Cara Perawatan Pada Post Op
Cara Perawatan Pada Post Op
Beberapa tips serta cara untuk merawat luka bekas operasi yang
dapat anda lakukan di rumah sebagai berikut :
1. Jagalah kebersihan pada luka bekas operasi. Luka bekas operasi caesar ini
pada dasarnya tidak berbeda dengan luka bekas operasi yang lainnya. Yang paling
penting pada proses penyembukan luka bekas operasi yang cepat ialah tetap
menjaga luka tersebut dari bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Menjaga
kebersihan pada luka bekas operasi ini merupakan cara yang sangat penting.
Seperti ketika selesai mandi anda dapat membersihkan luka bekas operasi tersebut
menggunakan cairan antiseptik serta antibiotic yang telah dianjurkan oleh dokter.
Ketika anda membersihkan luka bekas operasi tersebut, sebaiknya anda
menggunakan cotton bud atau kapas. Sebelumnya pastikan juga kedua tangan
anda tetap bersih. Sebaiknya tidak membungkus luka bekas operasi dengan terlalu
ketat, sebab hal ini dapat menyebabkan iritasi.
2. Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman. Seperti yang telah
dikatakan sebelumnya, anda diharuskan menggunakan perban yang tidak terlalu
ketat supaya luka bekas operasi tersebut tidak terkena iritasi. Hal ini juga sangat
berlaku ketika anda memilih pakaian. Jika anda telah terbiasa menggunakan
pakaian yang ketat, sebaiknya anda menggantinya dengan pakaian yang sedikit
longgar untuk beberapa waktu. Jenis pakaian yang sedikit longgar yang harus
anda gunakan diantaranya ialah pakaian dalam, kaos, piyama, celana ataupun rok.
Baby doll dan juga daster merupakan pakaian yang cukup longgar yang paling di
sarankan.
3. Lakukan kegiatan olah raga yang ringan. Olah raga yang ringan seperti halnya
jalan santai dapat membantu dalam proses penyembuhan. Olah raga yang ringan
juga dapat mencegah konstipasi serta penggumpalan darah. Selain dari itu, hal ini
juga dapat membuat sirkulasi darah pada tubuh meningkat. Olah raga juga bisa
membuat sistem imun menjadi meningkat dan membantu untuk mencegah
terjadinya pneumonia atau terjadinya gangguan pada kesehatan umun yang di
akibatkan operasi caesar. Biasakan untuk berjalan santai mengelilingi kompleks
pada pagi hari selama kurang lebih 15 menit.
Baca Juga: Panduan Lengkap Proses Melahirkan Normal Yang Nyaman &
Lancar
__________________________________________________________________
____
A. PENDAHULUAN
Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif.
Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi
pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan
pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu
pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman.
Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah
masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan
yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang
memperlama perawatan di rumah sakit atau membayakan diri pasien.
Memperhatikan hal ini, asuhan keperawatan post operatif sama pentingnya
dengan prosedur pembedahan itu sendiri.
B. TAHAPAN KEPERAWATAN POST OPERATIF
Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi
(recovery room),
2. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery room),
3. Transportasi pasien ke ruang rawat,
4. Perawatan di ruang rawat.
Aktivitas : 2
Mampu menggerakkan semua ekstrimitas 1
Mampu menggerakkan hanya 2 ekstrimitas 0
Tak mampu mengontrol ektrimitas
Total
Keterangan :
Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang PACU/RR jika nilai
pengkajian post anastesi > 7-8.
Tujuan Perawatan Pasien Di Pacu adalah :
1. Mempertahankan jalan nafas
Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo/gudel.
2. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas
melalui ventilaot mekanik atau nasal kanul.
3. Mempertahakan sirkulasi darah
Mempertahankan sirkulasi darah dapat dilakukan dengan pemberian cairan
plasma ekspander.
4. Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien,
seperti kesadaran dan sebagainya. Vomitus atau muntahan mungkin saja terjadi
akibat penagaruh anastesi sehingga perlu dipantau kondisi vomitusnya. Selain itu
drainase sangat penting untuk dilakukan obeservasi terkait dengan kondisi
perdarahan yang dialami pasien.
5. Balance cairan
Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien. Cairan harus
balance untuk mencegah komplikasi lanjutan, seperti dehidrasi akibat perdarahan
atau justru kelebihan cairan yang justru menjadi beban bagi jantung dan juga
mungkin terkait dengan fungsi eleminasi pasien.
6. Mempertahanakn kenyamanan dan mencegah resiko injuri
Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan
beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman dan
pasang side railnya. Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan intervensi
keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan medis terkait dengan agen
pemblok nyerinya.
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat anastesi di ruang PACU adalah :
1. Jenis pembedahan
Jenis pembedahan yang berbeda tentunya akan berakibat pada jenis perawatan
post anastesi yang berbeda pula. Hal ini sangat terkait dengan jenis posisi yang
akan diberikan pada pasien.
2. Jenis anastesi
Perlu diperhatikan tentang jenis anastesi yang diberikan, karena hal ini penting
untuk pemberian posisi kepada pasien post operasi. Pada pasien dengan anastesi
spinal maka posisi kepala harus agak ditinggikan untuk mencegah depresi otot-
otot pernafasan oleh obat-obatan anastesi, sedangkan untuk pasien dengan
anastesi umum, maka pasien diposisika supine dengan posisi kepala sejajar
dengan tubuh.
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
e. Discharge Planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan
dengan kondis/penyakitnya post operasi.
Ada 2 macam discharge planning :
a. Untuk perawat : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada
klien (sebagai dokumentasi)
b. Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.
Contoh nota discharge planning pada pasien post tracheostomy :
1. Untuk perawat : pecegahan infeksi pada area stoma
2. Untuk klien : tutup lubang operasi di leher dengan kassa steril (sudah
disiapkan)
Dalam merencanakan kepulangan pasien, kita harus mempertimbangkan 4 hal
berikut:
1. Home care preparation
Memodifikasi lingkungan rumah sehingga tidak mengganggu kondisi klien.
Contoh : klien harus diatas kursi roda/pakai alat bantu jalan, buat agar lantai
rumah tidak licin. Kita harus juga memastikan ada yang merawat klien di rumah.
2. Client/family education
Berikan edukasi tentang kondisi klien. Cara merawat luka dan hal-hal yang harus
dilakukan atau dihindari kepada keluarga klien, terutama orang yang merawat
klien.
3. Psychososial preparation
Tujuan dari persiapan ini adalah untuk memastikan hubungan interpersonal sosial
dan aspek psikososial klien tetap terjaga.
4. Health care resources
Pastikan bahwa klien atau keluarga mengetahui adanya pusat layanan kesehatan
yang terdekat dari rumah klien, seperti rumah sakit, puskesmas dan lain-lain. Jadi
jika dalam keadaan darurat bisa segera ada pertolongan.
Iklan