Anda di halaman 1dari 20

REKTIFIKASI CARRIER

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian kurva baku dan Rektifikasi Carrier


2. Membuat campuran biner untuk kurva baku
3. Menggambarkan kurva baku
4. Melaksanakan praktikum untuk memperolah data yang diperlukan
5. Menentukan komposisi produk
6. Menghitung untuk menentukan jumlah produk

II. Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Pipet ukur
4. Bola karet
5. Pipet tetes
6. Rak tabung reaksi
7. Refraktometer
8. Gelas kimia
9. Botol obat
10. Seperangkat alat rektifikasi

Bahan yang digunakan :


1. Aquadest
2. Minyak Cengkeh
3. Air deionisasi
III. Dasar Teori

Pada teknologi distilasi, carrier gas distillation sering digunakan untuk


memisahkan komponen–komponen dengan titik didih tinggi. Operasi ini
merupakan metoda pemisahan suatu komponen dari campurannya pada kondisi
standard dan temperature paling rendah dari titik didih campuran tersebut.
Contohnya komponen yang tak terlarut dalam air, dengan titik didih yang sangat
tinggi bisa dipisahkan pada temperature di bawah 100oC dengan menggunakan
uap sebagai carrier.

a. Essential Oil
Masalah bau–bauan tergantung pada essential oil. Bau–baun juga
diperlukan oleh industri parfum, detergen dan bath salt. Sumber essential
oil sangat luas, antara lain herbs (tumbuhan bumbu), leaves, wood,
blossoms, fruits and vegetables. Pada skala industri, essential oil diperoleh
dengan cara carrier distillation. Kolom rektifikasi sebagai alat pemisahan
dari komponen–komponen yang berbeda dengan essential oil, disuling/
dibersihkan dalam proses.
b. Dasar – dasar Carrier Distilation
Distilasi Carrier adalah suatu metoda distilasi dimana sifat titik didih dari
campuran cair, di pengaruhi oleh penambahan auxiliary gas yang ada pada
alat. Jika dua campuran menaikkan titik didih campuran yang tidak saling
melarut pada seluruh rentang konsentrasi. Tekanan parsial dari fasa gas
sama dengan tekanan jenuh pada titik didh campuran. Titik didih
campuran lenih rendah dari titik didih komponen murini pada tekanan
operasi. Dampakm dari ketidak larutan dari dua cairan adalah rendahnya
titik didih.

Rektifikasi adalah memisahkan suatu komponen yang mudah menguap


dari suatu campuran dengan cara penguapan dan kondensasi berulang-ulang
dengan perpindahan massa tetap panas melalui refluks yang terkendali dan di
kondensasi dan kondensat ditampung. Pada rektifikasi uap naik sedapat
mungkin dikontakkan dengan baik dengan cairan mengalir kembali (refluk)
dalam arah yang berlawanan. Pada saat kontak terjadi perpindahan massa dan
panas. Komponen yang mudah menguap yang terdapat dalam uap akan
mengembun dalam cairan yang mengalir balik selanjutnya bersama cairan menuju
kebawah.
Komponen mudah menguap yang terdapat dalam cairan akan menguap
dan selanjutnya bersama uap naik keatas. Dengan cara ini konsentrasi komponen
mudah menguap dan yang terdapat didalam uap akan meningkatkan dari bawah
ke atas dan konsentrasi komponen sukar menguap yang terdapat dalam cairan
yang mengalir kebawah akan meningkatkan dari atas kebawah. Akibatnya akan
diperoleh pemisahan lebih banyak dari pada destilasi sederhana.
Dengan rektifikasi campuran cairan dapat dipisahkan menjadi komponen-
komponen yang praktis murni. Dengan cara ini dibutuhkan peralatan yang
kompleks. Dan memerlukan panas yang lebih banyak (karena cairan yang di
uapkan di alirkan kembali sebagian kedalam alat penguap dalam bentuk refluks
sehingga cairan harus diuapkan berulang kali/recycle).

Rektifikasi Normal :
1. Penguapan komponen-komponen cairan yang lebih mudah menguap didalam
alat penguap
2. Perpindahan massa dan panas dalam kolom rektifikasi
3. Kondensasi uap yang keluar dari ujung atas kolom di dalam kondensor
4. Membagi aliran kondensasat menjadi cairan yang mengalir kembali ke kolom
dan destilat yang akan di ambil.
5. Pendinginan lanjut dalam sebuah alat pendingin dari destilat yang akan di
ambil
6. Penampung destilat dalam sebuah bejana
7. Pengeluaran residu
8. Pendingin lanjut dari residu yang di keluarkan
9. Penampung residu dalam bejana.

Perbedaan Destilasi dan Rektifikasi :


Destilasi : kondensasinya terjadi 1x dan pemisahan komponen yang lebih mudah
menguap.
Rektifikasi : kondensasinya berulang-ulang dan pemisahan komponen yang lebih
mudah dan sulit menguap.
Persamaan Destilasi dan Rektifikasi :
Pemisahan komponen berupa cairan, pemisahan dengan cara penguapan dan
destilatnya berupa cairan.
Kerugian Rektifikasi :
1. Rektifikasi waktu yang dibutuhkan lama
2. Peralatannya yang dibutuhkan lebih kompleks
3. Pemanasan lebih besar sehingga biaya yang diperlukan lebih banyak
4. Selalu butuh banyak pemanasan pada tiap tahapnya
Untuk memulai proses rektifikasi kolom di isi dengan cairan campuran
yang akan dipisahkan dididihkan dalam alat penguap. Uap yang timbul di
embunkan secara sempurna dalam kondensor dan semua kondesat yang terbentuk
di kembalikan ke dalam kolom. Setelah menjadi kesetimbangan antara refluks,
uap yang naik dan muatan cairan (hole up pada setiap cairan di antara benda
pengisi/didalam benda jajal/packing). Setelah itu barulah cairan yang diperoleh
(produk atas) dalam kondenser mencapai kemurnian yang optimal, dan
pengambilan destilat sudah dapat di mulai, pengambilan destilasi dilakukan
sebelum kesetimbangan diperoleh, yaitu segera setelah dilakukan sebelum
kesetimbangan diperoleh, yaitu segera setelah derajat kemurnian yang diharapkan
tercapai (ditentukan dengan analisis/pengukur temperatur dalam kolom).
Perbandingan antara kuantitas kondensat yang di kembalikan kekolom
(kuantitas refluks) persatuan Waktu disebut perbandingan refluk dan merupakan
besaran penting dalam rektifikasi. Untuk memperoleh pemisahan yang baik maka
di tetapkan perbandingan minimum. Pada perbandingan refluks yang relatif kecil,
yaitu banyak sedikit lebih besar dari pada perbandingan refluks minimum, biaya
pemanasan relatif murah. Namun kolom-kolomnya memerlukan lebih banyak
perlengkapan dan menjadi lebih mahal.
Dengan perbadingan refluks yang relatif besar, biaya pemasaran jadi lebih
tinggi tetapi biaya instalasinya lebih murah, semakin kecil perbandingan refluks,
semakin besar jumlah tahap pemisahan teoretis yang diperlukan.jumlah tahap
teoretis ini disebut juga jumlah pelat teoretis.
Pelat teoretis yang di maksud disini bukanlah pelat yang sesungguhnya
melainkan bagian rektifikasi . bagian ini terjadi suatu kesetimbangan yang
sempurna (dalam hubungannya dengan perpindahan massa dan panas) antara uap
yang naik dan cairan yang mengalir dibalik kebawah.
Yang dimaksud dengan pelat praktis adalah pelat kolom yang
sesungguhnya/tinggi unggul jejak yang sesuai. Derajat pemisahan pada pelat
praktis selalu lebih kecil dari pada pelat teoretis. Ukuran derajat pemisahan dapat
berupa perbandingan pengayaan (enrichement retio) yaitu perbandingan antara
derajat pemisahan yang sesungguhnya dicapai dan yang di mungkinkan secara
teoretis dari suatu pelat (biasanya antara 0,7 dan 0,9).
Jenis-jenis rektifikasi berdasarkan pada :
1. Kuantitas
2. Komposisi’
3. Jenis campuran yang akan di pisahkan
4. Persyartan yang berhubungan dengan kemurnian produk
Macam-macam proses rektifikasi berdasarkan prosesnya :
1. Rektifikasi kontinu dan tak kontinu
2. Rektifikasi normal dan macam
3. Rektifikasi dengan bahan penolong (rektifikasi aerotrop, rektifikasi
ektraktif)
Pada rektifikasi tersebut dilaksanakan pada dua proses yang berbeda :
a. Perbandingan refluks dipertahankan konstan.
Hal ini memang hanya memerlukan kerja pengoperasian atau pengendalian yang
lebih sedikit namun komposisi didalam labu dan kolom berubah. Dengan
demikian komposisi produk atas juga teru berubah, sehingga destilat sering harus
ditampung dalam fraksi yang berbeda-beda.
b. Komposisi destilat dipertahankan konstan
Tetapi karena fraksi zat yang lebih mudah menguap didalam labu dan kolom
menurun terus, komposisi destilat yang konstan hanya mungkin dicapai bila
perbandingan refluks dinaikan terus. Jika perbandingan refluks tidak lagi
ekonomis dan konsentrasi terlalu tinggi sehingga merugikan rektifikasi harus
dihentikan. Kemudian residu harus dikeluarkan langsung dari alat penguap labu.
Destilasi Uap (Rektifikasi Carrier)
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan kedalam campuran dan mungkin ditambah juga
dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik keatas menuju ke kondensor
dan akhirnya masuk ke labu distilat (Gambar 1).

Gambar 1. Distilasi dengan uap


Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik
didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik
didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan
(rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi
sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi
uap.
Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi
campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara
mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap
berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan
pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan
dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi
uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan
dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena
titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-
komponennya

Minyak Sereh sebagai Bahan yang Digunakan


Tanaman sereh termasuk golongan rumput-rumputan yang
disebut Andropogon nardus atau Cymbogob nardus. Genus Cympogon meliputi
hamper 80 species, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minya astiri
yang mempunyai arti ekonomi dalam perdagangan. Diantara species yang
terpenting adalah Cympogon nardus atau lemabatu dari Ceylon
dan Cympogon winterianus atau mahapengiri dari Jawa, yang masing-masing
sumber minyak sereh wangi di Ceylon dan Jawa. Klasifikasi botani dari tanaman
sereh wangi sebaia berikut:
Divisio : Anthophyta
Phylum : Angiospermae
Kias : Monocotyledonae
Famili : Graminae
Genus : Cymbopogon
Species : Cympogon nardus
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun
komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua
komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak
sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak
tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi
maka kadar sitronellal juga tinggi.
Komposisi minyak sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen,
ada yang mempunyai 30-40 komponen, yang isinya antara, lain alkohol,
hidrokarbon, ester, alaehid, keton, oxida, lactone, terpene dan sebagainya.,
Komponen utama penyusun minyak sereh wangi adalah sebagai berikut :
1. Sitronelal
Nama IUPAC : 3,7-dimethyloct-6-en-1-al
Rumus Molekul : C10H18O
Massa molar : 154,25 g / mol
Kepadatan : 0,855 g/cm3
Titik didih : 201-207° C
Data untuk bahan dalam keadaan standar pada 25° C, 100 kPa
Sitronelal atau rhodinal atau 3,7-dimethyloct-6-en-1-al (C10H18O) adalah
monoterpenoid, komponen utama dalam campuran senyawa kimia terpenoid yang
memberikan minyak sereh wangi yang khas.
2. Geraniol
Nama IUPAC : 3,7-Dimethylocta-2 ,6-dien-1-ol
Rumus Molekul : C10H18O
Massa molar : 154,25 g mol-1
Kepadatan : 0,889 g/cm3
Titik lebur : 15° C, 288 K, 59° F
Titik didih : 229° C, 502 K, 444° F
Larut dalam air
Data untuk bahan dalam keadaan standar pada 25° C, 100 kPa
Geraniol adalah monoterpenoid dan alkohol. Ini adalah bagian utama dari
minyak mawar, Palmarosa minyak, dan minyak sereh (jenis Jawa). Hal ini juga
terjadi dalam jumlah kecil di geranium, lemon, dan banyak minyak esensial
lainnya. Tampaknya sebagai minyak jelas pucat kuning yang tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik yang paling umum. Memiliki bau mawar-suka
dan umumnya digunakan dalam parfum.
3. Citronellol
(+)-Sitronelol (kiri) dan (-)-sitronelol
Nama IUPAC : 3,7-Dimethyloct-6-en-1-ol
Nama lain : (±)-β-sitronelol; 3,7-Dimetil-6-octen-1-ol
Molekul rumus : C10H20O
Massa molar : 156,27 g mol-1
Kepadatan : 0,855 g/cm3
Titik didih : 225° C, 498 K, 437° F
Data untuk bahan dalam keadaan standar pada 25° C, 100 kPa
Sitronelol, atau dihydrogeraniol, adalah monoterpenoid asiklik alam. Kedua
enantiomer terjadi di alam. (+)- Sitronelol, yang ditemukan dalam minyak sereh,
termasuk Cymbopogon nardus (50%), adalah isomer yang lebih umum. (-)-
Sitronelol ditemukan dalam minyak bunga mawar (18-55%) dan geranium
Pelargonium.
Tabel-1. Susunan Kimia Minyak Sereh Wangi Yang Ditanam Di Taiwan
Senyawa Penyusunan Kadar (%)
Sitronellal 32 – 45
Geraniol 12 – 18
Sitronellol 12 – 15
Geraniol Asetat 3–8
Sitronellil Asetat 2–4
L – Limonene 2–5
Elemol & Seskwiterpene lain 2–5
Elemene & Cadinene 2–5

Sereh adalah salah satu jenis rempah-rempah yang digolongan jenis


rumput-rumputan yang selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu dapur juga bisa
dimanfaatkan untuk tanaman obat Herbal, diantaranya :

1. Herbal Sereh untuk kesehatan wanita


2. Herbal Sereh dan manfaatnya pada sistem saraf
3. Sereh Bisa Mengobati infeksi kulit
4. Herbal Sereh untuk mencegah penyakit kanker
5. Herbal Sereh untuk mengobati gangguan pencernaan
6. Herbal Sereh Untuk Menurunkan tekanan darah
7. Herbal Sereh untuk detoksifikasi
8. Herbal Sereh sebagai analgesic
9. Herbal Sereh sebagai diuretic
10. Herbal Sereh untuk memperindah kulit
Proses Penyulingan Minyak Wangi Sereh
Penyulingan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan dengan
menggunakan uap air yaitu dengan dua cara, secara langsung dan secara tidak
langsung.

 Pada penyulingan secara langsung, bahan atau daun sereh wangi yang akan
diambil minyaknya dimasak dengan air, dengan demikian penguapan air dan
minyak berlangsung bersamaan. Kendati penyulingan langsung seolah-olah
memudahkan penanganan tetapi ternyata mengakibatkan kehilangan hasil dan
penurunan mutu. Penyulingan langsung dapat mengakibatkan teroksidasi dan
terhidrolisis, selain itu menyebabkan timbulnya hasil sampingan yang tidak
dikehendaki.
 Pada penyulingan secara tidak langsung, yaitu dengan cara memisahkan
penguapan air dengan penguapan minyak. Bahan tumbuhan diletakkan ditempat
tersendiri yang dialiri uap air, atau secara lebih sederhana bahan tumbuhan
diletakkan di atas air mendidih. (Harris, 1987) Pada awal penyulingan, akan
tersuling sejumlah besar geraniol dan sitronellal, sedangkan pada penyulingan
lebih lanjut, total geraniol dan sitronellal yang dihasilkan semakin berkurang.
Berdasarkan pengalaman pada penyulingan 4,5 jam akan menghasilkan minyak
sereh wangi dengan kadar geraniol maksimum 85 persen dan sixronellal 35
persen. Dengan demikian penyulingan diatas 4,5 jam (5- 6) jam tidak akan
menambah kadar kedua zat tersebut. Lama penyulingan tergantung dari tekanan
uap yang dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air daun sereh. Pada
prinsipnya, tekanan yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi, karena pada
tekanan yang terlalu tinggi minyak akan terdekomposisi, terutama pada waktu
penyulingan yang terlalu lama. Suatu hal yang penting dalam penyulingan minyak
sereh adalah agar suhu dan tekanan tetap seragam dan tidak menurun secara tiba-
tiba selama proses berlangsung. (Virmani dan S.C Bath, 1971).
IV. Prosedur Kerja
Prosedur percobaan dilaksanakan sebagai berikut
1. Mengisi bejana leher 4 (four neck flash) dengan sampel 500 g, dan
menambahkan air deionisasi sampai menutupi seluruh sampel.
2. Menghidupkan Steam Generator dengan air deionisasi kira – kira 1500 ml,
menjaga jangan sampai selang telfon tercelup dengan steam generator.
3. Menghidupkan cooler, atau temperature cooler pada 20 oC.
4. Menyalakan computer dan CASSY board.
5. Memanggil program CASSY dengan double klik pada icon CASSY LAB
pada desktop computer.
6. Mengaktifkan CASSY dengan menekan tombol F5 atau mengklik icon TOOL
pada program CASSY.
7. Membuka program REKTIFICATION dengan menekan tombol F3 atau icon.
8. CASSY akan membaca temperature T1 (əB22), T2(əB21), T3(əA22),
T4(əA21), T5(əB12), T6(əB11), T7(əA12), T8(əA11).
9. Menyalakan pemanas pada Steam generator, awalnya mengatur pada skala 10.
Untuk proses selanjutnya bila larutan sudah mendidih, skala dapat
menurunkan dan mengatur pada skala 4. Isopad pada steam generator
deprogram pada switch S2 untuk bekerja selama 3 jam (pada program S2 = t >
0 dan t < 3:00:00)
10. Menyalakan pemanas pada bejana leher 4 pada skala 5 . Isopad pada pemanas
diprogram pada switch S1 untuk bekerja selama 3 jam ( pada program S1 = t >
0 dan t < 3:00:00 ).
11. Menyetart percobaan dengan menekan tombol F9 atau icon clock sekaligus
mencatat perubahan suhu selama proses.
12. Mengamati proses rectification pada semua kolom fraksionasi.
13. Mengambil hasil rektifikasi dengan menggunakan syringe pada kepala tutup
merah
14. Mengrelay R1 akan mengatur membuka menutup magnet selenoida. Magnet
akan otomatis membuka bila memasukkan parameter 0 ke R1 atau dapat
membuka/ menutup secara manual dengan menggerakkkan magnet ke atas/ ke
bawah.
15. Rektifikasi dianggap selesai bila tidak ada perubahan gas dan cair pada semua
kolom rektifikasi dan menghasilkan murni dapat mengambil pada labu 500
ml.
16. Menyimpan hasil percobaan dengan menekan tombol F2 atau icon dengan
menggunakan nama file yang berbeda.
17. Mengeprint hasil percobaan.
18. Mematikan pemanas bila percobaan sudah selesai, lalu menjauhkan pemanas
dari bejana.
19. Mematikan cooler setelah 15 menit pemanas dimatikan, dan seluruh peralatan.
20. Mematikan seluruh peralatan.
V. Data Pengamatan

5.1 Data minggu ke-1 (indeks bias campuran minyak sereh dan air untuk kurva
baku)
Volume Minyak Sereh Volume Air Indeks Bias
(ml) (ml)
0 5 1,332
0,5 4,5 1,339
1 4 1,342
1,5 3,5 1,344
2 3 1,349
2,5 2,5 1,353
3 2 1,361
3,5 1,5 1,373
4 1 1,412
4,5 0,5 1,455
5 0 1,493

5.2 Data minggu ke-2 (indeksbias pada tiap tray)

Tray ke- Indeks Bias


Tray I (A11) 1,333
Tray II (A12) 1,332
Tray III (B12) 1,325
Tray IV (B21) 1,325
Tray V (A21) 1,334
Tray VI (A22) 1,334

VI. Data Perhitungan

6.1.Menghitung fraksi mol minyak sereh

𝑃𝑉
( )𝑚.𝑠𝑒𝑟𝑒ℎ
𝐵𝑀
Rumus : Xm sereh = 𝑃𝑉 𝑃𝑉
( ) 𝑚.𝑠𝑒𝑟𝑒ℎ 𝑥 ( )𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝐵𝑀
 0 ml minyak sereh ; 5 ml air
0,897 𝑥 0
( )
154
Xm sereh = 0,897 𝑥 0 0,997 𝑥 5
( 154
) 𝑥 ( 18 )𝑎𝑖𝑟

= 0

 0,5 ml minyak sereh ; 4, 5 ml air


0,897 𝑥 0,5
( )
154
Xm sereh = 0,897 𝑥 0,5 0,997 𝑥 4,5
( 154 ) 𝑥 ( 18
)𝑎𝑖𝑟

= 0,0115

 1 ml minyak sereh ; 4 ml air


0,897 𝑥 1
( )
154
Xm sereh = 0,897 𝑥 1 0,997 𝑥 4
( 154
) 𝑥 ( 18 )𝑎𝑖𝑟

= 0,0256

 1,5 ml minyak sereh ; 3,5 ml air


0,897 𝑥 1,5
( )
154
Xm sereh = 0,897 𝑥 1,5 0,997 𝑥 3,5
( 154 ) 𝑥 ( 18
)𝑎𝑖𝑟

= 0,0431

 2 ml minyak sereh ; 3 ml air


0,697 𝑥 2
( )
154
Xm sereh = 0,697 𝑥 2 0,997 𝑥 3
( 154
) 𝑥 ( 18 )𝑎𝑖𝑟

= 0,0655

 2,5 ml minyak sereh ; 2,5 ml air


0,697 𝑥 2,5
( )
154
Xm sereh = 0,697 𝑥 2,5 0,997 𝑥 2,5
( 154 ) 𝑥 ( 18
)𝑎𝑖𝑟

= 0,0952
 3 ml minyak sereh ; 2 ml air
0,897 𝑥 3
( )
154
Xm sereh = 0,897 𝑥 3 0,997 𝑥 2
( 154
) 𝑥 ( 18 )𝑎𝑖𝑟

= 0,1362

 3,5 ml minyak sereh ; 1,5 ml air


0,897 𝑥 3,5
( )
154
Xm sereh = 0,897 𝑥 3,5 0,997 𝑥 1,5
( 154 ) 𝑥 ( 18
)𝑎𝑖𝑟

= 0,1970

 4 ml minyak sereh ; 1 ml air


0,697 𝑥 4
( )
154
Xm sereh = 0,697 𝑥 4 0,997 𝑥 1
( 154
) 𝑥 ( 18 )𝑎𝑖𝑟

= 0,2961

 4,5 ml minyak sereh ; 0,5 ml air


0,697 𝑥 4,5
( )
154
Xm sereh = 0,697 𝑥 4,5 0,997 𝑥 0,5
( 154 ) 𝑥 ( 18
)𝑎𝑖𝑟

= 0,4862

 5 ml minyak sereh ; 0 ml air


0,697 𝑥 5
( )
154
Xm sereh = 0,697 𝑥 5 0,997 𝑥 0
( 154
) 𝑥 ( 18 )𝑎𝑖𝑟

= 1

Fraksi Mol Indeks Bias 𝑥2 𝑦2 xy


(x) (y)
0 1,332 0 1,77422 0
0,0115 1,339 0,00013 1,79292 0,0154
0,0256 1,342 0,00066 1,80096 0,03436
0,0431 1,344 0,00186 1,80634 0,05793
0,0655 1,349 0,00429 1,8198 0,08836
0,0952 1,353 0,00906 1,83061 0,12881
0,1362 1,361 0,01855 1,85232 0,18537
0,1970 1,373 0,03881 1,88513 0,27048
0,2961 1,412 0,08768 1,99374 0,41809
0,4862 1,455 0,23639 2,11703 0,70742
1 1,493 1 2,22905 1,493
2,3564 15,153 1,39742 20,9021 3,39921

6.2. Menghitung Nilasi Slope


𝑛 𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥 𝛴𝑦
a = slope =
𝑛 (𝛴𝑥 2 )−(𝛴𝑥 2 )
11 ( 3,39921)−(2,3564 𝑥 15,153)
=
11 (1,39742)−(2,3564)2

= 0,17158
= 0,1716
6.3. Menghitung Nilai Intersept
𝛴𝑦 𝛴𝑥 2 − 𝛴𝑥 𝛴𝑥𝑦
b = intersept =
𝑛 𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
(15,153 𝑥 1,39742)−(2,3564 𝑥 3,39921)
=
11(1,39742)−(2,3564)2

= 1,34079
= 1,3408
6.4. Persamaan Liniear ( Kurva Baku)
y = ax + b
y = 0,1716 x + 1,3408
𝑅2 = 0,9327
6.5. Menentukan Fraksi Mol Sampel pada Tiap Tray
A. Tray 1 (A11)
Indeks Bias = 1,333
y = 0,1716x + 1,3408
1,333 = 0,1716 x + 1,3408
0,1716x = 0,0078
x = 0,0454

B. Tray 2 (A12)
Indeks Bias = 1,332
y = 0,1716 x + 1,3408
1,332 = 0,1716x + 1,3408
0,1716x = 0,0088
x = 0,0513

C. Tray 3 ( B12)
Indeks Bias = 1,3325
Y = 0,1716x + 1,3408
1,3325 = 0,1716x + 1,3408
0,1716x = 0,0083
x = 0,0484

D. Tray 4 (B21)
Indeks Bias = 1,3325
y = 0,1716x + 1,3408
0,1716x = 0,0083
x = 0,0484

E. Tray 5 (A21)
Indeks Bias = 1,334
y = 0,1716x + 1,3408
1,334 = 0,1716x + 1,3408
0,1716x = 0,068
x = 0,0396

F. Tray 6 (A22)
Indeks Bias = 1,334
y = 0,1716x + 1,3408
1,334 = 0,1716x + 1,3408
0,1716x = 0,068
x = 0,0396

VII. Analisis Data

Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan rektifikasi I yang bertujuan


unutk memahami pengertian kurva baku dan rektifikasi carrier itu sendiri,
membuat campuran biner kurva baku dan menggambarkan kurva baku. Dimana
pengertian Rektifikasi Carrier (Destilasi Uap) adalah istilah yang secara umum
yang digunakan untuk distilasi campuran air dengan senyawa tidak larut dalam air
atau dengan air laut sebagian, dengan cara mengalirkan uap air dalam campuran
sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang
lebih rendah daripada dengan pemanas langsung (Saprudin,2003).

Pada pratikum kali ini menggunakan program CASSY LAB, dimana


CASSY LAB merupakan suatu program yang dihubungkan dengan alat rektifikasi
carrier. Sehingga program ini dapat mengontrol dan mencatat suhu pada saat
prosesnya berlangsung. Sebelum mendapatkan kurva kesetimbangan, terlebih
dahulu membuat kurva baku yaitu fraksi volume etanol terhadap indeks bias.
Dimana, dari masing-masing campuran yang dibuat indeks biasnya diukur dengan
menggunakan refraktometer. Dimana, indeks bias itu sendiri merupakan
percepatan cahaya dalam zat tersebut.
Percobaan dilakukan dengan membuat campuran larutan antara minyak
sereh-air dengan komposisi 0,5% volume – 100% volume minyak sereh dari 5ml
volume larutan dengan range 0,5. Setelah itu, larutan yang telah dibuat tersebut
(larutan biner) kemudian dilakukan pengamatan terhadap nilai indeks bias dengan
menggunakan alat refraktometer. Hal ini bertujuan untuk pembuatan kurva baku,
dimana kurva baku dibuat dengan menggunakan data atau fraksi mol dan indeks
bias dari larutan baku. Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya
dalam udara hampa terhadap kecepatan cahaya dalam zat tersebut atau
perbandingan sinus sudut bias. Harga indeks bias suatu zat berubah-ubah
tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu. Adapun alat yang
digunakan adalah refraktometer.

Pada praktikum yang kedua dilakukan percobaan distilasi carrier. Dengan


bahan baku yang digunakan adalah bagian batang sereh. Metode yang digunakan
yaitu distilasi carrier / distillation Carrier, yaitu suatu metode distilasi yang
digunakan untuk menurunkan titik didih campuran sehingga panas yang
diperlukan menjadi lebih kecil. Dengan pemberian uap (steam) ke dalam sistem
akan menyebabkan titik didih campuran semakin rendah sehingga panas distilasi
semakin mudah karena titik didih komponen – komponen yang melebihi titik
didih campuran. Pemilihan metode ini juga dimaksudkan untuk mencegah
terurainya komponen operasi yang terlalu tinggi.

Dari hasil percobaan dan kurva baku dapat dilihat bahwa indeks bias
berbanding lurus dengan fraksi minyak sereh. Semakin besar indeks bias dari
campuran maka semakin besar pula fraksi mol serehnya.

VIII Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Rektifikasi carrier adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu
campuran yang mudah menguap. Panas keluar dari refluks dan kondensat di
samping.
2. Prinsip kerja dari rektifikasi carrier sama seperti distilasi, hanya saja pada
rektifikasi carrier menggunakan kolom bertingkat.
3. Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam hampa udara
terhadap kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
4. Fasa kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana suatu zat memiliki
komposisi yang pasti pada kedua fasanya pada suhu dan tekanan tertentu.
5. Semakin besar % volume minyak sereh, maka semakain besar nilai indeks
bias dan fraksi molnya.
6. Dari hasil percobaan indeks biasnya sebanding dengan fraksi minyak sereh,
semakin besar indeks bias dari campuran maka semakin besar pula fraksi mol
minyak serehnya.

IX. Daftar Pustaka


Jobsheet. 2014. Petunjuk Praktikum Hidrokarbon. Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang
http://gilberto-pribadi.blogspot.co.id/2012/06/kandungan-minyak-sereh-
wangi.html
http://dadiberkah.blogspot.co.id/2013/06/minyak-sereh_16.html

Anda mungkin juga menyukai