Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pihak-pihak diluar perusahaan, seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lain-lain
memerlukan Informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Pada era informasi dan
globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat
persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga dapat
membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang
akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan
dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, manufaktur ataupun perusahaan jasa,selalu
menjalankan aktivitas yang beragam. Untuk dapat menjalankan aktivitas perusahaan khususnya yang
berkaitan dengan kegiatan akuntansi, perusahaan membutuhkan suatu sistem, seperti sistem informasi
akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan dalam pengambilan keputusan.

Perusahaan pada umumnya membutuhkan sistem yang baik untuk mengelola usahanya,
karena dengan adanya sistem yang baik maka perusahaan akan berjalan dengan lancar serta dapat
memperoleh informasi yang tepat dan handal. Dalam sistem informasi akuntansi terdapat beberapa
komponen-komponen yang harus dipenuhi oleh pihak yang menjalankannya. Menurut Romney dan
Steinbart (2006:3) komponen tersebut terdiri dari (1) Orang-orang, (2) Prosedur-prosedur, , (3) Data,
(4) Software (5) Infrastruktur teknologi informasi. Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan telah
memadai jika seluruh komponen sistem tersebut telah terpenuhi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sistem Informasi Akuntansi?
2. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan manufaktur?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Sistem Informasi Akuntansi.
2. Mengetahui Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan manufaktur.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar dan Hopwood (1995: 10), SIA adalah kumpulan sumberdaya seperti
manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi yang
dihasilkan dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dimana untuk mewujudkan perubahan
ini dapat dilakukan secara manual dan terkomputerisasi.

Dua kelompok utama pemakai informasi yang dihasilkan oleh SIA adalah pihak intern dan
pihak ekstern organisasi. Pihak intern organisasi adalah manajer organisasi tersebut, yang
memerlukan informasi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat posisi mereka dalam organisasi
atau tergantung pada fungsi-fungsi tertentu yang mereka lakukan. Manajer tingkat atas menggunakan
informasi yang berhubungan dengan perencanaan dengan perencanaan dan pengendalian strategi
jangka panjang dan umumnya informasinya bersifat singkat dan jelas. Manajer tingkat menengah
yang memerlukan informasi yang lebih rinci dibanding manajer tingkat atas. Manajer tingkat bawah
menggunakan informasi untuk kegiatan operasional organisasi dan membutuhkan informasi yang
lebih rinci.

Pihak ekstern organisasi meliputi pemegang saham, investor, kreditur, pemerintah, supplier,
customer, serikat kerja, dan masyarakat umum. Informasi yang dibutuhkan juga bermacam-macam.
Pihak ini membutuhkan informasi yang berbentuk laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja
organisasi dimasa lalu, memprediksi kinerja di masa yang akan datang, dan memperoleh informasi
lain-lain tentang keadaan organisasi.

Bodnar dan Hopwood (2003: 5) juga menyatakan bila ditinjau dari sudut pandang organisasi,
maka dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar informasi akuntansi, yaitu mandatory dan
discretionary. Contoh informasi mandatory adalah pelaporan pajak penghasilan kepada pemerintah,
pelaporan ini terikat oleh peraturan yang ada, sehingga pertimbangan utama dalam
menghasilkan informasi ini adalah dengan meminimumkan biaya dan memperhatikan apakah
penentuan standar keandalan dan kemanfaatan serta pemenuhan berbagai peraturan yang ada telah
terpenuhi. Informasi discretionary banyak digunakan pihak intern organisasi. Contohnya adalah
sistem penggajian, sistem akuntansi pertanggungjawaban dan laporan spesifik manajemen.
Discretionary bersifat bebas sehingga pertimbangan utama dalam menghasilkan informasi ini adalah
manfaat yang dicapai melebihi biaya untuk menghasilkannya
B. Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Harnanto (1987: 45-47) penyajian informasi yang dihasilkan dari mekanisme sistem
dan prosedur akuntansi memberikan ruang lingkup sistem dan prosedur akuntansi meliputi hal-hal
sebagai berikut.

1. Sistem dan Prosedur Akuntansi Pokok.


Sistem dan prosedur akuntansi pokok yaitu sistem dan prosedur akuntansi yang ditujukan
untuk menghasilkan informasi yang bersifat umum (Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, dan
Laporan Perubahan Posisi Keuangan). Sistem dan prosedur akuntansi yang pokok tidak banyak
dipengaruhi oleh sifat dan jenis usaha perusahaan. Perusahaan yang manapun tidak mungkin dapat
menghindar dari penyelenggaraan sistem dan prosedur akuntansi yang pokok, sebagai berikut.
a. Klasifikasi rekening-rekening pembukuan, yaitu penggolongan rekening-rekening ke dalam
dua kelompok rekening yang terdiri dari rekening-rekening neraca dan rekening-rekening
rugi-laba.
b. Buku besar, yaitu kumpulan rekening-rekening pembukuan baik rekening-rekening yang akan
disajikan dalam laporan keuangan atau rekening buku besar, maupun rekening-rekening yang
digunakan untuk mencatat perincian informasi yang terdapatdalam rekening–rekening buku
besar atau rekening-rekening buku besar pembantu.
c. Buku Jurnal, yaitu catatan pertama atas transaksi-transaksi yang terjadi (Books of original
entries).
d. Formulir-formulir sebagai bukti dan dokumen pendukung transaksi. Jenis dan jumlahnya,
prosedur dan proses pembuatannya yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan tergantung
pada fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.

2. Sistem dan Prosedur Akuntansi Pendukung

Sistem dan Prosedur Akuntansi Pendukung yaitu sistem dan prosedur akuntansi yang
diselenggarakan dalam pengelolaan dan pelaksanaan fungsi-fungsi pokok perusahaan. Sifat dan ruang
lingkup sistem dan prosedur akuntansi pendukung, memiliki perbedaan antara perusahaan satu dengan
perusahaan yang lain.

Pada perusahaan jasa disamping sistem dan prosedur akuntansi pokok, diperlukan sistem
dan prosedur akuntansi pendukung untuk fungsi-fungsi pokok yang terdiri dari:

a. sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas,


b. sistem dan prosedur pencatatan waktu kerja, penggajian, dan pengeluaran kas.
Pada perusahaan dagang disamping sistem dan prosedur akuntansi pokok, diperlukan sistem
dan prosedur akuntansi pendukung untuk fungsi-fungsi pokoknya yang terdiri dari:
a. sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas,
b. sistem dan prosedur pembelian dan pengeluaran kas, dan
c. sistem dan prosedur pencatatan waktu kerja dan penggajian.
Pada perusahaan manufaktur disamping sistem dan prosedur akuntansi pokok,
diperlukan sistem dan prosedur akuntansi pendukung untuk fungsi-fungsi pokoknya yang terdiri
dari:

a. Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas,


b. Sistem dan prosedur pembelian dan pengeluaran kas,
c. Sistem dan prosedur pencatatan waktu kerja dan penggajian, dan
d. Sistem dan prosedur produksi dan akuntansi biaya.

C. Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi

Baridwan (2009:9-11) mengungkapkan langkah-langkah dalam penyusunan sistem informasi


akuntansi (disebut juga system life cycle) terdiri dari:

1. Analisa sistem yang ada.


Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan sistem yang
berlaku. Dalam prakteknya, analisa sistem ini dilakukan dengan mengadakan penelitian (survey).
2. Merencanakan sistem akuntansi (system design).
Langkah ini merupakan pekerjaan menyusun sistem yang baru, atau mengubah sistem
lama agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat dikurangi atau ditiadakan.
3. Penerapan sistem akuntansi.
Langkah ini adalah menerapkan sistem akuntansi yang disusun untuk menggantikan
sistem lama. Sebaiknya sistem baru ini dimulai penggunaannya pada awal periode akuntansi, hali
ini dilakukan untuk mengurangi beban pekerjaan yang timbul karena perubahan-perubahan yang
akan mempengaruhi prosedur-prosedur baru ditengah-tengah periode.
4. Pengawasan sistem baru.
Langkah ini adalah untuk mengawasi penerapan sistem baru, yaitu mengecek apakah
sistem baru itu dapat berfungsi. Apabila ada kesalahan-kesalahan, maka selama masa pengawasan
itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan.
Sistem informasi akuntansi harus mengikuti perkembangan kebutuhan informasi yang
berjalan sesuai dengan berkembangnya perusahaan dan perkembangan teknologi (terutama alat-
alat untuk memproses data). Untuk itu diperlukan penyusunan kembali sistem yang baru.

5. Peranan Sistem Informasi Akuntansi


Peranan sistem informasi akuntansi disini sangat dibutuhkan untuk membantu pimpinan
dalam pengendalian operasional perusahaan, sistem di sini harus dapat memenuhi standar akuntansi
yang berlaku di Indonesia. Bila sistem yang dijalankan oleh perusahaan tersebut tidak mungkin dapat
melaksanakan operasional perusahaan dengan baik bila sistem sudah disusun dengan baik dansesuai,
maka prosedur dapat dijalankan dengan mudah, sehingga tujuan dasar atauutama dari suatu
perusahaan atau organisasi dapat tercapai, karena sistem yangbaik tidak akan memberikan peluang
kepada pihak-pihak tertentu untuk melakukan penyusunan Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Bastian & Soepriyanto (2003:12) dalam penyusunan sistem informasi akuntansi, ada
3 (tiga) faktor pentingyang perlu dipertimbangkan, antara lain :

1. Waktu
Sistem informasi akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan
secara cepat dan tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan dengankualitas yang memadai.
2. Aman
Sistem informasi akuntansi harus dapat membantu suatu organisasi atauperusahaan
dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan dengan memakai prinsip-prinsip
pengendalian intern.
3. Biaya
Cost dan benefit harus dipertimbangkan dalam menghasilkan suatu informasi,biaya
harus dikeluarkan dan ditekan sedemikian rupa hingga mencapai biaya minimum atau relatif
tidak mahal.
D. Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur

Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus- siklus
pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi sebagian
besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian – kejadian ini menghasilkan transaksi
- transaksi yang dapat dikelompokan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum, yaitu :

1. Siklus Pengeluaran
2. Siklus Pembelian
3. Siklus Produksi
4. Siklus Pendapatan

Pada umumnya perusahaan manufaktur didirikan untuk mendapatkan keuntungan yang


sebesar-besarnya. Guna mendapatkan keuntungan tersebut perusahaan perlu melakukan siklus
pendapatan yang terdiri dari pesanan penjualan, pengiriman barang, penagihan dan piutang usaha,
serta penagihan kas.
1. Siklus Pengeluaran
Tujuan dari siklus pengeluaran kas adalah untuk mengubah kas perusahaan ke dalam bentuk
bahan baku fisik serta sumber daya manusia yang dibutuhkannya untuk menjalankan bisnis.
a. Tahapan sistem pembelian:
1) Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah persediaan
kembali melalui observasi catatan persediaan.
2) Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok, dan
membuat pesanan pembelian.
3) Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima brang persediaan dari pemasok.
4) Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan
persediaan.
5) Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok.
6) Buku besar menerima ringkasan informasi dsri utang usaha dan pengendali persediaan.
b. Terdapat 3 departemen dalam sistem pengeluaran kas :
1) Bagian Utang Usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf administrasi bagian
utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk melihat berbagai
dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher serta dokumen pendukungnya
kebagian pengeluaran kas.
2) Bagian Pegeluaran kas
Menerima paket voucher dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat
kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi
tersebut membuat cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor
voucher serta data lain yang terkait dalam daftar cek, yang juga disebut sebagai jurnal
pengeluaran kas.
3) Bagian Buku Besar
Menerima voucher journal pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian utang
usaha. Mencatat ke akun pengendali utang usaha dan akun kas dalam buku besar serta
merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan ikhtisar buku pembantu utang usaha.
Gambar 1. Flowchart Siklus Pengeluaran

