Anda di halaman 1dari 81

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/314237894

Dampak Limbah dan Polusi terhadap Manusia dan Lingkungan

Book · March 2016

CITATIONS READS

0 1,889

1 author:

Asri Sakka
Universitas Cokroaminoto Palopo
10 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Prosiding Seminar Internasional ICONSS 2017 View project

All content following this page was uploaded by Asri Sakka on 06 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BAB I
PENDAHULUAN

DAMPAK POLUSI DAN LIMBAH TERHADAP


MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. PENGANTAR PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengetahuan lingkungan hidup merupakan pengetahuan yang kadang

dintegrasikan kedalam pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berfungsi

memperoleh membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan

yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang

terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Mengacu pada Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesian No. 73 Tahun 2013 tentang

penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi.

Maka setiap Program Studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran yang

mengacu pada KKNI bidang pendidikan.

. Kelompok pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang diberikan terhadap

mahasiswa agar tidak hanya memahami dan menguasai konsep-konsep dasar pengetahuan,

tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang perobahan pola pikir dan sikap

agar terjadi perubahan karakter. Berkaitan mata kuliah fisika dan kimia diharapkan akan

diintegrasikan materi pengelolaan lingkungan hidup pokok bahasan limbah dan polusi.

1
Berdasarkan data emperis sekitar 75% kerusakan lingkungan disebabkan kemajuan

teknologi menghasilkan limbah dan polusi. Salah satu hal tersebut dapat dijadikan acuan

pentingnya pengetahuan lingkungan hidup diberikan kepada mahasiswa sebelum mereka

memasuki dunia pekerjaan untuk bekerja termasuk perusahaan-perusahaan yang selama

ini banyak menimbulkan masalah lingkungan.

Pembelajaran Lingkungan Hidup pada tataran tingkat Sekolah Dasar,

Menengah, dan Perguruan Tinggi dapat dilakukan dengan pendekatan integratif dan

monolotik. Untuk pendekatan monolitik merupakan suatu mata pelajaran yang berdiri

sendiri, sehingga pelaksanaannya lebih memudahkan para pendidik. Pada hakikatnya di

dalam Kurikulum KTSP pendekatan ini yang digunakan pada tingkat sekolah dasar dan

menengah dalam program adaptif yang diberinama mata Pelajaran IPA. Untuk itu hasil

riset Maftuchah Yusuf (1989) mengemukakan bahwa keuntungan menyampaikan materi

PLH dalam pendekatan monolitik adalah: (1) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri

akan memungkinkan penyajian lebih terarah dan mendalam; (2) persiapan pengajar lebih

mudah dan bahan-bahannya dapat diketahui dari silabus; (3) pengetahuan yang diperoleh

para peserta didik akan lebih sistematis; (4) Dengan waktu yang disediakan secara khusus

pencapaian tujuan dapat lebih efektif; (5) evaluasi hasil belajar lebih mudah.

Pelaksanan Pendidikan lingkungan hidup pada sekolah tingkat Dasar dan

menengah masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada Kurikulum 2013

belum diberlakukan secara meluas, maka pendidikan lingkungan diajarkan menggunakan

pendekatan integratif pada mata pelajaran yang ada kaitannya. Sehingga diperlukan

adanya beberapa perubahan seperti perubahan cara pandang hakikat mengajar dan belajar,

2
perubahan penyediaan perangkat dan sarana belajar, serta perubahan strategi pembelajaran.

Dalam hal perubahan dijelaskan bahwa “ Belajar akan lebih bermakna jika anak “

mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang

berorientasi target pengusaan materi terbukti berhasil dalam kompotensi “ mengingat”

jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam

kehidupan jangka panjang. Itulah terjadi dikelas sekolah kita. (Yatim Riayanto, 2009).

Demikian halnya Robert Heinich dkk. (dalam Benny 2011) mengemukakan bahwa belajar

merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

terjadi manakala seseorang melakukan interkasi secara intensif dengan sumber-sumber

belajar.

Hal lain Twelker (dalam Trianto 2007) mengatakan bahwa “pengembangan

pembelajaran adalah suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan

dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu”. Salah satu hasil pengembangan pembelajaran adalah perangkat

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam menjawab

masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan

belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi

belajar bersama-sama sehingga siswa berperan ganda sebagai siswa dan sebagai guru

memanfaatkan media.

Pembelajaran berbasis IT merupakan kegiatan pembelajaran dilakukan secara

tuntas dengan menggunakan media komputer, dimana dosen dapat melatih mahasiswa

3
secara terus menerus sampai mencapai ketuntasan dalam belajar. Keberhasilan penggunaan

Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Sebagai Media Pembelajaran telah

diteliti oleh Lena Nuryanti (2009) Penggunaan multi model pembelajaran dan multi media

dapat dijadikan altematif yang dilakukan untuk merangsang kreativitas dan minat belajar

mahasiswa, salah satunya dengan melaksanakan model pembelajaran e-learning dengan

menggunakan homepage sebagai media pembelajarannya. Sedangakan Rusman dkk.

(2011) model pembelajaran berbasis IT atau komputer merupakan program yang berisi

tentang muatan pembelajaran meliputi: judul, tujuan, materi pemebalajaran, dan evaluasi

pemebalajaran.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis IT dengan berorientasi kepada

pemanfaatan media maka maka cocok menggunakan model Assure. Menurut Benny

(2011) bahwa Model desain pembelajaran Assure berisi langkah sesuai dengan namanya

yaitu: (1) menganalisis karakteristik siswa; (2) menetapkan tujuan pmbelajaran atau

kompetensi; (3) memilih metode, media bahan ajar; (4) menggunakan materi dan media

pembelajaran; (5) melibatkan siswa dalam proses pembelajaran; (6) evaluasi dan revisi.

Model ini pada dasarnya digunakan untuk mengatasi masalah belajar dan kinerja yang

dialami oleh siswa. Untuk itu ASSURE dikembangkan agar dapat digunakan oleh guru

dalam pembelajaran khususnya yang memanfatkan media dan teknologi didalamnya, atau

dengan kata lain desain pembelajaran ini dibuat untuk dapat digunakan memfasilitasi

proses belajar agar siswa mampu mencapai kompotensi sesuai apa yang diinginkan.

Materi Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan materi sangat menarik disajikan

pada Pendidikan Dasar dan Menengah, karena langsung berkaitan dengan masalah

4
lingkungan yang banyak menimbulkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: (1)

komponen biotik dan abiotik; (2) rotasi bumi; (3) revolusi bumi dan benda langit; (4)

bencana alam; (5) jaringan makanan dan rantai makanan; (6) Limbah dan jenisnya; (7)

polusi dan dampaknya; dan (8) AMDAL. Implementasi pembelajaran berbasis IT di

sekolah agar dapat berjalan dengan baik diperlukan perangkat pembelajaran menggunakan

media komputer sebagai salah satu faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran

dalam perkembangan ilmu pengetahuanan saat sekarang ini. Perangkat pembelajaran

menggunakan media komputer dapat meningkatkan mutu pendidikan karena memberikan

kemudahan keterlibatan langsung siswa dalam proses belajar mengajar dan dapat

membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas. Oleh karena itu, untuk melaksanakan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

berbasis komputer, penulis memandang perlu saatnya yang tepat dikembangkan suatu

model pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup menggunakan media komputer.

B. TEORI-TEORI PENDUKUNG PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


LINGKUNGAN HIDUP

Menguraikan teori-teori yang medukung Pembelajaran Pendidikan LIngkungan

Hidup berbasis teknologi Informatsi adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Pengajaran berbasis masalah tujuannya agar guru tidak mengajar terlalu

menekankan penguasaan konsep yang dimiliki oleh guru, walaupun pada perinsipnya

konsep itu penting dimiliki oleh seorang guru sebagai bekal untuk mengajar, namun

konsep itu tidak berarti jika tidak dipahami oleh anak didik. Untuk itu pengajaran

berdasarkan masalah pengertiannya paling umum dikemukakan oeh Eggen & Kaouchak,

5
(2012) pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang

menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan

masalah, materi, dan pengaturan diri.

Model pembelajaran berdasarkan masalah yang merupakan suatu model

pembelajaran didasarkan pada permasalahan yang membutuhkan penyelesian nyata, dalam

pengertian yang dikemukakan Arends (1997) sebagai berikut:

“Bahwa guru mengajar selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang
memberikan pelajaran tentang bagai mana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa
menyelesiakan masalah, tetapi jarang mengerjakan bagaimana siswa seharusnya
menyelesaikan masalah”.

Untuk itu yang harus dilakukan sekarang adalah bagaimana menemukan suatu cara

yang terbaik untuk menyampaikan suatu konsep yang akan dijarkan pada siswa akar

konsep itu dapat lebih mudah dimengerti dan lebih lama diingat, dengan cara bagaimana

guru dapat berkomunikasi baik terhadap siswa, dan bagaimana guru dapat membuka

wawasan siswa secara keseluruhan yang memiliki pikiran yang beragam dengan

mengaitkan apa yang mereka lihat, rasakan yang terjadi pada lingkungannya. Sedangkan

menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2009) bahwa pengajaran berbasis masalah tidak

dirancang untuk membantu giru untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya

terhadap siswa, namun pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu

siswa mengembangakan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan

intelektual.

Berdasarkan pengertaian teori belajar berbasis masalah di kemukakan beberapa

pakar di atas berkaitan pembelajaran secara online, maka dirumuskan bahwa tugas guru

adalah membatu para siswa merumuskan, menyimpulkan, memahami, dan

6
mengorientasikan siswa kepada masalah autentik yang dipelajari lewat media komputer

secara online. Pemahaman ini dipandang sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan

pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

2. Pembelajaran Integratif

Belajar secara integratif menurut Eggen & Kaouchak, (2012) bahwa model

intergratif dirancang untuk membantu siswa untuk mencapai dua tujuan belajar yang saling

terkait, yaitu: (1) membangun pemahaman mendalam tentang banguan pengetahuan

sistematis, (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Membangun pengetahuan yang sistematis pembelajaran tidak diharuskan siswa

berfokus untuk mengingat fakta-fakta yang spesifik, dan konsep-konsep yang mereka

dapatkan, melainkan agar supaya siswa mampu menemukan sendiri dari apa yang meraka

temukan fakata-fakta yang ada, merumuskan sendiri penjelasan dari berbagai hunungan-

hubungan, lalu mampu menganalisis kemungkinan-kemungkian bisa terjadi. Contoh hasil

temuan pemerhati lingkungan adalah membandingkan negara-negara industri banyak

merusak lingkungan terhadap Negara-Negara agraris, Negara agraris mengelolah sumber

daya alam. Sedangakan untuk mengembangkan pemikiran kritis adalah suatu tuntutan bagi

siswa dan mahasiswa melalui latihan-latihan untuk menemukan sesuatu, menyusun suatu

ringkasan, atau menyusun suatu penjelasan, menyusun suatu hipotesis yang akan diketahui,

dan menyusun suatu kesimpulan dari temuan-temuan dengan bukti.

Hal lain Matuchah Yusuf (1989) Belajar lewat pendekatan intergratif adalah

pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa suatu materi pembelajaran yang

dapat di integrasikan kedalam materi lain yang sesuai atau yang ada kaitannya. Untuk itu

7
pendekatan integratif ditemuh melalui dua cara, yaitu: (1) membangun unit atau seri

bahan materi yang disiapkan untuk diintegrasikan dengan materi tertnetu; (2) dengan “core

programming” yaitu bertitik tolak dari sebuah program inti dalam suatu maateri dalam

suatu mata pelajaran tertentu. Pada perkembangan selanjutnya Matuchah Yusuf (1989)

kembali mengemukakan sebagai seorang pendidik langkah praktis yang perlu dilakukan

melaksanakan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara integratif: (1)

Pendidik perlu memperteguh kesadaran bahwa materi PLH penting untuk diberikan kepada

peserta didik, bagaimanapun tekniknya; (2) Pendidik menyeleksi materi-materi PLH yang

relevan dengan pokok bahasan pada pelajaran atau mata kuliah tempat integrasi. (3)

Pendidik perlu menguasai materi PLH dengan cara mempelajari buku-buku kependudukan

dan lingkungan hidup, ataupun mengikuti berbagai pemberitaan media massa tentang

berbagai kasus yang terkait dengan PLH. Dan dalam pendekatan integratif di dalam

berbagai bidang studi yang relevan mempunyai beberapa kelemahan antara lain: (1) Ada

bagian-bagian materi ( yang kurang favorit) tidak tersampaikan, sementara ada beberapa

bagian materi ( yang cukup favorit) tersampaikan secara tumpang tindih oleh beberapa

orang pengajar; (2) Materi PLH yang sudah disampaikan secara integratif tidak dievaluasi

sebagaimana materi bidang studi induk.

3. Teori Belajar Kooperatif

Berbagai macam pakar yang memberikan definisi tentang pembelajaran Kooperatif,

salah satu yang dapat dikemukakan menurut Slavin (1995) bahwa siswa bekerja sama

untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar, untuk itu belajar secara

8
kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan secara individu dan kelompok untuk

mengusai materi.

Pada prinsipnya siswa kadangkalah datang kesekolah dengan harapan untuk

berkompotisi dan mendapat tekanan dari orang tua untuk menjadi yang tebaik. Sehingga

siswa barada pada individualistis, guru menempatkan siswa masing-masing pada tempat

duduk dan berpisah dari siswa yang lainnya, siswa hanya memperhatikan dirinya sendiri

jangan perhatikan orang lain. Untuk menghindari hal tersbut maka dilkukan belajar secara

kooperatif. Implemntasi belajar kooperatif sebenarnya sudah lama dilakukan para

pendidik, misalnya siswa diarahkan untuk belajar pada loboratorium, disana mereka dapat

kerja sama menguasai materi yang diberikan oleh guru.

Eggen & Kaouchak, (2012) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan sekelompok strategi mengajar yang memberikan peran terstruktur bagi siswa

seraya menekankan interaksi antara siwa yang satu dengan siswa yang lainnya. Untuk itu

beberapa ahli mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik, dimana siswa yang unggul akan membantu siswa yang

kurang memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik

pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan

tugas-tugas pembejaran yang dibebankan kepadanya.

4. Teori Belajar Menggunakan Media Komputer

Pengajar sebagai komponen terpenting dari tenaga kependidikan untuk

melaksanakan tugas proses pemebalajaran. Media pembelajaran tentunya memiliki fungsi

9
yang sangat strategis , seringkali terjadi siswa yang kurang memahami materi pelajaran

yang disampaikan guru karena ketiadaan atau kurang optimalnya penggunaan media dalam

mengajar. Seiring dengan kemajuan teknologi maka guru dalam mengajar sudah

seharusnya menggunakan media untuk menyampaikan pembelajaran menggunakan

komputer. Reclark, ( dalam Rusman, 2012) mengungkapkan bahwa the of media to

encourage student to invest more afford in hearing has along history. Dari pengungkapan

ini dapat diartikan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk

mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya dalam waktu yang

lama dibanding dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara yang tatap muka dan

ceramah tanpa alat bantu atau media pembelajaran.

Hamalik (dalam Rusaman, 2012) bahwa funfsi media pembelajaran adalah: (a)

untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif; (b) penggunaan media merupakan

bagian integral dalam sistem pemblajaran; (c) media pembelajaran penting dalam rangkah

mencapai tujuan pemebalajaran; (d) menggunakan media dalam pembelajaran adalah

untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam uapaya memahami

materi yang disajikan oleh guru dalam kelas; (e) menggunakan media dalam pembelajaran

dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan.

Leshin, Pollock & Reigeluth, (dalam Made, 2011: 9) mengemukakan bahwa untuk

mengkhlasifikasi media kedalam lima kelompok, yaitu: (1) media berbasis manusia

(mengajar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok (field trip); (2) media

berbasis cetak (buku, buku latihan (workbook), dan modul); (3) media berbasis visual

(buku, bagan, prafik, peta, gambar, transparansi, slide); (4) media berbasi audio visual(

10
video, film, program, slide tape, dan televise; (5) media berbasis komputer (pengajaran

dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext). Pembelajaran dengan

menggunakan komputer sebagai alat bantu merupakan pembelajaran berbasis komputer.

OECD, (2009:36) contends, There exists no commonly accepted definition or

internationally accepted term on what to call the texts, media and other tools used in

schools for learning. different terms have been used by different researchers and at

different times, such as “instructional materials”, “textbooks”, “educational texts”, or

“educational media.” drotner (2006) argues that this shows that educational materials are

often defined in relation to different technologies and that the emphasis on the different

technologies changes over time.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa beberapa definisi yang diartikan secara

umum atau secara meluas yaitu dengan belajar lewat teks menggunakan media dan

menggunakan alat-alat lainnya yang digunakan pada disekolah-sekolah untuk kegiatan

pembelajaran. Walaupun para peneliti menggunakan istilah yang berbeda seperti "bahan

ajar", "buku pelajaran", "teks pembelajaran", atau "Media pembelajaran." Berpendapat

drotner (2006) ia menunjukkan bahwa bahan pembelajaran sering didefinisikan dalam

kaitannya dengan teknologi yang digunakan, penekannya adalah terjadinya perubahan

teknologi dari waktu ke waktu.

Hick & Hyde (dalam Made, 2011) Memberikan pengertaian tentang

pembelajaran berbasisi komputer adalah a teaching process directly involving a computer

in the presentation of instructional matenals in an interactive mode to provide and control

the individualized learning environtment for each individual student. Definisi tersebut,

11
dengan pembelajaran berbasis komputer siswa akan berinteraksi dan berhadapan secara

langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh siswa lain.

Untuk itu salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis komputer terletak

pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan siswa.

Sharon E. Smaldino, Deborah L, dan James D. Russell ( 2012) Contends,

computer system can delivery instruction by allowing them to interact with the lesson

programmed into the system; this is referred to computer based instruction. Pendapat

tersebut dikemukakan bahwa sistem komputer dapat meyampaikan pembelajaran secara

individual dan langsung kepada para siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran

yang diprogramkan kedalam sistem komputer.

WinFred, (1990) mengemukakan bahwa komputer dengan menggunakan program

digunakan dalam pembelajaran adalah program komputer mengikuti hukum-hukum

pembelajaran yang merupakan aturan dalam sistem pendidikan, untuk menjalangkan

program apa yang dibuat untuk digunakan pada peserta didik, lalu mengamati apa yang

terjadi.

Assure merupakan model desain pembelajaran yang sederhana untuk

diimplementasikan oleh guru tujuannya adalah merancang program pembelajaran agar

siswa memiliki kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya ingat

terhadap materi pembelajaran, dan siswa memiliki dorongan intuk mengimplementasikan

pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Model Assure menekankan pada model

desain sistem pembelajaran yang akan digunakan dengan memperhatikan kondisi belajar

yang aktual. Sharon E.Smaldino dkk. (2012) mengemukakan tahapan pengembangan

12
model ASSURE adalah: (1) Analysis learning Characteritics, mengansisi karakteristik

mahasiswa yang akan dilibatkan pembelajaran. Aspek yang perlu diperhatikan adalah

karakteristik umum, kompotensi khusus mahasiswa yang dimiliki dan gaya belajar, (2)

State objectives, tahapan ini menuliskan tujuan pemeblejaran khusus (spesifik). Tujuan

pembelajaran digunakan untuk mendeskripsikan pengetahuan, keterampilan sikap yang

diperoleh siswa dalam pembelajaran, (3) Select Instruksional Methods, Media and

Material, tahapan ini mendesaian pembelajaran khususnya memilih metode, media, dan

bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran, (4) Utilize Metode, Media and

Materials, yaitu menggunakan metode media dan bahan ajar yang terpilih dilakukan uji

coba untuk memutuskan bahwa ketiga sub komponen dapat digunakan dalam

pembelajaran, (5) Require Leaner Participation, proses pembelajaran melibatkan

mahasiswa secara aktif agar dapat memahami bahan ajar yang disajikan, kemudian

dulakukan pemberian balikan dari guru agar motivasi mereka selalu bangkit untuk

mencapai tujuan pembelajaran, (6) Evaluasi dan Revisi, Tahapan akhir dari model ini

adalah melaksanakan evaluasi untuk memperoleh gambaran yang lengkap kualitas produk

pembelajaran.

C. KOMPONEN MODEL PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP

Salah satu komponen model pembelajaran lingkungan hidup mengacu pada

komponen-komponen yang dikemukakan oleh Joyce, Weil, & Calhoun (2004), yaitu: (1)

sintaks adalah suatu elemen-elemen atau tahapan urutan kegiatan, atau fase kegiatan, (2)

sistem sosial adalah guru dan siswa masing-masing memiliki peranan serta aturan yang

akan digunakan, (3) prinsip-prinsip reaksi adalah aturan-aturan yang harus dipenuhi baik

13
guru maupun siswa didalam kelas selama pembejaran bentuk merespon pertanyaan, dan

tugas-tugas, (4) sistem pendukung adalah kondisi yang diperlukan dalam pembelajaran

peralatan dan media, (5) dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung

dengan mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan, untuk dampak pengiring hasil

belajar yang dicapai bersumber dari proses pembelajaran, hal tersebut tercapai adanya

tercipta suasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa guru mengarahkan secara

langsung. Dari 5 komponen-komponen model tersebut di atas berikut ini akan diuraikan

satu persatu:

1. Sintaks Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

Sintaks Model Pembelajaran Lingkungan Hidup secara online terdiri dari 4 fase,

yaitu: fase-1 : Penyampaian tujuan pembelajaran, memotivasi siswa untuk perhatian

kedalam mata pelajaran, atau mengarahkan untuk fokus pada suatu pelajaran, fase-2 :

menyusun strategi urutan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran pemecahan

masalah apakah secara individu atau kelompok untuk mengumpulkan informasi, fase-3 :

Penyajian materi secara online menggunakan pendekatan memecahkan masalah dengan

mengorganisasikan siswa untuk belajar, fase-4 : membahas dan mengevaluasi hasil karya

tentang upaya dari hasil karya mereka dapatkan. Adapun aktivitas-aktivitas pengajar dan

peserta didik untuk masing-masing fase dapat dilihat pada tabel tersebut.

Tabel 1. Aktivitas Pengajar dan Peserta didik Setiap Tahap dalam Sintaks

FASE AKTIVITAS AKTIVITAS PESERTA WAKTU


PENGAJAR DIDIK
Fase 1 1. Penyampaian tujuan 1. Menyimak dengan
Penyampaian tujuan pembelajaran saksama tujuan
pembelajaran, 2. Memotivasi peserta pembelajaran dan ± 10
memotivasi peserta didik, manfaat materi manfaat materi yang menit

14
didik untuk perhatian yang akan di ajarkan disampaikan oleh
kedalam mata yang dikaitkan pengajar
pelajaran, atau dengan sumber 2. Merespon apa yang
mengarahkan untuk materi lain ditanyakan oleh
fokus pada suatu berhubungan dengan pengajar terhadap
pelajaran, terjadi pada aspirasi.
lingkungan.
3. Melakukan apresiasi 3. Merespon apresiasi
dari pengajar

Fase 2 1. Pengajar 1. Merespon


Menyusun strategi mengingatkan atau pertanyaan-
urutan aktivitas menyampaikan cara pertanyaan guru
pengajar dan peserta strategi digunakan berkaitan dengan
didik dalam proses untuk menyampaikan strategi belajar yang ± 15
pembelajaran pembelajaran. digunakan menit
pemecahan masalah 2. Pengajar 2. Merespon
apakah secara individu mengarahkan peserta pertanyaan-
atau kelompok untuk didik strategi belajar pertanyaan guru
mengumpulkan secara online, strategi belajar secara
informasi memahami prosedur online, prosedur
login, teregister oleh untuk login, berhasil
sistem, dan cara-cara teregister oleh sistem,
membuka materi, berhasil membuka
LK, dan soal materi, LK, dan
3. Pengajar melakukan mengerjakan soal
refleksi untuk secara online
mengulang kembali 3. Melaporkan hasil
bagi peserta didik kerja pada tugas-
yang dinyatakan tugas yang
tidak lulus oleh diselesaikan.
sistem
Fase 3 1. Membuka materi 1. Membaca materi
Penyajian materi secara online, secara cermat pada
secara online mempresentasikan layar monitor,
menggunakan dan mengarahkan menggaris bawahi
pendekatan peserta didik yang penting-penting,
memecahkan masalah mempelajari materi, membuat rangkuman
dengan menggaris bawahi, secara lisan dan ± 35
mengorganisasikan dan merumuskan. tertulis. menit
siswa untuk belajar 2. Mengajak peserta 2. Merespon analisis
didik menganalisis masalah lewat
masalah yang pertanyaan, member

15
disajikan mengaitkan saran, maupun
dengan fenomena menanggapi.
yang terjadi
sebenarnya.
Fase 4 1. Meminta siswa 1. Mengerjakan tugas-
membahas dan mengerjakan tugas- tugas pada Lembar
mengevaluasi hasil tugas pada Lembar Kerja (LK) secara
karya tentang upaya Kerja (LK) dilakukan online, sambil melihat
dari hasil karya secara online hasil skor yang
mereka dapatkan. 2. Meminta peserta didapat.
didik mengerjakan 2. Mengerjakan kembali
kembali soal-soal soal LK bagi peserta ± 20
pada LK bagi peserta didik yang dinyatakan menit
didik belum tidak lulus oleh
dinyatakan lulus oleh sistem diwarnet atau
sistem di warnet atau dirumah
dirumah menggunakan modem
menggunakan 3. Memperhatikan
modem umpan balik yang
3. Memberikan umpan disampaikan oleh
balik terhadap hasil pengajar.
pekerjaan peserta
didik secara lisan

2. Sistem Sosial Pmbelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

Sistem sosial pembelajaran lingkungan hidup digunakan akan menggambarkan

peran guru dan siswa, dimana masing-masing memiliki peranan serta aturan yang akan

digunakan, serta norma-norma yang diajukan selama menerapkan model pembelajaran

lingkungan hidup.

Sistem sosial pembelajaran lingkungan hidup secara online yang paling menonjol

adalah pengajar memiliki perang sangat penting dalam menyampaikan informasi pada

materi yang sudah dikemas dalam bentuk website di internet, sehingga mereka akan

mengarahkan peserta didik untuk melakukan regiater sebagai peserta pembelajar, bagi

peserta didik yang sudah terdaftar lewat sistem masing-masing peserta didik akan

16
mendapatkan username, password digunakan untuk login setiap tahap belajar. Jadi para

pengajar disini lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.

Untuk peserta didik yang menonjol sistem sosial adalah aktivitas peserta didik

sebagai peserta pembelajar akan mencari materi lewat website untuk dibaca secara

antusias, karena materi hanya bisa diakses secara online oleh sistem hanya ± 35-40 menit

sebagaiman tertera pada komponen sintaks fese-3 di atas, demikian halnya mengerjakan

Lembar Kerja (LK) secara online peserta didik melakukan secara proaktif dan penuh

kehati-hatian yang juga waktunya dibatasi oleh sistem hanya ±20-25 menit tertera pada

fase-4, sehingga sistem proses pembelajaran sangat manantang bagi peserta didik selama

ini mereka belum pernah dapatkan, apabila tidak lulus, maka siswa masih diberi

kesempatan di luar jam pembelajaran untuk mengulangi kembali.

Aktivitas kedua-duanya antara pengajar dan peserta didik terjadi pada fase II, III,

dan IV dalam sintaks Model Pembelajaran secara online. katakanlah pada saat pengajar

menjelaskan strategi belajar secara online peserta didik harus mengetahui website dari

pengajar yaitu www. Asri-uncp.com digunakan untuk login, bila peserta didik dan pengajar

berhasil login maka ia harus terdaftar secara resmin oleh sistem sebagai peserta

pembelajar, jika tidak terdaftar maka peserta didik tidak dikenal oleh sistem dan tidak bisa

mengerjakan LK. Apabila peserta didik sudah teregister baik pengajar maupun peserta

didik ia akan mencari pokok-pokok bahasan menyangkut limbah dan polusi yang sudah di

uploud kedalam sistem. Pengajar dapat menjelaskan materi yang sudah dilengkapi dengan

penjelasan gambar-gambar sesuai dengan fakta-fakta yang terdapat pada lingkungan,

pengajar dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami materi seperti menggaris

17
bawahi hal-hal yang penting, membuat catatan-catatan penting , dan menganalisis

pemecahan masalah – masalah lingkungan yang terjadi. Apabila peserta didik selesai

mempelajari materi pengajar mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan soal-soal

pada LK, untuk mengukur kemampuan peserta didik memahami materi dikerjakan secara

online.

3. Prinsip Reaksi Pembelajaran Pendidikan Lingkungan hidup

Prinsip reaksi merupakan prinsip interaktif yang menggambarkan hubungan guru

terhadap siswa dalam proses pembelajaran apakah itu dibuat dalam bentuk kelompok atau

secara individu, dengan demikian akan berkaitan bagaimana cara pengajar akan

memperhatikan atau memperlakukan peserta didik dari apa yang disampaikan akan

direspon dalam bentuk pertanyaan, jawaban, atau tanggapan. Mengacu pada pemahaman

lebih umum, maka Joyce, Weil, & Calhoun (2004) mengemukakan prinsip-prinsip reaksi

adalah aturan-aturan yang harus dipenuhi baik pengajar maupun peserta didik dalam kelas

selama pembejaran bentuk merespon pertanyaan, dan tugas-tugas

Pandangan lain terhadap prinsip reaksi yang berkaitan dengan strategi pembelajaran

yang digunakan oleh peserta didik dalam kelas, yakni pengajar memberikan reaksi

terhadap kegiatan-kegiatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, misalnya

pemberian tugas, tidak serius dalam proses pembelajaran, menanggapi pertanyaan, dan

ribut didalam kelas, dan sebagainya.

Memperhatikan Mode Pembelajaran Lingkungan Hidup yang dikembangkan dengan

memiliki ciri khas adalah pengajaran berdasarkan masalah menggunakan media komputer,

maka prinsip reaksi yang yang tergambarkan didalam model ini adalah: (1) pengajar

18
menyediakan sumber belajar dalam bentuk website aplikasi program dilengkapi dengan

menyajikan masalah, (2) Menyajikan materi PLH secara online disertai dengan

mengerjakan soal secara online, (3) Membimbing peserta didik dalam penerapan hasil

belajar dengan dengan cara mengerjakan soal secara online.

Mengacu peran pengajar sebagai fasilitator atau pembimbing dalam kegiatan

pembelajaran seperti dikemukakan di atas, maka diharapkan beberapa perilaku pengajar

selayaknya tergambarkan dalam sintaks Model pemebalajar lingkungan hidup, yaitu:

1. Pengajar dalam kegiatan pembelajaran menciptakan suasana kondusif, agar peserta

didik terasa senang sehingga dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk

belajar, yaitu peserta didik sebelum belajar diatur di depan masing-masing komputer

dan menyampaikan kompotensi dasar dan pencapaian hasil belajar. (fase-1).

2. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan register agar peserta didik terdaftar

sebagai peserta belajar yang nantinya dapat mendukung kelancaran proses

pembelajaran, mengakses materi, LK, dan mengerjakan soal-soal secara online (fase-

2).

3. Menyampaikan informasi berupa pengetahuan limbah dan polusi secara online,

pengajar menyampaikan materi sambil mengingatkan peserta didik untuk menggaris

bawahi hal-hal yang penting, membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan (fase-

3).

4. Membimbing peserta didik untuk mengamatai masalah yang disajikan dilanjutkan

melakukan evaluasi mengerjakan soal pada LK secara online, dan tes materi secara

keseluruhan untuk mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik (fase-4).

19
4. Sistem Pendukung Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

Sistem pendukung pada model pembelajaran adalah kondisi yang diperlukan dalam

pembelajaran atau peralatan dan media yang mendukung pelaksanaan model tersebut.

Dalam melakukan pembelajaran membutuhkan sistem pendukung, untuk itu sistem


pendukung pemebalajaran lingkungan hidup yang dikembangkan tentunya tidak ada
bedanya dengan sistem pendukung lainnya, yang membedakan Model pemebalajaran
secara online dengan model lainnya pendekatan menggunakan teknologi komputer.
Adapun ciri sistem pendukung Model pemebalajaran lingkungan hidup adalah: (a)
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) yang menggambarakan pembelajaran lebih
dominan berpusat pada peserta didik, dimana metode yang digunakan adalah metode
belajar secara Online yaitu pola belajar terbimbing mengakses materi secara online,
mengerjakan LK secara online, dan mengerjakan soal secara online mengukur
peningkatan kemampuan peserta didik, (b) Buku peserta didik yang memuat uraian materi
limbah dan polusi dilengkapi gambar-gambar masalah lingkungan yang terjadi saat
sekarang ini, yang dapat disajikan secara online yang diharapkan peserta didik lebih cepat
memahami materi dengan cara menggaris bawahi hal-hal yang penting, dan merumuskan
kesimpulan, (c) Lembar Kegiatan (LK) yang memuat masalah- masalah yang serius
terdapat pada lingkungan dan latihan mengerjakan soal secara online, untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi, (d) Media pembelajaran yang digunakan adalah media
yang bersentuhan dengan teknologi informasi, yaitu harus ada jaringan internet
menggunakan speedy atau modem, menggunakan software dalam bentuk aplikasi program,
menggunakan hardware computer, LCD, (e) Perangkat evaluasi, meliputi tes evaluasi
penguasaan bahan ajar dilakukan secar online.

5. Dampak Instruksional dan Pengiring

20
Terjadinya interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam pembelajaran

dibuatnya rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, yang akan

meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Untuk itu Simon (dalam Made, 2011)

mengemukakan terdapat tiga model penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer,

yaitu: (1) Latihan dan praktik, dengan model pembelajaran berbasisi komputer peserta

didik diberikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan, kemudian

komputer akan member respon (umpan balik) atas jawaban yang diberikan oleh peserta

didik. Model ini hampir sama dengan pekerjaan rumah yang diberikan kepada peserta

didik, kemudian pengajar memberikan umpan balik. Namun dalam pembelajaran berbasis

komputer balikan akan diberikan segera pada masing-masing siswa sehingga tahu dimana

letak kesalahannya; (2) Tutorial, model pembelajaran berbasis komputer ini menyediakan

rancangan pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pembelajaran, latihan yang

disertai umpan balik; (3) Simulasi, model pembelajaran berbasis komputer ini menyajikan

pembelajaran dengan sistem simulasi yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

Penggunaan Model pembelajaran lingkungan hidup secara online akan dapat

mengoptimalkan dampak instruksional dan dampak pengiring. Adapun dampak

instruksional dan dampak pengiring Model pembelajaran lingkungan hidup adalah:

a. Dampak Instruksional

1. Penguasaan Bahan Ajar Limbah dan Polusi

Strategi yang digunakan mempelajari bahan ajar limbah dan polusi adalah untuk

meningkatkan kesadaran dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pemecahan

masalah lingkungan hidup agar para peserta didik memiliki pengetahaun, keterampilan,

21
sikap, motivasi, dan rasa keterpanggilan (commitment) untuk bekerja secara individual dan

kolektif menuju kepemecahan timbulnya masalah lingkungan.

Menggunakan strategi belajar yang tepat dalam suatu pembelajaran, akan dapat

menjadikan proser pembelajaran lebih bermakna sehingga pencapaian hasil belajar, atau

penguasaan bahan ajar akan menjadi optimal, agar pengembangan kompotensi peserta

didik yang diharapkan bisa tercapai, untuk pencapaian tersebut tidaklah mudah karena

banyak faktor yang dapat mempengaruhi, salah satu komponen adalah faktor pengajar

dan peserta didik.

2. Kemampuan Memahami Materi Secara Online

Kemampuan memahami materi secara online dapat dinyatakan sebagai dampak

instruksional dalam model pembelajarn, karena peserta didik diarahkan langsung untuk

peningkatan kemampuan menguasai bahan ajar limbah dan polusi membaca lewat layar

monitor memiliki perbedaan jika membaca lewat print out. Sehingga diharapkan peserta

didik membaca harus menggunakan menggunakan strategi yaitu menggaris bawahi atau

menandai hal-hal yang penting, strategi membuat catatan-catatan kecil, dan strategi

membuat rangkuman. Startegi belajar lewat monitor komputer merupakan hal yang baru,

sehingga peserta didik harus terbiasa dan banyak latihan untuk keluar dari model belajar

secara konvensional dimana pengajar memberikan penekanan kepada peserta didik untuk

menguasai materi secara baik tanpa menggunakan alat bantu atau media untuk lebih cepat

memahami atau menguai materi yang disajikan. Belajar dengan pendekatan teknologi

informatika yang mdenjadi persoalan adalah membutuhkan biaya yang besar, sehingga

pihak sekolah dan pengajar harus siap.

22
b. Dampak Pengiring

1. Kemandirian dalam Belajar

Belajar secara online, dituntut peserta didik belajar secara mandiri, bagaiman cara

untuk melakukan regiater sebagai peserta belajar terdaftar pada sistem komputer, bagai

mana cara mencari materi untuk dipelajari, dan bagaimana cara membuka LK untuk

dikerjakan, kesemuanya ini adalah harus dilakukan secara mandiri untuk masing-masing

peserta didik memiliki user name, dan password. Apabila peserta didik tidak memiliki dua

hal tersebut maka peserta didik tidak dapat mengakses materi, mengerjakan LKS, dan

mengerjakan soal latihan.

2. Keaktifan Belajar

Model PLH secara online dibuat agar memberikan lebih banyak ruang dan

kesempatan pada peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Belajar secara online biasanya dilakasanakan pada laboratorium komputer dan peserta

didik belajar secara aktif yang memiliki perbedaan belajar dilaksanakan pada kelas.

Prosedur pembelajaran secara online materi yang disajikan lewat aplikasi program waktu

yang disediakan sudah diseting, demikian halnya mengejakan LK, dan soal tes hasil

belajar. Jika peserta didik tidak aktif dan tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik

maka ia akan ketinggalan.

23
BAB II

PENGERTIAN LIMBAH dan JENIS LIMBAH


Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kebutuhan, yaitu kebutuhan pokok
yang disebut kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia akan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, untuk itu semakin banyak
jumlah manusia maka sumber daya alam yang digunakan dari hasil pengolahan dijadikan
produk semakin besar.

Dalam proses pengambilan sumber daya alam, proses pengolahan didalamnya


terdapat sisa-sisa yang tidak padat digunakan, sisa tersebut yang nantinya akan dibuang
disembarang tempat. Sisa-sisa pembuangan inilah akan mencemari lingkungan perairan,
lingkungan daratan, dan udara jika dibiarkan akhirnya akan merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan akibat dari: (a) limbah perairan, manusia sangat


membutuhkan air untuk keperluan seperti air minum, mencuci, memasak, dan bercocok
tanam. Kenyataannyan semua limbah masuk lewat kesungai, danau, atau air tanah yang
akibatnya air mengalami perubahan yang bersumber dari pencemaran, (b) limbah daratan,
terjadi akibat adanya bahan-bahan asing baik organik, maupun anorganik yang
menyebabkan daratan rusak, sehingga daratan tidak dapat memberikan daya dukukung
kehidupan manusia, (c) pencemaran udara akibat polusi asap kendaraan atau cerobong
industri, udara yang tercemar akan mengandung gas CO (karbon monoksida) udara ini
akan dihirup manusia untuk bernafas yang akan mengakibatkan gangguan pernapasan.

A. Pengertian Limbah dan Baku Mutu Lingkungan

1. Pengertian Limbah

Secara umum yang dapat dikatakan sebagai limbah merupakan bahan sisa yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, apakah itu pada skala rumah tangga,
sakala industri, skala pertambangan, dan sebagainya. Adapun kategori bentuk limbah hasil
proses produksi dapat berupa bahan gas atau debu, bahan cair, dan bahan padat. Dari
bahan –bahan limbah tersebut terdapat jenis limbah yang bersifat beracun atau berbahaya

24
dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Beberapa ahli
lingkungan memberikan definisi tentang limbah:
Chandra (2012: 124) mengemukakan limbah adalah suatu jenis sampah (waste)
yang terdiri dari zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal
dari rumah maupun sisa-sisa proses dari rumah.
Jumlah sampah sangat ditentukan jumlah penduduk, semakin banyak jumlah
penduduk yang beraktivitas semakin banyak tumpukan sampah, hal ini disebabkan karena
kepadatan tempat tinggal yang sangat kurang diperhatikan penampungan tempat sampah
oleh pihak pemerintah, swasta, dan kesadaran penduduk itu sendiri. Sehingga sampah
dapat berserakan dimana-mana menimbulkan bau yang tidak nyaman.

Gambar. 1.1 Tempat Pembuangan limbah rumah tangga


Sumber: carapedia.com

Sumantri (2010: 85) penyebab terjadinya limbah adalah air yang sengaja dibuang
dalam bentuk air limbah tanpa pengolahan kedalam sesuatu badan air yang bersal dari
rumah tangga (domestic) ataupun insustri (industry). Untuk itu air dinyatakan tercemar bila
mengandung bibit penyakit, parasit dan bahan-bahan kimia yang berbahaya, Chandra,
(2012: 40) mengemukakan batasan, batasan sumber air yang bersih dan aman, yaitu: (a)
bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit,(b) bebas dari subtansi kimia yang
berbahaya, (c) tidak berasa dan tidak berbau, (d) dapat digunakan mencukupi konsumsi
domestik, (e) memenuhi standar ditentukan WHO dan Departemen Kesehatan.

25
Gambar. 1.2. Limbah cair beracun sengaja dibuang ketanah
Sumber: carapedia.com

Eddy (2003: 229) mengemukakan limbah agroindustri adalah industri yang bahan
bakunya hasil pertanian atau mengolah bagian-bagian tanaman menjadi bahan lainnya
yang hasil produksinya menghasilkan limbah padat, limbah cair, dan sisa-sisa bahan baku
yang tidak ikut dalam proses produksi.

Gambar. 1.3. Limbah argoindustri dari buah-buahan


Sumber: http//: gambar foto buah-buahan

Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 20 diartikan limbah
adalah sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Dilanjutkan dalam ayat
21 limbah bahan berbahaya dan berracun (B3) diartikan bahwa limbah berbahaya dan
beracun (B3) adalah adanya zat, energi atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan

26
atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
serta kelangsungan hudup manusia dan mahluk hidup lainnya.

Gambar. 1.4 Limbah B3 sengaja di impor masuk ke Indonesia


Sumber: berita.plasa.msn.com

Masalah lingkungan sebagai akibat dari berbagai kegiatan apakah itu dalam bentuk
skala sempit atau terbatas maupun dalam skala besar. Dalam skala luas masalah
lingkungan yang akan menghasilkan limbah disebabkan berbagai sektor kehidupan .
Berkaitan dengan pernyataan tersebut dapat dicatat keadaan lingkungan di beberapa kota di
Indonesia, yaitu : (a) terjadinya penurunan kualitas air pada setiap permukaan di sekitar
wilayah daerah-daerah industri, (b) terjadinya konsentrasi bahan pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida,
yang mengendap didalam air sehingga akan mengganggu kehidupan biota-biota lainnya,
(c) kesulitan kelangkaan air tawar semakin terasa untuk konsumsi kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan akibat tidak adanya penyerapan air, banyaknya
hutan yang gundul sehingga pada musim penghujan cenderung terjadi banjir yang
melanda banyak daerah-daerah, (c) temperatur udara maksimal dan minimal sering
berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah
mencapai 37 derajat celcius, (d) terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti
CO, NO2 SO2, dan debu, (e) kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian
semakin memyempit berubah menjadi perumahan dan industri yang pada akhirnya akan
mengalami pencemaran.

2. Pengertian Baku Mutu Lingkungan

Baku mutu merupakan peraturan pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
yang menjelasakan isi spesifikasi bahan-bahan pencemar yang harus dibuang atau
sejumlah kandungan yang diperbolehkan pada tingkat yang aman tidak mengganggu

27
ekosistem lingkungan. Untuk itu limbah dapat menimbulkan dampak negatif apabila
jumlah atau konsentrasinya dilingkungan telah melebihi baku mutu, atau dengan kata lain
bahwa baku mutu lingkungan merupakan ambang batas atau kadar batas maksimum suatu
zat atau lingkungan hidup, atau komponen yang diperbolehkan berada dilingkungan agar
tidak menimbulkan dampak negatif. Untuk itu baku mutu lingkungan diatur dalam UU RI
Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Pasal 20
paragraf 3 Baku mutu lingkungan Hidup meliputi baku mutu air, baku mutu air limbah,
baku mutu air laut, baku mutu udara ambient, baku mutu emisi, baku mutu gangguan, dan
baku mutu lain sesusi dengan perekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk itu melakukan pencegahan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan
yang bersumber dari berbagai aktivitas industri kecil menengah dan industri besar,
demikian halnya sumber dari aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Dengan melihat
kenyaataan sekarang pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan
perkembangan bigitu cepat, dengan beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin
parah bersumber dari limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat yang
akan mengendap kedalam air atau mengedap bersama dengan udara.
Wardhana (2001: 213) mengemukakan bahwa melindungi sumber air sesuai
dengan kegunaannya, maka perlu ditetapkan baku mutu kualitas air melalui Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 416 /MENKES/PER/1990, tanggal 13 September 1990
tentang baku mutu kulaitas air bersih.
Kadar maksimum
No Parameter Keterangan
yang
diperbolehkan
FISIKA
1 Bau - Tidak berbau
2 Julah zat padat terlarut (TDS) 1.500 mg/l -
3 Kekeruhan 25 Skala NTU -
4 Rasa - Tidak berbau
5 Suhu Suhu udara ( ± 30
C)
6 Warna 50 Skala TCU
B. KIMIA
a. Kimi anorganik
1 Air raksa 0,001 mg/l
2 Areen 0,05 mg/l
3 Besi 1,0 mg/l
4 Fluorida 1,5 mg/l
5 Kadmium 0,005 mg/l
6 Kesadahan (CaCO3) 500 mg/l
7 Khlorida 600 mg/l

28
8 Kromium, valenai 6 0,05 mg/l
9 Mangan 0,5 mg/l
10 Nitrat, sebagai N 1,0 mg/l
11 Nitrit, sebagai N 1,0 mg/l Merupakan batas
minimum dan
maksimum. Khusus
air hujan, pH
minimum 5,5
12 pH 6,5 – 9,0 mg/l Merupakan batas
minimum dan
maksimum
13 Selenium 0,01 mg/l
14 Seng 15 mg/l
15 Sianida 0,2 mg/l
16 Sulfat 400 mg/l
17 Timbal 0,05 mg/l
b. Kimia Organik
1 Aldrin dan Dieldrin 0,0007 mg/l
2 Benzene 0,01 mg/l

3 Benzo(a)pyrene 0,00001 mg/l


4 Cholordane (total isomer) 0,007 mg/l
5 Choloroform 0,03 mg/l
6 2,4-D 0,10 mg/l
7 DDT 0,03 mg/l
8 Detergen 0,5 mg/l
9 1,2 Dichloroethane 0,01 mg/l
10 1,1 Dichloroethane 0,0003
11 Heptachlor dan Heptachlor epoxide 0,003 mg/l
12 Hexachlorobenzene 0,00001 mg/l
13 Gamma-HCH (Lindane) 0,004 mg/l
14 Methoxychlor 0,004 mg/l
15 Pentacholorphenol 0,10 mg/l
16 Pestisida total 0,01 mg/l
17 2.4.6 trichlorophenol 0,10 mg/l
18 Zat organic (KMnO4) 0,01 mg/l
C. MIKROBIOLOGI
1 Koliform tinja 50 jumlah per 100ml
2 Total koliform 10 jumlah per 100ml
D. RADIOAKTIVITAS
1 Aktivitas Alpha (Gross Alpha 0,1 Bq/l
Activity)
2 Aktivitas Beta (Gross Beta 1,0 bq/l

29
Activity)
Sumber: Wardhana, (2001: 227)
Untuk baku mutu udara, Wardhana (2001: 183) memberikan pengertian bahwa
baku mutu udara embien dan emisi limbah gas dengan maksud untuk melindungi kualitas
udara disuatu daerah, maka udara juga perlu diatur melalui Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991, tanggal 1 Februari
1991 tentang baku mutu udara ambient, adapaun baku mutu udara ambient sebagai berikut:
N Parameter Waktu Baku Mutu Metode Peralatan Ket
Pengukuran Analisis dianjurkan
o
dianjurkan
1 Sulfur dioksida 24 jam 0,1 ppm Pararosanilin Spektrofoto
SO3 (260 µg/m3 meter
2 Karbon 8 jam 20 ppm NDIR NDIR
Monoksida(CO) (2260 µg/m3 Analyzer
3 Oksigen oksida 24 jam 0,05 ppm Saltzman Spektrofoto
(92,50 µg/m3 meter
4 Oksidan (O3) 1 jam 0,10 ppm Chemilumine Spektrofoto
200 µg/m3 schent meter
3
5 Debu 24 jam 0,26 µg/m Gravimetric Hi-Vol
6 Timah hitam 24 jam 0,06 µg/m3 Gravimetric Hi-Vol
Ekstraktif
7 Hidrogen 30 jam 0,03 ppm Mercurythoc Spektrofoto
Sulfida (H2S) (42 µg/m3) yanete meter
8 Amonia 24 jam 2 ppm Neseler Spektrofoto
(1360 µg/m3) meter
9 Hidrokarbon 3 jam 0,24 ppm Flame GC
Iniozation
Sumber: Wardhana, (2001: 183

30
Rangkuman
Masalah 01

Gambar 1.5 Pencemaran merkuri di ekosistem


Sumber http//pengelolaanlimbah.files.wordpress.com
Limbah merupakan sesuatu hal yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya, karena limbah ini merupakan bahan asing dari luar akan mencemari
lingkungan yang dapat merusak ekosistem. Pada prinsipnya limbah yang ada masih
dibiarkan untuk berkontaminasi dengan tanah, sehingga pengendaliannya belum
dilakukan, kalupun dilakukan masih secara konvensional.
Untuk itu jika limbah tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan berbagai
masalah ekosistem lingkungan yang tersusun atas stratum atas atau autotrofik (lapisan
hijau) bagian tumbuh-tumbuhan yang hijau, dan stratum bawah atau hetetrofik (lapisan
coklat) lapisan tanah atau sedimen, berupa terjadi sampah yang membusuk merembes
mencemari air, pembuangan limbah cair dialirkan langsung kesungai bersumber dari
TPA (tempat pembuangan akhir), limbah cair pabrik merembes ke sumber air
pemukiman penduduk.
Fenomena yang terjadi ekosistem hetetrofik rusak akibat pembuangan limbah
lewat pencemaran air sungai berdampak negatif terhadap biota-biota mahluk hidup lain
termasuk kesehatan manusia bentuk penyakit kulit dan penyakit diare. Indonesia ada
dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, untuk musim kemarau kualitas
baku mutu lingkungan sudah tercemar, yaitu kualitas air baku mutu tercemar berat
sehingga sulit untuk diolah untuk layak diminum atau dikonsumsi. Dampak limbah
terhadap kesehatan mengalami efek langsung adalah efek yang disebabkan karena
adanya kontak langsung terhadap limbah, dengan adanya limbah tersebut dapat
mengandung mikroorganisme patogen, yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Pada gambar 1.5 di atas hal yang kurang dapat disadari manusia gangguan
kesehatan akibat makanan. Slamet, (dalam Ricki 2005: 105) mengemukakan
gangguan kesehatan akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi (1) keracunan
makanan, dan (2) penyakit bawaan makanan. Keracuanan makanan yang disebabkan
oleh racun asli yang berasal dari tumbuhan atau hewan itu sendiri maupun oleh racun
yang ada didalam panganan akibat kontaminasi. Untuk penyakit bawaan makanan
adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat makanan yang
terkontaminasi mikroba patogen.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian limbah, pengertian baku mutu
lingkungan, dan permasalahannya seperti pada masalah 01, diskusikan dalam
kelompok kecil langkah apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah 01 di atas,
atau rencanakan solusinya.

31
B. Pengertian Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga disebut juga sebagai limbah domestik, yaitu merupakan limbah
yang bersumber dari rumah tangga, dengan demikian limbah domestik ada dua bentuk,
yaitu limbah cair domestik dan limbah padat domestik.
a. Limbah cair domestik, limbah hasil buangan dari perumahan, perdagangan dan
perkantoran Kusnoputranto (1997: 3 ) mengemukakan saluran air limbah rumah tangga
terjadi penggabungan dari saluran hujan dari jalanan, kebun, sehingga air limbah
mengandung pasir atau kerikil- kerikil halus dan bahan-bahan organism lainnya.
Limbah berasal dari rumah tangga sering mengandung bahan-bahan terapung seperti
potongan sayur, kertas-kertas, kaleng-kaleng maupun sampah-sampah lainnya,
sehingga rumah yang tidak memiliki saluran buangan air limbah akan terjadi
pembusukan.

Gambar 1.6. Limbah cair rumah tangga


Sumber: dokumen peneliti

Pendapat lain Sugandhy dkk, (2009: 95 ) mengatakan kebijakan nasional yang


perlu dilakukan didalam menata perumahan penduduk agar tercapai kebutuhan penenuhan
perumahan, dan pencapaian kulalitas pemukiman. Untuk itu perumahan harus ditata untuk
memenuhi standar yang didalmnya ada kamar mandi (WC) digunakan untuk membuang
tinja atau kotoran yang dikeluarkan oleh tubuh manusia mengandung mikroorganisme
patogen (virus, bakteri, kista protozoa), tempat cuci-cuci , dan tempat memasak.
b. Limbah padat domestik, limbah hasil buangan dari perumahan, perdagangan dan
perkatoran dalam bentuk limbah padat (sampah). Sumantri (2010: 67) mengemukakan
sampah padat sangat berpariasi tergantung dari sumbernya, dari yang berbentuk sangat
padat (seperti besi) hingga yang berbentuk busa/gabus. Untuk itu volume sampah yang

32
sering kita jumpai sangat bervariasi mulai dari ukuran sangat kecil bentuk abu sampai
kepada ukuran yang besar bentuk bangkai kendaraan.

Gambar 1.7. Limbah padat rumah tangga


Sumber: dokumen peneliti

Chandra (2012: 112) menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah
limbah padat (sampah):
1. Jumlah penduduk, bergantung kepada aktivitas dan kepadatan penduduk, semakin
padat penduduk sampah semakin menumpuk karena tempat dan ruang untuk
menampung sampah kurang.
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai, pengumpulan sampah
menggunakan grobak lebih lambat dibanding menggunakan truk
3. Pengambilan bahan-bahan yang adap pada sampah untuk dipakai kembali, metode ini
bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu.
4. Faktor geografis; lokasi tempat pembuangan apakah daerah pegunungan, lembah, atau
pantai
5. Faktor waktu, bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan
6. Faktor sosial ekonomi dan budaya, adat istiadat taraf hidup mental masyarakat
7. Pada musim hujan, sampah mungkin terangkat pada solokan, pintu air
8. Kebiasaan masyarakat, mengkonsumsi makanan samapah akan meningkat
9. Kemajuan teknologi, jumlah sampah meningkat seperti gardus, kardus rongsokan, AC.
10.Jenis sampah, makin maju tingkat kebudayaan masyarakat, makin kompleks pula
pula macam dan jenis sampah.
Chandra, (2012: 113) mengemukakan kategori Secara umum limbah padat
(sampah) dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Berdasarkan sifat zat kimia yang terkandung didalamnya

33
a. Sampah organik, yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik
yang mudah membusuk, misalnya: sisa dapur, sisa makanan, kulit buah-buahan
b. Sampah anorganik, sampah organik yang cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme, misalnya: kertas, plastik, kaca, dan logam

Gambar. 1.8. Penumpukan sampah orgnik dan anorganik


Sumber: Rendymautana.com

2. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah


a. Garbage adalah sisa pengolahan makanan atau sisa makanan yang mudah
membusuk, misalnya limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, warung,
restoran, atau hotel
b. Rubbish adalah bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk, untuk itu
rubbish dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) bahan yang mudah terbakar
seperti kayu dan kertas, (2) Bahan yang tidak mudah terbakar seperti kaleng, kaca
c. Ashes (sampah abu) yaitu limbah berupa abu berasal dari pembakaran, seperti
pembakaran kayu dan rokok
d. Dead animal adalah sampah yang berasal darai bangkai binatang, seperti ikan,
tikus, dan binatang ternak lainnya
e. Street sweeping adalah limbah padat berbagai sapuan jalan yang berisi berbagai
smpah tersebar dijalan seperti dedaunan, kertas, dan plastic
f. Contruction waste, hasil sisa-sisa pembuangan gedung, seperti tanah, batu dan
kayu

34
Gambar: 1.9. Ciri dan karakteristik sampah pada TPA
Simber:www. Yotube.com

35
Rangkuman
Masalah 2

Gambar. 1. 10 Limbah pada TPS


http//pengelolaanlimbah.files.wordpress.com

Sampah biasanya dibuang disembarang tempat pinggir jalan, di kebun dan lain-
lain, untuk itu bagi orang yang memiliki rumah dekat dengan TPS atau (tempat
pembuangan sementara) maka akan merasakan bahwa sampah adalah sebuah masalah,
ketika terjadi penumpukan sampah, ketika sampah sedang dibongkar, atau ketika
sampah lambat diangkut. Maka sampah tersebut akan menimbulkan bau tak sedap, asap
hasil pembakaran sampah, lalat yang berterbangan, yang merupakan fenomena yang
terjadi dalam proses kehidupan keseharian. Permasalahan adalah sampah menumpuk
dimana-mana yang bersumber masing-masing TPS dipinggir jalan yang banyak
menimbulkan masalah lingkungan.
Limbah rumah tangga bukan saja dalam bentuk organik dan anorganik, melainkan
limbah rumah tangga juga berbentuk cair, yang sangat berpengaruh terhadap kelestarian
lingkungan pemukiman yang padat penduduk selain. Dimana masing - masing rumah
tangga menggunakan sabun detergen untuk mencuci, air cucian itu kemudian dibuang
keselokan dan terkontaminasi kedalam air tanah, air selokan mengalir ke sungai dan
seterusnya kelaut, penguraian limbah yang dibuang kedalam air akan menghasilkan asam
organik. Karena adanya limbah-limbah rumah tangga tersebut berbentuk asam organik
akan mematikan biota-biota laut, dan hutan mangrove, sehingga disepanjang pinggir laut
gersang tidak ada kehidupan biota laut.
Karakteritik sampah rumah tangga dapat dikategorikan dalam limbah yang
berbentuk sampah atau limbah basa, limbah atau sampah kering, sampah yang dapat
diadaur ulang, dan limbah yang mengandung bahan yang berbahaya (B3). Untuk itu
samapah rumah tangga pada umumnya sangat bervariasi tidak hanya sebatas berupa
sampah buangan atau sampah bekas makanan, akan tetapi limba rumah tangga juga
kadang limbah rumah tangga juga berupa limbah barang bekas berbahaya (B3) yang tentu
memerlukan penanganan khusus.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian limbah rumah tangga, dan permasalahan
pada masalah 02 diskusikan dalam kelompok kecil, startegi apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi masalah 02 di atas.

36
C. Pengertian Limbah Industri

Limbah industri (industrial waste) merupakan limbah yang berbentuk cair yang
bersumber dari mesin pabrik, dimana jika mesin dalam proses memproduksi akan banyak
menggunakan air. Sumber limbah lainnya adalah berasal dari bahan baku yang banyak
mengandung air, sehingga jika dalam proses pengolahannya seringkali air harus dibuang.
Chandra ( 2012: 145) mengemukakan jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah cair
adalah industri pulp dan rayon, pengolahan Crump rubber, minyak kelapa sawit, baja dan
besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood, tepung topika,
pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging, dan lain-lain. Limbah cair industri
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal sebutan
bahan beracun dan berbahaya (B3).

Gambar. 1.11. Limbah indusrti mengandung B3


Sumber http//limbahB3-limbahB3.blogspot.com

Bahayanya tingkat keracunan yang diakibatkan oleh limbah, ini sangat tergantung
pada jenis karateristik limbah apakah itu hanya dalam waktu jangka pendek atau dalam
jangka penjang. Kesemuanya ini diperlukan langkah-langkah bagaimana mencegahnya,
bagaimana menanggulanginya, dan bagaiamna mengolahnya secara efektif.
Industri merupakan perkembangan peradaban manusia bersumber dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan bersamaan akan merusak sistem kehdupan
mencemari lingkungan. Gro Harlem (1987: 282) mengemukakan dampak negatif terhadap
lingkungan yang ditimbulkan kegiatan industri pada mulanya hanya dipandang sebagai
pencemaran udara, air dan tanah yang bersifat setempat.

37
Bidang industri selain memberikan dampak yang luar biasa juga memberikan
dampak yang merugikan, yaitu limbah industri. Limbah industri yang dihasilkan pun
sebagian besar adalah limbah yang tergolong berbahaya dan beracun (B3). Limbah industri
ini perlu mendapatkan pengolahan terlebih dulu sebelum dibuang ke dalam lingkungan.
Hal ini dimaksudkan agar zat berbahaya yang terkadang di dalamnya tidak ikut terbuang
ke lingkungan. Pembungan limbah ke lingkungan tanpa pengolahan dapat menyebabkan
pencemaran dan membunuh organisme yang ada di dalamnya.

38
Rangkuman
Makalah 03

Gambar. 1.12 Limbah indusrti mengandung B3


Sumber http//limbahB3-limbahB3.blogspot.com

Karakteristik dan Dampak Air LimbahAir limbah memiliki karakteristik fisik (bau
adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat organik, warna terdapatnya
bahan terlarut dalam air, padatan berasal dari bahan organik dan anorganik, suhu, dan
kekeruhan adanya sifat optis membatasi pencahayaan kedalaman air dengan adanya
bahan terapung jasad renik, lumpur, dan organik), karakteristik kimia (1) organik seperti
karbonhidrat, minyak dan lemak, pestisida, fenol, zat warna dan sulfaktan; (2)anorganik
seperti klorida, fosfor, logam berat dan beracun, nitrogen, sulfur; dan karakteristik
biologis (virus). Karakteristikair limbah beserta dampak masing-masing terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia seperti dijelaskan berikut : (a) Kekeruhan dapat
disebabkan oleh hadirnya bahan-bahan organik dan anorganik, dicontohkan adanya
lumpur. Air yang berlumpur mengakibatkan kekeruhan dirasakan sangat mengganggu,
sehingga dapat dijadikan salah satu indikator adanya kemungkinan pencemaran, ( b)
bahwa warna sebagaimana halnya kekeruhan, dimana warna yang ada didalam air dengan
intensitas yang melebihi batas, untuk itu dengan intensitas yang tinggi maka warna yang
ada didalam air dapat merupakan indikator pencemaran limbah industri yang sangat
berkaiatan dengan kesehatan manusia, (c) Adanya bau dan rasa, yang menyebabkan
adanya bau dan rasa adalah bersumber dari mikroorganisme seperti algae dengan adanya
gas seperti H2S yang dapat menyebabkan adanya rasa dan bau, (d) engan, adanya
derajat pH dalam pemakaian air minum pH dibatasi dikarenakan mempengaruhi rasa,
korosifitas, dan efisiensi khlorinasi, ( e) Adanya besi (Fe) dan mangan (Mn)
terkontaminasi ke dalam air dapat menimbulkan berbagai gangguan, misalnya, rasa dan
bau logam, merangsang pertumbuhan bakteri besi, noda-noda pada pakaian, efek racun
pada tubuh manusia.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian limbah industri, dan permasalahan pada
masalah 03 diskusikan dalam kelompok kecil bagaimana mengatasi masalah limbah cair
industri yang dapat mencemari lingkungan, sebagaimana dikemukakan pada masalah 03
di atas.

39
BAB III

KARAKTERISTIK LIMBAH

Sampah sering diartikan suatu material sisa yang tidak digunakan lagi dari suatu
hasil akhir proses kegiatan. Untuk itu sampah merupakan konsep buatan manusia dalam
proses aktivitas kehidupan dimana sampah dalam jumlah besar tidak dapat dihindari
dalam pertumbuhan ekonomi, sampah datang dari aktivitas industri seperti konsumsi,
manufaktur, dan pertambangan. Sampah disetiap kota-kota besar menjadi masalah ,
untuk itu pemerintah melakukan upaya untuk mengatasi masalah sampah bersama dengan
masyarakat, atau pengelolaannya diberikan kepada pihak swasta. Keberadaan limbah padat
bentuk sampah akan memiliki potnsi berbahaya pada lingkungan termasuk manusia,
dimana dalam kasus sampah gangguan yang paling terasa adalah masalah bau yang
menusuk dan masalah pemandangan bentuk keindahan atau kebersihan yang menarik
perhatian panca indera kita. Berdasarkan pada gangguan bau akibat sampah dan
pemandangan dimana sampah berserakan pasar, jalan, atau kebun yang tentunya akan
berbahaya mengancam kesehatan manusia dari bahaya racun yang dikeluarkannya.

A. Limbah Organik dan Anorganik

1. Limbah Organik

Limbah organik merupakan limbah yang mudah lapuk atau hancur, tidak berbentuk
cairan atau gas namun sering disebut limbah basah yang bersumber dari dapur, pasar,
kebun, atau restoran. Sumantri (2010: 64) berdasarkan secara kimiawi limbah organik
merupakan limbah yang mengandung unsur carbon (C) dimana limbah yang bersumber
dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Limbah organik yang berasal dari
mahluk hidup mudah membusuk karena pada mahluk hidup terdapat unsur karbon (C)
dalam bentuk gula (karbonhidrat) yang rantai kimianya relatif sederhana sehingga dapat
dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Contohnya
kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, sisa-sisa tumbuhan mati dan lain-lain.
Untuk itu limbah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai lagi
terhadap pemiliknya, maka dari itu sampah yang bersifat organik merupakan sampah yang
bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan
tidak berbau atau sering disebut dengan kompos. Limbah organik dapat diolah menjadi
kompos yang merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,

40
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Untuk sampah yang bersumber dari pasar
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, dan sampah yang berasal dari
kesemuanya ini dikategorikan sebagai sampah organik. Untuk itu golongan sampah
organik digolongkan menjadi dua:
1 Sampah organik basah; adalah jenis sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi, seperti sisa-sisa makanan, kulit buah-buahan atau sayur-sayuran
2 Sampah organik kering; adalah jenis sampah organik yang kering, atau sampah arganik
yang kandungan airnya kecil , misalnya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan
kering.

Gambar 2.1 Limbah organik mudah lapuk


Sumber: www. Carapedia.com

2. Limbah Anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak mudah lapuk atau hancur, sifatnya
limbah ini dapat didaur ulang kembali dalam keadaan bersih atau rusak. Secara kimiawi
limbah anorganik limbah yang tidak mengandung unsur karbon, sehingga secara teknis
limbah ini merupakan limbah yang tidak dapat terurai atau sulit terurai secara alami oleh
mikroorganisme pengurai. Eddy (2003: 67) mengemukakan limbah organik merupakan
limbah yang tidak mudah membusuk (rubbish) berupa sampah yang mudah terbakar,
misalnya kertas dan kayu dan sampah yang tidak mudah terbakar, misalnya kaca dan
kaleng, sampah yang berasal dari industri berupa potongan besi, kaleng dan kaca.
Untuk itu limbah anorganik merupakan limbah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi, sehingga limbah ini tidak dapat diuraikan oleh organisme, walaupun jenis
limbah ini dapat terurai akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan

41
demikian limbah ini tidak dapat membusuk, sehingga limbah ini dapat diperjual belikan
dalam bentuk rongsokan dan dapat didaur ulang untuk dijadikan produk. Adapun limbah
anorganik yang dapat di daur adalah plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat
didaur ulang tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill,
pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation). Limbah anorganik lainnya
yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik,
kaleng dan aluminium.

Gambar 2.2. Lombah anorganik sulit terurai (lapuk)


Sumber: www. Lenteramerah. Com

Limbah atau anorganik dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, terutama bila


didalam limbah padat akan mengandung mikroorganisme patogen atau bahan berbahaya
dan beracun. Limbah organik dapat dimusnahkan dalam proses pembusukan, pembakaran
pembuangan limbah ini biasanya menghasilkan gas-gas yang dapat mengganggu kesehatan
dan keindahan atau estetika. Ricki (2005: 96) mengemukakan penguraian limbah padat
atau anorganik akan menghasilkan cairan yang disebut leachate (lindi) Lindi ini sifatnya
dapat menyerap zat-zat pencemar disekitarnya, sehingga didalam lindi bisa terdapat
mikroba patogen, logam berat dan zat lainnya yang berbahaya. Lindi ini juga dapat
menembus lapisan tanah dan mengakibatkan kontaminasi pada air tanah. Sebagai
akibatnya akan terjadi gangguan kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsi air
tersebut.
Limbah padat apabila tidak disimpan dengan baik, maka akan menjadi tempat
berasangnya bebrabagai macam seranggga yang dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti tikus dan lalat. Vector binatang ini dapat menyebarkan penyakit kepada
manusia. Disamping itu jika limbah padat tidak dirapikan dan disimpan dengan baik maka
tidak menarik untuk diliha

42
Rangkuman
Masalah 04

Gambar 2. 3. Limbah organic dan anorgani


Sumber: www. Lenteramerah. Com

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia
yang merupakan proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi, untuk itu sampah
padat dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah non-organik.
Sampah ini jika diolah akan mengurangi penumpukan sampah, dapat digunakan pada
pertanian konvensional yaitu dapat diolah menjadi pupuk dalam bentuk pupuk
kandang/kompos, dan sampah yang sudah dibuang dapat dimanfaatkan kembali
(mendaur ulang) contoh sampah yang dapat didaur ulang adalah kertas. Sampah
sebagai material sisa aktivitas manusia seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah
manakala tidak mendapat pengelolaan secara pantas.
Pengelolaan limbah padat meliputi pengumpulan sampah dengan pemusnahan,
untuk itu limbah padat harus diperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat
didalam limbah anorganik atau limbah padat tersebut. Limbah padat mengandung
bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme pengurai.
Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan baik dalam pengumpulan
maupun pemusnahannya. Ricki, (2005) mengemukakan pembusukan limbah organik
akan menghasilkan antara lain gas CH4 dan H2S juga berbau busuk.
Disamping itu limbah padat juga dapat mengandung bahan anorganik yang tidak
dapat dimusnahkan, untuk itu jenis limbah ini sebaiknya didaur ulang agar dapat
bermanfaat kembali. Ricki, (2005) mengemukakan pemusnahan limbah padat dapat
dilakukan dengan cara landfill, pembakaran, animal feeding, penguaraian dengan
bantuan mikroroganisme maupun penekakan memperkecil limbah padat.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian limbah orgnik, limbah anorganik (padat)
dan permasalahan pada masalah 04, diskusikan dalam kelompok kecil bagaimana
teknik mengolah limbah padat menggunakan metode landfill, pembakaran, animal
feeding

43
B. Limbah Cair

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, untuk itu perlu dijaga dan
dilestarikan kebersihannya, penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang
dibuang tanpa pengolahan kedalam suatu badan air. Sumantri (2010; 85) mengemukakan
pengertian air limbah menurut Peraturan Pemerintah Repubilk Indonesia Nomor 82 Tahun
2001 air limbah adalah sisa dari suatu usaha/ atau kegiatan yang berwujud cair yang
berasal dari: (1) rumah tangga (domestic) berupa tinja (faeces) yang berpotensi
mengandung mikroba pathogen, air seni (urine) umumnya mengandung nitrogen dan
pospor, dan Grey water merupakan (air bekas cucian dapur, mesin cuci, dan kamar
mandi), (2) Industri, air limbah terjadi akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi
dalam bentuk sebagai air pendingin untuk memindahkan panas yang terjadi dalam proses
industri, untuk mentrasformasikan produk atau bahan baku, sebagai air proses, dan untuk
mencuci dan membilas produk, gedung atau instalasi.
Untuk itu zat-zat yang terdapat pada industri bervariasi, tergantung pada
pemakaiannya, olehnya itu dampak yang dihasilkan juga bervasiasi, sesuai dengan zat –zat
yang terkandung didalamnya.
Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari
perumahan, perdagangan, perkantoran dan sarana lain
2. Limbah cair industri (Industrial wastewater) adalah limbah hasil bungan industri
3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow) adalah limbah cair berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam
tanah atau melalui luapan dari permukaan misalnya air buangan dari talang atap,
pendingin ruangan (AC), tempat parkir kendaraan, halaman, pertanian, dan
perkebunan.
4. Air hujan (storm water) adalah limbah cair berasal dari aliran air hujan diatas
permukaan tanah, berupa aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan
membawah partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah
cair.
Ricki, (2005: 68) mengemukakan air limbah tidak dikelolah dengan baik dapat
menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak
buruk tersebut adalah sebagai berikut: (1) gangguan kesehatan yaitu air limbah dapat
mengandung bibit penyakit bawaan air (waterborne disease), (2) menurunkan kualitas
lingkungan, air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan, misalnya sungai dan
danau dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut, sebagai contoh bahan
organik yang terdapat didalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat
menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut.

44
Gambar 2.4. Kanal pada sudut-sudut kota sumber limbah air
Sumber: http// bidaraindopratama.com

Ricki, (2005: 68) mengemukakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran air
adalah air limbah yang dibuang tanpa pengelolaan kedalam suatu badan air, air limbah
yang tidak dikelolah dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup
dan lingkungannya, beberapa dampak buruk berupa: (1) gangguan kesehatan, (2)
penurunan kualitas lingkungan, (3) gangguan terhadap keindahan, (4) gangguan terhadap
kerusakan benda.
Fardiaz, (2011: 24) mengemukakan air dapat mengandung warna, bau dan rasa
warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi, untuk itu warna air
yang ada di alam sangat bervariasi ada warna kuning, coklat, dan kehijauan. Air sungai
biasanya warna kuning kecoklatan karena mengandung lumpur. Bau air tergantung pada
sumbernya, bau dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, dan plankton, atau
tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun yang sudah mati. Air yang normal tidak
mempunyai rasa, timbulnya rasa disebabkan karena adanya bahan pencemar.

45
Rangkuman
Masalah 5

Gambar 2.5. Limbah cair di Dhaka- Bangladesh


Sumber: www. Lenteramerah. Com

Bahwa limbah cair baik yang berasal dari kegiatan rumah tangga, maupun kegiatan
dari industri cara membuangnya secara cepat dan biaya yang murah biasanya dibuang
melalui saluran air menuju kesungai dan akan bermuara di laut. Dalam perjalanan limbah
cair akan merembes kepemukiman yang pada akhirnya akan berkontaminasi sumber air
yang akan digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, air yang
telah tercemar ini akan mengganggu kesehatan manusia, untuk itu air yang sudah tercemar
dapat dilakukan pengamatan secara fisis. Jelaskan bagaimana cara melakukan pengamatan
secara fisis air yang telah tercemar?
Air yang sudah terkontaminasi atau tercemar dengan limbah cair kemungkinan
besar sudah mengandung zat kimia, yang tentunya akan mengandung banyak bakteri
mikroargnisme patogen berkembang biak secara subur yang dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit pada manusia, untuk itu dapat dilkukan pengamatan secara kimiawi dengan
adanya perubahan pH.
Gambar 2. 5 air disekitar pemukiman yang sudah tercemar dengan bahan-bahan lain.
Fardiaz (2011: 20) mengemukakan air yang sudah tercemar bervariasi tergantung dari jenis
air dan bahan pencemarnya atau komponen yang menyebabkan sebagai bahan pencemar.
Bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang
tercemar dijadikan sebagai tempat pembuangan. Kehidupan hewan air akan berkurang pada
air sungai yang tercemar berat, atau minyak terlihat terapung pada permukaan air laut
menunjukkan air sudah tercemar.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian limbah cair, dan permasalahan pada masalah
05 diskusikan dalam kelompok kecil bagaiaman teknik atau cara mengatasi masalah limbah
cair bersumber dari rumah tangga dan industri.

46
C. Limbah Padat

Limbah padat merupakan permasalahan utama yang kerap terjadi di negara


berkembang. Permasalahan ini berkaitan dengan studi komposisi limbah padat di suatu
daerah tertentu. Ricki, (2005: 95) mengemukakan limbah padat dapat didefinikan sebagai
segala sesuatu yang tidak terpakai dan berbentuk padatan atau semi padatan, wujud limbah
padat dapat berupa sampah. Atau dapat juga dikatakan limbah padat merupakan campuran
dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti sisa makanan maupun yang
berbahaya seperti limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Komposisi limbah padat merupakan timbunan limbah padat yang dihasilkan di
suatu daerah pada kurun waktu tertentu berdasarkan tipe dan jenis limbah padat.
Komposisi limbah padat inilah yang akan menentukan proses pengumpulan, pengolahan,
hingga proses pembuangan akhir limbah padat tersebut di landfill. Oleh sebab itu studi
komposisi merupakan studi awal yang kerap dilakukan untuk menganalisa suatu sistem
manajemen pengelolaan limbah padat di suatu daerah tertentu.

Gambar: 2.6 Timbunan limbah padat mencemari tanah


Sumber: http//limbahpadat chen-is-try.org

Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat pada
lingkungan, yang biasanya limbah padat dapat digolongkan kedalam berbagai sampah.
Bentuk jenis limbah padat dipengaruhi gaya hidup masyarakat, yang jumlahnya sangat
dipengaruhi kepadatan jumlah penduduk yang beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Sumantri (2010: 62) mengemukakan menurut American Public Health Association limbah
padat adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang. Untuk komposisi limbah padat sangat bervariasi tergantung pada

47
sumbernya, apakah itu berbentuk sangat padat sejenisnya logam besi dan logam lainnya
hingga berbentuk gabus.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari
tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,
plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara
garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.

48
Rangkuman
Masalah 6

Gambar 2.7. Limbah padat


Sumber http//limbahpadat chen-is-try.org

Komposisi limbah padat di suatu daerah memiliki karakteristik dan timbulan yang
berbeda-beda di setiap daerah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Faktor
utama yang menentukan komposisi limbah padat adalah sarana dan prasarana yang
tersedia di suatu daerah. Faktor ini akan menentukan berapa banyak limbah padat yang
dibuang dan diolah ataupun digunakan kembali oleh masyarakat. Sedangkan faktor
lainnya yang tidak kalah penting adalah jumlah penduduk dan tingkat kepadatannya
dalam suatu daerah. Semakin tinggi jumlah dan kepadatan penduduk, maka akan semakin
tinggi pula timbulan sampah yang dihasilkan. Hal ini tentunya akan berbanding lurus
dengan metode dan jenis manajemen pengolahan limbah padat yang akan diterapkan di
daerah tersebut.
Limbah padat yang disimpan dan dikumpulkan dalam rumah atau apartemen
dengan cara yang tidak benar dapat membahayakan kesehatan misalnya muncul lalat dan
tikus serta emisi bau yang tidak dikehendaki. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah
kandungan air dari sampah tersebut. Untuk menghindari tikus, lalat dan bau yang tidak
enak, caranya meningkatkan frekuensi pengambilan dan menggunakan kontainer.
Gambar 2. 7 di atas merupakan limbah padat yang mengadung bahan organik yang
dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme sebagai bahan pengurai,
pembusukan bahan organik dari sisa-sisa nakanan atau bahan yang dapat diurai
mikroorganisme akan menghasilkan gas CH4 dan H2S yang bersifat racun bagi tubuh
manusia. Selain beracun gas H2S akan berbau busuk sehingga secara etis dapat
mengganggu kenyamanan lingkungan.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian limbah padat , dan permasalahan pada
masalah 06 diskusikan dalam kelompok kecil bagaimana cara mengolah limbah organik
berbahaya pada kesehatan manusia

49
BAB IV

LIMBAH BAHAN BERBAHAYA dan BERACUN (B3)

A. Sumber-Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bersumber dari kajian ilmuan, bahwa limbah semakin banyak terproduksi apakah
itu limbah dari pabrik, rumah sakit, PLTN, Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Penelitian, rumah tangga, kantor-kontor, sekolah yang berbentuk cair dan padat, bahkan
berupa zat yang mengandung gas-gas yang kesemuanya ini akan berbahaya bagi
kelangsungan kehidupan mahluk hidup dipermukaan bumi. Dibalik itu ada limbah yang
lebih berbahaya yang disebut dengan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah
ini pada pihak-pihak tertentu apakah industri pabrik atau kalangan perusahaan yang
berskala besar limbah yang dibuang ke areal pemukiman dibiarkan begitu saja, atau
dianggap sepele dalam penanganannya walaupun sudah berdampak pada areal pemukiman
penduduk dan mahluk hidup lainnya.

Gambar 3.1 Limbah cair mengdung B3 dibuang langsung


Sumber:w ww.limbahb3.limbahb3.blogspot.com

Eddy, (2003: 72) mengemukakan bahwa limbah bahan berbahaya dan beracun
adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya atau beracun, yang karena sifat
konsentrasinya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan
mencemari lingkungan hidup dapat membahayakan kesehatan manusia. Limbah B3
biasanya akan langsung dirasakan bagi lingkungan sekitar pemukiman yang cara
membuangnya langsung kesungai,dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada

50
kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek maupun
dampak yang ditimbulkan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang.
Soegianto (2010: 131-132) mengemukakan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 18 Tahun 1999 yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu
usaha atau kegiatan yang mengandung B3 yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan
atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun sumber-sumber
limbah berbahaya adalah (1) radio aktif, (2) limbah berbahaya dan beracun yang berasal
dari rumah tangga (minyak, pembersih toilet, cat, baterai, desinfekta), (3) limbah
pertambangan, (4) limbah pengeboran minyak dan gas yang dibuang keperairan, (5)
limbah cair yang mengandung bahan organik hidrokarbon, (6) debu pembakaran semen,
(7) limbah berasal dari ribuan bisnis dan industri kecil yang menghasilkan 100 kg limbah
berbahaya setiap bulan.

Gambar 3.2 Limbah bahan Beracun


Sumber: http//poztmo.com

Secara garis besar, hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita, bahwa segala
sesuatu yang terjadi merupakan tanggng jawab kita bersma untuk menanggulanginya ,
khususnya pada masalah limbah bahan berbahaya dan B3.

51
Rangkuman
Masalah 07

Gambar 3. 3 Pembuangan limbah B3 di Moskow


Sumber: www. Lenteramerah. Com
Hal tersebut diatas disebabkan semakin intensifnya penggunaan berbagai bahan
kimia dalam suatu proses produksi yang menyebabkan limbah industri mengandung
bahan berbahaya beracun. Limbah B3 sulit diolah dengan sistem pengolahan limbah
industri secara konvensional. Sampai saat ini penanganan limbah merupakan salah
satu yang mendesak bagi pihak industri, disamping kebutuhan lahan juga merupakan
masalah serius yang harus dipecahkan karena ketersediaan lahan terutama di daerah
perkotaan semakin sulit. Kuantitas dan karakteristik limbah semakin kompleks. Akibatnya
biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana pengelolaan air limbah
meningkat.
Pola penanganan limbah industri harus bersifat terintegrasi, yaitu penanganan
dimulai dari sumbernya dengan tujuan untuk mengeliminasi limbah yang diikuti dengan
pewadahan di tempat, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan sampai
dengan pengolahan akhir yang dilakukan secara aman, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Masalah dampak ditimbulkan akibat penanganan limbah B3 yang tidak benar
akan mengganggu kesehatan.
Gambar 3. 3 di atas berbagai aktivitas industri telah menimbulkan lahan
terkontaminasi oleh limbah B3, kejadian tersebut disebabkan oleh adanya pembuangan
limbah B3 kelingkungan walaupun sesungguhnya pemerintah telah mengatur larangan
pembuangan limbah B3 kelingkungan, karena pengelolaan limbah B3 membutuhkan biaya
besar hal inilah sering dijadikan alasan sehingga pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab membuang limbah B3 kelingkungan tanpa diolah terlebih dahulu.
Pengelolaan diperlukan dimualai dari limbah B3 dihasilkan, disimpan sementara,
dikumpulkan diangkut, dimanfaatkan sampai pada pemusnahan.
Berdasarkan materi, yaitu sumber-sumber limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) , dan permasalahan pada masalah 07 diskusikan dengan kelompok kecil bagaimana
teknik atau metode mengelolah limbah B3 agar tidak mencemari lingkungan atau
mengancam kesehatan manusia

52
B. Mengetahui karakteristik Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)

Dan yang menjadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana cara mengatasi


ataupun menanggulangi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut merupakan
sesuatu yang sebenarnya harus menjadi perhatian khusus untuk pemerintah,dan bahkan
menjadi salah satu hal yang juga patut menjadi perhatian kita bersama. Harsono (1992: 14)
mengemukakan hasil konvensi tahun 1989, untuk mengendalikan lalulintas limbah, maka
ekspor limbah beracun dilarang, bila ada alasan kuat untuk dipercaya bahwa pengelolaan
berwawasan lingkungan di negara penerima tidak terjamin.

Gambar 3.4 Limbah B3 dikemas untuk di buang


Sumber: www.scribd.com

Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal
yang penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam
penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan
bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut.Untuk itu pengenalan secara umum mengenai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun tersebut sangatlah penting, baik dari segi penanggulangannya pada suatu tempat
secara luas ataupun secara khusus,mengetahui klasifikasi didalam limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun tersebut, mengidentifikasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut, serta hal-hal lain yang menjadi pendukung dalam mengenal limbah B3 tersebut.
Soegianto, (2010: 132) mengemukakan bahwa yang tergolong karakteristik limbah
berbahaya dan beracun (B3) melalui standar pengujian sebagai berikut:
1. Mudah meledak, adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25oC) 760
mmHg) dapat meledak melalui reaksi kimia dan atau fisika, dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

53
2. Mudah terbakar
a. Limbah yang berupa cairan yang mengandung alcohol kurang dari 24% volume
atau pada titik nyala tidak lebih 60oC (1400F) akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg
b. Limbah yang bukan merupakan cairan, yang pada tempratur dan tekanan standar
(25OC dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
c. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar
d. Merupakan limbah pengoksidasi
3. Bersifat reaktif, limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut:
a. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan
tanpa peledakan
b. Limbah dapat bereaksi hebat dengan air
c. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan ledakan
d. Merupakan limbah sianida, sulfide, atau amoniak, yang apada kondisi pH antara 2
dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
e. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(25OC, 760 mmHg)
f. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
4. Beracun, limbah yang mengandung pencemaran yang bersifat racun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
5. Menyababkan infeksi, bagian tubuh manusia yang diamputasi, cairan dari tubuh
manusia yang terkena infeksi, limbah dan laboratorium atau limbah lainnya yang
terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
6. Bersifat koratif, limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:
a. Menyebabkan initasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan tempratur pengujian 55 oC
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 untuk bersifat basa
7. Memilki LD50 dibawa nilai ambang batas. Yang dimaksud dengan LD50 adalah
perhitungan dosis (gram pencemar per kilogram) yang dapat menyebabkan kematian

54
50% populasi mahluk hidup yang dijadikan percobaan. Apabila LD 50 lebih besar dari
15 gram per kilogram berat badan maka limbah tersebut bukan limbah B3

Gambar 3. 5 Pengelolaan Limbah B3


Sumber: http: // pengelolaan limbahB3 kompasiana.com

Untuk itu melakukan pengelolaan limbah B3, menurut Soegianto (2010: 134)
bahwa limbah bentuk pengelolaan diatur dalam surat kepeutusan Kepala Bapedal No.
68/Bapedal/05/1994, dan dilanjutkan dengan surat keputusan Kepala Bapedal No 1 sampai
dengan No.5/Bapedal/09/1995, tentang pengelolaan limbah B3 bahwa limbah yang
berbahaya dan beracun dalam bentuk proses penyimpanan, pengumpulan, pengoperasian
alat pengolahan, penimbunan akhir, dan simbol dan label B3. Untuk itu pengelolaan
limbah berbahaya dan beracun dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu high- waste
approach yaitu pendekatan bahwa limbah tidak dapat dihindari dalam pertumbuhan
ekonomi maka pendekatan ini pengelolaan terhadap limbah dihasilkan agar tidak dapat
berbahaya pada lingkungan melalui mengubur limbah, membakar limbah, dan
mengapalkannya ketempat atau kenegaran lain. Kedua low-waste approach pendekatan ini
limbah padat atau limbah berbahaya sehingga perlu didaur ulang (recycle) composting, dan
digunakan kembali.

