Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak material yang semakin


sulit untuk dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional. Selain
tuntutan terhadap kualitas kekasaran permukaan yang halus, ketelitian, serta
kepresisian geometri produk yang tinggi, geometri benda kerja yang
semakin komplek juga menjadi kendala tersendiri. Oleh karena itu,
digunakan proses pemesinan non-konvensional untuk mengatasi kendala-
kendala tersebut. Proses pemesinan non-konvensional yang banyak
digunakan salah satunya adalah Electrical Discharge Machining (EDM).
Dalam pembuatan bentuk suatu produk pada proses manufaktur diperlukan
pengetahuan tentang alat, material, dan cara pembuatan benda kerja yang
akan dibuat. Pengetahuan tentang alat yang digunakan bertujuan agar dalam
proses pengerjaannya tidak dibutuhkan waktu yang lama, energi yang
diperlukan kecil, hemat biaya serta produk yang dihasilkan bagus. Pada
tahun 1940an untuk membuat produk benda masih menggunakan alat yang
sederhana yaitu mesin perkakas konvensional seperti mesin bubut, mesin
bor, dan mesin fris (milling). Pada mesin-mesin tersebut diperlukan tool
atau pahat yang harus lebih keras dari benda kerja yang akan dilakukan
permesinan. Pembuatan mesin CNC (Computer Numerical Control) micro-
EDM (Electro Discharge Machining) dan micro-ECM (Electrochemical
Machining) dilakukan untuk mengembangkan mesin CNC EDM dan ECM
yang sudah ada sebelumnya.
Perkembangan teknologi komputer saat ini telah mengalami
kemajuan yang amat pesat. Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan ke
dalam alat-alat mesin perkakas konvensional. Hasil perpaduan teknologi
komputer dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya dinamakan CNC

1
2

(Computer Numerically Controlled). Sistem pengoperasian CNC


menggunakan program yang dikontrol langsung oleh komputer. Secara
umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya adalah
sinkronisasi antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan
mesin perkakas konvensional yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC
lebih unggul baik dari segi ketelitian (accurate), ketepatan (precision),
fleksibilitas, dan kapasitas produksi. Walaupun begitu tetap masih ada
kelemahan pada kemampuan alat potong, yang mana tidak semua material
bisa dilakukan permesinan, hal ini dikarenakan sifat bahan yang akan
diproses tersebut biasanya mempunyai kekerasan yang tinggi sehingga alat
potong atau alat irisnya tidak mampu memproses. Namun dengan
perkembangan teknologi, kini mesin konvensional telah beranjak menjadi
mesin non-konvensional. Salah satu mesin non-konvensional yang telah
berkembang saat ini adalah Electrical Discharge Machining (EDM), proses
EDM merupakan penghilangan material secara berulang oleh bunga api
yang keluar melewati celah antara elektroda dan benda kerja (Lajis et al.,
2009). Mesin ini bisa memotong benda kerja dengan tidak tergantung pada
kekerasan benda tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam proses EDM tool yang digunakan sangat berpengaruh


terhadap baik atau tidaknya produk yang dihasilkan. Oleh karena itu,
sangatlah penting dilakukan penelitian terhadap sifat fisis material yang
akan dibentuk menggunakan EDM. Dalam riset ini, elektroda yang di
gunakan adalah kuningan dengan benda kerja stainless steel, maka
perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. pengaruh jenis elektroda kuningan terhadap Material Removal Rate
(MRR) benda kerja stainless steel pada proses permesinan
menggunakan EDM,
3

2. pengukuran overcut dan kedalaman dari hasil proses permesinan micro


EDM dengan perbedaan voltase,
3. pengaruh voltage (tegangan) terhadap surface roughness jenis benda
kerja stainless steel pada proses permesinan menggunakan EDM.
1.3. Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut.
1. Bahan elektroda : brass (kuningan)
Diameter elektroda : 300 μm
2. Bahan benda kerja : stainless steel
Panjang : 20 mm
Lebar : 20 mm
Tebal : 1 mm
3. Cairan dielektrik yang digunakan adalah minyak tanah (kerosene).
4. Tegangan yang digunakan adalah 20, 25, dan 30 V.
5. Arus yang digunakan adalah maksimal 10 ampere.
6. Gerakan pemakanan EDM adalah arah vertikal (Z - aksis), die sinking.
7. Pengujian yang dilakukan adalah uji MRR (material removal rate),
mengukur overcut dan kedalaman, dan pengujian surface roughness
jenis benda kerja stainless steel pada proses permesinan menggunakan
EDM.
8. Kecepatan aliran fluida dan kecepatan pendinginan terhadap proses
pemakanan EDM dianggap konstan.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. mengetahui pengaruh jenis elektroda kuningan terhadap Material
Removal Rate (MRR) benda kerja stainless steel pada proses
permesinan menggunakan EDM.
4

2. mengetahui hasil overcut dan kedalaman pada benda kerja stainless


steel setelah proses permesinan EDM.
3. mengetahui pengaruh voltage (tegangan) terhadap surface roughness
jenis benda kerja stainless steel pada proses permesinan menggunakan
EDM.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh jenis
elektroda kuningan terhadap Material Removal Rate (MRR) benda
kerja stainless steel pada proses permesinan menggunakan EDM,
mengetahui nilai overcut dan kedalaman, dan mengetahui pengaruh
voltage (tegangan) terhadap surface roughness jenis benda kerja
stainless steel pada proses permesinan menggunakan EDM. Serta dapat
membantu penelitian-penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan,
pandangan serta bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dalam hal pemilihan elektroda untuk proses permesinan dengan
menggunakan EDM, misalnya pada industri logam, pembuatan
perhiasan, dan manufaktur agar produk yang akan dihasilkan menjadi
lebih rapi, presisi, dan sedikit cacat.

1.6. Metode Perancangan

Pada tugas akhir ini terdapat 2 metode yang digunakan untuk


membantu dalam penelitian pengaruh jenis material elektroda terhadap
Material Removal Rate (MRR) benda kerja, nilai overcut dan kedalaman,
dan surface roughness yaitu sebagai berikut.
5

1. Studi pustaka
Studi pustaka yang dilakukan dalam tugas akhir perancangan penelitian
pengaruh jenis material elektroda terhadap MRR benda kerja dan
surface roughness ini bertujuan untuk mengetahui ketidakhalusan
bentuk yang menyertai proses produksi yang disebabkan oleh
pengerjaan mesin. Studi pustaka tidak hanya didapatkan pada buku
tetapi juga melalui jurnal, website dari internet yang terkait dengan
teknologi bahan dan mesin EDM.

2. Observasi dan pengambilan data


Untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penelitian pengaruh
jenis material elektroda terhadap MRR benda kerja dan surface
roughness ini maka dilakukan observasi dan pengambilan data yang
dilakukan di Rumah Riset yang berada di Wonosari dan di Center for
Micro – Machining Technology, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Universitas Gadjah Mada.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan mengenai pengaruh jenis-jenis


elektroda terhadap keausan dan struktur benda kerja maka sistematika
penulisan tugas akhir ini dibagi mendetail dalam beberapa bab. Adapun
sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian
dan manfaat penelitian. Latar belakang masalah berisi hal-hal yang menjadi
alasan penulis melakukan penelitian. Rumusan masalah berisi hal-hal yang
akan diteliti. Batasan masalah berisi batasan permasalahan yang diambil
untuk lebih memfokuskan kegiatan penelitian. Tujuan penelitian
menyebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian.
6

Bagian ini akan dijawab dengan kesimpulan tugas akhir pada bab
selanjutnya. Manfaat penelitian ini berisi hal-hal yang dapat diraih dari
kegiatan penelitian, baik manfaat bagi penulis maupun bagi masyarakat.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


Berisi uraian sistematis tentang hasil penelitian yang didapat oleh peneliti
terdahulu serta yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Tinjauan pustaka ini lebih digunakan sebagai referensi dalam memperoleh
hasil penelitian yang optimal.

BAB III: LANDASAN TEORI


Landasan teori merupakan penjabaran dari tinjauan pustaka sebagai
landasan dan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian. Landasan
teori berbentuk uraian dasar yang kualitatif, serta model matematis atau
persamaan-persamaan yang berkaitan erat dengan ilmu yang diteliti.

BAB IV: METODE PENELITIAN


Menjelaskan detil cara melakukan penelitian yang mencakup design, alat,
bahan, metode penelitian, tingkat ketelitian alat / metode dan kesulitan-
kesulitan serta cara pemecahannya.

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Memuat hasil penelitian atau analisa pembahasan yang sifatnya terpadu.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar yang
ditempatkan pada pembahasan. Pembahasan berisi tentang hasil yang
diperoleh berupa penjelasan, baik secara kualitatif, kuantitatif, dan statistik.

BAB VI: PENUTUP


Merupakan bagian akhir dari sistematika penulisan yang berisi kesimpulan
terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran untuk perbaikan
7

atau pengembangan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan


merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil
penelitian dan pembahasan. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan
pertimbangan penulis yang ditujukan kepada para peneliti lain yang ingin
melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai