Oleh
LEOVINA PRINANDA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Geofisika
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
ABSTRACT
By
This research has been carried out aiming to classify earthquakes at Lokon
Volcano and analyze the character of the earthquakes to determine the mechanism
of the eruption of Lokon Volcanois based on the data recorded seismograms April
to May 2012. The stages in analyzing the characteristics of the earthquake is the
waveform analysis and spectral analysis . On waveform analysis aims to
determine the P wave comes time ( Tp ) and S waves ( Ts ) and the duration of the
earthquake . While spectral analysis aimed to determine the frequency of these
earthquakes . The second stage of the obtained classification of volcanic
earthquakes in the earthquakes , shallow volcanic earthquakes , earthquake
monochromatic , and tectonic earthquake . Shallow volcanic earthquakes located
at depths of 0.5 to -1.5 km , duration range from 3 to 16 seconds with a frequency
range from 4 Hz to 18 Hz . Volcanic earthquakes located at depths -6 km to -1 ,
duration range from 6 to 20 seconds with a frequency range from 6 Hz to 13 Hz .
Earthquake discovered long period is two monochromatic low frequency
earthquakes at depths of up to -1.5 -2 km which has two peaks in each of the
station frequency is the frequency of the dominant and sub - dominant . Dominant
frequency of the seismic monochromatic range 2.88 Hz to 4.88 Hz and sub -
dominant frequency range from 5.04 Hz to 8.7 Hz . Duration of tectonic
earthquakes about 50 until 470 seconds with a frequency range from 1 to 6 Hz .
Volcanic earthquakes and monochromatic associated with normal faulting .
Increased seismic activity indicates impending eruption .
Oleh
ii
PERNYATAAI\I
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalarn skripsi ini tidak terdapat karya yang
pemah dilakukan oleh orang lain, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau perdapat yang ditulis atau ditErbitkarr oleh orang tairt) kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar
pustaka Selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya
sendiri.
Apsbila pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia dikenai sangsi se$ud
I\[PM 0855051007
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................ v
PERNYATAAN ................................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN……………….………………………………………….…. ix
KATA PENGANTAR……………..……………………………………….…. x
SANWACANA…………………….……………………………………...…... xi
DAFTAR ISI……………………….………………………………………….. xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xvii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah ............................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
xiv
3.1.2. Gelombang Permukaan (surface wave) ............................... 18
3.2. Klasifikasi Gempa Gunungapi......................................................... 20
3.3. Episenter dan Hiposenter ................................................................ 25
3.4. Penentuan Lokasi Sumber Gempa .................................................. 26
3.5. Transformasi Fourier ...................................................................... 28
3.6. Sistem Penerima Seismograf .......................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4 Data Kegempaan Harian Gunung Lokon bulan April – Mei 2012 .... 40
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvii
24. Gempa monokromatik .......................................................................... 54
25. Puncak frekuensi dominan gempa monokromatik ................................. 55
26. Ilustrasi penyebab gempa monokromatik ............................................... 56
25. Gempa tektonik pada 4 April 2012 pukul 01:57:08.197........................... 58
26. Gempa tektonik pada 1 Mei 2012 ........................................................... 59
27. Ilustrasi Pergerakan Magma ................................................................. 60
xvii
I. PENDAHULUAN
(Katili, 1986).
ditranslasi ke dalam istilah geologi dan informasi mengenai perubahan sifat elastis
yang bersifat elastis merambat sampai ke inti bumi dan kemudian muncul kembali
fungsi dari medium yang dilalui atau bergantung pada konstanta elastik batuan
2
dan sifat gelombang seismik ketika kecepatannya berubah. Sedangkan teori dasar
gelombang seismik atau gelombang elastik adalah mencari bentuk solusi dari
elastik.
Gunung Lokon merupakan salah satu gunungapi aktif di antara lima gunungapi
aktif yang ada di Minahasa. Gunung Lokon yang berlokasi di Tomohon, Provinsi
Sulawesi Utara merupakan salah satu gunungapi yang sering meletus. Dalam
kurun waktu antara tahun 2000 sampai dengan 2003, letusan berlangsung secara
beruntun hampir setiap tahun. Setelah istirahat selama 4 tahun, aktivitas Gunung
tersebut ditandai oleh peningkatan jumlah gempa vulkanik dan gempa hembusan.
Sampai dengan awal 2011 jumlah gempa vulkanik berfluktuasi antara 100 - 800
struktur geologi dan tectonic setting di daerah Sulawesi Utara dan menyatakan
bahwa Gunung Lokon – Empung, Gunung Mahawu dan Gunung Soputan tumbuh
pada tepi dinding Kaldera Tondano serta merupakan gunungapi dengan potensi
bahaya yang tinggi, jika terjadi erupsi dikaitkan dengan lokasinya yang terletak
antara kedalaman 1,5 – 5,5 km serta kedalaman 0,8 km di bawah kawah aktif
Haerani, dkk (2010) melakukan studi terpadu seismik dan deformasi di Gunung
Lokon dan menyatakan bahwa dari hasil analisis kandungan frekuensi ditemukan
adanya gempa dengan gelombang frekuensi rendah (low frequency). Gempa ini
erat kaitannya dengan aktivitas di permukaan atau pada kedalaman yang sangat
vulkanik. Jenis gempa vulkanik tersebut yang diamati pada banyak gunungapi
Dalam penelitian ini digunakan data gempa dari hasil rekaman lima stasiun di
Gunung Lokon, yaitu stasiun Empung (EMP), Kinilow (KIN), Sea (SEA),
Tatawiran (TTW), dan Wailan (WLN) pada bulan April – Mei 2012.
puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga
merupakan gunung kembar, oleh karena itu sering disebut Kompleks Lokon-
Empung. Secara geografis puncak Gunung Lokon terletak pada 1o21,5’ LU dan
1979).
. Gambar 1 Peta lokasi Gunung Lokon, Sulawesi Utara (Kristianto dkk, 2012)
6
yang berlangsung dalam tahun 1350 dan 1400. Sejak tahun 1829 titik kegiatannya
pindah ke pelana antara dua puncak yang dikenal dengan Kawah Tompaluan dan
menjadi kawah aktif hingga saat ini. Secara geografi Kawah Tompaluan berada
2.1) yang terdiri dari stasiun Empung (EMP), Sea (SEA), Kinilow (KIN),
Tatawiran (TTW), dan Wailan (WLN). Data gempa analog ditransmisikan dengan
gelombang radio dari setiap stasiun seismik di lapangan menuju Pos PGA Lokon.
Data diakuisisi dan menjadi data digital dengan sistem earthworm dan argalite
Gambar 3. Peta lokasi stasiun seismik Gunung Lokon (Kristianto dkk, 2010)
8
2.2 Geomorfologi
geomorfologi daratan.
Satuan geomorfologi Kerucut menempati daerah sekitar tubuh Gunung Lokon dan
Gunung Empung. Gunung Lokon mempunyai puncak yang datar tanpa kawah
dengan kemiringan antara 30° - 70°. Sedangkan Gunung Empung mempunyai dua
buah kerucut terpancung, yaitu Empung Muda di bagian barat dan Empung Tua di
sungainya adalah radial dengan lembah berbentuk “V”, dengan tebing yang relatif
Kawah Tompaluan merupakan kawah paling aktif saat ini yang terbentuk sekitar
daerah Malalyang dan dataran tinggi Kakaskasen pada elevasi lebih kurang 800
Ada dua struktur sesar, yaitu Sesar Tatawiran dan Sesar Kinilow. Ciri-ciri adanya
tebing sepanjang lembah yang dilalui oleh sesar, kemudian adanya kelurusan
Magma yang cair dan kental serta lebih ringan daripada batuan sekitarnya
Oleh karena itu, magma yang naik secara tegak akhirnya cenderung mengikuti
bidang lemah tersebut. Itu salah satu sebab tanah Minahasa banyak dijumpai
kerucut gunungapi.
Pada skala yang lebih sempit dengan melihat strukturnya secara lokal, kompleks
Gunung Mahawu di sebelah timur. Disisi timur Tatawiran dan di sisi barat
graben. Pada jalur sesar tersebut merupakan bidang lemah yang arahnya utara ke
selatan dan membelah Lokon – Empung sekaligus merupakan cikal bakal Gunung
2.4. Stratigrafi
berupa klastika gunungapi kasar, terutama bersifat andesitik, yang dicirikan oleh
banyaknya batu apung, tufa, tufa lapili dan breksi ignimbrit sangat padat. Satuan
ini diperkirakan sebagai hasil letusan hebat yang terjadi pada saat pembentukan
struktur dan zona lemah. Pada awal Kuarter di daerah zona lemah inilah
(Ta.V), sebagian besar berupa lava dan satuan Vulkanik Mahawu (M.V), juga
Pada sisi Timur Gunung Tatawiran dan sisi Barat Gunung Mahawu terjadi sesar
normal yang berarah Utara-Selatan. Akibat sesar ini di antara kedua gunung
lemah inilah kemudian muncul titik-titik erupsi baru yang membentuk kompleks
Lokon-Empung.
Lava Pineleng (Pi.l) dan dilanjutkan dengan erupsi fase kedua yang membentuk
Bukit Punuk, menghasilkan Lava Punuk 1 (P.l1) dan Lava Punuk 2 (P.l2). Lava
(ET.l1), Lava Empung Tua 2 (ET.l2), Lava Empung Tua 3 (ET.l3), Lava Empung
basaltik.
Fase keempat pembentukan Gunung Lokon. Pada fase ini terjadi perselingan
antara erupsi efusif yang menghasilkan satuan batuan lava dan erupsi eksplosif
yang menghasilkan endapan satuan batuan aliran piroklastik dan jatuhan yang
satuan batuan ini terdiri dari satuan batuan Lava Lokon 1 (L.l1), Lava Lokon 2
(L.ap3), Lava Lokon 5 (L.l5), Lava Lokon 6 (L.l6) dan Jatuhan Piroklastik Lokon
Fase kelima pusat kegiatan kembali lagi ke Gunung Empung, secara berurutan
menghasilkan satuan batuan Lava Empung 1 (E.l1), Lava Empung 2 (E.l2), Lava
Empung 3 (E.l3), Lava Empung 4 (E.l4), Lava Empung 5 (E.l5), Lava Empung 6
(E.l6) dan diakhiri dengan erupsi yang menghasilkan endapan Jatuhan Piroklastik
Fase keenam terjadi pada tahun 1829 berupa letusan samping (flank eruption)
Gunung Lokon dan mengambil tempat pada sadel di antara Gunung Lokon dan
Gunung Empung. Pusat erupsi tersebut kini dikenal sebagai Kawah Tompaluan.
Fase ini merupakan fase terakhir dan masih berlangsung hingga sekarang. Satuan
batuan yang dihasilkan terdiri dari satuan Aliran Piroklastik Tompaluan (T.ap)
dan Jatuhan Piroklastik (T.jp). Letusan besar terakhir terjadi pada tahun 1991,
Lembah Pasahapen dan jatuhan piroklastik berupa bom, lapili dan abu.
Gunungapi Lokon merupakan city volcano, yaitu gunungapi yang terletak pada
daerah dengan populasi penduduk yang padat, sehingga mempunyai risiko tinggi
13
terhadap bahaya letusan gunungapi. Selain itu ditinjau dari frekuensi kejadian
tinggi.
puncak Gunung Empung. Sejak 1829 titik letusan bergeser ke arah selatan, yaitu
di pelana antara puncak Gunung Lokon dan puncak Gunung Empung yang
tahun, sedangkan interval letusan yang panjang sekitar 64 tahun. Karakter letusan
letusan magmatik. Pada tahun 1991 terjadi letusan magmatik disertai dengan
awan panas yang mencapai jarak luncur sekitar 1,5 km yang mengalir ke lembah
Februari 2011, dan mencapai puncak pada Juli 2011. Karakter letusan pada
freatomagmatik
Tabel 2 Sejarah erupsi Gunung Lokon (Data dasar gunungapi Indonesia, 2011)
Tahun Kegiatan
beberapa bulan
Kawah Pasahapen
Tompaluan
Pasahapen.
Tompaluan
pijar
SIAGA
16
ke tempat lain sesuai dengan arah perambatannya (Tjia, 1993). Gerak gelombang
adalah peristiwa perambatan suatu gangguan lokal, terjadinya gangguan pada titik
tertentu berarti adanya masukan energi pada titik medium tersebut. Karena itu,
gerak gelombang merupakan gerak perambatan energi yang berawal dari lokasi
gangguan semula.
badan (body wave) yang memiliki kecepatan paling tinggi dari pada
yang merambat bolak balik dengan arah rambatnya. Gelombang ini terjadi
mantel dan inti bumi, ± 1,5 km/s di dalam air, dan ± 0,3 km/s di udara.
gelombang badan (body wave) yang memiliki gerak partikel tegak lurus
Gelombang ini tidak dapat merambat pada fluida sehingga pada inti bumi
bagian luar tidak dapat terdeteksi sedangkan pada inti bumi bagian dalam
kerak bumi, > 4,5 km/s di dalam mantel bumi, dan 2,5 - 3,0 km/s di
1. Gelombang Love
2. Gelombang Rayleigh
memiliki kecepatan (VR) adalah ± 2,0 - 4,2 km/s di dalam bumi. Arah
rambatnya bergerak tegak lurus terhadap arah rambat dan searah bidang
datar.
a)
b)
c)
d)
permukaan : (c)gelombang love dan (d)gelombang Rayleigh (Lay, dkk., 1995 (Bolt, 1975))
20
Sumber dari tipe gempa ini terletak di bawah gunungapi pada kedalaman 1
sampai 20 km, biasanya muncul pada gunungapi yang aktif. Gempa tipe A
dapat disebabkan oleh adanya magma yang naik ke permukaan yang disertai
rekahan-rekahan. Ciri utama dari gempa tipe A ini adalah selisih waktu tiba
gelombang Primer (P) dan gelombang Sekunder (S) sampai 5 detik dan
berdasarkan sifat fisisnya, gempa ini bentuknya mirip dengan gempa Tektonik.
gunungapi yang aktif. Gerakan awalnya cukup jelas dengan waktu tiba
gelombang S yang tidak jelas dan mempunyai nilai magnitudo yang kecil.
3. Gempa Letusan
Berdasarkan hasil pengamatan seismik sampai saat ini dapat dikatakan bahwa
gerakan pertama dari gempa letusan adalah push-up atau gerakan ke atas.
Dengan kata lain, gempa letusan ditimbulkan oleh mekanisme sebuah sumber
4. Gempa Tremor
Salah satu contoh dari tremor adalah letusan tipe Hawaii yang selalu berulang
tiap beberapa detik dan akan berakhir dalam waktu yang cukup lama. Tremor
gempa vulkanik dangkal (tipe A) dan gempa vulkanik dalam (tipe B). Gempa LF
23
dari klasifikasi Endo hampir mirip dengan gempa tipe B pada klasifikasi
Minakami (1974), hanya saja mempunyai kedalaman yang lebih dalam dari pada
tipe B yaitu sekitar 2-3 km dengan kandungan frekuensinya berkisar antara 1-5
Hz. Sedangkan untuk tipe HF mempunyai kandungan frekuensi lebih dari 5 Hz.
White Island, Selandia Baru. Namun sering kali klasifikasi ini juga diterapkan
pada gempa gempa vulkanik yang ada di daerah lain. Latter mengklasifikasikan
gempa kedalam dua kelompok besar yaitu tipe vulkanik dan tipe tektonik. Tipe
2-3 Hz,
dari 3 Hz..
Gempa gempa yang termasuk dalam tipe frekuensi rendah misalnya gempa tipe B
dan gempa letusan yang ada di klasifikasi Minakami (1974). Gempa dengan coda
sinusoidal yang panjang (sinusoidal long coda part), yang dikenal sebagai gempa
Galeras (Gómez dan Torres, 1997; Narvaez, dkk, 1997.), belum ditemukan oleh
Minakami (1974), Latter (1979) dan Endo, dkk (1981). Jenis gempa ini ditandai
dengan meluruhnya coda secara perlahan dengan bentuk sinusoidal dan dapat
24
Gempa ini biasanya muncul diikuti oleh osilasi dengan jangka waktu yang
gunungapi Galeras (Gómez dan Torres, 1997,. Navárez, dkk, 1997), dan jenis
di Gunungapi Kuchinoerabujima.
10 Hz pada spektralnya.
2. Tipe High frequency (HF) : Gelombang S tidak dapat dilihat secara jelas.
3. Tipe Low frequency (LF) : Gelombang S tidak dapat dilihat secara jelas,
sub-dominan.
Episenter adalah pusat gempa dengan letak berdasarkan pada peta permukaan dan
awal terjadinya gempa bumi dimana fokus bagian dalam bumi. Sehingga dapat
S ∆ E
D f
Banyak metode yang telah dilakukan oleh ahli seismologi untuk menentukan
episenter maupun hiposenter dan origin time suatu gempabumi, antara lain:
1. Metode Hiperbola
bumi sebagai media homogen horizontal. Dengan data interval waktu tiba
gelombang P pada setiap dua stasiun dapat dibuat kurva hiperbola, sehingga
2. Metode Bola
Metode ini menggunakan data interval waktu interval waktu tiba gelombang
tiap stasiun. Titik potong dari bola-bola tersebut yang ditafsirkan sebagai
3. Metode Tripartit
Metode ini menggunakan tiga stastiun pencatat gempa dengan data interval
waktu tiba gelombang P dan S. Metode ini mengalami kesulitan jika ternyata
yang datang adalah gelombang refraksi dan medium bumi dianggap homogen.
Metoda ini merupakan metoda yang paling sederhana, dimana data yang
digunakan adalah data S-P dari setiap kejadian gempa. Metoda ini minimal
yang dianggap sama di semua stasiun. Dengan nilai S-P masing-masing stasiun
dapat dibuat lingkaran dengan titik pusat lokasi tiap stasiun dan menggunakan
jari-jari.
28
D = Vs . ts ts = D / Vs ………………. (3.2)
ts - tp = ……………………………. (3.3)
…………………………….. (3.4)
5. Metode Geiger
Metode ini menggunakan data waktu tiba gelombang P dan S, dan disini media
bumi tidak lagi harus diandaikan homogen, tetapi diandaikan dari perlapisan
maupun refraksi.
(Susilawati, 2008)
29
hasil penjumlahan dari basis fungsi sinusoidal. Basis tersebut dapat memberikan
informasi dari sinyal yang dianalisis dalam domain frekuensi dengan domain
diperoleh informasi spektrum dari sinyal asli dalam domain frekuensi dimana
dalam bentuk komponen spektral. Transformasi fourier dari suatu fungsi x(t)
dinyatakan sebagai:
diskrit adalah:
X( = x1 – ix2 (
30
seismograf, dan untuk saat ini hampir seluruh Pos Gunungapi di Indonesia
Untuk RTS digital prinsipnya hampir sama, hanya pada transmiter, data yang
Converter).
seismik digital maka perlu dilakukan konversi terlebih dahulu. Konversi yang
31
digital adalah:
1. Sensitivitas alat
LS-1 Ranger memiliki sensitivitas 345 V/(m/s) dan frekuensi alami alat 1
Hz
2. Perbesaran alat
6.1. Kesimpulan
1. Gempa vulkanik dangkal terletak pada kedalaman 0,5 s.d -1,5 km, berdurasi 3
2. Gempa vulkanik dalam terletak pada kedalaman -1 s.d -6 km, berdurasi antara
3. Gempa long periode yang ditemukan adalah dua gempa monokromatik low
6.2. Saran
penelitian ini bisa dijadikan refrensi untuk tanggap darurat (mitigasi bencana).
DAFTAR PUSTAKA
Bolt, B.A . 1982. Inside In The Earth: evidance From Earthquakes. Freman. San
Fransisco.
Chouet, B. 1992. A seismic model for the source of long-period events and
harmonic tremor. In Volcanic Seismology, IAVCEI Proceeding in
Volcanology 3, Springer-Verlag, 133-156.
Chouet, B. 1996. Long-period volcano seismology: its source and use in eruption
forecasting. Nature, 380, 309-316.
Gómez M., Torres C., R.A. 1997. Unusual low-frequency volcanic seismic events
with slowly decaying coda waves observed at Galeras and other volcanoes.
J. Volcanol. Geotherm. Res., 77, 173-19.
Haerani, N., Gunawan, H., Kristianto, Kushendratno, Wittiri, S.R. 2010. Studi
Terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara, Jurnal
Lingkungan dan Bencana Geologi, Volume 1 No. 3, Desember 2010.
Haerani, Nia. 2012. Disertasi: Rekonstruksi Kantung Magma Gunung Api Lokon
– Sulawesi Utara Berdasarkan Merode GPS. Institu Teknologi Bandung.
Bandung
Kristianto,. 1996. Laporan Evaluasi Visual dan Seismik G. Lokon 1995. Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung
Kristianto dan Gunawan H,. 2012. Gejala Awal Letusan Gunung Lokon Februari
2011 - Maret 2012. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.
Bandung.
Lay, T. dan Wallace, TC. 1995. Modern Global Seismology. Academic Press. San
Diego.
Wittiri, S.R. dan Haerani, N. 2006. Kawah Tompaluan, Gunung Lokon Sedang
Dalam Proses Amblas. Bulletin Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi. Bandung.
9)
10)
11)
12)
15 Mei 2012 (07:02:31.044)
17 Mei 2012 (00:42:13.387)
17 Mei 2012 (08:04:33.514)
GEMPA VULKANIK DANGKAL
2 Mei 2012 (07:29:26.460)
6 Mei 2012 (12:56:09.005)
8 Mei2012 (07:53:37.334)
13 Mei 2012 (08:45:15.878)
17 Mei 2012 (01:01:20.856)
17 Mei 2012 (01:06:38.826)
17 Mei 2012 (08:27:17.734)
17 Mei 2012 (09:41:08.630)
17 Mei 2012 (09:43:53.209)
17 Mei 2012 (11:47:26.746)
GEMPA MONOKROMATIK
17 Mei 2012 (19:13:25.656 )
23 Mei 2012 (23:27:21.043)
GEMPA TEKTONIK
2 April 2012 (10:33:40.017)
2 April 2012 (18:29:02.218)
4 April 2012 (01:57:08.197)
4 April 2012 (02:57:37.762)
3 April 2012 (20:45:37.406)
1 Mei 2012 (21:00:59.210)
2 Mei 2012 (09:33:08.136)
9 Mei 2012 ( 11:36:22.498 )
17 Mei 2012 (09:46:03.126)