55
Rangkuman
Masalah 08

Gambar 3. 6 Limbah Industri mengandung B3


Sumber: http//limbahB3-limbahB3.blogspot.com

Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa


(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Definisi
lain dari limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999 ialah “Limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain”
Gambar 3. 6 di atas memperlihatkan pembuangan limbah beracun dengan
kondisi limbah tersebut diperlukan pengelolaan secara khusus sehingga dampaknya
terhadap lingkungan dapat dicegah. Pengelolaan limbah B3 memerlukan pengelolaan
khusus mencakup pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan limbah.
Eddy (2001: 72) mengemukakan limbah B3 memiliki karakteristik: mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif.
Berdasarkan materi, yaitu karakteristik limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) , dan permasalahan pada masalah 08 diskusikan dengan kelompok kecil
bagaimana model aturan regulasi untuk mengatasi masalah limbah B3 dapat
mengancam keselamatan kehidupan mahluk hidup termasuk manusia.

56
BAB V

POLUSI UDARA
A. Pengertian Polusi dan sumbernya
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara
bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun
waktu lama. Wardhana, ( 2001: 27) mengemukakan pencemaran udara adalah adanya
bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari kedaan nomal, kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam
udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama,akan
dapat mengganggu kehidupan manusia hewan dan binatang. Lain halnya Sumantri (2010:
183) mengemukakan bahwa pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia yang dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.

Gambar 4. 1 Transportasi sumber pencemaran udara


Sumber http://NTDIndonesia. yaoutube.com

Udara merupakan lapisan atomsfer yang berada pada sekeliling permukaan bumi
yang memiliki unsur kebutuhan utama bagi mahluk hidup, dimana udara terdapat oksigen
(O2) fungsinya bagi manusia dan hewan adalah untuk bernafas, dan karbondioksida
fungsinya untuk fotosintesis oleh klorofil dan dan ozon (O3) sebagai filter sinar matahari

57
yang mengandung ultra violet. Lanjut Wardhana, (2001: 28) mengemukakan komposisi
atau susunan udara yang terdapat pada atmosfer yang masih bersih dan kering adalah:

Komponen Udara Persentase volume


Nitrogen (N2) 78,09 %
Oksigen (O2) 21,94 %
Argon (Ar) 0,93 %
Karbon Dioksida (CO2) 0,032%
Sumber: Wardhana (2001: 28)

Bila mesin kendaraan bermotor dan mesin industri tidak memenuhi persyaratan
teknis yang baik, maka persentase volume tersebut akan berubah, hal sulit dihindari
dengan adayan aktivitas manusia dalam bentuk pembangunan yang berkembang pesat
dewasa ini, diakibatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti dengan
bertambahnya populasi manusia yang semakin pesat, yang akitivitas atau kegiatan
menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara kita hirup menjadi tercemar,
Soedomo, (2001: 4) mengemukakan ada beberapa sumber terjadinya udara tercemar yaitu
a. Kegiatan atau ativitas manusia
 Transportasi
 Pembangkit listrik
 Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan
bakar)
 Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya
b. Kegiatan bersifat alami atau Sumber alami
 Gunung berapi
 Rawa-rawa
 Kebakaran hutan
 Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
1. Transportasi
Kontribusi polusi udara terbesar adalah gas buang kendaraan bermotor sebagai
sumber polusi udara, kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi merupakan
konteks pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak. Kota yang
besar dengan lalu lintas yang padat yang memiliki kegiatan industri dapat dipastikan
bahwa udara yang ada disekeling dikonsumsi mahluk hidup sudah tercemar, Wardhana,
(2010: 61) mengemukakan dengan pencemaran udara disebakan oleh kegiatan transportasi
dan industri yang akan mengeluarakan pencemaran udara dalam bentuk: korbon
monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Belerang Oksida (SOx), hidrokarbon (HC),

58
Timbal (Pb), dan partikel lainnya, komponen pencemar ini dapat mencemari udara secara
terpisah atau pun bersama-sama, untuk komponen pencemara uadar terbesar tergantung
pada sumber aktivitas manusia.

Gambar. 4. 2 Polusi udara akibat trsansportasi


Sumber: www. Lenteramerah. Com

Dengan karakteristik demikian maka kuantitatif penyebaran pencemar yang


sumber kendaraan bermotor pada prinsipnya akan mempunyai pola penyebaran yang
meluas. Transportasi untuk sekarang ini menggunakan bahana bakar fosil yang banyak
berupa minyak bumi dan bahan batu bara. Dapat diartikan bahwa kendaraan transportasi
menggunakan bahan bakar fosil akan menjadi sumber pencemaran udara, yang juga
berpotensi menaikkan jumlah emisi pemanasan global, Arya (2010: 62) mengemukakan
bahwa pencemaran udara bersumber dari transportasi mesin bergerak (kendaraan
bermotor) yang memenuhi persyaratan teknis yang medekatai pembekaran sempurna, bila
mesin kendaraan bermotor tidak memenuhi persyaratan teknis yang baik, maka
persentase tersebut dapat berubah, adapun persentase teknis mendekati pembakaran
sempurna adalah sebagai berikut:
Komponen Pencemar Persentase
CO 70,50%
NOX 8,89%
SOX 0,88%
HC 18,34%
Partikel 1,33%
Total 100%
Sumber : Wardhana, (2010: 62) persentase komponen pencemaran udara

59
Komponen pencemar udara akibat transportasi tersebut di atas akan berpotensi
mencemari udara secara terpisah atau bersama-sama, menurut Wardhan , (2001: 41)
komponen pencemar udara yang paling banyak adalah karbon monoksida (CO) sebesar
63,8 juta ton /tahun, secara umum terbentuknya gas CO melalui proses yaitu: (a)
pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang reaksinya tidak stoikhiometris adalah
pada harga ER > 1; (b) pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida (CO2)
dengan karbon C yang menghasikan gas CO; (c) pada suhu tinggi CO2 dapat terurai
kembali menjadi CO dan oksigen, komposisi reaksinya adalah 2C + O2 --------> 2CO.

Gambar 4. 3 Udara kotor melebihi ambang batas di Mexico City


Sumber: www. Lenteramerah. Com

Fardiaz, (2011: 94) mengemukakan karbon monoksida (CO) adalah suatu


komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam
bentuk dalam gas pada suhu di atas -1920 C. Karbon ini mempunyai berat sebesar 96,5%
dari berat air dan tidak larut di dalam air.

2. Industri
Pencemaran udara pada industri kontribusinya pada gas buang dari cerobong asap,
yang tentunya lewat asap hasil kegiatan manusia pada industri menyebabkan senyawa
kimia ke lingkungan udara. Jika senyawa itu adalah asing untuk komposisi udara atau
konsentrasi suatu jenis senyawa itu melebihi nilai ambang batas disebut threshold limit
value (TLV), maka udara itu mengalami pencemaran. Chandra, (2012: 75) memberikan
pengertian pencemaran udara adalah peristiwa pemasukan dan/atau penambahan senyawa,
bahan atau energi ke dalam lingkungan udara akibat kegiatan alam dan manusia, sehingga

60
temperatur dan udara tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik atau
nilai lingkungan udara itu menurun.

Gambar 4.4 Industri sumber pencemaran udara


Sumber: www. Lenteramerah. Com
Ungkapan definisi di atas, jelaslah bahwa ekosistem udara sudah mulai terganggu,
dengan ditadainya tempratur atau suhu sewaktu-waktu akan berobah dengan cepat dari
musim dingin kemusiam panas, aktivitas industri sangat tergantung pada bahan bakar fosil
dalam bentuk batu bara, minyak bumi dan gas bumi, bisa dibayangkan semua Negara
apakah Negara maju atau Negara berkembang berkompetisi membangun industri terutama
industri pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam
industri. Dapat dipastikan bahwa hasil pembakaran bahan fosil batu bara yang paling
banyak digunakan pada industri akan menghasilkan gas buang karbon monoksida (CO),
nitrogen oksida (NOx), dan belerang oksida (SOx). Selain itu menurut Arya (2001: 60)
bahwa pemakaian batu bara banyak menghasilkan partikel-partikel yang terdispesi diudara
sebagai bahan pencemar, yaitu: (a) karbon dalam bentuk abu atu fly ash (C); (b) debu
silica (SiO2); (c) debu aluminium (Al2O3); dan (d) oksida-oksida besi (Fe2O3 atau Fe3O4).
Para ahli lingkungan menganalisis bahwa berbagai macam proses industri akan berpotensi
menghasilkan partikel-partikel yang dapat menyebar keudara lingkungan adapun sumber
pencemaran partikel adalah:
Jenis Industri Jenis Partikel
Industri besi dan baja (Fe2O3 atau Fe3O4)
Industri Semen SiO2, Al2O3), mgO, 3CaOSiO2
Pengolahan batubara C, HC, Fe2O3 atau Fe3O4
Industri petrokimia 3Ca3(PO4)2, CaF2, HC, C
Industri kertas dan pulp CaCO3, serat selulosa kayu
Pabrik tepung Debu tepung, C6 H12 O6
Industri tekstil dan asbes Serat kapas, serat asbes

61
Pabrik insektisida Pb,arsenat, Ca.arsenat
Industri elektronika Pb, Fe, Sn, Zn, Ni, Cr, Cu
Sumber: Wardhana, (2001: 61)

Partikel di atas dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang
sederhana sampai pada bentuk yang kompleks yang kesemuanya merupakan bentuk
pencemaran udara, bentuk gas ini akan berpotensi pembentukan gas rumah kaca, dimana
bahan bakar fosil akan terbakar menghasilkan gas CO2 yang merupakan gas rumah kaca.
Untuk itu dampak hasil pembakaran bahan bakar fosil menurut Chandra (2012:
79) bahwa efek lingkungan akibat pencemaran udara adalah efek umum, efek terhadap
ekosisitem, efek terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek
terhadap cuaca dan iklim, serta efek terhadap sosial dan eknomi.
Dari bebrbagai macam efek yang timbulkan, maka efek yang paling cepat dirasakan
adalah efek dalam bentuk linfkungan fisik, yaitu efek dalam bentuk lingkungan kesehatan,
salah satu bentuk efek lingkungan fisik adalah: (a) adanya debu, (b) gas karbon
monoksida (CO) berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil adalah bersifat gas tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, (c) Nitrogen Oksida (NOx) yang mempunyai dua
macam bentuk yang sifatnya berbeda yaitu gas NO2 yang sifatnya berwarna dan berbau
dan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau, (d) Belerang oksida (SOx) yang terdiri dari
gas SO2 yaitu gas yang berbau tajam dan tidak mudah terbakar, gas SOx yaitu gas yang
mudah berekasi terhadap uap air diudara untuk membentuk asam sulfat, (e) Hidro karbon
(HC) adalah pencemar udara yang dapat berupa gas cairan maupun berupa padatan.
Aktivitas industri sangat ditentukan menggunakan bahan bakar fosil, industri tidak
bisa berproduksi apabila tidak didukung oleh bahan bakar fosil yaitu berupa batubara,
minyak bumi dan gas bumi. Industri yang paling banyak menggunakan bahan bakar fosil
adalah pembangkit tenaga listrik yang juga sebagai pemasok tenaga listrik ke industri yang
dipastikan akan ikut menambah emisi gas rumah kaca.
Aktivitas industri yang pemakaiaannya menggunakan bahan bakar fosil, yang
secara nyata menurut pemerhati lingkungan telah berkontribusi secara nyata akan akan
menaikkan konsentrasi gas gas carbon dioksida (CO2) pada atmosfer bumi. Wardhana,
(2010: 68) mengemukakan pada saat ini lubang ozon telah tampak diatas kutub selatan
yang menyebabkan suhu udara kutub selatan lebih hangat dari sebelumnya, akibatnya,
sebagian es mencair dan banyak pulau es yang hilang karena pencairan tersebut. Lubang
ozon di atas Kutub Selatan pada saat ini makin besar dan mulai bergerak kearah
khatulistiwa.
Sekarang ini populasi manusia bertambah terus, dan sulit untuk dikendalikan
terutama pada negara-negara berkembang dimana manusia dapat mengganggu siklus
karbon melalui aktivitasnya. Fardiaz, (2011: 147) mengemukakan manusia mengganggu
siklus karbon melalui aktivitasnya seperti penggundulan tanaman akan berakibat

62
menurunkan kemampuan alam antuk menghilangkan CO2 dari atmosfer, pembakaran
minyak bumi, dan mengubah batu kapur menjadi semen yang akibatnya dapat
meningkatkan jumlah CO2 di udara.
Rumah kaca terbentuk dari pengaruh adanya interaksi antara CO2 atmosfer yang
jumlahnya meningkat, walaupun sinar matahari yang panjang gelombangnya terjadi
berbeda-beda. Diperkirakan sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan
direpleksikan kembali ke atmosfer. Sebagian besar sisanya akan diabsorbsi oleh benda
benda seperti batu karang dan benda lainnya.

Gambar 4.5 Air es kutub selatan mencair


Sumber: www. En.wikipedia.org

Walaupun selama ini industri di Indonesia masih memberikan sumbangan pada


pencemaran pada atmosferi yang relatif masih rendah, hal ini pencemaran udara
bersumber dari cerobong industri wajib melakukan penanggulangan agar kesehatan
masyarakat tidak terganggu, kenyamanan hidup terjamin, kerusakan materi akbibat
pencemaran udara , dan kerusakan ekosistem lingkungan. Apabila tidak ada usaha untuk
menghentikan pergerakan lapisan ozon yang makin besar yang menuju kearah utara, maka
negara-negar yang berada digaris khatulistiwa termasuk Indonesia akan mengalami
bencana dalam bentuk perobahan musim.

