Anda di halaman 1dari 2

/ Generasi Smart, Let’s Back to Muslim Identity!

"Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan taqwa
(memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, pemuda tidak dianggap
hadir (dalam kehidupan)” (Imam asy-Syafii)

Ilmu yang dimaksud disini bukan sekedar ilmu pelajaran atau mata kuliah, namun yang
dimaksud adalah Ilmu agama yang mampu menuntun kita hidup sesuai aturan Allah. Dan juga
sebagai bekal yang dapat menjamin keselamatan kita di akhirat kelak. Sementara
Taqwâ berasal dari kata waqâ yang berarti melindungi. Orang yang bertakwa berarti
melindungi diri dari murka dan azab Allah SWT dengan cara menerapkan Islam Kaffah
Ilmu dan Takwa adalah kunci sukses Generasi Smart. Tinta sejarah telah menuliskan
sosok generasi smart masa lalu yang memiliki kekhasan karakter, yaitu memiliki ketinggian ilmu
dan tingkat ketakwaan. Sebagai contoh, Mush’ab bin umair -duta pertama Islam-, Imam al-
Syafii, Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Hanafi, al-Ghazali, Ibn Taymiyah, Ibnu Sina, dan Al
khawarizmi. Sementara dari golongan muslimah diantaranya, Aisyah binti abubakar, Maryam
Al-asturlabi, dan masih banyak lagi.
Demikianlah Generasi Smart masa lalu. Ilmu dan takwa menjadikan mereka hafal Al-
Qur'an, hafal ribuan hadits, beribadah, berinfaq, dan berjihad. Pada saat yang sama mereka
mengembangkan ilmu-ilmu baru dari semua yang diimani dan diamalkan itu. prinsip-prinsip
seperti “adab sebelum ilmu”, “ilmu sebelum amal“, “iman sebelum Al-Quran”, dan “Al-Quran
untuk amal” sangat melekat pada generasi masa lalu. Tak heran jika Generasi Smart masa lalu
tidak sekedar dapat menguasai ilmu agama (Faqih fiddin), tetapi dalam masa yang singkat
dapat menguasai beberapa bidang ilmu pengetahuan secara bersamaan.
Tentu saja lahirnya Generasi Smart secara masal tidak bisa dilepaskan dari peran besar
Negara Khilafah Islamiyah yang telah bertanggung jawab penuh dalam meriayah rakyatnya.
Sesungguhnya khilafah benar-benar memahami bahwa generasi muda adalah usia yang
diamanahkan ALLAH SWT, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
“Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai Allah menanyakan
empat hal: umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan; MASA MUDANYA, bagaimana dia
menggunakannya; hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskan; dan
ilmunya, apakah diaamalkan atau tidak.” (HR Tirmidzi). Karena itu kebijakan yang berkaitan dengan
generasi muda sesungguhnya juga akan dipertanggungjawabkan kepada ALLAH SWT.
Kunci sukses terwujudnya Generasi Smart yaitu ilmu dan takwa, serta dukungan kuat
Sistem Khilafah yang visioner. Sejarah membuktikan, ketika kedua faktor itu bersinergi,
peradaban Islam sanggup menjadi mercusuar dunia.
Salah besar, bahkan fitnah keji jika menganggap islam kaffah dan khilafah sebagai
“momok” yang harus dijauhkan dari generasi bangsa ini. Bahkan hingga melakukan penderasan
ide islam moderat dalam proyek deradikalisasi yang massif di sekolah maupun kampus. Adanya
monsterisasi islam kaffah dan khilafah, pesantren dianggap sarang teroris, pembubaran
lembaga dakwah kampus hingga diskriminasi pelarangan pemakaian cadar; semua itu adalah
islamophobia di dunia pendidikan.
Potensi penting generasi muda hanya akan teroptimalisasi dalam masyarakat yang
menerapkan Islam kaaffah. Dalam negara Khilafah, sistem pendidikan akan melahirkan
generasi muda yang kokoh iman, punya integritas, pola pikir dan sikapnya sesuai ajaran Islam,
punya ilmu dan keterampilan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Sistem pergaulan
sosial dalam Islam mampu menjaga kesucian generasi dari rusaknya pergaulan bebas. Sistem
ekonomi Islam akan memberi dukungan finansial yang cukup dalam rangka pengembangan
potensi dan pengabdian generasi terhadap umat.
Wahai generasi, sudah cukup keterpurukan dan kesia-siaan potensi akibat sistem
sekularisme. Saatnya menjadi Generasi Smart, kembali ke identitas muslim, menjadikan ilmu
dan takwa sebagai landasan hidup. Itu semua akan tercapai dengan membina diri, mengkaji
Islam kaffah. Tak lupa berjuang bersama tanpa lelah untuk mengkampanyekan islam kaffah dan
khilafah dengan metode dakwah penyadaran pemikiran, bukan dengan kekerasan.
Generasi Smart jangan khawatir dengan gelar “ektrimis”/“radikal”. Ingatlah bagaimana
Generasi Smart masa lalu melindungi Nabi (saw) dengan tubuhnya sendiri dan mengabaikan
bahaya yang dapat menimpa. Maka generasi smart masa kini harus siap menjadi penolong
agama Allah, berbicara haq bahwa islam & Khilafah adalah solusi bukan ancaman, berdiri
melawan kedzaliman yang menghina Islam, serta menggunakan semua potensi keimanan,
kecerdasan dan keberaniannya untuk mewujudkan kembalinya kebangkitan Islam kaffah dalam
naungan Khilafah. Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai