Anda di halaman 1dari 11

Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara perhitungan dosis obat anti diare


2. Mahasiswa diharapkan dapat mengukur aktivitas obat antidiare
loperamide, Attalpulgite dan Garam Inggris.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui aktivas obat antidare
pada hewan percobaan yang disebabkan Garam Inggris.

Tinjauan Pustaka

Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari)
yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak
pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal
(Daldiyono, 1990).
Diare merupakan gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan
terjadinya peningkatan peristaltik usus, sekresi cairan, volume dan frekuensi
buang air besar dengan konsistensi feses yang lunak dan cair (Guerrant, et.al.,
2001).
Penyakit diare ditandai dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair dan
kandungan air lebih banyak dari biasanya (lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam)
dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam (Umar Zein et al., 2004)

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS) pada tahun


2013, penderita diare di Indonesia berasal dari semua umur, namun prevalensi
tertinggi penyakit diare diderita oleh balita, terutama pada usia <1 th (7%) dan 1-4
tahun (6,7).

Diare ada dua yaitu diare akut dan diare kronik. Diare akut disebabkan
oleh kuman, virus ataupun keracunan makanan. Bahaya utama dari diare akut
adalah dehidrasi dan gangguan elektrolit tubuh. Diare kronik disebabkan oleh
keadaan sekunder dari penyakit lain (iritasi kolon, hipertiroidisme, karsinoma
lambung), setelah operasi saluran pencernaan, hormon atau cairan empedu yang
berlebihan (Anwar, 2000).
Obat-obat kimia antidiare dapat digolongkan menjadi beberapa golongan
yaitu golongan obat antimotilitas, adsorben, obat yang mengubah transpor
elektrolit dan cairan (Mycek et al., 2001). Kelompok obat yang seringkali
digunakan pada diare adalah kemoterapeutika, obstipansia, dan spasmolitika (Tjay
dan Rahardja, 2002).

Penggolongan obat diare :


1. Kemoterapeutika
Walaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa
pengecualian dimana obat antimikroba diperlukan pada diare yag disebabkan oleh
infeksi beberapa bakteri dan protozoa. Pemberian antimikroba dapat mengurangi
parah dan lamanya diare dan mungkin mempercepat pengeluaran toksin.
Kemoterapi digunakan untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab
diare dengan antibiotika (tetrasiklin, kloramfenikol, dan amoksisilin, sulfonamida,
furazolidin, dan kuinolon) (Schanack 1980).
2. Zat penekan peristaltik usus
Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Contoh: Candu dan
alkaloidnya, derivat petidin (definoksilat dan loperamin), dan antikolinergik
(atropin dan ekstrak beladona) (Departemen Farmakologi dan Terapi UI 2007).
3. Adsorbensia
Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah
mengikat atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi
permukaan mukosa usus sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat
merusak serta menembus mukosa usus. Obat-obat yang termasuk kedalam
golongan ini adalah karbon, musilage, kaolin, pektin, garam-garam bismut, dan
garam-garam alumunium ) (Departemen Farmakologi dan Terapi UI 2007).
Loperamide
Loperamide adalah obat untuk mengobati diare mendadak. Cara kerjanya
adalah dengan memperlambat gerak usus dan membuat feses menjadi lebih
padat. Mekanisme kerja lopermaide adalah dengan menekan peristaltik pada usus
sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorbsi air dan elektrolit oleh
mukosa usus (Milasari et al., 2005)
Attalpulgite
Attapulgitee adalah obat bebas golongan adsorben saluran cerna. Obat ini
digunakan untuk mengangani gangguan diare. Atapulgite bekerja dengan cara
mengikat bakteri dan toksin dalam jumlah besar sekaligus mengurangi
pengeluaran air, Attapulgitee mengurangi pergerakan usus, memperbaiki
konsistensi tinja yang terlalu keras atau terlalu lembek, dan meredakan kram perut
yang berkaitan dengan diare (Daldiyono, 1990).
Garam Inggris

MgSO4 sering juga disebut garam inggris atau garam epson yang berperan
sebagai pencahar garam yang dapat meningkatkan peristaltik usus karena daya
osmotiknya sehingga air ditarik kedalam lumen usus dan tinja akan melembek
setelah di berikan obat katartik satu ini sekitar 3 sampai 6 jam .
Metode Percobaan
Alat :

1. Stopwatch
2. Alat suntik (± 1 mL)
3. Jarum Ose
4. Timbangan Mencit
5. Bejana Silinder

Bahan :

1. Suspensi Loperamide dalam NaCMC


2. Suspensi Attalpulgite dalam NaCMC
3. Larutan Garam Inggris
4. Kertas Saring

Cara Kerja
1. Siapkan 3 mencit lalu timbang bobit masing-masing mencit tersebut
2. Buat 3 kelompok mencit dengan kelompok satu untuk obat Loperamide,
kelompok kedua untuk obat Attalpulgite dan Kontrol Negative.
3. Mencit diberikan peroral obat yang akan diujikan
4. Kemudian 15 menit kemudian diinduksi dengan larutan Garam Inggris
secara peroral.
5. Respon yang terjadi pada setiap mencit diamati selang 30 menit, 60 menit
dan 90 menit setelah diberikan larutan Garam Inggris.

Parameter yang diamati yaitu waktu munculnya diare, frekuensi konsistensi diare
dan jumlah bobot feses serta jangka aktu berlangsung diare.
PERHITUNGAN DOSIS ANTI-DIARE

0,1 mg
1. Loperamide = x 28,5 gram=0,00285 mg
1000 gram
0,00285mg
Jumlah disuntik = x 50 ml=0,007 ml
19,45 mg
0,1 mg
2. Loperamide = x 30,1 gram=0,003 mg
1000 gram
0,003mg
Jumlah disuntik = x 50 ml=0,0077 ml
19,45 mg
3,25 mg
3. Attapulgitee = x 29,5 gram=5,192 mg
1000 gram
5,192 mg
Jumlah disuntik = x 50 ml=1,1 ml
19,45 mg
3,25 mg
4. Attapulgitee = x 30,5 gram=4,9562 mg
1000 gram
4,9562 mg
Jumlah disuntik = x 50 ml=1 ,05 ml
19,45mg
DATA HASIL PERCOBAAN

Mencit Loperamide Attalpulgite


Mencit1 9 6
Mencit1 6 4
Mencit1 5 5
Mencit1 7 6
Mencit1 4 4
Mencit1 2 5
Mencit1 5 6
Mencit1 3 7
Mencit2 4 7
Mencit2 5 9
Mencit2 1 8
Mencit2 6 5
Mencit2 5 13
Mencit2 4 8
Mencit2 3 9
Mencit2 5 8
PEMBAHASAN

Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui sejauh mana
aktivitas obat antidiare yaitu loperamid HCl dan Attapulgitee dapat menghambat
diare dengan metode proteksi diare dimana mencit tersebut diinduksi dengan
Garam Inggris/ Garam Epsom sebagai pemicu diare dimana Garam Epsom adalah
campuran dari beberapa jenis garam berbeda, namun kandungannya yang utama
adalah magnesium sulfat dengan mekanisme kerjanya di dalam usus ber- dasarkan
penarikan air (osmosis) dari bahan makanan karena tigaperempat dari dosis oral
tidak diserap. Parameter yang diamati pada metode proteksi diare yang diinduksi
oleh garam inggris adalah frekuensi diare.

Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan diare dikelompokkan


menjadi beberapa kategori yaitu antimotilitas, adsorben, antisekresi, antibiotik,
enzim dan mikroflora usus. (Sukandar et al., 2008).

Pada parameter pertama yang diamati adalah proteksi diare yang diinduksi
garam inggris/epsom yaitu frekuensi diare yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini. Bahwa jumlah feses pada obat Loperamide lebih sedikit ketimbang obat
attapulgite

Mencit Loperamide Attapulgite


1 4 7
2 2 9

Sehingga dapat kita simpulkan dari mekanisme kerja obat anti-diare yang
digunakan pada percobaan ini obat Loperamide yang memiliki daya anti-diare
yang kuat karena lebih sedikit frekuensi diare yang dihasilkan daripada obat anti-
diare Attapulgitee. Dimana hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori yang
ada.
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Loperamide Mencit1 .172 8 .200* .972 8 .916

Mencit2 .234 8 .200* .918 8 .413

Attalpulgite Mencit1 .222 8 .200* .912 8 .366

Mencit2 .266 8 .100 .889 8 .230

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Pada hasil Test of Normality didapatkan hasil bahwa nilai dari sig. feses
Mencit > 0,05 maka data dapat dikatakan normal sehingga data dilanjutkan ke
Metode Analisis One Way ANOVA.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Loperamide Between Groups 6.250 1 6.250 1.768 .205

Within Groups 49.500 14 3.536

Total 55.750 15

Attalpulgite Between Groups 36.000 1 36.000 11.520 .004

Within Groups 43.750 14 3.125

Total 79.750 15

Dari data hasil Analisis Metode One Way ANOVA didapatkan hasil data
tidak normal, sedangkan data dapat dikatakan normal jika nilai Sig < 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan daya anti-diare antara
obat Loperamide dengan Attapulgite.

Pada percobaan ini digunakan obat Loperamide merupakan derivat


difenoksilat (dan haloperidol, suatu neuroleptikum) dengan mekanisme kerja
didalam saluran usus mencit, loperamide dapat menurunkan kuantitas diare
mungkin terkait tidak hanya berpengaruh pada motilitas usus dengan menurunkan
gerak peristaltik usus mencit, tetapi juga pada proses sekresi. (B k Sandhu et al.,
2011).

Pada praktikum ini mencit yang disuntikan obat Loperamide memiliki


frekuensi diare yang rendah dimana pada mencit1 mengeluarkan feses 4 dan pada
mencit2 hanya mengeluarkan feses 2, sedang pada mencit yang disuntikan obat
Attapulgitee memiliki frekuensi yang tinggi dimana pada mencit1 mengeluarkan
jumlah feses 7 dan mencit2 mengeluarkan jumlah feses 9.

Sehingga dapat kita simpulkan dari mekanisme kerja obat anti-diare yang
digunakan pada percobaan ini obat Loperamide yang memiliki daya anti-diare
yang kuat karena lebih sedikit frekuensi diare yang dihasilkan daripada obat anti-
diare Attapulgitee.
KESIMPULAN
1. Obat Anti-diare yang memiliki daya menekan frekuensi feses yang kuat
adalah loperamide kemudian Attapulgite.
2. Kekuatan Anti-diare dpengaruhi dari mekanisme kerja obat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anne, Ahira. 2011. Penyakit Diare Akut. http://www.anneahira.com/diare-


akut.htm. [Diakses tanggal 2 Mei 2018]
Daldiyono. 1990. Diare, Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta : Infomedika. Hal :
14-4.
Daldiyono. 1990. Interaksi Obat. Bandung. ITB.
Guerrant, R.L, Van Gilder, T., Steiner, T.S., Theilman, M.N., Slutsker, L., Tauxe,
R.V., 2001,Practice Guidelines for the Management of Infectious Diarrhea.
Clin Infect Dis, 32: 331-35.
Sukandar, E.Y., dkk, 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan,
Jakarta, 349.

Anda mungkin juga menyukai