PENDAHULUAN
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.Hal ini
tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan
sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari
perencanaan,pembangunan fisik ,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-
macam unsur dan komponen pendukung.Salah satu bagian dari manajemen proyek yang
memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek.Sebuah proyek akan berhasil jika di
dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan
pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai
sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak
yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan.Oleh karena itu unsur-unsur yang
terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian
masing-masing.
Berangkat dari uraian singkat di atas, penulis dapat merumuskan masalah yang
menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan makalah ini demi mengefisienkan waktu
penyelesaian makalah ini. Penulis memberikan beberapa batasan masalah bahwa : konteks
manajemen proyek yang dibahas dalam makalah ini bersifat umum dan tidak mengkhusus atau
lebih mendetail, mengingat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini sangat
minim.
PEMBAHASAN
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai
sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Selain itu proyek juga bertujuan menghasilkan produk atau kerja akhir tertentu. Dalam proses
mewujudkan produk tsb di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu. Bersifat
sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir
ditentukan dengan jelas. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang berlangsungnya proyek.
Aspek manajemen sangat penting artinya bagi setiap jenis usaha. Ia berfungsi untuk
aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang disingkat
dengan POAC dengan tidak memandang jenis, tujuan, maupun rumitnya aktivitas tersebut. Studi
aspek manajemen terhadap sebuah proyek disebabkan karena dua hal. Pertama: pada saat
pembangunan suatu proyek diperlukan perencanaan yang matang agar tujuan yang diinginkan
tercapai. Kedua: pada saat bisnis dioperasionalkan secara rutin diperlukan kaidah atau prinsip
dalam pengelolaannya. Sampai dengan saat ini, masih banyak proyek yang gagal dibangun dan
dioperasionalkan bukan disebabkan oleh aspek lain, melainkan lemahnya aspek manajemennya
sehingga tidak memiliki panduan lengkap untuk dijadikan referensi dalam membuat rancangan
desain proyek.
Proyek dalam istilah ekonomi adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal atau
faktor produksi untuk memproduksi aset yang diharapkan mendapatkan kemanfaatan setelah
jangka waktu tertentu. Dengan proyek inilah, maka manusia akan meningkatkan taraf
kesejahteraannya.
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan
proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam
suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan
kemampuan manajement manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM)
yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi)
dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja
manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta
pengembangan tim.
Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada proyek yang
100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer,
maka area kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan,
manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi,
perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan
terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang menyebabkan sering menjadi hambatan.
Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
A. Proses Proyek
Proyek terdiri dari beberapa proses. Proses proyek dilakukan oleh orang-orang dan
umumnya terdapat salah satu dari dua kategori utama:
1. Proses manajemen proyek berkaitan dengan menjelaskan dan mengorganisir pekerjaan proyek.
B. Grup Proses
1. Initiating Processes
2. Planning Processes
3. Executing Processes
4. Controlling Processes
5. Closing Processes
Secara umum pendekatan mengenai proyek yaitu tahap initiating, planning dan desain,
executing, controlling dan closing processes.
Tahap Initiating Processes merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan
permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan
ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
Dalam penyusunan teknis lapangan hal ini menjadi hal yang mendasar. Ketika menyusun
teknis lapangan pada tahap ini, kita seharusnya memiliki konsepsi awal.
Tahap Konsepsi
A. Pada tahap konsepsi ada dua bagian, yakni:
1. Inisiasi Proyek
Merupakan tahap munculnya ide tentang proyek yang dimulai dari penemuan
masalah. Selanjutnya masalah yang ditemukan perlu dirumuskan dengan jelas
berikut tujuan pemecahan masalah tersebut. Dua hal tersebut menjadi dasar bagi
pencarian alternatif solusi.
2. Kelayakan Proyek
Merupakan proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi
secara lebih detail untuk dilihat sejauh mana solusi memberikan manfaat yang
lebih besar dari pengorbanan/ biaya. Tiga hal pokok yang harus dijawab pada
tahap kelayakan ini adalah apa saja yang diperlukan, kapan dilakukan, siapa
yang terlibat.
B. Proposal Proyek
Pada tahap konsepsi memunculkan Requestst For Proposal (RFP). RFP memuat
tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performance, batasan ongkos dan
jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak RFP dibuat berdasarkan permintaan user.
Namun, proposal proyek bisa juga dibuat atau diajukan tanpa terlebih dulu ada
permintaan dari user tetapi berdasarkan penawaran. Proposal Proyek memerlukan
biaya dan waktu tersendiri dan dibuat oleh tim manajemen puncak.
1. Surat pengantar : lebih personal dan ringkas, pengalaman dan minat kontraktor,
contact person
2. Executive Summary : ringkasan jelas proyek tentang aspek penting untuk
tentukan relevansi terhadap kebutuhan user dan kontribusi terhadap solusi
3. Bagian teknis : lingkup proyek, pendekatan solusi, pekerjaan yang ada
4. Manfaat/ Keuntungan yang diperoleh : keperluan user yang dapat dipenuhi
peserta lelang
5. Jadwal : jadwal proyek selesai berdasarkan struktur pemecahan pekerjaan (work
breakdown), meliputi tahap-tahap proyek
6. Bagian Keuangan : biaya langsung, tidak langsung sesuai bahan tenaga kerja
dan bahan yang digunakan
7. Bagian Legal : masalah atau perubahan yang akan muncul
8. Kualifikasi manajemen : background, pengalaman, prestasi, situasi keuangan,
keyperson organisasi
D. Negosiasi Kontrak
Negosiasi anatara pemilik proyek (user) dengan calon kontraktor yang terpilih
dimaksudkan untuk menyamakan posisi kedua belah pihak dalam masalah-masalah
utama, khususnya masalagh teknis dan persetujuan dalam hal waktu, jadwal dan
performansi.
Bagi pemilik proyek (user) sasaran negosiasi yang dilakukan pada umumnya untuk
mendapatkan persyaratan yang paling menguntungkan, penekanan harga dan
mencegah persyaratan yang membatasi ruang gerak.
Sedang dari sisi kontraktor berusaha untuk mengurangi risiko dan menekan biaya
dengan mengusulkan beberapa penyimpangan dari persyaratan.
C. Tipe Inisiasi Proyek
1. Proyek yang berasal dan klien yang ditawarkan ke suatu konsultan atau kontraktor,
dimana sudah jelas macam pekerjaan yang harus ditangani. Dalam kondisi seperti
ini biasanya tidak ada proses tender sehingga tidak ada suasana kompetitif dalam
perebutan proyek. Banyak sekali proyek seperti ini, khususnya untuk proyek yang
nilainya relatif kecil.
2. Ide proyek muncul karena ada tawaran dana dari instansi atau lembaga tertentu.
Dengan adanya tawaran itu kita bisa menyusun proposal proyek. Di dalam lembaga
pendidikan sering ada tawaran dana penelitian untuk topik tertentu dengan alokasi
dana tertentu.
3. Proyek muncul karena adanya tawaran lelang, Di sini suatu konsultan atau
kontraktor harus berkompetisi untuk mernenangkan tender. Proses yang harus
dilalui biasanya lebih rumit dan panjang. Profesionalitas sangat menentukan
keberhasilan dalam tender.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
B. Saran
Sebelum menutup makalah ini, saya memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Sebuah proyek harus berkualitas, baik itu kualitas proses pelaksanaan proyek (ketepatan
waktu, ketepatan biaya, kepatuhan terhadap aturan-aturan proyek, dokumentasi proyek)
maupun kualitas produk dari proyek tersebut.
2. Bila proyek menemui masalah dan tim proyek tidak mampu menanganinya, lakukanlah
eskalasi (laporan mendesak ke atasan) kepada sponsor proyek. Sponsor proyek beserta para
pemangkukepentingan akan membicarakan masalah tersebut dan memberikan solusi-solusi
yang memungkinkan proyek tersebut dilanjutkan atau dimodifikasi.
3. Perubahan kebutuhan proyek dapat menyebabkan proyek terlambat selesai dan biaya
membengkak. Untuk menghadapi perubahan kebutuhan ini, sebaiknya digunakan
Manajemen Perubahan (Change Management) yang akan memastikan bahwa perubahan
yang akan terjadi masih sejalan dengan tujuan organisasi, anggaran, dan waktu yang
tersedia.