PENDAHULUAN
1
yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak adanya kerusakan
interaksi sosial : menarik diri akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomen
kehidupan, yaitu terganggunya komunikasi yang merupakan suatu elemen penting
dalam mengadakan hubungan dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
3
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal.
d) Apakah anggota keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa.
e) Pengalaman klien yang tidak menyenangkan (kegagalan yang terulang lagi,
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis) atau faktor lain,
misalnya kurang mempunyai tanggung jawab personal.
4. Aspek fisik atau biologis, observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
pernafasan klien), ukur tinggi badan dan berat badan klien.
5. Psikososial, membuat genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dengan keluarga. Masalah yang terkait dengan komunikasi
pengembalian keputusan dan pola asuh.
6. Status mental meliputi pembicaraan, penampilan, aktivitas motorik, alam perasaan,
afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, emosi, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan
daya tilik diri.
7. Kebutuhan persiapan pulang, kemampuan klien dalam makan, BAB/BAK, mandi,
berpakaian, istirahat, tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas di
dalam rumah dan di luar rumah.
8. Mekanisme koping, didapat melalui wawancara pada klien atau keluarga baik adaptif
maupun maladaptif.
9. Masalah psikososial dan lingkungan, di dapat dari klien atau keluarga bagaimana tentang
keadaan lingkungan klien, masalah pendidikan dan masalah pekerjaan.
10. Pengetahuan, apakah klien mengetahui tentang kesehatan jiwa.
11. Aspek medik, obat-obatan klien saat ini baik obat fisik, psikofarmako dan therapi lain.
Masalah keperawatan
Perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien dari kelompok data yang
dikumpulkan, kemungkinan kesimpulan adalah sebagai berikut :
Isolasi sosial : menarik diri
1) Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
2) Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
4
3) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
5) Defisit perawatan diri
6) Ketidakefektifan koping keluarga
7) Gangguan pemeliharaan kesehatan, (Keliat, 2010 )
Analisa data
Pengelompokan data adalah pengelompokan data-data klien atau keadaan tertentu
dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan
kriteria permasalahannya.
A. Data subjektif
a) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain
b) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c) Klien mengatakan hubungan yang tidak aman berada dengan orang lain
d) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
B. Data objektif
a) Klien banyak diam dan tidak mau berbicara
b) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang dekat
c) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
5
a) Isolasi sosial
b) Harga diri rendah kronis
c) Perubahan sensori persepsi : halusinasi
d) Koping keluarga tidak efektif
e) Koping individu tidak efektif
f) Intoleransi aktivitas
g) Defisit perawatan diri
h) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2.3 Intervensi
Dalam hal ini adanya perhatian dan kerja sama antara klien dan tim
kesehatan lain sangat diperlukan agar tujuan dapat dicapai dengan baik Rencana
Asuhan Keperawatan dengan isolasi sosial sosial .
6
Perencanaan
No DiagnosaKeperawatan Rasional
Tujuan KriteriaEvaluasi Intervensi
1. Isolasi sosial Klienmampu : Setelah….x pertemuan SP 1 (Tgl ……… ) a. Dengan membina
a. Menyadari klien dapat : a. Bina hubungan saling percaya
penyebab a. Membina Saling percaya memudahkan
isolasi sosial hubungan Dengan teknik intervensi
b. Berinteraksi salingpercaya terapeutik baik verbal maupun non selanjutnya
dengan orang b. Menyadari verbal
lain penyebab b. Dengan
isolasi sosial, b. Identifikasipenyebab mengidentifikasi
keuntungan dan 1. Siapa yang satu rumah penyebab
dengan klien diharapkan akan
kerugian 2. Siapa yang dekat dengan menyadarkan klien
berinteraksi klien? Apa penyebabnya? terhadap masalah
dengan 3. Siapa yang tidak dekat yang terjadi.
oranglain dengan klien apasebabnya?
c. Melakukan 4. Tanyakan keuntungan dan c. Mendiskusikandengan
interaksi dengan kerugian berinteraksidengan klien keuntungan
orang lain orang lain berhubungan sosial
secarabertahap c. Tanyakan pendapat kliententang maka klien akan
kebiasaan berinteraksi dengan berintera dengan orang
oranglain lain.
1. Tanyakan
apayang menyebabkanklien d. Menambah
tidak inginberinteraksi pengetahuan dan
dengan oranglain keterampilan klien
2. Diskusikan keuntungan dalam berkenalan
bila klien denganorang lain.
memilikibanyak
temandan bergaulakrab
dengan mereka
3. Diskusikan kerugian bila
7
klien hanya mengurung e. Dengan membuat
diri dan tidak bergaul dengan jadwal kegiatan
orang lain klien, klien dapat
4. Jelaskan pengaruh isolasi mengatur kegiatan
sosial terhadapkesehatan secara kontinu
fisik klien
d. Latih berkenalan
1. Jelaskan kepada klien cara
berinteraksi dengan orang
lain
2. Berikan contoh cara
berinteraksi dengan orang
lain
3. Beri kesempatan klien
mempraktekan cara
berinteraksi dengan orang
lain yang dilakukan
dihadapan perawat
4. Mulailah bantu klien
berinteraksi dengan satu
orang teman / anggota
keluarga
5. Bila klien sudah menunjukan
kemajuan
6. tingkatkan jumlah interaksi
dengan 2, 3, 4 orang dan
seterusnya
7. Beri pujian untuk setiap
kemajuan interaksi yang
telah dilakukan oleh klien
8. Siap mendengarkan ekspresi
8
perasaan klien setelah
berinteraksi dengan orang
lain,mungkin klien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan
9. terus menerus agar klien
tetap semangat
mengingatkan interaksinya
SP 2 (Tgl )
a. Evaluasi kegiatan yang a. Mengetahui
lalu(SP 1) perkembangan klien
b. Latih cara berkenalan dan data
dengan dua orang atau lebih dasar
c. Masukkan dalam jadwal intervensi
kegiatan klien selanjutnya.
b. Menumbuhkan
keterbiasaan dan
motivasi untuk
berinteraksi
c. Mendisiplinkan dan
9
melaitih klien untuk
terus berkenalan
SP 3 ( Tgl ) a. Mengetahui
a. Evaluasi kegiatanyang lalu perkembangan klien
(SP 1 & 2) dan data dasar
b. Latih cara berkenalan untuk intervensi
dengan dua orang atau lebih selanjutnya
b. Menumbuhkan
keterbiasaan dan
motivasi untuk
berinteraksi dengan
orang yang lebih
banyak.
c. Memotivasi klien
untuk terus
berinteraksi dengan
orang lain
10
a. Dengan
Keluarga mampu Setelah,,,x pertemuan SP 1 Keluarga mengidentifikasi
merawat klien isolasi keluarga mampu untuk a. Identifikasi masalah yang masalah diharapkan
sosial di rumah menjelaskan tentang dihadapi keluarga dalam keluarga tidak
a. Masalah isolasi merawat klien. mengalami kesulitan
sosial dan
dalam merawatklien
Dampak pada b. Jelaskan tentang isolasisosial
klien
b. Penyebab isolsi c. Jelaskan cara b. Dengan menjelaskan
sosial merawat klien isolasi sosial tentang isolasi
c. Sikap keluarga sosial diharapkan
dalam keluarga mengerti
membantu tentang
mengatasi klien penatalaksanaan
isolasisocial pada klien isolasi
d. Pengobatan sosial dirumah
yang
berkelanjutan c. Diharap keluarga
dan mencegah dapat merawat
putus obat kliendengan isolasi
e. Tempat rujukan sosial dirumah
dan fasilitas
kesehatan yang
tersediabagi SP 2 Keluarga a. Diharapkan keluarga
klien a.Evaluasi SP 1 mengingat cara
b.Latih (langsungpadaklien) merawat klien
c.RTLkeluarga/ jadwal keluarga denganbenar
untuk merawat klien
b. Dengan melatih
langsung kepada
klien diharapkan
keluarga terbiasa
dengan tindakan
11
yangdilakukan
c. Dengan membuat
jadwal kegiatan
keluarga dapat
meningkatkan dan
mengatur kegiaatan
secara
berkesinambung an
SP 3 Keluarga a. Diharapkan
a. Evaluasi SP 1 dan SP 2 keluarga mampu
b. Latih (langsungpadaklien) mengingat,
c. RTL keluarga/jadwalkeluarga mengulangi dan
untuk merawat klien mengerti SP
1dan SP 2 yang
telah diajarkan
b. Dengan melatih
langsung kepada
klien diharapkan
keluarga dapat
terbiasa dengan
tindakan yang
dilakukan
a. Dengan membuat
jadwal kegiatan
12
SP 4 Keluarga keluarga dapat
a. Evaluasikemampuankeluarga meningkatkan dan
b. Evaluasikemampuanklien mengatur kegiatan
c. Rencana tindaklanjut secara
- Rujukan berkesinambung
- Follow up anDiharapkan
keluarga dapat
mengetahui
kemampuan yang
dimiliki dalam hal
yang telah diajarkan
di SP 1, 2 dan3
b. Diharapkanklien
dapat mengetahui
kemampuan yang
dimiliki dalam hal
yang telah diajarkan di
SP 1, 2 dan3
c. Dengan follow up
dapat mengetahui
tingkat keberhasilan
pengobatan dan
tindakan keperawatan
yangdilakukan.
13
2.4 Implementasi pada Isolasi Sosial
14
lain.
b) Menanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain.
c) Membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain.
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila klien memiliki
banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka.
3. Membantu klien mengenal kerugian tidak berhubungan, dilakukan dengan cara :
a) Mendiskusikan kerugian bila klien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain.
b) Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien
c) Membantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
Secara rinci tahapan melatih klien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut :
a) Beri kesempatan klien mempraktekan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan dihadapan anda.
b) Mulailah bantu klien menunjukkan dengan satu orang (klien, perawat dan
keluarga).
c) Bila klien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan, jumlah interaksi dengan dua,
tiga, empat dan seterusnya.
d) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh klien.
e) Siap mendengarkan ekspresi perasaan klien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin klien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus agar klien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
15
Cara-cara merawat klien dengan isolasi sosial, antara lain:
a) Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara bersikap
peduli dan tidak ingkar janji
b) Memberikan semangat dan dorongan kepada klien untuk bisa melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain, yaitu dengan tidak mencela
kondisi klien dan memberikan pujian yang wajar.
c) Tidak membiarkan klien sendiri di rumah
d) Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan klien
e) Memperagakan cara merawat klien dengan isolasi sosial
f) Membantu keluarga mempraktekan cara merawat yang telah dipelajari dan
mendiskusikan yang dihadapi
g) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
(MPKP Keliat, 2010: 98-104).
2.5 Evaluasi
Evaluasi proses yang berkelanjutan untuk melihat efek dari tindakan
keperawatan klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu
evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan,
evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada
tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.
S = Respons subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
A = Analisa ulangan atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru ada data yang kontradiksi
P = Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respons klien.
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat
16
perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi sangat
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi
rasa, pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara
spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada
perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman. Prinsip Keperawatan pada isolasi
social yang harus diperhatikan diantaranya : Psikoterapeutik, Berkomunikasi dengan
pasien secara jelas dan terbuka, Kenal dan dukung kelebihan klien, Bantu klien
mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal, Kegiatan hidup sehari-hari
(ADL)
3.2 Saran
Pada asuhan keperawatan jiwa khususnya dengan gangguan isolasi sosial, perawat
atau mahasiswa di harapkan dapat mendekatkan diri dengan klien dan dapat melakukan
asuhan keperawatan dengan berawal membina hubungan saling percaya. Asuhan
keperawatan teori ini tentang isolasi sosial untuk membantu perawat atau mahasiswa
memahami dan mengerti tentang memberikan asuhan keperawatan jiwa terhadap
pasien isolasi sosial.
18
DAFTAR PUSTAKA
Erlinafsiah, 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa, Jakarta: Trans
Info Media.
Keliat, A., 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Maramis, 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Press.
RSU Kota Banjar, 2016. Catatan Rekam Medik Ruang Tanjung Rumah Sakit Umum
Kota Banjar.
Stuart, 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC.
Tim Diklat Cimahi, 2011. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: RSJ
Cimahi. Yani, A., 2013. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Yosep, I., 2009. Teknik Prosedural Keperawatan. Jogjakarta: D-Medika.
19