Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia
1. Definisi Anemia
Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana
kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari
normal sebagai kekurangan salah satu atau lebih zat besi penting, apapun
kekurangan tersebut.
Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin adalah terlihat
dalam Tabel 1:
TABEL 1
BATAS NORMAL KADAR Hb
Kelompok Hb ( gam/100 ml )
Dewasa : Wanita
Wanita Hamil
Laki-laki
Anak : 6 bulan s/d 6 tahun
6 tahun s/d 14 tahun
12
11
13
11
12
Sumber : Wirakusumah, 1999
2. Penyebab Anemia
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat
besi yang diperlukan untuk pembentukan Hb, sehingga disebut anemia
kekurangan zat besi. Kekurangan zat be
si dalam tubuh tersebut disebabkan
karena:
a. Kurangnya konsumsi makanan kaya zat besi terutama yang berasal
dari sumber hewani.
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamilan, masa tumbuh kembang serta pada penyakit infeksi
seperti malaria dan penyakit kronis lainnya misal TBC.
c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk
haid yang berlebihan, sering melahirkan dan infeksi cacing.
d. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat besi
dibandingkan dengan penyerapan dari makanan.
3. Akibat Anemia Kekurangan Zat Besi
a. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan baik sel tubu
h maupun sel otak sehingga pada
ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), pendarahan sebelum dan pada
waktu melahirkan serta pada anemia berat dapat menimbulkan
kematian ibu dan bayi.
b. Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen
yang ditransport ke sel tubuh maupun otak, sehingga menimbulkan
gejala-gejala sebagai berikut letih, lesu dan cepat capek yang
akibatnya penderita terkena penyakit infeksi
Mengingat dampak anemia diatas yang dapat menurunkan kualitas
sumber daya manusia, maka perlu penanggulangan segera.
TABEL 2
KADAR NORMAL Hb PADA IBU HAMIL
Anemia Hb (gr/100ml)
Batas normal 11
Ringan 10
Sedang 7-10
Berat < 7
Sumber : De Meyer, Dalam terjemahan Arisman,M.B, 1993
4. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah
mengatasi penyebabnya pada anemia berat. Biasanya ada penyakit yang
melatar belakangi antara lain penyakit TBC. Infeksi cacing atau malaria,
sehingga selain penanggulangan pada anemia harus dilakukan pengobatan
terhadap penyakit tersebut
Pencegahan dan penanggulangan anemia dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan melalui penyuluhan,
terutama makanan sumber hewani yang mudah diserap seperti hati,
ikan ,daging dan lain-lain. Selain itu perlu ditingkatkan juga
makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin A
(buah-buahan dan sayuran). Untuk membantu penyerapan besi dan
membantu proses pembentukan Hb.
2. Pemberian suplementasi dengan tablet besi
Untuk menanggulangi akibat buruk yang diderita penderita anemia
terutama yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi maka perlu
diberi tambahan zat besi
3. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis gizi kedalam bahan
pangan untuk meningkatkan kualitas pangan suatu kelompok
masyarakat. Keuntungan Fortifikasi diantaranya dapat diterapkan
pada populasi yang besar dan biaya relatif murah. Fortifikasi bahan
makanan dapat dilakukan dengan menambahkan zat besi,asam
folat, vitamin A dan asam amino pada bahan makanan yang
dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. (Wirakusumah,1999)
B. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu perubahan anatomic dan neurohumoral serta
fisiologi yang terjadi pada seorang wanita, sehubungan dengan terjadi dan
tumbuh kembangnya hasil konsepsi yang dalam keadaan normal ada di dalam
rahim. Masa kehamilan merupakan masa yang penting dalam kehamilan
wanita, dimana masa kehamilan normal seorang wanita berlangsung kira-kira
kurang lebih 40 minggu, menurut lamanya tahap kehamilan dibagi menjadi 3
yaitu kehamilan trimester I (0-12 minggu), kehamilan trimester II (>12-28
minggu), dan kehamilan trimester III (>28-40 minggu). (Dep.Kes.RI,1996).
Sedangkan menurut Bastian dan Lucas kehamilan adalah suatu
keadaan fisiologi yang menyebabkan berbagai fungsi tubuh mendapat beban
selama masa tersebut.
2. Kebutuhan Gizi Wanita Hamil
Seorang wanita dewasa yang tidak sedang hamil, maka keperluan
gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh,
aktivitas fisik serta menjaga segala
proses dalam tubuh. Sedangkan pada
wanita dewasa yang sedang hamil, maka disamping untuk proses yang rutin,
juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan yang
lain yaitu janin, placenta, uterus se
rta kelenjar mamae. Pada kehamilan
trimester I belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin.
Yang berarti energi serta gizi pada sa
at seperti ini hanya diperlukan untuk
memelihara kesehatannya dan vitalitasnya. Disamping tentunya mensuplai
kebutuhan janin yang sedang berproses,
pada kehamilan trimester II mulai
dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
untuk mempertahankan kesehatan ibu hamil. Sedangkan pada trimester III
sudah diperlukan gizi tambahan untuk mencukupi segala yang dibutuhkan
oleh ibu dan janin.(Tim Pengembangan SDM Yayasan Pendidikan
Haster,1996)
C. Hemoglobin
1. Definisi Hemoglobin
Hemoglobin merupakan unsur yang sangat vital. Hemoglobin baru
akan mengalami penurunan apabila cadangan zat besi dalam sumsum tulang
menurun. Adapun definisi kadar hemoglobin adalah angka yang menunjukan
kandungan Hb seseorang yang ditentukan dengan metode
cyanmethemoglobin, 13 gram persen laki-laki dan 12 gram persen
wanita.(Meyes,1996)
2. Fungsi Hemoglobin
Fungsi sel darah merah adalah mengangkut O2 dan mengembalikan CO2
dari jaringan ke paru-paru, untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah
merah mengandung protein khusus yaitu Hemoglobin. Sel darah merah
sistematik mengangkut O2
ke jaringan dan kembali ke vena dengan CO2ke paru-paru. Ketika molekul
hemoglobin mendorong satu sama lain. Saat O2
dilepas, rantai-rantai terpisah memudahkan metabolisme 2,3 disosfogli serat,
yang mengakibatkan merendahnya aktivitas molekul untuk O2 (Meyes,1996)
3. Kadar Hemoglobin
Ada beberapa teknik laboratorium untuk mengukur hemoglobin antara
lain dengan metode sahli dan metode cyanmethemoglobin. Untuk metode
sahli jarang digunakan dilaboratorium besar karena kurang teliti, kesalahannya
sangat tinggi.
Sedangkan metode cyanmethemoglobin merupakan metode yang
paling popular dan banyak dipergunakan karena cara ini merupakan cara yang
paling praktis untuk mengukur Hemoglobin dan mempunyai kesalahan yang
lebih kecil, lebih praktis, lebih teliti, cepat diperoleh hasil, standar yang
dipakai bersifat stabil untuk waktu yang lama (Dawiesah,1989).
D.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.(Notoatmodjo,1997)
Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu benda secara subjektif.
Keadaan anemia ini bisa disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang
gizi yang rendah, sehingga masalah konsumsi dari menu makanaan masih
rendah dan tidak teratur. Selain memang jumlah zat besi yang dapat di serap
dari bahan makanaan hanya sedikit. Kurangnya pengetahuan dan salah
konsep tentang kebutuhan gizi dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap
negara di dunia.
Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi
merupakaan faktor penting masalah kura
ng gizi. Sebab lain yang penting dari
gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk
menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. (Suharjo, 1996).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseora
ng. Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, menurut
Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni
a.
Awareness
(kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b.
Interes
(merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini
sikap subjek mulai timbul.
c.
Evaluation
(menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini be
rarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan apa
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.
E. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu objek, tidak da
pat dilihat secara langsung sehingga
sikap dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak (Notoatmodjo, 1993).
Sikap bukanlah merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi
adalah merupakan tindakan atau perilaku.Sikap secara nyata menunjukan tidak
sebenarnya adanya kesesuaian reaksi terhadap objek tertentu. Dalam
kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional atau
afektif (senang, benci, sedih). Sikap tidaklah sama dengan perilaku dan
perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang sebab sering kali
terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan
sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan
informasi tentang objek tersebut melalui bujukan serta tekanan dari kelompok
sosialnya (Sarwono,1997).
ketika komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berfikir,keyakinan
dan emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan, yaitu:
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan oleh objek.
Misal sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap,
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orang menerima ide tersebut
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah.
Misal seorang ibu mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya
dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke Posyandu atau
mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa seorang ibu
tersebut telah mempunyai sikap pisitif terhadap gizi anaknya

Anda mungkin juga menyukai