Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MEKANIKA FLUIDA

VISKOSITAS

Disusun Oleh
Nurlaila Rahmah
05021181419100

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal ada tiga jenis zat, yaitu padat, cair
dan gas. Meskipun zat cair dan gas berbeda, tapi keduanya mempunyai
karakteristik umum yang membedakannya dengan zat padat, yaitu zat cair dan gas
adalah fluida. Di dalam fluida, dikenal istilah viskositas. Viskositas adalah ukuran
yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat
cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Viskositas dapat
didefinisikan sebagai kemampuan fluida untuk mengalir. Kekentalan adalah sifat
dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat
cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang
menghambat aliran zat cair. Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas,
berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu
contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa
sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau
viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan
bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk
menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat
memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan
karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter. Apabila zat cair
tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental
bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding.

1.2 Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dan
konsep viskositas, cara mengukurnya, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta
untuk mengetahui penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan konsep viskositas


Gas dan cairan mempunyai sifat yang disebut viskositas. Viskositas adalah
ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir
secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol, dan
bensin karena memiliki nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir
lambat seperti gliserin, minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas
besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan
antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam (
viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan
geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas.
Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar-bagian atau lapisan
cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi
ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh
peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas.
Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan
makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair,
viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat
cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien
viskositas. Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk
koefisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk
mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille, 1
poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-
molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida
tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih
mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit
mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan lainnya. Hal ini bisa
dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang
permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau
oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika
menggoreng bahan makanan, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih
cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin
kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil
(nyata). Fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida
ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal
hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran
fluida. Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas
sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh
kohesi dan pertukaran momentum molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan
pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan tangensial
atau tegangan geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien
kecepatan, akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang
bergerak, dan akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih
jauh. Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir
didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Sebuah benda
yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya
gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam
fluida yang viskositasnya lebih rendah.

2.2 Cara mengukur viskositas


Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Terdapat
berbagai jenis viscometer yang berbeda, demikianlah cara untuk menentukan µ,
yaitu:
a. Dengan viscometer torsi
Rumus R = µA dipakai pada silinder konsentris.
b. Dengan viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya,
sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran
viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui
labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi
daripada batas a cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan
turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan
melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan
cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ
merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya
disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.
c. Dengan hokum stokes untuk bola jatuh.
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan
jari-jari r yang jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya µ dengan
keceptan v. Rumus Stokes hanya berlaku bila Reynolds untuk aliran
kurang dari (sekitar) 1.
d. Viscometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob
dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat.
e. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar.
f. Viscometer Hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda
karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas
(seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila
gravitasi sama dengan fictional resistance medium.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas


1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada
cairan sehingga manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

2.4 Penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari


Aplikasi Teori dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini
biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi
kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-
beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-
beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan
dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga
sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu
koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Masyarakat umum
beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli
memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan
penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat
gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan cara masuk
kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu
kerja yang ideal.
Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek
yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain
sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling
sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya tak
sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua
permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu,
oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang
mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin,
sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin). Semakin kental oli, maka
lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental
memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang
terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih
mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya
pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki
kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika
mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika
suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli
atau sebaliknya. Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli
antara lain :
1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang
bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.
2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.
3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.
4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau
lumpur yanga terbentuk.
6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume
maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan
semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi
pompa oli. Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir)
memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit
dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi. Dalam penggunaan sehari-
hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan oli untuk mengalir dalam mesin
kendaraan. Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) daripada gas. Viskositas oli didefinisikan dengan nomor SAE’S (Society
of Automotive Engineer’s). Penerapan viskositas lainnya dalam kehidupan sehari-
hari ialah mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena, proses penggorengan
ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan
mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga: Jakarta.


Sukardjo,. Prof., Dr. 2002. Kimia Fisika. Rineka cipta: Jakarta.
Young, Hugh, dkk. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Penerbit
Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai