Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 21060114130121
Kelas : C
PERSAMAAN DIFERENSIAL
1. Rangkaian LC Seri
L
E C
𝑑2 𝑄 1
𝐿 + 𝑄 = 𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝑑𝑡 2 𝐶
atau
𝑑2 𝑄 1 𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
+ 𝑄 =
𝑑𝑡 2 𝐶𝐿 𝐿
Penyelesaian model persamaan di atas adalah penyelesaian lengkap muatan fungsi waktu, terdiri
atas penyelesaian homogen dan penyelesaian takhomogen.
Penyelesaian Homogen:
𝑑2 𝑄 1
+ 𝑄=0
𝑑𝑡 2 𝐶𝐿
persamaan karakteristik dari PD di atas:
1
𝑟2 + =0
𝐶𝐿
akar-akar persamaan karakteristik:
1
𝑟1,2 = ±𝑖 √
𝐶𝐿
penyelesaian homogen:
1 1
𝑄ℎ (𝑡) = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 √ 𝑡 + 𝐵 𝑠𝑖𝑛 √ 𝑡
𝐶𝐿 𝐶𝐿
atau
1
𝑄ℎ (𝑡) = 𝐶 𝑐𝑜𝑠 (√ 𝑡 − 𝜃)
𝐶𝐿
1
jika 𝜔0 2 = 𝐶𝐿, maka
Penyelesaian Takhomogen:
𝑑2 𝑄 1 𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
+ 𝑄 =
𝑑𝑡 2 𝐶𝐿 𝐿
dengan menggunakan metode koefisien taktentu (subbab 4.8.1)
𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
→ 𝑄𝑝 (𝑡) = 𝐾𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 + 𝑀𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡
𝐿
𝑄𝑝 ′ (𝑡) = −𝜔𝐾𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 + 𝜔𝑀𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝑄𝑝 ′′ (𝑡) = −𝜔2 𝐾𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 − 𝜔2 𝑀𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡
substitusi 𝐐𝐩 , 𝐐𝐩 ′′ ke persamaan didapatkan:
1 𝐸0
−𝜔2 𝐾𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 − 𝜔2 𝑀𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 + (𝐾𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 + 𝑀𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡) = 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝐶𝐿 𝐿
1 𝑀 𝐸0
( 𝐾 − 𝜔2 𝐾) 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 + ( − 𝜔2 𝑀) 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 = 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝐶𝐿 𝐶𝐿 𝐿
dengan menyamakan koefisiennya maka:
1 − 𝐶𝐿𝜔2 𝐸0 𝐸0 𝐶
( )𝐾 = →𝐾=
𝐶𝐿 𝐿 (1 − 𝐶𝐿𝜔 2 )
jadi solusi takhomogen adalah:
𝐸0 𝐶 : 𝐶𝐿
𝑄𝑝 (𝑡) = 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
(1 − 𝐶𝐿𝜔 2 ) : 𝐶𝐿
𝐸0
= 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
1
𝐿(𝐶𝐿 − 𝜔 2 )
1
jika didefinisikan 𝜔0 2 = 𝐶𝐿 , sehingga:
𝐸0
𝑄𝑝 (𝑡) = 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 )
Penyelesaian lengkap:
𝐸0
𝑄(𝑡) = 𝑄ℎ (𝑡) + 𝑄𝑝 (𝑡) = 𝐶 𝑐𝑜𝑠 (𝜔0 𝑡 − 𝜃) + 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 )
Keluaran ini menggambarkan superposisi dua gelombang cosinus dengan frekuensi selaras yang
𝜔
disebut sebagai frekuensi dasar/alamiah (natural frequency) besarnya 𝑓0 = 2𝜋0 .
Amplitudo maksimum pada persamaan gelombang keluaran adalah:
𝐸0 𝐸0 1
𝐴𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 𝜌 dengan 𝜌 =
𝐿(𝜔0 2 −𝜔2 ) 𝐿 (𝜔0 2 −𝜔2 )
Amplitudo maksimum ini tergantung pada 𝜔0 , 𝜔 dan akan terjadi jika jika 𝜔0 = 𝜔 (disebut
resonansi).
1.5
1
faktor resonansi p
0.5
-0.5
-1
-1.5
-2
0 1 2 3 4 5 6
frekuensi
%faktor resonansi
clear all;
close all;
clc;
wo=3
w=(0:0.1:6);
p=(wo^2-w.^2).^-1;
plot(w,p,'b','linewidth',3)
grid on
axis equal
hold on
xlabel('frekuensi','fontsize',14)
Jika terdapat kondisi awal yaitu Q(0)=0 dan Q’(0)=0 maka persamaan lengkap menjadi:
𝐸0
𝐶 𝑐𝑜𝑠 (𝜔0 𝑡 − 𝜃) = − 𝑐𝑜𝑠𝜔0 𝑡
𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 )
sehingga:
𝐸0
𝑄(𝑡) = 𝐶 𝑐𝑜𝑠 (𝜔0 𝑡 − 𝜃) + 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 )
𝐸0 𝐸0
=− 2 2
𝑐𝑜𝑠𝜔0 𝑡 + 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝐿(𝜔0 − 𝜔 ) 𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 )
𝐸0
= (𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 − 𝑐𝑜𝑠𝜔0 𝑡)
𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 )
𝐴+𝐵 𝐵−𝐴
jika 𝑐𝑜𝑠 𝐴 − 𝑐𝑜𝑠 𝐵 = 2 𝑠𝑖𝑛 2
𝑠𝑖𝑛 2
(buktikan!) maka:
2𝐸0 𝜔0 + 𝜔 𝜔0 − 𝜔
𝑄(𝑡) = 𝑠𝑖𝑛 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑡
𝐿(𝜔0 2 − 𝜔 2 ) 2 2
Gambar berikut mengilustrasikan osilasi Q(t) jika selisih ω dengan ω0 kecil (Gambar a - c):
80
60
40
20
Muatan Q(t)
0
-20
-40
-60
-80
0 10 20 30 40 50 60 70 80
sumbu waktu (t)
𝟐𝑬𝟎 𝜔0 +𝜔
Gambar a. Osilasi 𝑸(𝒕) = 2 −𝜔2 )
𝑠𝑖𝑛 𝑡
𝑳(𝜔0 2
80
60
40
20
Muatan Q(t)
-20
-40
-60
-80
0 10 20 30 40 50 60 70 80
sumbu waktu (t)
𝟐𝑬𝟎 𝜔0 −𝜔
Gambar b. Osilasi 𝑸(𝒕) = ± 𝑳(𝜔 2 −𝜔2 )
𝑠𝑖𝑛 𝑡
0 2
80
60
40
20
Muatan Q(t)
-20
-40
-60
-80
0 10 20 30 40 50 60 70 80
sumbu waktu (t)
%wo-w = kecil
clear all;
close all;
clc;
E0=10;
L=1;
W0=1;
W=0.84;
A=(W0+W)*2^-1;
B=(W0-W)*2^-1;
t=(0:0.01:80);
I=2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(A))
plot(t,I,'r','linewidth',2)
hold on
I=2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(B));
plot(t,I,'b','linewidth',2)
hold on
I=-2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(B));
plot(t,I,'b','linewidth',2)
hold on
I=2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(A)).*sin(t.*(B));
plot(t,I,'k','linewidth',4)
ylabel('Muatan Q(t)','fontsize',14)
Dari Gambar a. menunjukkan osilasi Q(t) lebih cepat daripada osilasi Q(t) pada Gambar b. Gambar c.
adalah hasilkali persamaan Gambar a. dan b. yang merupakan penyelesaian lengkap rangkaian LC
dengan 𝝎 ≠ ω0 . Fenomena fisik model persamaan ini dapat dirasakan pada proses penalaan nada
sistem akustik dimana akan terdengar gejala naik turun suara pada saat frekuensi dua sumber suara
mendekati sama.
2. Rangkaian LC Seri
L
E C
𝟏
Jika sumber baterai E= E0 cos ωt dengan 𝝎 = √𝑪𝑳
𝑑2 𝑄 1
𝐿 + 𝑄 = 𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝑑𝑡 2 𝐶
atau
𝑑2 𝑄 𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
2
+ 𝜔2 𝑄 =
𝑑𝑡 𝐿
Penyelesaian Homogen:
𝑑2 𝑄
+ 𝜔2 𝑄 = 0
𝑑𝑡 2
persamaan karakteristik dari PD di atas:
𝑟 2 + 𝜔2 = 0
akar-akar persamaan karakteristik:
𝑟1,2 = ±𝑖𝜔
penyelesaian homogen:
𝑑2 𝑄 𝐸0 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
2
+ 𝜔2 𝑄 =
𝑑𝑡 𝐿
dengan menggunakan metode koefisien taktentu aturan modifikasi maka bentuk solusi
partikular (lihat subbab 4.8.1)
40
30
20
10
Muatan Q(t)
-10
-20
-30
-40
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
sumbu waktu (t)
𝟏
Gambar Solusi Partikular untuk Kasus 𝝎 = √
𝝎𝑳
clear all;
close all;
clc;
t=(0:0.01:4);
I=10*t.*sin(5*t);
plot(t,I,'b','linewidth',2)
ylabel('Muatan Q(t)','fontsize',14)
3. Rangkaian RLC Seri
R
E
L
Suatu induktor 2 henry, resistor 16 ohm dan kapasitor 0,02 farad dihubungkan secara seri dengan
sutu baterai dengan ggl.E = 100 sin 3t. Pada t=0 muatan dalam kapasitor dan arus dalam rangkaian
adalah nol. Tentukanlah (a) muatan dan (b) arus pada t>0.
Penyelesaian:
Misalkan Q dan I menyatakan muatan dan arus sesaat pada waktu t, berdasarkan Hukum
Kirchhoff, maka diperoleh persamaan:
𝑑𝑙 𝑄
2 + 16I + = 100 sin 3t
𝑑𝑡 0,02
Selesaikan ini terhadap syarat Q = 0,dQ/dt = 0 pada t = 0, kita memperoleh hasil akhir:
25 25 -4t
(a) Q = (2 sin 3t – 3 cos 3t) + e (3 cos 3t + 2 sin 3t)
52 52
𝑑𝑄 75 25
(b) I = 𝑑𝑡
= 52 (2 cos 3t + 3 sin 3t) - 52 e-4t(17 sin 3t + 6 cos 3t)
Suku pertama adalah arus stabil (steady-state) dan suku kedua, yang dapat diabaikan untuk waktu
yang bertambah, dinamakan arus transien.
4. Sistem Gerak Bebas Teredam
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
2
+ 𝑑. 𝑚.
+ 𝑘𝑦 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Persamaan karakteristik dari model sistem gerak benda bebas teredam adalah:
𝒎. 𝒓𝟐 + 𝒅. 𝒓 + 𝒌 = 𝟎
Solusi persamaan gerak benda pada sistem teredam kurang (underdamped) didapatkan jika 𝑑2 −
4𝑚𝑘 < 0 , dimana akar-akar persamaan karakteristik adalah:
−𝑑 ± 𝑖√4𝑚𝑘 − 𝑑2
𝑟1,2 =
2𝑚
persamaan solusinya adalah: (lihat pembahasan pada subbab 4.5)
√(4𝑚𝑘 − 𝑑2 )
𝒚 = 𝒄𝟏 𝒆( + 𝑖)𝒕 + 𝒄𝟐 𝒆( − 𝑖)𝒕 ; 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 = −𝒅/𝟐𝒎 , =
2𝑚
= 𝒆(−𝑑/2𝑚)𝑡 (𝑨𝒄𝒐𝒔 𝑡 + 𝑩 𝒔𝒊𝒏 𝑡)
bentuk satu sinus/cosinus persamaan di atas adalah:
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵2
𝐵
𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
𝐴
1.5
perioda bayangan
1
Gerak Benda y(t)
0.5
-0.5
-1
-1.5
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Waktu(t)
Program MATLAB untuk Gambar Osilasi pada Gerak Benda Bebas Teredam Kurang sebagai berikut:
%gerak benda bebas teredam kurang
clear all;
close all;
clc;
t=(0:0.01:2);
yt=2^0.5*exp(-2*t).*(cos(8*t-pi/4))
plot(t,yt,'k','linewidth',3)
hold on
amp1=2^0.5*exp(-2*t)
plot(t,amp1,'r','linewidth',2)
hold on
amp2=-2^0.5*exp(-2*t)
plot(t,amp2,'r','linewidth',2)
xlabel('Waktu(t)','fontsize',14)
Faktor kosinus 𝒄𝒐𝒔 (𝒕 − 𝜃) menyebabkan osilasi bernilai antara +1 dan -1. Perioda osilasi jika
dilihat pada Gambar bukan perioda asli atau sering disebut sebagai perioda bayangan (quasi-period)
atau perioda teredam (damped-period), didefinisikan sebagai:
2𝜋 2𝜋 4𝜋𝑚
𝑇𝑑 = = =
𝛽 √(4𝑚𝑘 − 𝑑2 ) √(4𝑚𝑘 − 𝑑2 )
2𝑚
Frekuensi dinyatakan sebagai frekuensi bayangan (quasi frequency) atau teredam (damped-
𝛽
frequency), yaitu 𝑓𝑑 = 2𝜋. Sedangkan 𝑹𝒆(−𝑑/2𝑚)𝑡 disebut amplitudo teredam (damped-
amplitude).
5. Tentukan keluarga trajektori ortogonal dari keluarga kurva berikut ini:
y = cx2.
Penyelesaian
Langkah I Persamaan diferensial untuk keluarga kurva y = cx2 yaitu
𝑑𝑦
𝑑𝑥
= 2𝑐𝑥
𝑦
Langkah 2 Disubstitusikan = 𝑐 = untuk memperoleh persamaan
𝑥2
diferensial implisit:
𝑑𝑦 𝑦 2𝑦
𝑑𝑥
= 2 𝑥2 = 𝑥