Mahmud Nasapi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Peramalan Permintaan Susu Pasteurisasi Menggunakan

Metode Jaringan Syaraf Tiruan dan Time Series


(Studi Kasus di Koperasi Susu SAE Pujon, Malang)

Forecasting of Pasteurized Milk Demand By Using


Artificial Neural Network and Time Series Methods
(A Case Study of SAE Milk Cooperative of Pujon, Malang)

Mahmud Nasapi1*), Imam Santoso2), Mas’ud Effendi2)


1)Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran No. 1 Malang 65145
*email: mahmud.nasapi46@yahoo.co.id

Abstrak
Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu
perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi
input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini
untuk membandingkan akurasi hasil peramalan permintaan produk susu pasteurisasi koperasi
susu SAE Pujon menggunakan metode jaringan syaraf tiruan (JST) dengan time series sehingga
dapat diketahui metode yang paling tepat diterapkan di Koperasi susu SAE Pujon. Data yang
digunakan dalam penelitian ini fokus pada empat variabel yaitu data volume penjualan, harga
produk, biaya promosi dan biaya distribusi serta jumlah tempat pemasaran. Analisa data
dilakukan dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan menggunakan software Matlab 7.10 dan
metode Time Series menggunakan software SPSS 17.0. Arsitektur jaringan terbaik pada
peramalan ini, yaitu 3-10-1 (3 neuron input, 10 neuron hidden layer, 1 neuron output) dengan nilai
MSE terkecil yaitu 0.000186. Metode terbaik pada peramalan time series adalah metode Simple
Seasonal. Nilai Mean Square Error (MSE) pada metode time series sebelum dan sesudah
peramalan sama sebesar 52364211.36, sedangkan nilai MSE metode jaringan syaraf tiruan pada
saat pelatihan (pemodelan) sebesar 21516.71 dan pada saat testing sebesar 489321.2676. Nilai
MAPE pada metode jaringan syaraf tiruan dan time series berturut-turut adalah 1.1721% dan
14.793%. Rata-rata persentase kesalahan hasil simulasi peramalan permintaan menggunakan
JST pada periode April – Juni 2014 adalah sebesar 2.29%, sedangkan untuk time series adalah
sebesar 28.91%.
Kata Kunci: Jaringan Syaraf Tiruan, MAPE, Metode Time Series, MSE, Rata-rata Persentase
Kesalahan Peramalan

Abstract
The demand forecasting is demand projection for product or services of companies that control the
production, capacity and scheduling system and become input for the financial planning, marketing, and
human resources. The research aimed at comparing the forecasting result accuracy of pasteurized milk
product of the SAE milk cooperative of Pujon by using Artificial Neural Network method (ANN) with
time series method, so it can be known the most accurate method for SAE milk cooperative of Pujon. The
used data in the research focused to the four variable that is the sales volume, product price, promotion
cost and distribution cost, and marketing outlet. The data analysis was done using Artificial Neural
Networks using Matlab software 7.10 and Time Series method using the software SPSS 17.0. The best
network architecture for the forecasting, that is 3-10-1 (3 neuron input, 10 neuron hidden layer, 1 neuron
output) with the least MSE value of 0.000186. The best method at the time series was simple seasonal
method. The mean square error (MSE) value at the time series before and after forecasting is

0
52364211.36, while the MSE of artificial neural network method during the coach (modeling) is 21516.71
and during testing is 489321.2676. MAPE values on artificial neural network method and the time series
in a row 1.1721% and 14.793%. The average percentage error simulation results using ANN forecasting
demand in the period April-June 2014 to 2.29%, while for the time series is equal to 28.91%.
Keywords: Artificial Neural Network, Average Percentage Error Forecasting, MAPE, MSE, Time
Series Method.

PENDAHULUAN peningkatan biaya stock out bahkan dapat


kehilangan pelanggan.
Industri pengolahan susu akhir-akhir ini Penelitian tentang peramalan
sedang mengalami peningkatan penjualan. permintaan susu pasteurisasi ini bertujuan
Meningkatnya permintaan susu pengolahan untuk membandingkan akurasi hasil
ini seiring dengan meningkatnya peramalan permintaan produk susu
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh pasteurisasi koperasi susu SAE Pujon
karena itu, Asosiasi Industri Pengolahan Susu menggunakan metode jaringan syaraf tiruan
(AIPS) memperkirakan penjualan susu (JST) dengan time series sehingga dapat
olahan meningkat 10%. Prospek industri susu diketahui metode yang paling tepat
yang semakin menjanjikan ini, mendorong diterapkan di Koperasi susu SAE Pujon.
produsen susu terus menambah kapasitas Beberapa metode yang dapat digunakan
produksi dan membangun pabrik baru di untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
Indonesia. Hal tersebut memiliki arti positif diantaranya adalah metode jaringan syaraf
karena dapat menambah investasi dan tiruan dan time series. Jaringan Syaraf Tiruan
mendatangkan devisa bagi negara. (JST) adalah sistem pemroses informasi yang
Salah satu perusahaan susu di Indonesia memiliki karakteristik unjuk kerja tertentu
adalah koperasi susu SAE Pujon. Koperasi yang menyerupai jaringan syaraf biologi
susu SAE Pujon terletak di Jl. Brigjend Abdul (Mulyana, 2008). Metode yang digunakan
Manan Wijaya 16 Pujon, Malang. Sebagai sebagai pembanding dalam penelitian ini
salah satu koperasi penghasil susu adalah metode time series. Menurut Herjanto
pasteurisasi, koperasi susu SAE Pujon (2003), metode serial waktu (deret berkala,
tentunya memiliki banyak pesaing. Sangatlah time series) adalah metode yang digunakan
penting bagi pihak koperasi untuk menjaga untuk menganalisis serangkaian data yang
eksistensi produknya. Produk susu merupakan fungsi dari waktu. Dalam
pasteurisasi yang berada di Pujon memiliki peramalan JST dilakukan dengan
prospek yang baik untuk dikembangkan mempertimbangkan unsur bauran pemasaran
lebih lanjut mengingat letak Pujon sangat yang digunakan sebagai masukan (input).
strategis yaitu dekat dengan Kota Malang Unsur bauran pemasaran yang digunakan
dan Kota Batu. Faktor pendukung lainnya adalah harga produk, jumlah tempat
adalah banyaknya para peternak sapi perah pemasaran, biaya distribusi dan biaya
sehingga memudahkan untuk pasokan bahan promosi. Sedangkan peramalan dengan
baku kepada pihak produsen. metode time series menggunakan data volume
Permasalahan yang dihadapi oleh penjualan sebagai input dalam peramalan.
koperasi susu SAE Pujon adalah masih
kesulitan dalam meramalkan permintaan BAHAN DAN METODE
konsumen terhadap permintaan produk susu
pasteurisasi karena peramalan yang Penelitian dilakukan di Koperasi susu
dilakukan berdasarkan perkiraan dari SAE Pujon yang terletak di Jl. Brigjend Abdul
periode lalu. Koperasi belum bisa Manan Wijaya 16 Pujon, Malang. Penelitian
meramalkan permintaan susu pasteurisasi ini dilaksanakan Maret sampai Mei 2014.
periode mendatang. Peramalan permintaan Pengolahan data dilakukan di Laboratorium
yang terlalu besar akan berdampak pada Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi
peningkatan biaya produksi dan biaya Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
inventori jika terdapat produk yang tidak Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
habis terjual. Sebaliknya, apabila peramalan
permintaan terlalu kecil, maka akan terjadi

1
Batasan Masalah neuron output layer (Kusumadewi dan Hartati,
Penelitian ini dilakukan dengan batasan 2006).
masalah sebagai berikut: Algoritma pembelajaran yang
1. Penelitian dengan metode jaringan syaraf digunakan dalam penelitian ini adalah
tiruan ini dilakukan untuk meramalkan Backpropagation. Backpropagation merupakan
permintaan produk susu pasteurisasi Kop salah satu metode pelatihan dari Jaringan
SAE Pujon untuk periode April 2014 – Syaraf Tiruan. Backpropagation menggunakan
Maret 2015. arsitektur multilayer dengan metode pelatihan
2. Peramalan dilakukan produk susu supervised training (Pakaja dkk, 2012).
pasteurisasi Kop SAE Pujon kemasan cup Diagram alir algoritma Backpropagation seperti
berlabel. pada Gambar 1.
3. Pada saat erupsi Gunung Kelud terjadi Mulai
tidak mempengaruhi hasil peramalan
periode April 2014 – Maret 2015 karena
Data
pada bulan Februari 2014 volume Training
penjualan susu pasteurisasi masih stabil.
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Inisialisasi Bobot
fokus pada empat variabel yaitu data
volume penjualan, harga produk, biaya
promosi dan biaya distribusi serta jumlah Setting Input

tempat pemasaran yang sudah tersedia


pada bulan Januari 2009 – Maret 2014. Propagasi Maju
Data tersebut hanya digunakan sebagai
input (masukan data) pada peramalan Penghitungan Error Keluaran
susu pasteurisasi Kop SAE Pujon.
Propagasi Balik
Asumsi
Penelitian ini dilakukan dengan asumsi Perubahan Bobot
bahwa :
a. Fasilitas produksi tidak mengalami
perubahan selama horizon peramalan. Iterasi (epoch) Iterasi ≥
b. Bahan baku produksi selalu tersedia. = Maksimal MSE ≤ Error
Iterasi + 1 Iterasi
c. Jumlah tenaga kerja tidak mengalami Tidak Tidak
perubahan selama horison perencanaan. Ya

d. Peramalan permintaan produk susu Ya


Simpan
pasteurisasi Kop SAE Pujon kemasan cup Bobot

berlabel secara keseluruhan.


Selesai
Peramalan Permintaan Menggunakan
Metode Jaringan Syaraf Tiruan Gambar 1. Diagram Alir Algoritma
Arsitektur jaringan yang dipakai adalah Backpropagation
jaringan layar jamak (multi layer network). Penjelasan mengenai tahap algoritma
Dalam jaringan ini, selain unit input dan backpropagation adalah sebagai berikut:
output dan unit-unit lain (sering disebut layar a. Data training
tersembunyi). Jaringan syaraf layar jamak Data training adalah pasangan data
dapat menyelesaikan masalah yang lebih masukkan dan keluaran aktual (target) yang
kompleks dibandingkan dengan layar diberikan pada jaringan untuk dilatih
tunggal, meskipun kadangkala proses polanya. Sebelum diproses, data-data yang
pelatihan lebih kompleks dan lama (Siang, ada dinormalisasi terlebih dahulu. Data
2005). Perancangan arsitektur jaringan syaraf untuk training adalah data pada periode
tiruan dilakukan dengan menentukan jumlah Januari 2009 – Desember 2012, sedangkan
neuron input layer, neuron hidden layer dan data pada periode Januari 2013 – Maret 2014
digunakan untuk testing. Semakin besar

2
jumlah data training, semakin akurat dan dimana fungsi sigmoid dirumuskan
adaptif hasil peramalan. sebagai:
b. Inisialisasi bobot awal ................................(7)
Proses inisialisasi adalah proses untuk jadi:
memberikan nilai – nilai awal pada bobot
....................(8)
yang bisa berupa nilai 0 atau 1 (Emanuel dan
Hartono, 2008). Inisialisasi bobot awal Selanjutnya, keluaran jaringan (yk)
dilakukan dengan pemberian nilai bobot dan dibandingkan dengan target yang harus
bias awal dengan bilangan acak terkecil. dicapai (=tk). Selisih antara tk-yk adalah
Biasanya bobot awal diinisialisasi secara kesalahan yang terjadi.
random dengan nilai antara -0.5 sampai 0.5 d. Propagasi balik (Backpropagation)
atau -1 sampai 1. Hal ini dilakukan karena Berdasarkan kesalahan tk-yk, dihitung
apabila nilai bobot awal terlalu besar, maka faktor ẟk (k = 1, 2, 3,..., m) yang dipakai untuk
input ke setiap lapisan tersembunyi atau mendistribusikan kesalahan di unit yk ke
lapisan output akan jatuh pada daerah semua unit tersembunyi yang terhubung
dimana turunan fungsi sigmoidnya akan langsung dengan yk. Faktor kesalahan
sangat kecil. Sebaliknya, apabila nilai bobot dihitung dengan:
awal terlalu kecil akan menyebabkan proses ẟk = (tk – yk) f’(y_ink)...................(9)
pelatihan akan berjalan sangat lambat. dimana:
c. Umpan maju (Feedforward) f’(y_ink) = yk(1-yk).....................(10)
Selama Feedforward, sinyal masukan (=xi) jadi:
dipropagasi maju ke lapisan tersembunyi ẟk = (tk – yk) yk(1-yk)..................(11)
menggunakan fungsi aktivasi yang ẟk merupakan unit kesalahan yang akan
ditentukan. Semua keluaran dari unit dipakai dalam perubahan bobot lapisan di
masukan di unit tersembunyi z_inj (j = 1, 2, bawahnya dan juga dipakai untuk mengubah
3,.....,p) dihitung dengan: bobot garis yang terhubung langsung dengan
unit keluaran. Nilai perubahan unit bobot
∑ .........(1) keluaran (Δwkj) dihitung dengan:
Kemudian dihitung sesuai dengan fungsi Δwkj = α ẟk zj...............................(12)
pengaktif yang digunakan. Pada penelitian k = 1, 2, 3,...., m ; j = 0, 1, 2,....., p
ini fungsi yang digunakan adalah fungsi Dengan cara yang sama, dihitung faktor
sigmoid maka bentuk fungsi tersebut adalah: ẟj di setiap unit lapisan tersembunyi sebagai
( ∑ ) dasar perubahan bobot semua garis yang
............(2) berasal dari unit tersembunyi di lapisan di
Dimana fungsi sigmoid dirumuskan bawahnya. Faktor kesalahan pada lapisan
sebagai: tersembunyi ( dihitung dengan:
∑ ẟ ...................(13)
..........................(3)
Faktor kesalahan pada unit tersembunyi
jadi:
(ẟj) dihitung dengan:
...........................(4) ∑ ẟ
Keluaran dari unit masukan di setiap unit ...........(14)
lapisan tersembunyi (=zj) tersebut selanjutnya dimana:
dipropagasi maju lagi ke lapisan tersembunyi ................(15)
di atasnya menggunakan fungsi aktivasi yang jadi:
ditentukan. Demikian seterusnya hingga ...............(16)
menghasilkan keluaran jaringan (=yk). Nilai perubahan bobot unit tersembunyi
∑ .........(5) (Δvji) dihitung dengan:
Δvji = α ẟj xi................................(17)
Kemudian dihitung kembali dengan j = 1, 2, 3,..., p i = 0, 1, 2,....,n
fungsi pengaktif sigmoid dengan rumus: Demikian seterusnya hingga semua faktor
∑ ẟ di unit tersembunyi yang berhubungan
langsung dengan unit masukan dihitung.
..................(6)

3
e. Pemberhentian pembelajaran Metode Moving Average ini paling sesuai
Ketiga fase tersebut diulang – ulang terus apabila pola data masa lampau yang dimiliki
hingga kondisi penghentian dipenuhi. bertipe siklikal (Soedjianto dkk, 2006):
Umumnya kondisi penghentian yang sering a) Jika data time series tidak diketahui
dipakai adalah jumlah iterasi atau kesalahan. polanya, artinya tidak ada gejala trend
Iterasi akan dihentikan jika jumlah iterasi naik maupun turun, musiman dan
yang dilakukan sudah melebihi jumlah sebagainya, maka untuk meramalkan Ft
maksimum iterasi yang ditetapkan, atau jika dapat digunakan metode single moving
kesalahan yang terjadi sudah lebih kecil dari average sebagai berikut:
batas toleransi yang diijinkan. Kriteria ∑ ...........(20)
pemberhentian pembelajaran pada penelitian
∑ ......(21)
ini adalah jumlah iterasi yang ditoleransi
sebanyak 2.000 iterasi. Keterangan
f. Penerapan FT+1 : Peramalan untuk Periode T+1
Selanjutnya untuk mengukur error XT : Data pada periode ke T
(kesalahan) forecast biasanya digunakan Mean T : Jangka waktu perataan
Absolute Percentage Error atau Mean Squared FT+2 : Peramalan untuk periode T+2
Error b) Jika data time series yang diamati,
1) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) merupakan suatu deret yang secara tetap
MAPE adalah rata-rata persentase absolut meningkat tanpa unsur kesalahan random
dari kesalahan peramalan dengan yang menghasilkan trend linier
menghitung error absolut tiap periode. Error meningkat, maka dapat digunakan
ini kemudian dibagi dengan n. Rumus dari metode double moving averages sebagai
MAPE ini adalah sebagai berikut (Soedjianto berikut:
dkk, 2006): ( ) –( ) ....(22)
( ) ∑| | ..............(18) dengan
dimana : .............(23)
Xt = permintaan aktual periode t .........(24)
Ft = ramalan permintaan periode t N = jangka waktu moving averages
n = jumlah periode peramalan m = jangka waktu forecast ke depan
2) Mean Squared Error (MSE) 2. Metode Exponential Smoothing
Mean squared error (MSE) yaitu rata-rata Metode Exponential Smoothing merupakan
dari kesalahan forecast dikuadratkan. Rumus prosedur perbaikan terus-menerus pada
dari MSE ini adalah sebagai berikut (Prabowo peramalan terhadap objek pengamatan
dkk, 2012): terbaru (Makridakis, 2005). Dalam pemulusan

...............................(19) eksponensial atau exponential smoothing
dengan terdapat satu atau lebih parameter
Xt : data sebenarnya terjadi pemulusan yang ditentukan secara eksplisit,
Ft : data ramalan dihitung dari model yang dan hasil ini menentukan bobot yang
digunakan pada waktu t dikenakan pada nilai observasi. Dengan kata
n : banyak data hasil ramalan lain, observasi terbaru akan diberikan
prioritas lebih tinggi bagi peramalan
Peramalan Permintaan Menggunakan daripada observasi yang lebih lama (Raharja
Metode Time Series dkk, 2010).
1. Metode Moving Averages a) Jika data time series memperlihatkan pola
Moving Average termasuk dalam time series konstan atau jika perubahannya kecil saja,
model yang merupakan metode peramalan maka untuk meramalkan Ft dapat
kuantitatif dengan menggunakan waktu digunakan metode single exponential
sebagai dasar peramalan. Untuk membuat smoothing sebagai berikut:
suatu peramalan diperlukan data historis Ft+1 = αXt + (1 – α) Ft.......................(25)
(masa lampau) permintaan. Data inilah yang Keterangan :
akan dianalisis dengan menggunakan Ft+1 : ramalan t waktu atau periode ke depan
parameter waktu sebagai dasar analisis. setelah pengamatan terakhir Xt
4
Ft : X1 Matlab 7.10. Model peramalan yang dibuat
α : Smoothing konstan terdiri dari 3 variabel independen (harga,
b) Jika data time series menunjukkan pola biaya promosi dan distribusi, outlet) dan 1
linier, maka dapat digunakan metode variabel dependen (volume penjualan).
double exponential smoothing dengan rumus Dalam jaringan syaraf tiruan, model ini
sebagai berikut: terbaca sebagai 3 unit (neuron) input dan 1
( ) –( ) ....(26) unit neuron output, sehingga rancangan
arsitektur jaringan yang digunakan dalam
dengan
penelitian adalah 1 lapis input dengan 3
S’t = α Xt + (1 – α) S’ t-1.....................(27)
neuron input dan 1 lapis output dengan 1
S”t = αS’t + (1 – α) S”t-1.....................(28)
neuron output, sedangkan neuron hidden layer
S”t = X...............................................(29)
dicari jumlah optimalnya (nilai MSE terkecil)
dimana S’t adalah nilai pemulusan
dari tiap jaringan melalui pelatihan (training).
eksponensial tunggal dan S”t adalah nilai
Pembelajaran jaringan membutuhkan
pemulusan eksponensial ganda
parameter-parameter yang digunakan untuk
c) Jika data time series tidak memperlihatkan
mengenali pola data. Parameter pembelajaran
pola konstan ataupun linier yang
dalam penelitian meliputi max. epoch 2000,
digunakan adalah metode triple exponential
dan learning rate 0.1 Maksimum epoch
smoothing dengan rumus sebagai berikut :
berfungsi sebagai kriteria pemberhentian
[ ]
pelatihan, yaitu pelatihan dihentikan setelah
[ ] ..(31) mencapai 2000 iterasi. Nilai goal (MSE)
[ ] adalah 0.0001, dipakai untuk menentukan
dengan batas nilai MSE agar iterasi dihentikan, nilai
S’t = α Xt + (1 – α) S’ t-1.........................(33) ini dipilih berdasarkan dengan trial dan error
S”t = αS’t + (1 – α) S”t-1..........................(34) sampai ketemu performance dan goal yang
S’”t = αS”t + (1 – α) S”’t-1.......................(35) terkecil. Pada momentum konstan (mc)
S’”t = X1..................................................(36) dipilih nilai 0.85, nilai ini dipiih karena pada
dimana S’t adalah nilai pemulusan pertama, komputer nilai default momentum sebesar
S”t adalah nilai pemulusan kedua dan S’”t 0.85. Hasil pelatihan jaringan produk susu
adalah nilai pemulusan ketiga. pasteurisasi Kop SAE Pujon dalam jaringan
3. Metode Dekomposisi syaraf tiruan dari masing-masing neuron
Dekomposisi adalah model dapat dilihat pada Tabel 1.
kecenderungan yang mempergunakan empat Tabel 1. Hasil Pelatihan Jaringan Susu
komponen pendekatan yaitu kecenderungan Pasteurisasi Kop SAE Pujon
(merupakan tingkah laku jangka panjang), Hidden Jumlah
MSE
cylical (bentuk siklis), seasional (bentuk Layer Neuron
musiman) dan komponen random. Model 1 0.00532
dekomposisi tersusun sebagai berikut 2 0.00413
(Saefulloh, 2011): 3 0.00234
Data= trend + musiman + siklus + error....(37) 4 0.00206
atau 5 0.00176
1
Ramalan= trend + musiman + siklus.......(38) 6 0.00107
7 0.000771
HASIL DAN PEMBAHASAN 8 0.000619
9 0.000262
Penelitian dengan metode jaringan 10 0.000186
syaraf tiruan ini dilakukan untuk Sumber : Data diolah (2014)
meramalkan permintaan produk susu Jaringan terbaik dihasilkan oleh
pasteurisasi Kop SAE Pujon untuk periode pelatihan jaringan 3-10-1 (3 neuron input, 10
satu tahun mendatang, yaitu April 2014 – neuron hidden layer, 1 neuron output) dengan
Maret 2015. Metode jaringan syaraf tiruan nilai MSE terkecil adalah 0.000186. Gambar
yang digunakan adalah Backpropagation, model Jaringan Syaraf Tiruan 3-10-1 dapat
dilakukan dengan menggunakan Software dilihat pada Gambar 2.

5
Z1

Z2

X1 Harga Produk Z3

Z4
X2 Biaya Promosi dan 1 neuron output
Biaya Distribusi
Z5
Y1 Peramalan
Permintaan
X3 Jumlah Outlet Z6

Z7
3 neuron input
Z8

Z9

E1 Z10
E2
10 neuron hidden layer

Gambar 2. Model Jaringan Syaraf Tiruan 3-10-1

Peramalan Permintaan Menggunakan yaitu periode satu tahun mendatang pada


Analisa Deret Waktu (Time Series) April 2014 – Maret 2015. Metode time series
Peramalan permintaan dilakukan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan data penjualan produk periode expert modeler dengan tipe all models. Metode
Januari 2009 – Maret 2014 dengan ini akan menghasilkan metode terbaik dari
menggunakan analisa deret waktu (time keseluruhan metode time series yang
series). Peramalan permintaan dilakukan digunakan. Hasil peramalan dapat dilihat
untuk meramalkan jumlah permintaan pada Gambar 3.
produk susu pasteurisasi Kop SAE Pujon
pada periode perencanaan yang akan datang,

Keterangan
Jumlah Volume Penjualan

Periode Peramalan
Gambar 3. Hasil Peramalan Permintaan dengan Menggunakan Metode Simple Seasonal

6
Dari Gambar 3 pola data yang semula 21516.71 menjadi 489321.2676 yang
ditunjukkan merupakan pola data random menunjukkan nilai MSE sesudah peramalan
(acak). Metode yang terbaik pada peramalan lebih besar dibandingkan nilai MSE sebelum
menggunakan SPSS ini yaitu Simple Seasonal. peramalan. Hal ini dikarenakan nilai mean
Melihat plot di atas terlihat bahwa hasil pada saat testing lebih besar dibandingkan
peramalan mengikuti bentuk pola datanya, nilai mean saat pemodelan. Pada Tabel 3
sehingga tingkat akurasi data tersebut merupakan nilai tengah kesalahan persentase
sebagai dasar untuk perencanaan cukup baik. absolut dari suatu peramalan. Nilai MAPE
Nilai RMSE (Root Mean Square Error) adalah memberikan informasi mengenai nilai
7236.312 sehingga nilai MSE adalah persentase kesalahan peramalan. Pada
52364211.36. peramalan dapat diketahui bahwa nilai
persentase kesalahan peramalan
Perbandingan Hasil Peramalan Metode menggunakan JST lebih kecil yaitu 1.1721%
Jaringan Syaraf Tiruan dengan Time Series dibandingkan metode time series dengan
Dalam penelitian ini, peramalan persentase kesalahannya sebesar 14.793%.
permintaan yang digunakan terdiri dari dua Setelah melakukan perbandingan pada
metode yaitu metode jaringan syaraf tiruan nilai MSE dan MAPE untuk kedua metode
dan time series. Kedua metode tersebut tersebut, selanjutnya melakukan validasi
nantinya akan dibandingkan untuk dipilih dengan cara membandingkan dengan data
sebagai metode yang paling cocok diterapkan penjualan aktual. Pembanding yang
di Koperasi susu SAE Pujon. Pembanding digunakan berupa data penjualan aktual susu
yang digunakan berupa perbandingan nilai pasteurisasi Kop SAE Pujon selama 3 bulan
MSE, nilai MAPE dan data penjualan aktual ke depan. Hasil perbandingan metode
susu pasteurisasi Kop SAE Pujon, sehingga jaringan syaraf tiruan, time series, dan data
bisa dilihat diantara kedua metode tersebut aktual dapat dilihat pada Tabel 4.
mana yang paling baik dalam meramalkan Berdasarkan nilai MSE, MAPE dan
susu pasteurisasi. Adapun perbandingan persentase kesalahan peramalan ketika
nilai MSE dan MAPE untuk metode Jaringan dibandingkan pada kedua metode tersebut
Syaraf Tiruan dan Time Series dapat dilihat dapat dikatakan bahwa metode jaringan
pada Tabel 2 dan Tabel 3. syaraf tiruan lebih cocok diterapkan di
Tabel 2. Nilai MSE Sebelum dan Sesudah Koperasi susu SAE Pujon dikarenakan
Peramalan Pada Metode Jaringan memiliki nilai MSE, MAPE dan persentase
Syaraf Tiruan dan Time Series kesalahan yang lebih kecil dibandingkan
Nilai MSE metode time series. Selain itu, pada metode
Metode
Sebelum Sesudah JST ini peramalannya dikaitkan dengan
Jaringan unsur-unsur yang mempengaruhi volume
21516.71 489321.2676
Syaraf Tiruan penjualan seperti harga, biaya promosi dan
Time Series 52364211.36 52364211.36 distribusi serta jumlah tempat pemasaran
Sumber : Data diolah (2014) dibandingkan metode time series yang tidak
Tabel 3. Nilai MAPE Peramalan Pada Metode dikaitkan dengan unsur-unsur yang
Jaringan Syaraf Tiruan dan Time mempengaruhi volume penjualan dalam
Series meramalkan jumlah volume penjualan
periode mendatang.
Metode Nilai MAPE
Jaringan Syaraf Tiruan 1.1721%
Time Series 14.793%
Sumber : Data diolah (2014)
Pada Tabel 2, nilai MSE sebelum dan
sesudah peramalan pada metode Time Series
tetap yaitu 52364211.36. Sedangkan, pada
metode JST terjadi perubahan nilai MSE yang

7
Tabel 4. Hasil Perbandingan Metode Jaringan Syaraf Tiruan, Time Series dan Data Aktual
Periode April – Juni 2014
Persentase Kesalahan
Simulasi Time Data Peramalan Terhadap
Tahun Periode
Peramalan JST Series Aktual Permintaan Aktual (%)
JST Time Series
2014 April 46.265 36.391 47.536 2.67 23.45
Mei 53.470 37.075 51.725 3.37 28.32
Juni 45.288 29.211 44.910 0.84 34.96
Rata-rata Kesalahan 2.29 28.91
Sumber : Data diolah (2014)
peramalan permintaan menggunakan JST
KESIMPULAN DAN SARAN dengan metode yang lain, perlu adanya
penelitian lebih lanjut untuk peramalan
Kesimpulan permintaan dengan mempertimbangkan
1. Penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan faktor-faktor bauran pemasaran yang lain
(JST) untuk peramalan permintaan susu serta diharapkan metode yang terpilih
pasteurisasi Kop SAE Pujon dengan diterapkan oleh Koperasi susu SAE Pujon
menggunakan model jaringan agar perencanaan produksi, pemasaran,
Backpropagation, menghasilkan arsitektur anggaran biaya dan perencanaan lainnya
jaringan single hidden layer terbaik yaitu 3- optimal.
10-1 (3 neuron input, 10 neuron hidden layer,
dan 1 neuron output), 3 neuron input DAFTAR PUSTAKA
merupakan faktor bauran pemasaran yang
meliputi harga produk, jumlah tempat Emanuel, A. W. R. dan Hartono, A. 2008.
pemasaran, biaya distribusi dan biaya Pengembangan Aplikasi Pengenalan
promosi, sedangkan untuk 1 neuron output Karakter Alfanumerik Dengan
merupakan nilai peramalan permintaan. Menggunakan Algoritma Neural
2. Pada peramalan metode time series, Network Three-Layer Backpropagation.
menghasilkan metode terbaik yaitu Jurnal Informatika, Vol.4, No.1, Juni
metode Simple Seasonal. Perbandingan 2008: 49 – 58.
akurasi hasil peramalan dari kedua
metode, sebagai berikut: nilai Mean Square Herjanto, E. 2003. Manajemen Operasi Edisi
Error (MSE) pada metode time series Ketiga. PT Grasindo. Jakarta.
sebelum dan sesudah peramalan sama
sebesar 52364211.36. Nilai MSE metode Kusumadewi, S dan Hartati, S. 2006.
jaringan syaraf tiruan pada saat pelatihan Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan
(pemodelan) sebesar 21516.71 dan pada Syaraf. Graha Ilmu. Yogyakarta.
saat testing sebesar 489321.2676.
Sedangkan nilai MAPE pada metode Makridakis, S. 2005. Metode dan Aplikasi
jaringan syaraf tiruan dan time series Peramalan. Binarupa Aksara. Jakarta.
berturut-turut adalah 1.1721% dan
14.793%. Rata-rata persentase kesalahan Mulyana, S. 2008. Teknik Peramalan Tingkat
hasil simulasi peramalan permintaan Penjualan Dengan Jaringan Syaraf
menggunakan JST pada periode April – Tiruan. Seminar Nasional Informatika
Juni 2014 adalah sebesar 2.29%, sedangkan 2008 (semnasIF 2008). UPN “Veteran”
untuk time series adalah sebesar 28.91%. Yogyakarta, 24 Mei 2008. ISSN : 1979-
2328.
Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan Pakaja, F, Agus N. dan Purwanto. 2012.
yang telah dilakukan, saran yang dapat Peramalan Penjualan Mobil
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan
dikemukakan yaitu perlu adanya penelitian
dan Certainty Factor. Jurnal EECCIS
lebih lanjut untuk membandingkan
Vol. 6, No. 1, Juni 2012.
8
Prabowo, Y., Achmad, H. dan Ajub, A. Z.
2012. Kompresi Citra Digital Aras-
Keabuan Menggunakan Metode
Hadamard. TRANSIENT, Vol.1, No.4,
Desember 2012, ISSN: 2302-9927.

Raharja, A. Wiwik, A. dan Retno, A. V. 2010.


Penerapan Metode Exponential
Smoothing untuk Peramalan
Penggunaan Waktu Telepon Di PT.
Telkomsel Divre3 Surabaya. SISFO-
Jurnal Sistem Informasi. 2337-439X
Oktober 2010. Vol. 1 No.4.

Saefulloh, D. 2011. Perencanaan


Pengembangan Gardu Induk Untuk 10
Tahun Ke Depan. Makalah Seminar
Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Siang, J. J. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan


Pemrogramannya Menggunakan
Matlab. Andi Offset. Yogyakarta.

Soedjianto, F. Tanti, O. dan James, A. A. 2006.


Perancangan dan Pembuatan Sistem
Perencanaan Produksi (Studi Kasus
Pada PT. Vonita Garment). Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2006 (SNATI 2006) Yogyakarta, 17 Juni
2006. ISSN: 1907-5022.

Anda mungkin juga menyukai