2. Siklus Pembelian
a. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian tunai dan kredit :
1) Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat
perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang,
misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan
pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
2) Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada
petnasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian
yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok
barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3) Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian kepada pemasok
yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan,
mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4) Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan
mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang
untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
5) Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber
sebagai catatan utang.
6) Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
b. Prosedur Pembelian tunai dan kredit :
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan bagian-bagian
yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian, penerimaan barang, hutang dan
gudang,transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini :
1) Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang mengajukan
permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2) Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
3) Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan
pemilihan pemasok.
4) Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
5) Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
6) Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
7) Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.
8) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktor dari pemasok
tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
Gambar 2. Flowchart Siklus Pembelian Tunai

Gambar 2. Diagram alir untuk proses Pembelian tunai

Keterangan:

1) Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.


2) Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB) rangkap 2. Form ke-1 diserahkan
ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3) Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan membuat Surat Permintaan
Penawaran Harga (SPPH).
4) SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier (pemasok) dan satunya di arsip.
5) Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap 2. Surat ke-1
dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6) Berdasarkan SPH, bagian Pembelian melakukan pencarian harga yang cocok dan membuat
Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3
7) SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2 dikirim ke Supplier dan sisanya di arsip.
8) Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang (SPB) dan diterima oleh bagian
penerimaan.
9) Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan pengecekan/pengocokan barang
yang dikirim. Selanjutnya membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2. LPB ke-1
diberikan ke bagian gudang dan satunya di arsip.
10) Bagian gudang mencocokan FPB dengan LPB dan memasukkan datanya ke Kartu Gudang
(KG).

Gambar 3. Flowchart Pembelian Kredit

Gambar 3. Diagram alir untuk proses Pembelian kredit

1. Bagian pembelian memesan gabah, kemudian menerbitkan form pemesanan gabah.

2. Form pemesanan gabah diberikan kepada bagian pemasok , kemudian bagian pemasok
memesan gabah dan menghasilkan hasil panen dan nota pembelian.
3. Hasil panen dan nota pembelian dibikrim ke bagian pembelian, dan bagian pembelian
memberikan hasil panen ke bagian gabah dan nota pembelian ke pemimpin

4. Bagian gabah membuat laporan penerimaan barang, dan laporan tersebut dibikin 3 bagian,
yang pertama diarsip, yang kedua diberikan ke pemimpin dan yang ketiga diberikan ke
pemasok dan di arsip oleh pemasok.

5. Pemimpin memberikan bukti setor kepada pemasok dan satunya diarsip, pemasok mengecek
dan menerbitkan surat pelunasan pembayaran yyang pertama diarsip dan yang kedua dikirim
ke bagian pembelian.

6. Bagian pembelian memproses surat pelunansan pembayaran dan membuat laporan yang
pertama di arsip dan yang kedua diberikan kepada pemimpin.

7. Dengan laporan penerimaan barang dan laporan pelunasan pembayaran, pemimpin membuat
laporan pembelian dan kemudian di arsip.

3. Siklus Produksi Dan Persediaan

Siklus produksi: rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus
terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Aktivitas dalam siklus produksi:

a. Desain produk
b. Perencanaan dan penjadwalan
c. Operasi produksi
Salah satu penggunaan TI dalam proses produksi adalah Computer Integrated
Manufacturing (CIM) seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, untuk mengurangi
biaya produksi.Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi
produksinya :
1) Bahan baku yang digunakan
2) Jam tenaga kerja yang digunakan
3) Operasi mesin yang dilakukan
4) Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
5) Akuntansi Biaya
d. Model Siklus Produksi
Guna memaksimalkan kegunaan manajemen biaya dan pengambilan keputusan, data siklus
produksi harus dikumpulkan dari tingkat agregasi terendah. Entitas barang dalam proses digunakan
untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku, tenaga kerja, dan operasi mesin
yang digunakan untuk memproduksi barang.
Gambar 4. Flowchart Pencatatan Produk Jadi

4. Siklus pendapatan
Rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang
dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari
penjualan-penjualan tersebut. Oleh karenanya kami akan merumuskan masalah dalam desain sistem
umum siklus pendapatan.
Gambar 5. Siklus Pendapatan

Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat ditempat dan
waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.

Siklus-siklus transaksi mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam sebuah sistem informasi.


Gambar di bawah ini menunjukkan hubungan antara dua siklus transaksi jual beli dan subsistem-
subsistem sistem informasi untuk sebuah perusahaan jual-beli barang. Perusahaan jual-beli barang
adalah organisasi yang membeli barang dari pemasok dan menjual barang tersebut ke pelanggan.
Gambar 6. Hubungan Antara Dua Siklus Transaksi Jual Beli

Gambar sebelah kiri menunjukkan siklus pendapatan atau revenue cycle yang berisi transaksi-
transaksi yang berhubungan dengan proses pendapatan. Siklus pendapatan terdiri dari semua kegiatan
dalam sistem order entry/penjualan, sistem penagihan/penerimaan kas, dan sebagian kegiatan yang
relevan dalam sistem inventaris dan sistem general ledger. Operasi - operasi siklus pendapatan
menyertakan :

a) Pendapatan dan pencatatan order pelanggan


b) Pengiriman barang dan pencatatan biaya dari barang yng terjual
c) Penagihan dan pencatatan penjualan dan accounts receivable
d) Pendapatan dan pencatatan penerimaan kas

Contoh Flowchart Pendapatan Manual

Gambar 7 Flowchart Pendapatan Manual


1. Urutan Aktivitas

Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari para pelanggan.


Departeman bagian pesanan penjualan, yang bertanggung jawab pada wakil direktur utama
bagian pemasaran, melakukan proses entri pesanan penjualan. Entri pesanan penjualan
mencakup tiga tahap: mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit
pelanggan, serta memeriksa ketersediaan persediaan dan juga menjawab permintaan
pelanggan.

(1) Mengambil pesanan pelanggan


(2) Persetujuan kredit
(3) Memeriksa ketersediaan persediaan
(4) Menjawab permintaan pelanggan

2. Pengiriman

Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut. Proses ini terdiri dari dua tahap:

a) Mengambil dan mengepak pesanan


b) Mengirim pesanan tersebut

Departemen bagian penggudangan dan pengiriman melakukan aktivitas ini.

a) Ambil dan mengepak pesanan


b) Mengirim pesanan

3. Prosedur Back-Order/ Retur

Ketika jumlah barang dalam persediaan di gudang tidak mencukupi untuk memenuhi
pesanan pelanggan, dokumen back-order akan dibuat. Dokumen ini bisa berupa pesanan
penjualan yang baru atas barang yang tersisa atau salinan dari pesanan pelanggan saat ini yang
disesuaikan untuk menunjukkan produk yang belum dipenuhi. Dokumen back-order kemudian di
tempatkan pada file sendiri sampai barang tersebit dikirim oleh pemasok. Back0order harus
dipenuhi sebelum proses penjualan baru diproses.

Dalam waktu ke waktu, pelanggan mengembalikan barang yang sudah dibelinya. Hal iini
biasa disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
a) Penjualan mengirimkan barang yang salah
b) Barang yang dikirim ternyata rusak atau cacat
c) Barang tersebut rusak pada saat pengiriman
d) Penjualan terlalu terlambat mengirimkan barang atau terjadi keterlambatan karena penundaan
saat transit, dan pembeli menolak pengirim tersebut.
Ketika retur perlu dilakukan, pembelian akan meminta penjual untuk mengembalikan
pembayaran dari barang yang tidak diinginkannya tersebut.

4. Prosedur Penerimaan Kas


a) Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen
b) Departemen Penerimaan Kas
c) Departemen Piutang Dagang
d) Departemen Buku Besar
e) Departemen Kontroler

5. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan


SIA Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian
prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan
memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.
a) Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan
langsung dikirim ke customer secara pembayaran langsung dengan menggunakan uang tunai.
Sistem penjualan tunai pada umumnya didasarkan pada asumsi bahwa pembeli akan
mengambil barang setelah harga barang dibayar ke kasir.
b) Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus
(tidak langsung lunas). Pembayarannya bisa diterima melalui dua tahap atau lebih yang
dilakukan pembayaran secara angsuran.
6. Prosedur dan Kebijakan Penjualan Tunai dan Kredit
Prosedur merupakan hal mutlak dan sangat diperlukan demi kelangsungan perusahaan..
Mulyadi (2001:5), Prosedur adalah ”suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan secara
berulang-ulang. Kegiatan klerikal (clerical operations) terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan
untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, buku besar.
a) Prosedur Penjualan Tunai

Adapun prosedur atas transaksi penjualan tunai adalah sebagai berikut :


(1) Prosedur order penjualan
(2) Prosedur penerimaan kas
(3) Prosedur penyerahan barang
(4) Prosedur pencatatan kas

b) Prosedur Penjualan Kredit

Adapun yang menjadi prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai
berikut :

(1) Proses penjualan


(2) Proses Kredit
(3) Proses Penagihan
(4) Proses Pengeluaran Barang dari Gudang
(5) Proses Pengiriman Barang
(6) Proses Update Persediaan
(7) Proses Piutang Dagang
(8) Proses Pencatatan Buku besar Umum (General Ledger)

Gambar 8. Flowchart Penjualan Tunai


Diagram Alir Penjualan Tunai

c) Distributor
1) Memulai memesan beras, form pemesanan beras rangkap 2. Yang pertama dikirim ke
penjualan dan yang kedua untuk mengecek, jika barang datang.
2) Barang yang dipesan diterima bersama dengan nota pembayaran dari penjualan, kemudian
dicek bersama dengan form pemesanan barang. Jika ada beras yang rusak dikembalikan ke
penjualan.
3) Menerima barang yang sudah diganti dari penjualan dan bersama barang yang sudah
diterima di awal, distributor melakukan pembayaran yang menghasilkan bukti setor rangkap
2. Yang pertama dikirim ke penjualan dan yang kedua di arsip.
4) Menerima bukti setoran yang sudah diberi tanda “lunas” dari penjualan.

d) Penjualan
1) Menerima form pemesanan beras dari distributor, kemudian membuat daftar pemesanan
barang yang menghasilkan daftar pemesanan barang yang dikirim ke gudang.
2) Menerima barang yang sudah dipesan bersama dengan nota pembayaran dari gudang yang
dikirim ke distributor.
3) Jika ada yang rusak, maka membuat daftar return rangkap 2. Yang pertama dikirim ke gudang
dan yang kedua dibuat laporan return rangkap 2, yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang
kedua di arsip.
4) Menerima barang yang sudah diganti dari gudang dan dikirim ke distributor.
5) Menerima bukti setor dari distributor, membuat tanda lunas pembayaran rangkap 2. Yang
pertama dikirim ke distributor dan yang kedua dibuat laporan penjualan rangkap 2, yang
pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
e) Gudang
1) Menerima daftar pemesanan barang dari penjualan, kemudian menyediakan barang yang
dipesan. Barang yang dipesan dikirim ke penjualan.
2) Jika ada retur, maka gudang menerima daftar retur kemudian menyediakan barang yang akan
diganti dan dikirim ke penjualan.
f) Pimpinan
3) Jika ada retur, maka pemimpin menerima laporan retur dari penjualan yang kemudian di arsip
4) Menerima laporan penjualan dari penjualan
Flowchart Penjualan Kredit

Gambar 11. Flowchart Penjualan Kredit

Gambar 9. Diagram Alir Penjualan Kredit


a. Distributor
1) Memulai memesan beras, form pemesanan beras rangkap 2. Yang pertama dikirim ke
bagian penjualan dan yang kedua untuk mengecek, jika barang datang.
2) Barang yang dipesan diterima bersama dengan nota pembayaran dengan
menggunakan faktur penjualan dari bagian penjualan, kemudian dicek bersama
dengan form pemesanan barang. Jika ada beras yang rusak dikembalikan ke
penjualan.
3) Menerima barang yang sudah diganti dari penjualan dan bersama barang yang sudah
diterima di awal, distributor melakukan pembayaran yang menghasilkan bukti bukti
cicilan pembayaran rangkap 2. Yang pertama dikirim ke penjualan dan yang kedua di
arsip.
4) Menerima dari bagian penjualan bukti setoran pembayaran cicilan
b. Bagian Penjualan
1) Menerima form pemesanan beras dari distributor, kemudian membuat daftar
pemesanan barang yang menghasilkan daftar pemesanan barang yang dikirim ke
bagian gudang.
2) Menerima barang yang sudah dipesan bersama dengan nota pembayaran dengan
faktur penjualan dari bagian gudang yang dikirim ke distributor.
3) Jika ada yang rusak, maka membuat daftar return rangkap 2. Yang pertama dikirim ke
bagian gudang dan yang kedua dibuat laporan return rangkap 2, yang pertama dikirim
ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
4) Menerima barang yang sudah diganti dari bagian gudang dan dikirim ke distributor.
5) Menerima bukti bukti cicilan pembayaran dari distributor, membuat bukti setoran
pembayaran cicilan rangkap 2. Yang pertama dikirim ke distributor dan yang kedua
dibuat laporan penjualan dan cicilan pembayaran rangkap 2, yang pertama dikirim ke
pemimpin dan yang kedua di arsip.
c. Bagian Gudang
1) Menerima daftar pemesanan barang dari bagian penjualan, kemudian menyediakan
barang yang dipesan. Barang yang dipesan dikirim ke bagian penjualan.
2) Jika ada retur, maka bagian gudang menerima daftar retur kemudian menyediakan
barang yang akan diganti dan dikirim ke bagian penjualan.
d. Pimpinan
1) Jika ada retur, maka pemimpin menerima laporan retur dari bagian penjualan yang
kemudian di arsip
2) Menerima laporan penjualan dan cicilan pembayaran dari bagian penjualan
E. Contoh Kasus pada PT. Pertamina (Persero)

Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) adalah suatu
perusahan milik negara yang bergerak dibidang pengusahaan pertambangan minyak serta gas
bumi dan berkantor pusat di Jakarta, terletak di Jalan Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta
Pusat. Dengan wilayah kerja meliputi seluruh nusantara maupun perwakilan-perwakilan di
luar negeri. PT. Pertamina (Persero) sebagai BUMN memiliki tugas mencarai sumber minyak
dan gas bumi, mengelola, menyediakan, dan menyalurkan bahan bakar di indonesia. Untuk
menunjang tugas tersebut pertamina melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan
turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah
mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk
lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Pada makalah ini kami angkat contoh system informasi akuntansi tentang prosedur penjualan
tunai produk LPG dengan H2H dan

Transaksi penjualan tunai produk LPG memiliki beberapa prosedur. Adapun prosedur
tersebut sebagai berikut:

1. Agen memberikan No. SA (Schedulling Agreement) dan setor sejumlah Uang sesuai
kuantiti pesanan kepada Bank persepsi.
2. Bank persepsi memasukkan setoran Agen LPG sesuai dengan kode Langganan Agen
serta No. SA, kemudian dikeluarkannya No. Loading Order (LO) yang tervalidasi di
bukti setoran Agen, dari System Bank yang terkoneksi dengan jaringan H2H MySAP
Pertamina kemudian diserahkan ke agen. Jurnal yang timbul di bank:
D: Main bank xxx
K: Bank Incoming Clearing xxx

3. Bukti setor Bank yang sudah ter validasi dengan No. LO diserahkan Agen kepada
SPPBE, yang kemudian SPPBE Cek secara System , apakah LO tersebut sudah benar
sesuai dengan pesanan Agen (setoran, kode langanan, kuantiti dan Alamat serah
SPPBE).

4. SPPBE menyerahkan LPG kepada Agen dan menyerahkan Print Out Surat Pengantar
Pengiriman kepada transportir, serta melakukan Goods Issue kedalam system. Ketika
melakukan Goods Issued maka akan secara otomatis terposting jurnal:
D: HPP xxx
K: Persediaan xxx

5. Fungsi SPC menerima informasi Goods Issue serta melakukan proses billing sesuai
dengan harga dan kuantiti yang diserahkan kepada pelanggan. Jurnal yang timbul:
D: Piutang xxx
K: Penjualan xxx
6. Fungsi Keuangan Depot menerima informasi billing dari fungsi SPC kemudian
mencetak Invoice yang didalamnya terlampir Faktur Pajak dua rangkap yang akan
diserahkan kepada agen, dan sisanya diarsipkan.

7. Fungsi SPC menerima informasi dari bank atas adanya pembayaran dan secara
otomatis mengunduh file EBS (Electronic bank Statement) kedalam sistem MySAP.

8. Fungsi Keuangan Regional (Kas/Bank) menerima dan memeriksa informasi EBS dari
SPC yang di dalamnya terdapat data BIC (Bank Incoming Clearing). Ketika sudah
sesuai dengan antara BIC dan Rekening koran maka fungsi Kas/Bank memberikan
otorisasi secara sistem kepada SPC untuk dilakukan otomasi posting jurnal.
9. Fungsi SPC melakukan otomatis posting dengan jurnal:
D: Bank xxx
K: Uang Muka xxx

Jika tidak bisa dilakukan secara otomatis maka akan mengirimkan informasi ke fungsi
kas/bank agar dilakukan edit teks reference (edit nomor pelanggan).

10. Ketika terjadi posting bank pada uang muka maka akan terjadi otomatis posting lagi
dengan jurnal:

D: Uang Muka xxx

K: Piutang xxx

Jika saldo uang muka dan piutangnya tidak cocok maka fungsi SPC akan
mengirimkan informasi ke Fungsi Keuangan Hutang Piutang.

11. Fungsi Keuangan Hutang Piutang melakukan monitoring terhadap item saldo piutang
pelanggan (Agen) apakah sudah clear atau belum, jika sudah clear maka akan
memberikan otorisasi kepada fungsi SPC agar dapat dilakukan posting otomatis, jika
belum clear maka akan membuat nota debet/kredit (surat kurangbayar/lebih bayar)
untuk diberitahukan ke pelanggan (Agen) agar dilakukan setoran kekurangan bayar
agar bisa di-clearing AR.
Sumber: PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Jakarta
Gambar 10 Flowchart Prosedur Penjualan Tunai Produk LPG H2H
BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan
Setiap perusahaan pada dasarnya memerlukan sebuah sistem yang dapat mengefesiensi
waktu, tenaga serta cost yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi
merupan salah satu sistem yang dapat menjadi solusi dalam perancangan sistem pada sebuah
perusahaan. Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan dalam bidang ekonomi
yang sangat mementingkan kehadiran SIA.
SIA bagi perusahaan manufaktur dapat terdiri dari siklus pengeluaran, produksi hingga
pendapatan untuk menghasilkan profit. Perusahaan manufaktur memiliki ciri sebagai pengahasil
produk yang tingkat komplesitas problem juga sangat signifikan. Dengan adanya flowchart akan
dengan mudah untuk memahami tujuan serta fungsu masing-masing departemen. Flowchart
memberikan petunjuk dalam pengaplikasian sebuah sistem
DAFTAR PUSTAKA

B. Romney, Marshall dan Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat.

Baridwan, Zaki, 1990, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Yogyakarta, BPFE.

Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi
Kedelapan. Jakarta: PT INDEKS.

Hall, James A. 2011. Accounting Information Systems: Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi
Empat. Jakarta: Salemba Empat

Hernanto, 1987, Sistem Akuntansi: Survei dan Teknik Analisis, Yogyakarta, BPFE.

Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

L. Whitten, Jeffrey, Lonnie D. Bentley dan Kevin C. Dittman. 2005. System Analysis and Design
Methods. New York: McGraw Hill Companies Inc.

Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Puspitawati, Lilis, dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

W. Wilkinson, Joseph. 1995. Sistem Akunting dan Informasi. Jakarta: Binarupa Aksara.

http://siadevelopment.blogspot.co.id/2012/04/siklus-produksi-dan-persediaan.html

http://gerytrisaputra.blogspot.com/2010/11/sistem-informasi-akuntansi-penjualan.html

Anda mungkin juga menyukai