
bahwa pada usia ini anak masih belum pasih dalam berbicara(behrman, 2010

Cara komunikasi dengan anak


Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang pentig dalam menjaga hubungab dengan
anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri aak yang selanjutnya digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, anatara
lain :
a. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan
kepercayaan dari anak, dengan menghindari kontak langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orangtua secara langsung yang sedang di samping.
b. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya
sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang diekpresikan melalui tulisan maupun
gambar.
c. Memfasilitasi
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau
respon anak terhadap pesan dapat diterima.
d. Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah yang dapat digunakan untuk mengekspresikan
perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang
akan disampaikan kepada anak.
e. Meminta untuk menyebutkan keinginannya
Ungkapan pentig ini dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai, keluhan yang didapatkan, dan
keinginan tersebut dapat menunjukan perasaan dan pikiran saat ini.
f. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukan pilihan
yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
g. Penggunaan skala
Penggunaan skala atau perungkat ini digunakan dalam pengungkapkan perasaan sakit
pada anak seperti perasaan nyeri, cemas, sedih, dan lain-lain, dengan mengajurkan anak
untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
h. Menulismem
Melalui ini anak dapat mengekspresikan dirinya baik keadaan sedih, marah atau lainnya
dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat
dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
i. Menggambar
Seperti halnya menggambar pun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
ekpresinya, perasaan jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan
anak akan mengungkapkanya apabila gambaran yang ditulisnya ditanya tentang
maksudnya
j. Bermain
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan
interpersonal antara anak, perawat dan rang sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan
dapat disampaikan.

Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Anak Menghadapi Tindakan Keperawatan.


Menurut Wong (2009), reaksi anak terhadap prosedur tindakan invasif ditunjukkan
dengan berbagai perilaku yang akan dipengaruhi oleh usia anak, dan pengalaman
terhadap tindakan intensif yang sebelumya, sistem pendukung yang ada mekanisme
koping, tempramen dan status kesehatan anak.
1. Usia
Usia dan perkembangan anak mempengaruhi reaksi anak terhadap tindakan
invansif.
2. Riwayat pengalaman sakit
Pengalaman sebelumnya dengan tindakan invasif juga mempengaruhi reaksi
terhadap tindakan invansif tersebut.
3. Sistem pendukung
Kehadiran orangtua saat pelaksanaan tindakan invansif dapat mempengaruhi
reaksi anak terhadap situasi yang menimbulkan strees.
4. Kemampuan koping
Kemampuan koping yang dimiliki anak dapat berupa verbal dan nonverbal atau
berupa tindakan yang digunakan anak dalam menghadapi situasi yang tidak
menyenangkan, misalnya meremas tangan, berbicara atau bercerita,
menghitung, relaksasi atau membayangkan hal-hal menyenangkan (Wong,
2009)
5. Tempramen anak
Bagaimana tempramen anak mempengaruhi reaksi anak. Reaksi anak belum
dapat dimengerti (Kaplan, 1995 dalam Wong 2009)
6. Status kesehatan
Status kesehatan anak misalya keadaan umum,tingkat keadan umum, tingkat
kesadaran, tipe dan seriusnya penyakit, akan mempengaruhi bagaimana anak
menerima rangsangan dan informasi yang ada disekelilingnya.

Pemasangan infus
a. Pengertian
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui pembuluh
vena ( pembuluh balik ) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
menggunakan infus set.
b. Tujuan
a. Mempertahankan atau menggantikan caira tubuh yang mengandug air, elektrolit,
vitamin, kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
b. Memperbaiki kesimbangan asam basa
c. Sebagai pengobatan
d. Memonitor tekanan vena
e. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan (mulut di istirahatkan).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tenng suatu keadaan secara objek dengan
melihat hubungan suatu gejala dengan peristiwa yang mungkin akan timbul dengan
munculnya gejala tersebut (Notoatmodjo, 2010).
B. Variabel penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki dengan kelompok lain (Notoatmodjo,2010).
Berdasarkan hubungan fungsionalnya, variable dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini variabel independen adalah
pendampingan keluarga saat pemasangan ini variabel independen adalah
pendampingan keluarga saat pemasangan infus pada anak prasekolah
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen
(notoatmodjo,2010) variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri

Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan tentative yang menjelaskan terjadinya
perilku, fenomena atau peristiwa. hipotesis yang dimasukkan dalam penelitian
ini merupakan dugaan tentang kebenara mengenai hubungan dua variabel atau
lebih (arikunto, 2010). dalam konteks statistik dikenal istilah nol (ho dan
hipotesis alterntive (ha. lazimnya ho merupakan hipotesis yang di coba untuk
ditolak, sedangkan ha merupakan hipotesis yang dicoba untuk diterima.
berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini peneliti menentukan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : tidak ada hubungan antara pendamping dengan tingkat nyeri pasien pada
saat pemasangan infus
Ha : ada hubungan antara pendamping dengan tingkat nyeri pasien pada saat
pemasangan infus

populasi dan sampel penelitian


1. Populasi
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti

Anda mungkin juga menyukai