Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya kepada saya, dengan itu saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
semaksimal mungkin dan tepat pada waktu yang telah diberikan. Pada makalah yang saya buat
berjudul ‘’ CEMAS ATAU ANSIETAS ’’ Dalam pembuatan makalah ini saya harap kritik dan
saran yang membangun bisa menyempurnakan makalah yang saya buat. berkat bimbingan
Mather saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, maka dari itu kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada pembimbing saya Mather Shodri S.kep
Semoga makalah yang saya buat bisa menjadi informasi kepada halayak ramai dan berguna
bagi bangsa dan negara, karena ada pepatah mengatakan ‘’tuntutlah ilmu sampai ke negri cina’’
Pontianak,02.Agustus 2017
Daftar isi.............................................................................................................................................
Kesimpulan.............................................................. .........................................................................
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN CEMAS
Cemas menurut kamus bahasa indonesia adalah suatu keadaan gelisah yang mengarah kepada
ketakutan, atau di dalam ilmu kesehatan disebut dengan Ansietas dalam kehidupan sehari-hari, kita
sebagai manusia tak luput dari adanya masalah kahidupan yang kerap kali mengganggu pikiran kita
ataupun perubahan-perubahan sosial yang serba cepat yang dapat mempengaruhi nilai-nilai moral,
etika, dan gaya hidup. Tidak semua orang mampu menyelesaikan masalahnya ataupun menyesuikan
diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada akhirnya akan mengalami cemas, stress atau
bahkan depresi. Jadi apakah cemas, stress, dan depresi itu sebenarnya.
1. FOBIA
Penolakan Berdasarkan ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi. Walau
sebetulnya tidak berbahaya dan penderita fobia sendiri mengakui bahwa ketakutan
yang dirasakan itu tidak ada dasarnya.
2. KECEMASAN PANIK
Tanda-tanda gangguan panik ini misalkan sesak nafas, detak jantung keras, sakit di
dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror,
ketakutan akan ada hukuman. Tanda-tanda yang lain adalah depersonalisasi dan
derealisai. Yaitu perasaan seakan-akan ada diluar badan, merasa dunia tidak nyata,
ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, dan ketakutan bahwa dirinya
kan segera mati
Obsesi merupakan pikiran yang berkali-kali mengganggu dan tampak rasional dan
tidak dapat dikontrol, sehingga mengganggu hidup. Obsesi dapat berbentuk keragu-
raguan yang ekstrem, penangguhan dan tidak fapat mengambil keputusan. Biasanya
penderita tidak dapat mengambil kesimpulan dari suatu hal. Kompulsi merupakan
impuls yang tidak dapat ditolak, mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali.
Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan.
Akibat kejadian traumatik atatu bencana yang tingkatnya sangat buruk, misalkan
perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang
dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat
berkonsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan
tidur, cemas, depresi, mati rasa, hal-hal yang menyenangkan tidak menarik
lagi, sering mimpi buruk, gangguan tidur. Trauma akibat orang, perang, serangan
fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana
alam. Simtom memburuk jika dihadapkan pada situasi yang mirip
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan oleh para pakar kesehatan dari Ohio State University. Mereka
telah berhasil membuktikan bahwa rasa cemas dan stres yang dialami oleh hampir setiap
pasien penderita kanker payudara. Proses diagnosa dan terapi yang dijalani dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka.
Para peneliti tersebut memperoleh kenyataan bahwa pasien yang menanggapi hasil
diagnosa maupun terapi dengan penuh kecemasan, ternyata kinerja sistem kekebalan
tubuh mereka. Menjadi jauh lebih rendah hingga 3 kali lipat dari mereka yang
menanggapi dengan tidak terlalu mencemaskan keadaan dirinya. Hasilnya pun sangat
mengejutkan, karena jelas telah menunjukkan adanya keterkaitan antara 2 faktor yaitu
kecemasan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Para ahli dari karolinska Institute Swedia menemukan. Bahwa pria yang memiliki
kecemasan dan stres tinggi, memiliki resiko tinggi terkena diabetes. Namun tingginya
kecemasan dan stres mengakibatkan diabetes, tidak ditemukan pada wanita. Artinya
hanya pada pria yang memiliki tingkatan stres dan kecemasan akan menimbulkan
penyakit diabetes, dan tidak akan terjadi pada wanita yang memiliki keadaan yang
sama.
