Anda di halaman 1dari 2

Kel 9

Lahan Kacang Tanah (V A)

KOMPOSISI GULMA LAHAN KACANG TANAH

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gulma dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tidak dikehendaki manusia,
semua tumbuhan selain tanaman budidaya, tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya,
tumbuhan yang mempunyai pengaruh negatif pada manusia baik secara langsung maupun
tidak dan lain sebagainya, mempunyai daya saing atau daya kompetisi yang tinggi terhadap
tanaman pokok, dapat menjadi inang sementara bagi penyakit atau parasit tanaman utama,
dan menghambat kelancaran aktivitas manusia (Sukman, 1991).
Keberadaan gulma pada areal pertanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian baik
dari segi kuantitas maupun kualitas produksi. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma
diantaranya penurunan hasil pertanian akibat persaingan atau kompetisi dalam perolehan
sumber daya (air, udara, unsur hara, dan ruang hidup), menjadi inang hama dan penyakit,
dapat menyebabkan tanaman keracunan akibat senyawa racun yang dimiliki gulma
(alelopati), menyulitkan pekerjaan lapangan dan dalam pengolahan hasil serta dapat merusak
atau menghambat penggunaan alat pertanian. Kerugian-kerugian tersebut merupakan alasan
kuat mengapa gulma harus dikendalikan.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea
L.), diperlukan aspek pembudidayaan dengan menerapkan teknologi budidaya yang
dianjurkan. Pengelolaan gulma dilakukan dengan tujuan untuk membatasi investasi gulma
sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien atau
merupakan prinsip mempertahankan kerugian minimum yaitu menekan populasi gulma
sampai pada tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi atau tidak melampaui
ambang ekonomi, namun dalam pengendaliannya diperlukan pengetahuan yang cukup
tentang gulma yang bersangkutan dan cara pengendalian yang tepat (Hidayati, 2013).
Salah satu cara untuk mengetahui cara tepat dalam pengendalian gulma adalah dengan
analisis vegetasi. Vegetasi dapat diartikan sebagai komunitas tumbuhan yang menempati
suatu ekosistem. Komposisi vegetasi sering kali berubah seiring dengan berjalannya waktu,
perubahan iklim, dan aktivitas manusia. Perubahan vegetasi ini mendorong perlu
dilakukannya analisis vegetasi. Komposisi gulma beragam kemudian pengendalian yang
tidak memperhatikan komposisi gulma akan menurunkan hasil secara langsung dan tidak
langsung sehingga perlu analisis vergetasi untuk menentukan cara pengendalian gulma yang
tepat

B. Tujuan
Mengetahui komposisi gulma dan menentukan cara pengendalian gulma yang tepat di
lahan kacang tanah.

Dapus
Hidayati, M. 2013. Pertumbuhan gulma dan hasil kacang tanah pada berbagai kerapatan
tanam. J. Agroland 20 (2) : 90-98.
Sukman, Y. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai