Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH perkembangan arsitektur 1

Arsitektur RENNAISANCE
( italia,prancis,spanyol, dan Portugal )

DISUSUN OLEH :

FAISAL : F 221 16 016

PRODI ARSITEKTUR ( S1)


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU – 2018
A. PENGERTIAN ARSITEKTUR RENAISANS

Pada zaman Renaissance manusia maupun alam tidak digeneralisasikan,melainkan diperlakukan sebagai
makhluk dan benda yang berdiri sendiri sendiri dan masing-masing mempunyai daya tarik sendiri.Masa
Renaissance sering disebut juga masa pencerahan, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik,hal ini
disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari Yunani dan Romawi.Renaissance yang berarti kelahiran kembali,
ingin mengungkap kembali kebudayaan masa lalu yaitu zaman keemasan Romawi sebagai titik tolak pemikiran
intelektual masa Renaissance.

Gambar 1. Peta Italia


Perkembangan penting pada zaman Renaissance dimulai di Itali..Perubahan tersebut adalah paham yang
menaruh perhatian pada masalah dunia, masyarakat yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler, Ilmu
pengetahuan,ketatanegaraan, kesenian, dan keagamaan berkembang dengan baik di masa Renaissance ini,tidak
seperti dimasa sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan terutama agama Kristen
sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin gereja sangat kuat.Di masa Renaissance ini,arsitekturnya ikut
berusaha menghidupkan kembali kebudayaan klasik jaman Yunani dan Romawi dengan jalur garap dan jalur pikir
yang tersendiri, tidak menggunakan jalur garap dan pikir Yunani-Romawi. Dengan demikian, meskipun dalam wajah
dan tatanan arsitektur terdapat kemiripan atau kesamaan,tetapi bukan semata-mata pencontohan dan
menduplikat gaya arsitektur sebelumnya.

Arsitektur Renaissance adalah arsitektur periode antara awal abad ke 15 sampai abad 17, kata "renaisans"
berasal dari bahasa Perancis renaissance yang artinya adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran Kembali". Yang
dimaksudkan adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno.
Desain arsitektur bangunan di abad Renaisans sangat dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Yunani dan Roma.
Arsitekturnya cenderung mengkombinasikan antara bentuk-bentuk simetris, kubah-kubah, dan tiang-tiang yang
besar yang sangat kental dengan arsitektur Yunani.

Namun, yang membedakan arsitektur abad Renaisans dengan arsitektur Roma atau Yunani kuno ini adalah
bahwa keselurahan konsep tersebut dihadirkan dalam tampilan yang baru yang lebih menonjolkan karakter dari
arsitektur modern. Gaya ini pertama kali dikembangkan di Florence, dengan Filippo Brunelleschi sebagai salah satu
inovatornya. Pada umumnya arsitektur bangunan masa Renaissance memiliki fungsi keagamaan seperti gereja dan
kapel (peninggalan dan melanjutkan bangunan masa Medieval), bangunan-bangunan istana, pusat pemerintahan
dan rumah-rumah kediaman pendeta atau saudagar (yang merupakan anggota masyarakat yang terhormat). Gaya
Renaisans dengan cepat menyebar ke kota di Italia lainnya dan lalu ke Perancis, Jerman, Rusia, Inggris dan tempat
lainnya.
B. KARATERISTIK ARSITEKTUR RENAISANS

Arsitektur Renaisans (yang berjaya dalam abad 15–17 M) secara umum memperlihatkan sejumlah ciri khas
arsitektur. Ciri khas tersebut antara lain :

1. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi seperti bentuk tiang langgam Tuscan, Dorik,
Ionik, Corinthian dan sebagainya (meskipun pada perkembangan selanjutnya penggunaan langgam
tersebut mulai berkurang).

Gambar 2. Kolom Order Yunani dan Romawi


2. Bentuk denahnya sangat terikat oleh bagian-bagian yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur
dengan teknik konstruksi yang bersahaja (kalau dibandingkan dengan masa sekarang, masa abad 20
khususnya). Di satu pihak, ketaatan pada dalil-dalil ini mencerminkan perlakuan yang diberlakukan pada
arsitektur yakni, arsitektur ditangani dengan menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional.

3. Terjalin kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni kesatuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula
arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar
(dimatematikkan) dengan tetap mempertahankan rupa-pokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang
menandai konstruksi balok dipikul tiang) serta Romawi (bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi
hadirnya lubangan pada konstruksi dinding pemikul).

C. ARSITEKTUR RENAISANS DI ITALIA

Italia abad ke-15, dan kota Florence pada khususnya, adalah rumah bagi Renaissance. Hal ini di Florence
bahwa gaya arsitektur baru yang memiliki awal, tidak perlahan-lahan berkembang dalam cara yang Gothic tumbuh
dari Romawi , tetapi sadar dibawa untuk menjadi oleh arsitek tertentu yang berusaha untuk menghidupkan kembali
urutan masa lalu " Golden Age Pendekatan ilmiah untuk arsitektur kuno bertepatan dengan kebangkitan umum
belajar. Sejumlah faktor yang berpengaruh dalam membawa ini tentang.

Arsitek Italia selalu disukai bentuk yang jelas dan anggota struktural yang menyatakan tujuan mereka.
Banyak bangunan Romawi Tuscan menunjukkan karakteristik ini, seperti yang terlihat dalam Bapistery Florence dan
Pisa Cathedral. Italia tidak pernah sepenuhnya mengadopsi gaya arsitektur Gothic. Terlepas dari Katedral Milan ,
sebagian besar karya pembangun Jerman, Italia beberapa gereja menunjukkan penekanan pada vertikal, poros
berkerumun, pola perhiasan hiasan dan kompleks bergaris kubah yang menjadi ciri Gothic di bagian lain Eropa.
Kehadiran, khususnya di Roma, arsitektur kuno tetap menunjukkan memerintahkan gaya klasik yang disediakan
inspirasi bagi seniman pada saat filsafat juga balik terhadap Klasik.
Pada abad ke-15, Florence , Venice dan Napoli diperpanjang kekuasaan mereka melalui banyak area yang
mengelilingi mereka, membuat pergerakan seniman mungkin. Hal ini memungkinkan Florence memiliki pengaruh
signifikan dalam seni Milan , dan melalui Milan, Perancis . Pada 1377, kembalinya Paus dari Avignon dan re-
pembentukan pengadilan Kepausan di Roma, membawa kekayaan dan penting bagi kota itu, serta pembaharuan
dalam pentingnya Paus di Italia, yang kemudian diperkuat oleh Dewan Konstanz pada 1417. Paus berturutturut,
terutama Julius II , 1503-13, berusaha untuk memperpanjang Paus kekuasaan duniawi seluruh Italia.

Pada awal Renaissance, Venesia perdagangan dikendalikan laut atas barang dari Timur. Kota-kota besar
Italia Utara yang sejahtera melalui perdagangan dengan seluruh Eropa, Genoa menyediakan sebuah pelabuhan
untuk barang dari Perancis dan Spanyol; Milan dan Turin menjadi pusat perdagangan darat, dan memelihara
industri pengerjaan logam substansial. Perdagangan wol dibawa dari Inggris ke Florence, terletak di sungai untuk
produksi kain halus, industri di mana kekayaan didirikan. Dengan mendominasi Pisa , Florence mendapatkan
pelabuhan, dan juga mempertahankan dominasi dari Genoa. Dalam iklim komersial, satu keluarga khususnya
mengalihkan perhatian mereka dari piutang usaha ke bisnis menguntungkan uang-pinjaman. Medici menjadi bankir
utama bagi para pangeran di Eropa, menjadi hampir pangeran diri seperti yang mereka lakukan begitu, dengan
alasan kekayaan dan pengaruh. Di sepanjang rute perdagangan, dan dengan demikian menawarkan beberapa
perlindungan dengan kepentingan komersial, pindah bukan barang saja, tetapi juga, seniman ilmuwan dan filsuf.

Kembalinya Paus dari Avignon pada 1377 dan penekanan baru dihasilkan di Roma sebagai pusat
spiritualitas Kristen, membawa ledakan di gedung gereja di Roma seperti tidak terjadi selama hampir seribu tahun.
Hal ini dimulai pada pertengahan abad ke 15 dan mendapatkan momentum pada abad ke-16, mencapai puncaknya
pada periode Baroque. Pembangunan Kapel Sistina dengan dekorasi unik yang penting dan pembangunan kembali
seluruh Santo Petrus, salah satu yang paling signifikan gereja-gereja Kristen, adalah bagian dari proses ini. Dalam
republik kaya Florence, dorongan untuk membangun gereja-lebih masyarakat dari rohani. Keadaan belum selesai
katedral besar yang didedikasikan untuk Santa Perawan Maria tidak kehormatan tidak ke kota di bawah
perlindungannya. Namun, seperti teknologi dan keuangan yang ditemukan untuk menyelesaikannya, kubah naik
tidak kredit tidak hanya kepada Perawan Maria, arsitek dan Gereja tetapi juga Signorina, yang Guilds dan sektor
kota dari mana tenaga kerja untuk membangun itu tertarik. Kubah terinspirasi bekerja lebih lanjut agama di
Florence.

D. Contoh Banngunan Arsitektur Renaisans Italia (Gereja Basilika Santo Petrus, Vatikan)

1. Sejarah

Gambar 3. Gereja Basilika Santo Petrus


Basilika Santo Petrus (bahasa Italia: San Pietro in Vaticano) adalah sebuah basilika utama Katolik di Kota
Vatikan. Bangunan ini merupakan gereja terbesar yang pernah dibangun (dia meliputi area 23.000 m² dan memiliki
kapasitas lebih dari 60.000 jemaat) dan salah satu situs tersuci dalam umat kristiani. Gereja Santo Petrus
merupakan gereja terbesar dan terindah di dunia yang didirikan di atas makam Rasul Petrus. Setiap orang yang
datang ke tempat ini pasti terkagum-kagum akan keindahan serta kemegahan dari Basilika ini. Konstruksi basilika
ini dimulai pada tahun 1506 dan rampung pada tahun 1626.

2. Bentuk Denah dan Pola Ruang

Bentuk gereja ini pada awalnya mengambil bentuk bangunan


basilika Romawi. Basilika adalah bangunan yang biasa dipakai
untuk pengadilan atau perniagaan oleh bangsa Romawi. Bentuk
basilika inilah kemudian ditiru umat Nasrani sebagai bangunan
gereja, setelah Kaisar Konstantin memberikan kebebasan
terhadap perkembangan agama Kristen di Romawi. Kaisar
Konstantin yang menjadi Kaisar Romawi pada 313 Masehi
kemudian merombak bangunan Santo Petrus di Kota Roma.
Yang ditiru dari arsitektur bangunan basilika untuk gereja
adalah susunan ruangnya, seperti ruang tengah, barisan tiang-
tiangnya, tempat memasukkan cahaya dan peninggian lantai. Di
dalam bentuk gereja basilika juga dibuat atrium, berupa ruang
terbuka di dalam gedung yang banyak dibuat pada rumah-
rumah kaum bangsawan Roma. Kesimetrisannya terlihat pada
denah Gereja Basilika Santo Petrus dengan memperlihatkan
kesamaan bentuk, susunan kolom-kolom dan gaya desain pada
setiap sisi bangunannya. Bentuk dasar yang digunakan pada
interior gereja ini adalah bentuk persegi dan setengah lingkaran
dengan garis lurus yang teratur bentuknya serta menerapkan
Gambar 4. Denah Gereja Basilika Santo Petrus
garis lengkung pada exterior bangunan.

Titik yang menjadi focal point di dalam bangunan terletak pada area persembahyangan, tempat tersebut
dinamakan cathedra Petri atau "tahta Santo Petrus" yang saat ini digunakan sebagai tempat bagi pemimpin
peribadatan umat kristiani. Pada exterior terdapat landmark yang digunakan sebagai penanda kawasan dari Gereja
Basilika St. Petrus. Landmark ini dinamakan St. Peter's Square obelisk yang terdapat di St. Peter's Square dibangun
dengan granit merah setinggi 25,5 m, dan terdapat salib pada bagian puncaknya sehingga tingginya mencapai 41 m.

3. Struktur dan Konstruksi

Arsitek-arsitek Zaman renaissance nampaknya lebih menyukai bentuk rancangan melebar seperti istana,
dibandingkan dengan bentuk vertikal dalam gaya Gothic. Sebab, Zaman renaissance banyak memperhatikan
antroposentris, sifat humanis, individualis, kehidupan dipandang secara optimis, penuh percaya diri, sehingga para
arsitek pun menghadapi kehidupan ini dengan penuh kegairahan. Karena itulah ukuran-ukuran Gereja Santo Petrus
ini semuanya menjadi serba raksasa. Lebar tampak depannya saja menjadi 117 meter, tinggi 50 meter, luas
bangunan sekitar 21.000 meter persegi dan tinggi kubahnya melebihi 130 meter. Dibangun dari batu travertine,
dengan kolom besar yang berurutan (Corinthian columns) dan terdapat tiga belas patung yang terdapat dibagian
atas bangunan, patung Kristus diapit oleh sebelas patung para Rasul dan Yohanes Pembaptis.
Gambar 5. Fasad Gereja Basilika Santo Petrus
Gereja Basilika Santo Petrus menerapkan garis lurus horizontal dan vertical dengan garis lurus secara
vertical yang lebih dominan, ini terlihat dari susunan kolom-kolom besar yang menghiasi fasade gereja yang megah
ini. Penerapan garis-garis horisontal terlihat karena gereja ini memiliki lebar 117 m. Penerapan garis lengkung pada
fasade depan terlihat pada bagian kubah dan hiasan yang menghiasi bangunan ini. Fasade dengan bentuk-bentuk
pilar dan garis-garis horisontal pada bidang datar yang luas, sedangkan pada interior bidang lengkung terlihat pada
bagian gereja yang memiliki atap berbentuk kubah dengan ornament yang banyak menghiasi interiornya yang
megah. Tiang dan kepala-kepala tiang basilica diambil dari gaya tiang tipe Iona dan Korinthia Romawi. Di atas tiang-
tiang dipasang balok-balok lurus gaya Yunani (architrave) dengan langit-langit yang menerapkan bidang lengkung.
Di bagian atas jendela-jendelanya dibuat melengkung karena pada masa itu belum dikenal kaca, sehingga sebagai
penutup jendela dipakai papan pualam yang diukir dan tembus/transparan (ajour).

Pada fasade terlihat banyak tekstur yang dapat terlihat, baik itu dari
texture material yang digunakan dan texture yang dibuat sedemikian rupa,
seperti texture pada kolomkolom besar yang terlihat pada exterior dan
interior gereja ini. Kolom besar tersebut terbuat dari batu Travertine, batu ini
berpenampilan berserat dengan warna cokelat dan krem. Hal ini membuat
texture yang dimiliki bangunan ini cenderung kasar dengan ukiran (stucco)
yang obyeknya penginterpretasian alam, sosok dan perilaku dari fauna dan
manusia. Proporsi Michelangelo yang rumit pada rancangan gereja St. Petrus
adalah suatu bangunan diukur secara vertikal dengan perbandingan 3 : 2 : 1.
Garis bentuk bangunan merupakan segitiga samasisi yang merupakan bentuk
geometris yang benar-benar simetri pada fasade gereja ini.

Gambar 6. Kolom Gereja Basilika Santo Petrus


4. Ornamen

Pada interior gereja ini memiliki interior dengan skala monumental yang terdapat banyak ornament
menghiasi bagian interior gereja ini, umumya melambangkan karakter- karakter atau penginterpretasian alam dan
sosok manusia, flora, fauna serta pemandangan alam. Pada interior material yang digunakan pada lantai gereja St.
Petrus menggunakan marmer sehingga memiliki texture yang halus, pada dinding terlihat kolom-kolom besar yang
menjadi struktur utama bangunan ini, material yang digunakan sama dengan exterior, sehingga memiliki texture
yang berserat dan kasar. Di bagian atas jendela-jendelanya dibuat melengkung karena pada masa itu belum dikenal
kaca, sehingga sebagai penutup jendela dipakai papan pualam yang diukir dan tembus/transparan (ajour).
Gambar 7. Interior Gereja Basilika Santo Petrus
Gereja Basilika Santo Petrus, pada fasade bangunan yang dihiasi oleh kolom-kolom besar yang terbuat dari
batu travertine sehingga menghasilkan warna yang terang dan cenderung pucat dan terdiri atas 1 warna saja
(monochrome). Pada interior juga tidak jauh berbeda dengan exterior bangunan yang memiliki 1 warna yang
berasal dari material yang digunakan dalam pembangunannya.

Gambar 8. Interior Gereja Basilika Santo Petrus

E. ARSITEKTUR RENAISANS DI PRANCIS

Perancis, merupakan sebuah negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga
memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain. Wilayah Perancis mengandung
bahan batu sangat banyak. Sebagian besar wilayah Negara Perancis beriklim laut sedang. Penduduk asli Negara
Perancis adalah orang Perancis. Kelompok etnis lain yang terdapat di Perancis berasal dari kaum imigran yang
sebagian besar datang dari negara Portugis, Maroko, Italia, dan Tunisia.

Berbagai peran di Itali membawa pengaruh besar budaya, seni termasuk arsitektur itali khususnya gaya
Renainssance ke perancis mulainya berpusat di Lyon. Perkembangan Arsitektur renaissance di perancis di bagi
menjadi tiga periode yaitu :

1. Pertama periode awal ( 1494 – 1585 ) berlangsung dalam masa pemerintahan Charles VIII (1498 –
1498)
2. Periode kedua dari Renaissance Perancis berkembang pada jaman pemerintahan henry IV (1589 –
1610).
3. Periode ketiga atau sering disebut sebagai periode renaissance perancis akhir berlangsung pada jaman
pemerintahan louis XV ( 1754 – 1774 ) dan louis XVI ( 1774 – 1792 ) masa itu merupakan perubahan
politik sangat cepat, berkaitan dengan kekuasaan napoleon bonaparte dan akhir dari pemerintahan
charles X ( 1824 – 1830 ).
Renaissance di Perancis tidak diterima secara langsung seperti Renaissance di Italia. Penyebab hal ini
adalah karena arsitektur Gothic sangat berpengaruh pada Negara Perancis. Diperlukan sebuah periode transisi
hingga akhirnya arsitektur Renaissance diterima di Perancis. Pada masa transisi ini, bangunan-bangunan memiliki
gaya campuran antara gaya Gothic dan Renaissance. Fungsi bangunan renaissance secara umum yaitu sebagai
istana bangsawan dan jejak sejarah pemerintahan. Pemanfaatan bahan bangunan yang di temukan di daerah
setempat berupa bahan batu, hal ini masih digunakan hingga ditemukannya bahan-bahan modern, seperti baja dan
beton ditemukan. Karateristik bangunan renaissance di Perancis :

1. Periode pertama : pengaruh arsitektur gotik cukup besar, seperti bentuk-bentuk runcing, flying buttress
dan pinnacles, dll.
2. Periode kedua : penonjolan kemegahan, kecerahan dan kesan ketenangan.
3. Periode ketiga : pengaruh pola lokal setempat dan mengacu pada aspek kenyamanan.

Contoh bangunan dengan gaya seperti ini adalah Chateau de Chambord. Bangunan ini memiliki jendela dengan
gaya gothic, tapi memiliki ornamen seperti pilaster dan ornamen renaissance lainnya.

F. Contoh Bangunan Arsitektur Renaisans Prancis (Chateau de Chambord)

Gambar 9. Fasad Chateau de Chambord


1. Sejarah

Kerajaan Château de Chambord di Chambord, Loir-et-Cher, Perancis adalah salah satu châteaux paling
dikenal di dunia karena arsitektur Renaissance yang sangat berbeda Perancis yang memadukan bentuk-bentuk
tradisional Perancis abad pertengahan dengan struktur Renaissance klasik. Chambord adalah château terbesar di
Lembah Loire; itu dibangun untuk melayani sebagai pondok berburu untuk François I, yang mempertahankan
tempat tinggal kerajaan di Château de Blois dan Château d'Amboise. Chambord diubah jauh selama dua puluh
tahun konstruksi, (1519-1547), di mana ia diawasi di tempat oleh Pierre Nepveu. Dengan selesainya château
mendekati, François memamerkan simbol yang sangat besar dari kekayaan dan kekuasaan dengan hosting
archnemesis lamanya, Kaisar Charles V pada Chambord.
2. Bentuk denah dan peruangan
Chateau. de Chambord adalah yang paling menarik dari
puri Loire dalam rencana dan struktur. Model kayu asli oleh Italia
Domenico da Cortona, tapi jauh berubah dalam pelaksanaan.
Leonardo da Vinci, yang merancang istana untuk Fran ois di
Romorantin, mungkin telah terlibat. Pada abad pertengahan
tampak dalam rencana, dengan bentuk kotak menjulang
'menara' dengan bentuk empat persegi panjang menjulang,
Chambord memiliki kekuatan Renaissance. Empat ruang
berkubah persegi panjang di setiap lantai membentuk bentuk-
lintas, bertemu di tengah dengan double helix spektakuler
terbuka dengan tangga , di mana orang dapat naik dan turun
secara bersamaan tanpa pertemuan. Ini dan anak tangga yang
dimahkotai dengan lentera.
Gambar 10. Denah Chateau de Chambord

3. Struktur dan Konstruksi

Gambar 11. Struktur Chateau de Chambord


4. Ornamen

Gambar 12. Interior Chateau de Chambord

G. Arsitektur Renaisans di Spanyol dan Portugal

Pada jaman pertengahan, secara geografis, Spanyol dan Portugis berbentuk tidak lebih dari sebuah
semenanjung bernama Iberia.Topografi semenanjung bergunung-gunung, tidak datar, diwilayah selatan-barat, jauh
dari wilayah Eropa Tengah. Wilayah semenanjung Iberia ternagi atas 2 negara, yang mana kaya akan bebatuan,
granit, marmer, dan setengah marmer. Didaratan tinggi dan ditengah semenanjung dominan musim sangat dingin,
sedangkan diwilayah selatan dominan panas tropis.

Gambar 13. Peta Semenanjung Iberia ( Spanyol dan Portugal )


Pada zaman renaissance monarki Spanyol menaklukkan banyak wilayah semenanjung, dan kekuasaan
menjadi semakin besar dengan penemuan benua Amerika oleh mereka. Pada masa itu Spanyol memimpin dan
paling maju di Eropa.dibawah kekuasaan Charles V, wilayah persemakmurannya (dominion) mencakup wilayah
Belanda dan Eropa Tengah. Namun, setelah perdamaian West Phalia (1648), kekuasaannya mulai menurun. Pada
zaman pertengahan spanyol dipimpin oleh Charles V, untuk memperluas wilayahnya Charles V melakukan
pernikahan, sehingga wilayahnya bertambah luas menjadi Spanyo, Belanda, Sadinia, Sisilia, Napoli, dan Komunitas
Perancis.
Renaissance Spanyol adalah warisan dari dua peradaban, yaitu Muslim dan Kristen. Karakteristik arsitektur
renaissance spanyol terbagi atas empat, yaitu renaissance dengan bentuk-bentuk gotik, klasik, barok, dan
antiquirian (klasik lama). Fungsi bangunan renaissance secara umum, yaitu bangunan publik dan istana bangsawan.
Wilayah ini kaya akan bebetuan seperti, granit, marmer, dan setengah marmer. Sehingga bebatuan inilah yang
menjadi bahan konstruksi pada zaman dulu pada wilayah ini. Karateristik bangunan renaissance di Spanyol dan
Portugis :
1. Periode pertama : pencampuran renaissance dengan bentuk gotik.
2. Periode kedua : pengaruh dari tokoh-tokoh seni renaissance.
3. Periode ketiga : pengaruh arsitektur barok. Periode keempat : arsitektur mengarah ke bentuk klasik lama.

H. Contoh Bangunan Arsitektur Renaisans Spanyol dan Portugal (El Escorial)

Gambar 14. Fasad El Escorial


Situs Kerajaan di San Lorenzo de Escorial, atau yang biasa disebut El Escorial, adalah sebuah bangunan yang
pernah menjadi kediaman penguasa monarki Spanyol. El Escorial terletak di Kota San Lorenzo de Escorial, sekitar 45
km sebelah barat laut Madrid. Bangunan ini merupakan salah satu situs kerajaan di Spanyol dan berfungi sebagai
biara, istana kerajaan, museum, dan sekolah. Lokasinya adalah pada 2,06 km ke atas bukit (4,1 km jarak jalan) dari
Kota El Escorial, Madrid. El Escorial terdiri atas dua kompleks arsitektur dengan nilai sejarah dan budaya yang tinggi,
yaitu biara kerajaan dan La Granjilla de La Fresneda de El Escorial, yang adalah sebuah pondok perburuan kerajaan
dan lokasi biara sekitar 5 kilometer jauhnya.

1. Sejarah
Situs-situs ini, pada abad ke-16 dan 17, melambangkan kekuatan monarki dan dominasi Gereja Katolik
Roma di Spanyol dalam wujud karya arsitektur. El Escorial pernah menjadi sebuah biara dan istana kerajaan pada
saat yang bersamaan. El Escorial awalnya merupakan properti milik para biarawan Ordo Hieronimus dan kini
menjadi biara Ordo Santo Agustinus. Felipe II dari Spanyol, dalam menghadapi Reformasi Protestan yang menyapu
Eropa pada abad ke-16, mengabdikan masa kekuasaannya yang panjang (1556–1598) dan banyak suplai emas dari
Dunia Baru untuk menghentikan laju reformasi ini. Sebagian dari usaha-usahanya, dalam jangka panjang, berhasil.
Akan tetapi, gerakan perlawanan terhadap reformasi dalam ekspresi yang halus telah ada 30 tahun sebelum
keputusan Felipe untuk membangun El Escorial.

Philip meminta arsitek Spanyol, Juan Bautista de Toledo, untuk bekerja sama dengannya dalam mendesain
El Escorial. Juan Bautista telah menghabiskan sebagian besar kariernya di Roma, di mana ia bekerja pada proyek
Basilika Santo Petrus; dan di Napoli, di mana ia menjadi raja muda. Philip menunjuk Juan Bautista sebagai arsitek
kerajaan pada tahun 1559, dan bersama-sama mereka merancang El Escorial sebagai suatu monumen atas peran
Sanyol sebagai pusat Kekristenan. Pada tanggal 2 November 1984, UNESCO menetapkan El Escorial sebagai sebuah
Situs Warisan Dunia. El Escorial merupakan lokasi wisata yang populer, sering dikunjungi wisatawan harian dari
Madrid. Lebih dari 500.000 wisatawan berkunjung ke El Escorial setiap tahunnya.

2. Bentuk Denah dan Pola Ruang

Hal pertama yang ditemukan di El Escorial


adalah façade letaknya utama. Ini memiliki tiga pintu:
yang di tengah mengarah ke Patio de los Reyes dan sisi
yang mengarah ke sekolah dan yang lain untuk biara.
Pada facade terdapat ceruk di mana gambar suci telah
ditempatkan. The Patio de los Reyes adalah kandang
yang berutang nama menjadi patung-patung raja-raja
Yehuda yang menghiasi façade Basilika, terletak di
belakang, dari yang dapat Anda akses dari teras. Basilika
spektakuler ini memiliki lantai berbentuk salib Yunani
dan kubah besar terinspirasi oleh Basilika Santo Petrus
di Roma. Para naves ditutupi dengan kubah ngarai
dihiasi dengan lukisan dinding oleh Lucas Jordan. Kapel
besar adalah salah satu highlights di basilika, dipimpin
oleh langkah-langkah dari marmer merah.

Gambar 15. Denah El Escorial

Altarpiece utamanya adalah 30 meter dan tinggi terbagi dalam kompartemen yang berbeda ukuran mana
menemukan patung perunggu dan kanvas ditulis oleh Tibaldi, Zuccari atau Leoni. Dalam Capitulary dan Kamar
Sacristi, lukisan seperti Yusuf Lambang oleh Velázquez, The Last Supper oleh Titian, atau The Pemujaan Hosti Kudus
oleh Charles II oleh Claudio Coello berada di pameran. Di bawah kapel kerajaan Basilika adalah Royal Pantheon. Ini
adalah tempat pemakaman untuk raja-raja Spanyol. Ini adalah makam Baroque oktagonal yang terbuat dari
marmer dimana semua penguasa Spanyol sejak Charles Saya telah dikuburkan, dengan pengecualian Philip V,
Ferdinand dari Savoy, dan Amadeus dari Savoy. Sisa-sisa Juan de Borbon, ayah dari Juan Carlos I (raja saat ini
Spanyol), juga beristirahat di dewa ini meskipun fakta bahwa ia tidak pernah menjadi raja sendiri. kandang ini
dipimpin oleh sebuah mezbah dari marmer urat, dan sarcaphogi adalah perunggu dan marmer. juga menemukan
Pantheon dari para Pangeran, di mana mayat ratu yang tidak memiliki suksesi mahkota dan para pangeran dan
putri telah dibebankan untuk beristirahat. Bagian ini dibangun pada abad kesembilan belas.
Setelah Basilika adalah Patio para penginjil. Ini adalah teras berkebun di pusat yang naik sebuah paviliun
yang megah oleh Juan de Herrera di mana Anda dapat menemukan patung para penginjil. Sekitar teras adalah
galeri dari biara utama, dihiasi dengan lukisan dinding di mana adegan-adegan dari sejarah Penebusan yang
diwakili. Dalam galeri Timur, Anda menemukan kasus tangga bagus utama dengan langit-langit berkubah dihiasi
lukisan dinding-menggambarkan Kemuliaan monarki Spanyol.
Berikutnya adalah Palacio de los Austrias, juga dikenal sebagai Casa del Rey (Rumah Raja), yang ditemukan
di belakang pastoran basilika. The outbuildings istana ini didistribusikan di sekitar teras dari Mascarones, gaya Italia.
Di dalam Rumah Raja adalah Sala de las Batallas (Hall of Battles), yang berisi fresko dari pertempuran San Quintin
dan Higueruela, antara lain. Bangunan berikutnya berisi kamar Philip II dan dari Infanta Isabel Clara Eugenia.
bangunan tambahan lainnya adalah bahwa dari Alcoba del Rey, perumahan tempat tidur di mana Philip II
meninggal
3. Struktur dan Konstruksi
Basilica San Lorenzo el Real, adalah bangunan sentral dalam kompleks Escorial El, pada awalnya dirancang,
seperti kebanyakan dari katedral Gothic akhir Eropa Barat, untuk mengambil bentuk salib Latin. Dengan demikian,
ia memiliki nave panjang pada sumbu barat-timur berpotongan dengan sepasang transept lebih pendek, satu ke
utara dan satu langsung berlawanan, ke selatan, sekitar tiga-perempat jalan antara pintu masuk barat dan altar
tinggi. Rencana ini diubah oleh Juan de Herrera dengan sebuah salib Yunani, bentuk dengan keempat lengan
panjang yang sama. Bersamaan dengan pergeseran dalam pendekatan, menara lonceng di ujung barat gereja agak
berkurang dalam ukuran dan setengah kubah-kecil dimaksudkan untuk berdiri di atas altar diganti dengan kubah
melingkar penuh atas pusat gereja, di mana empat lengan salib Yunani bertemu.
Jelas pengalaman Juan Bautista de Toledo dengan kubah basilika Santo Petrus di Roma mempengaruhi
desain kubah San Lorenzo el Real di El Escorial. Namun, kubah Romawi didukung oleh jajaran kolom Korintus lancip,
dengan ibukota mewah mereka daun acanthus dan poros mereka rumit bergalur, sedangkan kubah di El Escorial,
melonjak hampir seratus meter ke udara, didukung oleh empat pilar granit berat dihubungkan dengan lengkungan
romantik sederhana dan dihiasi oleh Dorie pilaster sederhana, polos, padat, dan sebagian besar unprepossessing.
Detail Pengadilan Kings, di Escorial El Bagian yang paling tinggi-dihiasi dari gereja adalah daerah sekitar
altar tinggi. Belakang altar adalah reredos tiga-tier, terbuat dari granit merah dan yaspis, hampir 28 meter, dihiasi
dengan patung-patung perunggu disepuh Leone Leoni, dan tiga set lukisan keagamaan ditugaskan oleh Philip II.
Untuk sisi yang disepuh perunggu seukuran kelompok keluarga berlutut Charles dan Philip, juga oleh Leoni dengan
bantuan dari anaknya Pompeo. Dalam ceruk dangkal di tengah tingkat terendah adalah repositori untuk elemen-
elemen fisik upacara komuni, apa yang disebut "Rumah Sakramen", dirancang oleh Juan de Herrera di jasper dan
perunggu.
4. Ornamen

Gambar 16. Interior El Escorial


I. Kesimpulan
Arsitektur bangunan masa Renaissance memiliki fungsi keagamaan seperti gereja dan kapel (peninggalan
dan melanjutkan bangunan masa Medieval), bangunan-bangunan istana, pusat pemerintahan dan rumah-rumah
kediaman pendeta atau saudagar (yang merupakan anggota masyarakat yang terhormat). Penerapan konsep
simetri yang kuat, pada bentuk dasar, fasade dan ruang dalam bangunan. Mayoritas pemakaian bahan
bangunan/material dari marmer pada interior dan warna bangunan yang cenderung monochrome atau satu warna.
Pada fasad bangunan terdapat deretan kolom-kolom besar yang dihiasi elemen dekoratif bergaya romawi dan
menerapkan garis-garis horisontal dan elemen-elemen pada bidang datar.

Anda mungkin juga menyukai