Seperti yang dimuat dalam jurnal Diabetic Medicine, para ahli melibatkan 2127 pria
dan 3100 wanita yang lahir antara tahun 1938 hingga 1957 untuk dijadikan obyek
penelitian. Pria yang kadar gula darahnya normal, diwawancarai apakah mereka
mengalami gejala-gejala stres dan kecemasan, serta depresi, setelah delapan hingga
sepuluh tahun kemudian, para pria melakukan tes darah untuk mengetahui adanya
penyakit diabetes Pria dengan tingkat stres dan kecemasan paling tinggi tercatat
hingga 2,2 kali lipat, memiliki kemungkinan mengidap penyakit diabetes daripada
pria yang tingkat stresnya rendah. Analisis dilakukan dengan lebih mendalam dan
didapati fakta lain yaitu bahwa hal tersebut diatas tidak terpengaruhi oleh faktor lain,
seperti usia, indeks masa tubuh, riwayat diabetes keluarga dan merokok.
Penelitian pada wanita juga dilakukan dengan cara serupa pada pria, hasil penelitia
menunjukkan bahwa tidak adanya peningkatan resiko diabetes pada mereka yang
mempunyai tingkat kecemasan dan stres tinggi.
kecemasan yang bersifat internal berasal dari dalam diri individu, tidak memiliki
keyakinan akan kemampuan diri dapat menimbulkan kecemasan. Sedangkan sumber
kecemasan yang bersifat eksternal berasal dari lingkungan. Perubahan yang terjadi pada
lingkungan terjadi secara cepat dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan dalam diri
individu, hal inilah yang dapat memicu timbulnya kecemasan.
Faktor penyebab timbulnya kecemasan menurut Collins dalam Susabda (1983,112) bahwa
kecemasan timbul karena adanya:
1. Threat (Ancaman) baik ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya (seperti
kehilangan kemerdekaan, kehilangan arti kehidupan) maupun ancaman terhadap
eksistensinya (seperti kehilangan hak).
2. Conflik (Pertentangan) yaitu karena adanya dua keinginan yang keadaannya bertolak
belakang, hampir setiap dua konflik, dua alternatif atau lebih yang masing-masing yang
mempunyai ifat approach dan avoidance.
3. Fear (Ketakutan) kecemasan sering timbul karena ketakutan akan sesuatu, ketakutan
akan kegagalan menimbulkan kecemasan, misalnya ketakutan akan kegagalan dalam
mengahadapi ujian atau ketakutan akan penolakan menimbulkan kecemasn setiap kali
harus berhadapan dengan orang baru.
4. Unfulled Need (Kebutuhan yang tidak terpenuhi) kebutuhan manusia begitu kompleks
dan bila ia gagal untuk memenuhinya maka timbullah kecemasan.
Greenberger & Padesky (2004,212) menyatakan bahwa kecemasan berasal dari dua
aspek, yakni aspek kognitif dan aspek kepanikan yang terjadi pada seseorang.
diantaranya adalah :
2. Aspek kepanikan
Panik merupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik terdiri atas
kombinasi emosi dan gejala fisik yang berbeda. Seringkali rasa panik ditandai dengan adanya
perubahan sensasi fisik atau mental, dalam diri seseorang yang menderita gangguan panic,
terjadi lingkaran setan saat gejala-gejala fisik, emosi, dan pemikiran saling berinteraksi dan
meningkat dengan cepat. Pemikiran ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta
merangsang keluarnya adrenalin. Pemikiran yang katastrofik dan reaksi fisik serta emosional
yang lebih intens yang terjadi bias menimbulkan dihindarinya aktivitas atau situasi saat
kepanikan telah terjadi sebelumnya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
cemas sangat mempengaruhi kesehatan manusia, oleh karena itu sekarang sudah hadir pengobatan
trapis psikologis yang sudah bisa kita jumpai disetiap rumah sakit. Namun tak terlepas dari itu semua,
kita juga harus menjaga kesehatan sebagai kunci kenikmatan hidup.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA