Anda di halaman 1dari 16

Teknik Pengukuran Industri Migas

1. Jelaskan tentang proses flow sheet!


Jawab :
2. Buatlah resume tentang alur kerja transmitter dan troubleshooting!
Jawab :
TRANSMITTER
Transmitter adalah suatu peralatan instrument yang dapat merubah sinyal yang berasal dari
instrument ukur (sensor atau detector) menjadi bentuk sinyal yang dapat diterima oleh indicator,
recorder dan controller. Terdapat dua type, yaitu ; Pneumatic Transmitter dan Electronic
Transmitter.
1.1 Pneumatic Transmitter
1.1.1 Prinsip Kerja
Cara kerja dari alat ini diperlihatkan pada gambar 4.3. Jika tekana input pada meter body
naik, maka pada batang torsi (torque rod) akan terjadi kenaikan torsi. Primary beam yang
dihubungkan langsung ke batang torsi mengakibatkan buffle (flapper) menutup nozzle. Pada
nozzle terjadi tekanan balik, tekanan balik dari nozzle ini diperkuat oleh amplifier (pilot relay) dan
relay output akan mengirimkan sinyal yang telah diperkuat ke receiver (receiver bellows) ataupun
instrument lainnya berupa optional external devices. Dalam waktu yang sama, tekanan balik ini
juga masuk ke feedback capsul. Kenaikan tekanan output dalam feedback capsul memberikangaya
feedback ke secondary beam, dan melalui span rider, gaya tersebut menekan primary beam untuk
menggerakkan buffle menjauhi nozzle. Dalam umpan balik loop tertutup akan terjadi gaya
perlawanan untuk menghambat / melawan gaya akibat tekanan balik dari nozzle. Pada akhirnya
tekanan sinyal output akan sebanding dengan nilai proses variable yang diukur.
1.2 Electronic Transmitter
1.2.1 Prinsip Kerja
Transmitter elektronik juga mempunyai mekanisme umpan balik pada sistem
keseimbangan gaya untuk mendapatkan ketelitian dan stabilitas yang tinggi. Sistem ini menjaga
tetap suatu keseimbangan gaya antara input dan output. Input sinyal atau variable proses dirubah
kedalam suatu gaya melalui input transfer element, output sinyal listrik juga suatu gaya akibat dari
feedback transfer element. Output akan berubah, yang disebabkan berubahnya beban, akibatnya
keseimbangan dari mekanisme transmitter akan berubah. Jika hal ini terjadi, maka system akan
menjadi seimbang kembali melalui mekanisme umpan balik sebagaimana elemen detektor
mendeteksi terjadinya kesalahan. Setiap transfer element mempunyai karakteristik yang linear dan
oleh karena itu output juga linear dan seimbang dengan sinyal input

TROUBLESHOOTING TRANSMITTER
Langkah – langkah melakukan troubleshooting pada transmitter yaitu :
Lakukan test
Mencari Tag Menyamakan
point di
Number Menginjek sinyal
junction box
Transmitter sinyal pada pengukuran
(untuk
yang bagian apakah telah
mengetahui
mengalami receiver sama dengan
apakah range
trouble sinyal standar
sinyal sesuai)

3. Buatlah konsep mengenai baffle nozzle dengan kondisi 3 psi, 15 psi, bagian bagiannya dan
kalibrasinya
Jawab :
BAFFLE/NOZZLE OPERATION
Pada kebanyakan transmitrer pneumaticmekanisme yang disebut baflle / nozzle adalah
digunakan sebagai alat konversi.
Bagian-bagian utama dari mekanisme baflle / nozzle adalah:
* Pressure-sensing elemen
* Baffle
* Nozzle
* Air supply tube
* Restiction
* Back pressure compartement
Perubahan dari proses variabel yang diukur menyebabkan perubahan pada posisi pressure
sensing elemen. Gerakan dari pressure sensing elemen ini akan merubah Posisi dari baffle atau
nozzle. Pada kebanyakan transmitter baffle bergerak terhadap nozzle, dan beberapa transmiter
nozzle yang bergerak sedangkan baffle tidak bergerak. Pada gambar di bawah ini baffle
dihubungkan secara langsung dengan pressure sensing element.
Sedangkan unit lever dan linkage digunakan untuk memindahkan gerakan dari pressure sensing
element ke baflle atau ke nozzle.
Air supply tube mensupply nozzle dengan udara bertekanan yang konstan dari sumber. Supply
udara dilewatkan melalui restriction ke nozzle. Restriction ini membatasi suplai udara yang ke
nozzle untuk mengurangi kerugian udara.
Daerah antara restriction dan nozzle disebut backpressure compartement. Saluran sinyal
pneumatic mengalir keluar dari backpressure compartement. Ketika jarak antara buffle dan nozzle
berubah maka tekanan di backpressure compartement juga akan berubah.
Jumlah dari backpressure ini akan menentukan besarnya sinyal pneumatic yang akan dikirim.
Pada contoh gambar l2a Baffle berada jauh dari nozzle. Udara keluar melalui nozzle yang terbuka
tanpa ada tekanan udara yang timbul pada backpressure compartement. Karena hanya sedikit
tekanan maka sinyal output rendah. Sinyal output minimum biasanya 3 psig, adalah proporsional
dengan nilai input minimum.
Bilamana input bertambah gambar l2b, pressure sensing element (bellows) mengembang.Hal
ini menyebabkan baffle bergerak mendekat nozzle. Karena jarak antara baflle dan nozzle
berkurang, udara yang dapat mengalir keluar berkurang, dan tekanan udara pada backpressure
compartement naik. Akibatnya besarnya sinyal pneumatic bertambah. Sinyal yang lebih besar ini
proporsional dengan input yang ditambahkan. Bilamana input mencapai 100 % gambar l2c, baftle
menutup nozzle. Ini menimbulkan baclcpressuren raximun, yang nlana mengeluarkan sinyal
output maximum. Pada kebanyakan transmitter 100 % input menunjukkan sinyal output 15 psig.

12a 12b

12c

4. Buat resume pneumatic instrument!


Jawab :
Transmitter pneumatic pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu :
- Bagian perasa (detector)
- Bagian pengirim

Karena variabel proses vang umum ada empat macam, yaitu pressure, level, temperature, dan flow,
maka transmitter yang mengirimkan sinyal proses dari ke empat variabel ini sering disebut
Pressure Transmitter (PT), Level Transmitter (LT), Temperature Transmitter (TT) dan Flow
Transmitter (Ff).
Gambar di bawah ini menunjukkan blok diagram dari bagian-bagian transmitter. Perhatikan bahwa
detector dan gaya seimbang dihubungkan melalui batang pemuntir. Balang pentuntir dan detektor
termasuk bagian detector, sedangkan Relay adalah termasuk pada bagian pengirim.
BAGIAN PERASA
Bagian perasa berfungsi untuk mengubah sinyal proses ke dalam bentuk gerak-gerak mekanik.
Elemen-elemen perasa yang umum dipergunakan pada transmitter pneumatic adalah:
- Meterbodi (meter body berupa Bourdon tube dan Bellows)
- Sel Beda.tekanan (Differential pressure Cell)
- Penggeser (Displacer)
- Bola berisif luida (Gas/Liquid-tilled bulb)
Gambar 20 menunjukkan penampang dari meterbodi yang dipergunakan untuk mendeteksi
tekanan mutlak maupun tekanan gauge. Meterbodi seperti ini disebut Rcmote sell diaphragm
Bourdon tube meter body yang bagian-bagiannya adalah sebagai:
1. Process connecting flange
2. Seal diaphragm
3. Capillary tube
4. Sensing element
5. Torque arm( lengan pemuntir)
6. Torque rod (batang pemuntir)
7. Body
8. Cover.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
- Pipa kapiler, bagian dalarn seal diaplragm dan tabung bourdon diisi dengan cairan
Kental
- Perubahan tekanan proses mengakibatkan seal diaphragm bergerak mundur-maju.
Ini mengakibatkan tekanan cairan kental berubah

- Berubahnya tekanan cairan kental pada sensing elemen mengakibatkan tabung bourdon
mengembang atau menyusut. Pergerakan tabung bourdon itu rnengakibatkan lengan
pemuntir bergerak maju mundur
- Pergerakan lengan pemuntir kemudian diterima oleh batang pemuntir dan diteruskan
kebagian pengirim dari transmitter( pressure transmitter)
- Dengan kalibrasi yang sempurna maka pergerakan dari batang pemuntir dapat dibuat
sebanding dengan perubahan tekanan.
Bentuk lain dari meterbodi ini adalah terletak pada sensing elemennya, yaitu menggunakan jenis
bellows. Prinsip kerjanya sama dengan sensor bourdon, dimana perubahan tekanan pada proses
menghasilkan gerakan maju mundur pada bellows.
Kemudian gerakan ini dirubah rnenjadi gerakan setengah rnelingkar pada batang pemuntir melalui
lengan pemuntir. Gambar di bawah menunjukkan penampang dari meterbodi Bellows.
Bentuk lajn clari bagian perasa adalah Penggeser (Displacer), biasanya digunakan sebagai detector
level transmitter. Perubahan pada tinggi permukaan cairan akan menqhasilkan pergerakan pada
penggeser, selanjutnya gerakan yang timbul diteruskan melalui batang pemuntir yang
dihubungkan dengan lengan pemuntir sehingga menghasilkan gerak berputar pada batang
pemuntir.
Alat perasa yang digunakan pada temperature transmitter adalah menggunakan
Bola yang terisi cairan atau gas (Gas/Liquid Filled bulb). perubahan suhu proses
menyebabkan fluid pada bulb mengembang dan memberikan tekanan yang lebih besar pada
elemen perasa meterbodi ( biasanya bellows atau bourdon tube).

Barangkali, Detector yang paling banyak dipergunakan adalah jenis : Differential Pressure Cell
(D/P Cell). Sensor ini dapat dipergunakan untuk pressure transmitter. Level transmitter, dan flow
transmitter. Elemen perasanya dapat berupa Diaphragm capsule atau Bellows. Detector beda
tekanan tercliri dari dua ruangan, yaitu ruang tekanan tinggi dan ruang tekanan rendah.
Untuk level Transmitter, ruang tekanan tinggi dihubungkan dengan tekanan cairan pada bejana
sedangkan ruang tekanan rendah dihubungkan dengan udara luar untuk tangki terbuka atau
tekanan uap pada bejana untuk tangki tertutup.
Untuk FIow transmitter, ruang tekanan tinggi dihubungkan dengan tekanan upstream orifice
sedangkan ruang tekanan rendah dihubungkan dengan downstream orifice.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis transmitter.
BAGIAN PENGIRIM
Bagian pengirim dari Transmitter pneumatik berfungsi untuk mengubah gerak-gerak mekanik
detector ke dalam bentuk sinyal pneumatic. Salah satu contoh bagian pengirirn transrnitter
pneumatic adalah Force balance transmitter.
Bagian-bagian pokok dari transmitter ini adalah:
1. Penyetel titik nol (zero adjustment), berfungsi untuk mendapatkan titik nol dari range
operasi transmifter
2. Bellows umpan balik
3. Range rod
Cara kerja Dip cell transmitler:
Seperti diperlihatkan dalam gambar, tekanan Hp dan Lp dari pipa alir dihubungkan pada sisi Hp
dan Lp dari twin diaphragm. Gaya dari capsule diteruskan melalui flexure kebagian dari force bar.
Diaphragm seal berfungsi sebagai titik tumpuan dari force bar dan sebagai penyekat ruang
bertekanan. Gaya tadi diteruskan ke range rod yang bertumpuan pada range adjustment wheel
melalui flexure connector. Adanya gerakan dari range bar menyebabkan timbul perubahan jarak
pada flapper dan nozzle yang kemudian menghasilkan perubahan tekanan pada output relay.
Sebagian dari tekanan output ini disalurkan ke feedback bellows yang bertujuan untuk
mengimbangi gaya dari diaphragm capsule. Tekanan output yang dihasilkan oleh keseimbangan
gaya ini adalah merupakan sinyal output yang mana adalah sebanding dengan beda tekanan yang
ada pada diaphragm capsule. Sinyal ini kemudian dikirim ke suatu pneumatic receiver.
Bagian-bagian alat ini adalah:
- Diaphragm capsule
Berfungsi untuk merubah variasi beda tekanan menjadi gerakan mekanis
- Flapper- Nozzle
Berfungsi unfuk merubah gerakan mekanis yang dihasilkan oleh diaphragm capsule menjadi
variasi angin bertekanan antara 4 sampai 4,75 psi.
- Pneumatic amplifying relay
Berfungsi untuk memperkuat variasi angin bertekanan yang ditimbulkan oleh flapper dan nozzfe
detector menjadi variasi angin bertekanan standar 3 - 15 psi. Penguatan dari pneumatic relay ini
adalah
15 𝑝𝑠𝑖−3 𝑝𝑠𝑖
= 16 𝑥
4.75 𝑝𝑠𝑖−4 𝑝𝑠𝑖

- Feedback bellows
Berfungsi unfuk mernberikan aksi koreksi sampai output dari transmitter proporsi dengan yang
diukur. Gerakan dari bellorvs ini bersifat melawan artinya bila output lebih dari yang diukur, maka
akan rnengurangi, sedangkan jika output berkurang maka akan menambah.
TIPE PNEUMATIC CONTROLLER
1.Proportional Controller

Bentuk paling sederhan dari controller pneumatic adalah controller proportional. Pada gambar 6.5.4
menunjukkan rangkaian dari controller proportional. Sinyal output dihasilkan dari perkalian sinyal error
dengan gain (K).

Output = (Error * gain) (6.5.1)

Fig. 6.5.4 Proportional only controller

Melihat sistem pneumatic terdirri dari beberapa komponen pneumatic seperti flapper nozzle amplifier,
air relay, bellows and springs, feedback arrangement. Overall arrangement dikenal sebagai pneumatic
proportional controller seperti gambar 6.5.5.
It acts as a controller in a pneumatic system generating output pressure proportional to the
displacement at one end of the beam. The action of this particular controller is direct, since an increase
in process variable signal (pressure) results in an increase in output signal (pressure). Increasing
process variable (PV) pressure attempts to push the right-hand end of the beam up, causing the baffle
to approach the nozzle. This blockage of the nozzle causes the nozzle's pneumatic backpressure to
increase, thus increasing the amount of force applied by the output feedback bellows on the left-hand
end of the beam and returning the flapper (very nearly) to its original position. If we wish to reverse
the controller's action, we need to swap the pneumatic signal connections between the input bellows,
so that the PV pressure will be applied to the upper bellows and the SP pressure to the lower bellows.
The ratio of input pressure(s) to output pressure is termed as a gain (proportional band) adjustment
in this mechanism. Changing bellows area (either both the PV and SP bellows equally, and the output
bellows by itself) influences this ratio. Gain also affects by the change in output bellows position.
Moving the fulcrum left or right can be used to control the gain, and in fact is usually the most
convenient to engineer
2.PI Controller

In some systems, if the gain is too large the system may become unstable. In these circumstances
the basic controller can be modified by adding the time integral of the error to control the operation
(Fig 6.5.7). Thus the output can be given by an equation,
(6.5.2)

Fig. 6.5.7 Block diagram of P-I controller

The T i is a constant called integral time. As long as there is an error the output of the controller steps
up or down as per the rate determined by Ti. If there is no error then the output of the controller
remains constant. The integral term in the above equation removes any offset error.
Figure 6.5.8 shows the configuration of pneumatic proportional plus integral controller. Integral action
requires the addition of a second bellows (a “reset” bellows, positioned opposite the output feedback
bellows) and another restrictor valve to the mechanism.

As the reset bellows fills with pressurized air, it begins to push down the left-hand end of the force
beam. This forces the baffle closer to the nozzle, causing the output pressure to rise. The regular
output bellows has no restrictor valve to impede its filling, and so it immediately applies more upward
force on the beam with the rising output pressure. With this greater output pressure, the reset bellows
has an even greater “final” pressure to achieve, and so its rate of filling continues.

3. PID Controller

Three term pneumatic control can be achieved using a P-I-D controller. Here the action of the feedback
bellows is delayed. The output is given by,

(6.5.3)

The terms gain K, derivative time Td, integral time Ti which can be set by beam pivot point and two
bleed valves (Fig. 6.5.9). This is a combination of all the three controllers described above. Hence it
combines the advantages of all three. A derivative control valve is added to delay the response at
feedback bellow. Addition of derivative term makes the control system to change the control output
quickly when SP and PV are changing quickly. This makes the system more stable.
Advantages of pneumatic controllers

 Simplicity of the components and no complex structure


 Easy maintainability
 Safe and can be used in hazardous atmospheres
 Low cost of installation
 Good reliability and reproducibility
 Speed of response is relatively slow but steady
 Limited power capacity for large mass transfer

Limitations of pneumatic controllers

 Slow response
 Difficult to operate in sub-normal temperatures
 Pipe-couplings can give rise to leaks in certain ambient conditions
 Moving parts - more maintenance

5. Halaman 84 handbook + buat power point mengenai emerson valve handbook!

Anda mungkin juga menyukai