Gambar 4.6 Tanah retak kekeringan


berkepanjangan

63
Sumber: www. Dampakpemanasan global.blogspot.com

Rangkuman
Masalah 09

Gambar 4.7 Pencemaran udara asap kendaraan bermotor


Sumber www.putraprabu.wordpress.com

Transportasi sebagai sarana dan fasilitas yang diciptakan oleh teknologi


masa kini ternyata menambah permasalahan dalam pencemaran udara. Namun,
apakah kesalahan pencemaran udara dilimpahkan begitu saja kepada pengguna atau
pembuat teknologi tersebut?, tidak juga seperti itu, karena kuantitas transportasi dan
juga kualitasnya juga perlu diperhatikan, bahkan kebijakan-kebijakan pemerintah
tentang transportasi juga perlu diperhatikan. “Pada masa sekarang ini, pencemaran
udara di Indonesia 70%nya diakibatkan oleh emisi kendaraan bermotor, karena
kendaraan bermotor memiliki zat-zat yang berbahaya bagi udara disekitar kita,
antara lain adalah timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM),
oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida
fotokimia (Ox)”.
Kutipan diatas merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa keadaan
udara yang ada disekitar kita khususnya pada kota-kota besar memang sudah
terkontaminasi dengan zat-zat seperti Suspended Particulate Matter (SPM), yang
menyumbang banyak timbal/timah hitam pada udara disekitar kita, dan masih ada
zat-zat lainnya seperti hydrocarbon (HC), karbonmonoksida(CO) dan oksida
fotokimia (Ox), seperti tertera pada kutipan diatas tersebut. Sedangkan sebagai
manusia kita seharusnya tidak menghirup udara-udara tersebut. Akan tetapi dalam
melihat hal ini menggunakan kacamata Contextualization Progressive Vayda saya
melihat adanya hal-hal lain yang merupakan sebab-sebab pencemaran udara akibat
transportasi. Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran udara
yang utama di daerah perkotaan. Emisi yang paling signifikan dari kendaraan
bermotor ke atmosfer berdasarkan massa adalah gas karbondioksida (CO2) dan uap
air (H2O) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlangsung
sempurna.
Berdasarkan materi, yaitu pengertian polusi dan sumbernya, dan
permasalahan pada masalah 09 diskusikan dengan kelompok kecil bagaimana
mengidentifikasi jenis-jenis sumber pencemaran udara

64
B. Polusi udara berdasarkan zatnya

Semua negara berlombah-lombah mengembangkan industri untuk peningkatan


ekomi dan kesejahtraan hidup manusia, dibalik itu juga diikuti peningkatan jumah zat
pencemar akibat aktivitas manusia dapat mengembangkan dan memakai bahan-bahan
kimia untuk industri. Bahan kimia tersebut ditambahkan dengan limbah dari industri yang
akan memasuki atmosfer yang mempunyai komposisi lapisan udara yang berbeda-beda
beredar dipermukaan bumi. Mohan dkk, (2010: 364) mengemuakakan jenis polusi udara
atau emisi polusi udara bersumber dari dari aktivitas manusia dalam kategori primer dan
sekunder, untuk itu polusi udara jenis dapat diklasifikasikan dalam lima jenis: (1) polusi
udara partikulat (sekunder), (2) polusi udara gasseous (primer dan sekunder), (3) ozon
troposfer dan oksidan fotokimia (PANS, HNO3), (4) radioaktif dan beracun polusi udara
(CO), (5) polusi dan kebisingan termal.
Poin pertama polusi udara partikulat menurut Wardhana, (2001: 28)
menjelaskan zat pencemar apakah itu padat atau cair wujudnya dalam bentuk partikel
yang sangat kecil yang disebut juga partikulet yang cukup ringan yang akan bertahan
diudara dalam beberapa waktu. Partikulat padat meliputi debu, dan yang paling ditakutkan
ahli kesehatan adalah: (1) paertikel logam meliputi timbal dan senyawanya, nikel,
kodminium, dan berilium yang akan masuk keudara, (2) partikulat cair meliputi kabut dan
cairan yang tersemprot yang akan berbentuk pencemaran, (3) pencemaran udara yang
kelihatan berupa kombinasi asap dan kabut, (4) gas anorganik meliputi oksida nitrogen,
oksida karbon, dan oksida sulfur, zat-zat lainnya berupa amoniak, dan klorin, (5) gas
organik meliputi hidrokarbon seperti metana, benzene, asetilen, etilen, alde hida dan akton,
anorganik bentuk senyawa berupa benzopiren, alcohol, dan asam-asam organic.
Untuk itu sudah saatnya manusia harus menyadari kualitas udara harus dijaga, dan
untuk mengetahui terjadinya pencemaran disuatu lokasi atau wilayah harus dilakukan
pengukuran, Eddy, (2003: 176) mengemukakan beberapa kelompok polusi udara atau

65
pencemaran udara, maka pencemar utama di udara berdasarkan zatnya adalah sebagai
berikut:

1. Materi partikulat, materi partikulat terdiri atas:

b. Debu, adalah partikel padat yang berukuran besar yang


c. di udara dalam jangka waktu relatif panjang, misalnya partikel tersuspensi
diudara dalam jangka waktu relatif pendek
d. Kabut, adalah partikel cair yang berkuruan kecil dan tersuspensi tanah,
serbuk sari, partikel asbes, timbal, besi, timah, tembaga, dan tetesan asam
sulfat (H2SO4).
2. Nitrogen oksida, merupakan gas nitrogen yang polutan diudara terutama terdapat
dalam bentuk senyawa nitrit oksida (NO), nitrogen, dioksida (NO2) dan nitra oksida
(N2O). Nitrogen oksida merupakan gas yang berwarna coklat kemerahan dan
diatmosfer dapat bereaksi menjadi asam nitrat (HNO3)
3. Sulfur Oksida, gas sulfur oksida yang merupakan polutan utama diudara adalah
sulfur dioksida (SO2). Sulfur dioksida dapat bereaksi dengan air menghasilkan
asam sulfat (H2SO4)
4. Karbon Oksida, karbon dioksida terdiri dari atas gas karbonmonoksida (CO) dan
karbon dioksida (CO2) kedua gas ini tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
berasap.
5. Hidrokarbon, adalah kelompok berbagai senyawa organik yang hanya mengandung
hidrogen dan karbon. Sebagain besar hidrokarbon merupakan senyawa organik
yang mudah menguap (volatile organic compound), misalnya hidrokarbon di
atmosfer dapat mengalami reaksi fotomikia( reaksi yang dikatalis oleh cahaya
matahari)
6. Ozon, merupakan lapisan atmosfer senyawa penting melindungi manusia dan
mahluk hidup lain dan menjadi polutan dari bahaya radiasi sinar ultra violet
matahari. Namun Ozon juga dapat berbentuk dari hasil aktivitas manusia, dimana
ozon yang ada diatmosfer merupakan ozon polutan.

66
Rangkuman
Masalah 10

Gambar 2.7 Fenomena terjadinya hujan asam


Sumber http://en.wikipedia.org

Pencemaran udara berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, hewan maupun


tanaman. Dampaknya terjadi karena perubahan lingkungan pada ekosistem yang merusak
benda-benda seperti karet, cat dan logam. Sekarang ini ahli lingkungan banyak
membicarakan pencemaran udara akan berdampak pada fenomena pemanasan global atau
efek rumah kaca. Fenomena ini terjadi karena pencemaran udara oleh gas rumah kaca
seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), gas senyawa nitrogen (NH3, NO, N2O), gas
senyawa sulfur (H2S, SO2), serta klorofluorokarbon/CFC
Soegianto, (2010: 115) mengemukakan asam adalah semua bahan kimia
melepaskan ion hidrogen jika dilarutkan didalam air. Contohnya adalah HCl (asam
khorida), HNO3 (asam nitrat), H2SO4 (asam sulfat) dan H2CO3 (asam karbonat).
Soerjani, (2009 :57) menjelaskan bahwa potensi turunnya hujan asam kalau
dibumi industri terlalu banyak menghasilkan bahan kimia seperti CO2, SO2 yang
mengalami reaksi sehingga air hujan turun.
Kelembaban udara tergantung pada konsentrasi uap air . Kondisi udara di dalam
atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih . melainkan sudah tercampur
dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga
manusia yang terus masuk menggerogoti lapisan udara dan mengotori lapisan atmosfer
kususnya troposfer , sehingga akan timbul lubang kecil pada lapisan ozon yang lama-
kelamaan akan membesar dan menyebabkan pemanasan global , yang berujung pada
mencairnya es di kutub utara.
Gambar 2. 7 di atas pembakit listrik tenaga batu bara mengeluarkan gas SOx dan
NO, industri pada negara-negara maju umumnya memiliki cerobong asap yang tinggi
untuk mengemisikan atau membuang gas SO2 dan NO yang akan menjadi sumber
terjadinya hujan asam.
Berdasarkan materi, yaitu polusi udara berdasarkan zatnya, dan permasalahan
masalah 10 diskusikan dengan kelompok kecil 67 bagaimana memahami, dan menganalisis
kandungan polusi udara berdasarkan zatnya
DAFTAR PUSTAKA

Arya, Wisnu W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset

Anonim, 2010. Akibat Limbah, China Punya Tarusan “Desa Kanker” Online (www.
dunia.new.viva.co.id) diakses 8 Mei 2013

Benny, 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat

Chandra, Budiman. 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGB

Dwisusilo, Rachmad. 2008 Sosiologi Lingkungan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Eddy, Karden. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan

Eggen, Paul D & Donk Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Terjemahan
oleh: Satrio Wahono.Jakarta: PT. Indeks.
Fardiaz, Srikandi. 2011. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius

Gro Harlen Brundtland & Mansour Khalid. 1987. The World Commision on Environtment
And Development. Diterjemahkan: Bambang Sumantri. Jakarta: PT Gramedia

Harsono, Harry, 1992. Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi

Joyce, Burce & MarshaWell & Emily Calhoun. 2004 Models of Teaching. Boston New
York: Pearson Education, Inc
Kusnoputranto, Haryoto. 1997. Air Limbah dan Eksktreta Manusia. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi

Lena. 2009. Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Sebagai Medi


Pembelajaran Sehingga Diharapkan Dapat Meningkatkan Minat Dan Kreativitas
Siswa. Jurnal Pendidikan. Online(http//Jurnal up edu) diakses 7 Juli 2012
Mukono. 2010. Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan Unair
(AUP)

Made, 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta:PT Bumi Aksara

68
Maftuchah, 1989. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta:Direktorat
Jenderal pendidikan Tinggi

Mohan K Wali, Falih Evrendilek, M. Siobhan Fenneshy. 2009. The Environtment, Science
Issues, and Solution. London New York: CRC Press Taylor & Prancis Group

Rusman & Deni Kurniawan, Cepi Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan komunikasi.Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada

Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Sumantri, Arif. 2010 Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

Soedomo, Moestikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung: Penerbit ITB

Soerjani, Mohamad. 2009. Pendidikan Lingkungan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-


Press)

Soegianto, Agoes. 2010. Ilmu Lingkungan. Suarabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan
Unair (UAP)

Seomarwoto, Otto, 2001. Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Soemirat, Juli S. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sugandhy, Rustam Hakim. 2009. Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan,


Jakarta: PT. Bumi Karsa

Sharon E.Smaldino, & Deborah L. Lowther, & James D. Russell. 2012. Instructional
Technology and Media for Learning.Terjemahkan oleh: Arif Rahman. Jakarta:
Pranada Media Group
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovasi-Progresift. Jakarta: Prenada Media
Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

Vlandimir Krapivin, Costas A Varotsos. 2007 Globalization and Sustainable


Development; Environmental Agendas. New York: Praxis Publishing Ltd,
Chichester

69
Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi

Wardhana, Wisnu Arya. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Winfred, 2011. Theories Of Learning. Terjemahan Oleh M. Khozin. Bandung: Nusa Media

70
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis Lahir di Kabupaten Sinjai, 31 Desember 1964, diberi nama


kedua orang tua tercinta Asri. Penulis Menikah dengan Hj. Zulfiani
Rauf, S,Ag tanggal 26 November 1994 sampai saat ini dikaruniai 4
orang anak, yaitu Muhammad Reza Muktashin mahasiswa semester V
Teknik Perkapalan UNHAS, Muhammad Azzarqani Adzim, Raodah
Khafifah, dan Nidaul Ikhsan Zulfajri. Penulis menyelesaikan
pendidikan SD Negeri Bikeru Kecamatan Sinjai Selatan Kab. Sinjai
tahun 1977, SMP Negeri Bontomanai Kabupaten Gowa tahun 1981,
dan STM Negri 2 Ujung pandang jurusan Elektro Tahun 1985, melanjutkan ke Perguruan
Tinggi IKIP Ujung Pandang Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika lulus tahun 1990.
Pada Tahun 1992 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipilpada guru STM Negeri 2 Palopo,
bersamaan dengan itu sebagai Dosen Luar Biasa IAIN Alauddin di Palopo (sekarang IAIN
Palopo). Tahun 1999 beralih menjadi dosen Kopertis Wil. IX Sulawesi, dipekerjakan pada
AMIK Ibnu Khaldun Palopo. Tahun 2009 Kopertis Wil. IX memindah tugaskan ke
Universitas Cokroaminoto Palopo atas permintaan sendiri sampai sekarang.Penulis
melanjutkan pendidikan Strata dua (S2) Universitas Negeri Makassar Program Studi
PKLH selesai Tahun 2005, dan kembali mengabdi pada AMIK Ibnu Khaldun Palopo,
IAIN Palopo, dan Universitas Cokroaminoto Palopo pada Fakultas Teknik Komputer
yaitu,program studi Teknik Informatika sampai sekarang. Pada tahun 2011 penulis kembali
memperoleh beasiswa dari DIKTI melanjutkan pendidikan pada program studi PKLH S3
Pascasarjana UNM, sebelum penyelesaian disertasi penulis menyempatkan diri belajar
pada University of Canberra Australia dengan program Thesis writing and research skills
selama satu bulan. Tahun 2014 berhasil menyelesaikan disertasi sebagai salah satu syarat
meraih gelar Doktor bersamaan diterbitkannya artikel internasional Science Alert pada
Journal of Applied Sciences dengan index SCR (scimago jaournal & country rank)
berkedudukan di Pakistan, dan beberapa buku telah selesai ditulis, yaitu Pengetahuan
Dasar Komputer, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Pendidikan Teknologi
Informasi. Setelah meraih gelar Doktor Koordinator Kopertis Wil. IX menerbitkan Surat
Keputusan untuk kembali bertugas mengabdi pada Universitas Cokroaminoto Palopo
dengan mengembang tugas Ketua Program Studi Magister (S2) Pendidikan Matematika,
dan mengajar pada Program Pascasarjana IAIN Palopo.

71
72

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai