Oleh
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya telah memudahkan penulis untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa Kasus Asuransi PT Allianz Yang
Minta Rekam Medis Pasien Berdasarkan Permenkes Nomor 269 Tahun 2008”
sehingga penulis dapat memenuhi salah satu tugas matakuliah Manajemen Informasi
Kesehatan (MIK) IV yang dibina oleh Bapak Achmad Zani Pitoyo, M.Kes., MMRS.
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. 5
1.2. 6
1.3. 6
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. 7
2.1.1. 7
2.1.2. 7
2.1.3. 10
2.1.4. 11
2.1.5. 12
2.1.6. 12
2.1.7. 13
2.2. 14
2.3. 18
3.1. 20
3.2. 21
DAFTAR PUSTAKA 1
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan
kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga
kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan
pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan
(imaging). dan rekaman elektro diagnostik.
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi
pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam
menentukan keputusan, baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya.
Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai peraturan yang
berlaku.
7
1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-
kurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
1. Identitas Pasien
5. Diagnosis
8
6. Rencana penatalaksanaan / TP (treatment planning)
11. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
1. Identitas Pasien
7. Diagnosis
9
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
10. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
Rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan Rekam medis yang dibuat dalam pelayanan di
ambulance atau pengobatan masal sama seperti rekam medis gawat darurat dan
rekam medis disimpan di sarana kesehatan. Rekam medis harus segera dibuat
dan dilengkapi oleh dokter dan dokter gigi setelah memberikan pelayanan.
Harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan
pasien. Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat:
1. identitas pasien;
10
3. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut; dan
4. nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan
pelayanan kesehatan.
– Nama :
– Jenis Kelamin :
– Umur :
– Alamat :
– Pekerjaan :
– Pendidikan :
– Golongan Darah :
– Status pernikahan :
– Nama suami/istri :
11
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan
tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung.
Bila terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat
dilakukan pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang bersangkutan.
2.1.5. Penyimpanan
Masa simpan rekam medis disarana rumah sakit adalah selama 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien mendapat perawatan, kecuali
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan selama 10 (sepluh) tahun.
Sedangkan masa simpan disarana kesehatan selain rumah sakit adalah 2 (dua)
tahun.
12
2. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum atas perintah pengadilan;
13
Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pedidikan dan penelitian yang
menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari
pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
Tanggung Jawab
2.2. Kronologi Kasus Asuransi PT. Allianz Yang Minta Rekam Medis Pasien
Akhirnya ia pulang, “Saya bilang enggaklah, saya mau pulang, karena saya
banyak kerjaan.” Belakangan Frans mengklaim biaya perawatan itu ke PT Allianz
Life, perusahaan asuransi yang baru dipakainya. Total klaim itu Rp12 juta, dan
Alianz langsung membayarnya tanpa ada masalah.Frans mengisi formulir klaim dan
hanya dimintai kuitansi legalisir, hasil pemeriksaan dari laboratorium, dan resume
medis. Yang disebut terakhir adalah catatan dokter memuat ringkasan kondisi
kesehatan pasien.
Pada November, Frans kembali sakit. Ia baru melawat dari Singapura dan
pingsan di bandara. Kali ini perutnya bermasalah.
“Saya makan sembarangan, makan duren, (ternyata) keracunan.”Ia dibawa dibawa ke
14
Rumah Sakit Omni demi kepraktisan karena dekat dari bandara.Kemudian ia
pulang.Pada Januari, masalah perut itu kembali lagi. Ia mengunyah makanan laut di
salah satu acara bisnis.
“Tapi kayaknya saya sensitif deh makan seafood. Waktu itu perut rasanya terkuras
parah.”
“Saya memang orang awam, tapi saya baca lagi polis. Di situ jelas, selambat-
lambatnya klaim harus dikirim 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Bilamana tidak dikirim, klaim ditolak. Nah, saya tanya, batas investigasi kalian
berapa lama?” ujar Frans, merespons.
“Kalau itu enggak ada batas, Pak. Maklum, Pak, asuransi bisa investigasi sebulan ...
dua bulan,” jawab pegawai CS Allianz, ditirukan Frans.
Meski tak puas atas jawaban itu, Frans menunggu kabar, dan pada Maret
15
Frans kaget karena tak mengenal seseorang bernama Hariyadi. “Bapak saya,
ibu saya, adik-kakak saya, enggak ada yang namanya Hariyadi.” Dari sana ia minta
salinan surat tersebut. Isi surat itu meminta Frans untuk melengkapi syarat rekam
medis dalam waktu 14 hari; dan jika tidak, klaim akan ditolak. Tentu saja masa
tenggang itu sudah dilewati Frans.
Kesal, Frans menyuruh CS di depannya untuk minta sendiri rekam medis.
“Saya kasih surat kuasa deh sama kalian,” kata Frans.
Sang CS justru bilang tak bisa sebab pihaknya juga sudah mencoba minta rekam
medis tapi pihak rumah sakit menolak memberikannya.
“Lah, kalian tahu itu, kenapa suruh saya?” Frans makin kesal. “Itu, kan, di luar
nalar!” Akhirnya, Frans dibawa ke bagian komplain, yang ia ingat dilayani pegawai
bernama Wayan, dan ia menceritakan hal sama. Tapi Wayan juga menjawab hal
serupa bahwa rekam medis memang tak bisa diminta.
Frans akhirnya mengancam bakal menempuh jalur hukum. Ia memberi waktu
sampai pukul enam sore hari itu agar Allianz menyelesaikan urusan klaimnya.
Namun, salah satu CS menjawab tak keberatan bila Frans melaporkan kasus klaim itu
ke polisi.
“Di situ bukan masalah klaim lagi. Klaimnya cuma 16 juta lima ratus. Kalau saya
sewa lawyer, itu berapa? Belum biaya operasional, belum biaya makan, lebih enggak
16 juta? Karena ada harga diri, saya buktiin, saya laporin,” Frans menceritakan
pengalamannya, menggebu-gebu.
Kasus itu akhirnya memang berlabuh di Polda Metro Jaya. Ia menyeret
mantan presiden direktur Allianz Life Joachim Wessling dan mantan manajer klaim
Yuliana Firmansyah, dengan pasal 62 UU nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen. Kedua petinggi Allianz itu sempat dicari-cari karena tak datang setelah
dipanggil polisi, terutama Wessling yang diduga berada di luar negeri.
16
biaya perawatan rumah sakit. Padahal hak pasien hanyalah mendapat resume atau
ringkasan medis.
"Allianz meminta nasabah untuk memberikan catatan medis lengkap rumah sakit,
bukan resume medis yang dilegalisir," ujar Alvin dalam keterangan tertulisnya,
Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Tak hanya itu, Allianz juga memberi batasan waktu dua minggu agar nasabah
memenuhi persyaratan menyertakan rekam medis rumah sakit. Jika tidak terpenuhi,
maka klaim asuransi dinyatakan hangus.
Alvin menduga, Allianz sengaja membuat syarat yang tidak mungkin bisa
dipenuhi oleh nasabah. Dengan begitu, perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan
lantaran tidak perlu mencairkan klaim nasabah yang tidak memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
"Syarat yang diajukan oleh Allianz hanyalah modus dan tipu daya untuk
menolak klaim secara halus," kata dia. Namun, menurut Alvin Lim, Allianz pernah
meminta syarat yang sama kepada kliennya yang lain, bernama Indah Goena Nanda.
Dalam kasus itu nilai klaim hanya Rp9 juta. Goena juga mengalami kesulitan klaim
saat kali kedua. (Klaim pertama Goena cenderung lancar seperti yang dialami Frans.)
Meski kedua laporan ini sudah dicabut, Alvin menerima klien baru atas nama
Mario Sastra Wijaya, yang sudah melaporkan Allianz kepada Polda Metro Jaya untuk
17
kasus sama. Wijaya juga mengeluhkan syarat rekam medis yang disyaratkan Allianz.
Menurut Alvin, sudah ada belasan laporan serupa yang mengeluhkan rekam medis,
tapi masih mengumpulkan bukti awal.
“Makanya, pasti akan masuk kena pidana lagi dan jadi tersangka lagi, karena
sama persis (delik) pidananya,” ujar Alvin, 8 November lalu.
“Biasanya perusahaan asuransi, kalau ada klaim yang sama, dua atau tiga kali,
pasti (curiga). Itu normal. Proses yang normal,” katanya di Balai Kartini, Jakarta,
akhir September lalu.
2.3. Analisa Kasus Asuransi PT. Allianz Yang Minta Rekam Medis Pasien
18
Pengacara pelapor sekaligus korban, syarat tersebut yang ditentukan oleh
Allianz melanggar Permenkes No 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 12 sebagai
berikut :
(3) Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
ringkasan rekam medis
(4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi
kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang
berhak untuk itu.
(2) Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang
menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien
atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
(3) Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak
diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara.
19
Di pasal 12 dijelaskan bahwa pasien hanya mendapatkan hak mendapatkan
ringkasan rekam medis tidak bisa mendapatkan rekam medis secara keseluruhan. dan
di pasal 13 berisi permintaan ringkasan rekam medis yang akan dijadikan untuk dasar
pembayaran biaya pelayanan kesehatan harus disertai dengan persetujuan dari pasien
terlebih dahulu yang tidak dilakukan oleh PT Allianz, dimana PT Allianz mengaku
bahwa mengajukan permintaan rekam medis tanpa sepengetahuan si pasien.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
20
3.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22