Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penerima menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah untuk masyarakan ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palu, 08 April 2018

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................


I.1 Latar Belakang .......................................................................
I.2 Rumusan Masalah ....................................................................

BAB II ISI ................................................................................................


II.1 Pegertian distribusi farmasi di RS ..........................................
II.2 Jenis-jenis distribusi farmasi di RS ........................................

BAB III PENUTUP .................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang


Proses distribusi yaitu penyerahan obat sejak setelah sediaan
disiapkan oleh IFRS sampai diantarkan kepada perawat, dokter atau
profesional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan kepada
penderita. Sistem distribusi obat di rumah sakit untuk pasien rawat
inap adalah tatanan jaringan sarana, personel, prosedur dan jaminan
mutu yang serasi, terpadu, dan berorientasi penderita dalam kegiatan
penyampaian sediaan obat beserta informasinya kepada pasien.
Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yang diterapkan di
rumah sakit sangat bervariasi, hal ini tergantung pada kebijakan rumah
sakit, kondisi dan keberadaan fasilitas fisik, personel dan tata ruang rumah
sakit. Suatu sistem distribusi obat yang efisien dan efektif sangat
tergantung pada desain sistem dan pengelolaan yang baik.

I.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pendistribusian obat di Rumah sakit ?
2. Bagaimana cara pendistribusian obat secara desentralisasi ?
3. Bagaimana cara pendistribusian obat secara floor stok ?
4. Bagaimana cara pendistribusian obat secara IP ?
5. Bagaimana cara pendistribusian obat secara UDD ?
BAB II
ISI

II.1. Pengertian Pendistribusian obat di IFRS


Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di
rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Jenis
Sistem Distribusi Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh IFRS
dalam mendistribusikan perbekalan farmasi di lingkungannya.

Tujuan pendistribusian: Tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit


pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah

Desentralisasi
Pelayanan farmasi mempunyai cabang di dekat unit
pelayanan/ruang rawat yang disebut depo/satelit farmasi. Desentralisasi
adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyai cabang
di dekat unit perawatan/pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo
farmasi/satelit farmasi. Pada desentralisasi, penyimpanan dan
pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh pusat
pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab
terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan farmasi yang ada di depo
farmasi.
II.2 Jenis Sistem Distribusi di RS
Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh IFRS dalam
mendistribusikan perbekalan farmasi di lingkungannya. Adapun metode
yang dimaksud antara lain:
1. RESEP PERORANGAN
Resep perorangan adalah order/resep yang ditulis dokter untuk
tiap pasien. Dalam sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan
didistribusikan oleh IFRS sesuai yang tertulis pada resep. Sistem
resep individual (pesanan obat secara individual. Sistem ini
memberikan pelayanan kepada pasien secara individual dan cara
ini memudahkan penarikan pembayaran atas obat yang diberikan
kepada pasien.

Keuntangan resep perorangan, yaitu:


a. Semua resep/order dikaji langsung oleh apoteker, yang kemudian
memberikan keterangan atau informasi kepada pasien secara
langsung.
b. Memberikan kesempatan interaksi profesional antara apoteker,
dokter, perawat, dan pasien.
c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat.
d. Mempermudah penagihan biaya perbekalan farmasi bagi pasien.

Kelemahan/Kerugian sistem resep perorangan, yaitu:


a. Memerlukan waktu yang lebih lama
b. Pasien membayar obat yang kemungkinan tidak digunakan

2. SISTEM DISTRIBUSI DOSIS UNIT (Unit Dose Dispensing =UDD)


Definisi perbekalan farmasi dosis unit adalah perbekalan farmasi
yang diorder oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa jenis
perbekalan farmasi yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal
dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. Istilah
“dosis unit” sebagaimana digunakan rumah sakit, berhubungan dengan
jenis kemasan dan juga sistem untuk mendistribusikan kemasan itu. Pasien
membayar hanya perbekalan farmasi yang dikonsumsi saja. Konsep
kemasan dosis bukan suatu inovasi baru bagi kefarmasian dan kedokteran
karena industri farmasi telah membuat unit tunggal untuk sampel dan pada
tahun terakhir telah dibuat menjadi prosuk kemasan tunggal yang dijual ke
rumah sakit, untuk melayani resep.
Sistem distribusi perbekalan farmasi dosis unit adalah tanggung
jawab IRS, hal itu tidak dapat dilakukan di rumah sakit tanpa kerja sama
dengan staf medik, perawatan pimpinan rumah sakit dan staf administratif.
Jadi, dianjurkan bahwa suatu panitia perencana perlu ditetapkan untuk
mengembangkan pendekatan penggunaan suatu sistem distribusi dosis
unit. Kepemimpinan dari panitia ini seharusnya datang dari apoteker IFRS
yang menjelaskan kepada anggota lain tentang konsep distribusi
perbekalan farmasi dosis unit.
Sistem distribusi perbekalan farmasi dosis unit adalah metode
dispensing dan pengendalian perbekalan farmasi yang dikoordinasikan
IFRS dalam rumah sakit. Sistem dosis unit dapat berbeda dalam bentuk,
tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit. Akan tetapi, unsur khusus
berikut adalah dasar dari semua sistem dosis unit, yaitu:
 Perbekalan farmasi dikandung dalam kemasan unit tunggal; di-
dispensing dalam bentuk siap konsumsi; dan untuk kebanyakan
perbekalan farmasi tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis, diantarkan
ke atau tersedia pada ruang perawatan pasien setiap saat. Sistem
distribusi dosis unit dapat dioperasikan dengan salah satu dari 3 metode
di bawah ini, yang pilihannya tergantung pada kebijakan dan kondisi
rumah sakit.

a. Sistem distribusi dosis unit sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh


IFRS sentral ke semua unit rawat inap di rumah sakit secara
keseluruhan. Artinya, di rumah sakit itu mungkin hanya satu IFRS
tanpa adanya depo/satelit IFRS di beberapa unit pelayanan.

b. Sistem distribusi dosis unit desentralisasi dilakukan oleh beberapa


depo/satelit IFRS di sebuah rumah sakit. Pada dasarnya sistem
distribusi desentralisasi ini sama dengan sistem distribusi obat
persediaan lengkap di ruang, hanya saja sistem distribusi
desentralisasi ini dikelola seluruhnya oleh apoteker yang sama
dengan pengelolaan dan pengendalian oleh IFRS sentral.
c. Dalam sistem distribusi dosis unit kombinasi sentralisasi dan
desentralisasi, biasanya hanya dosis awal dan dosis keadan darurat
dilayani depo/satelit IFRS. Dosis selanjutnya dilayani oleh IFRS
sentral. Semua pekerjaan tersentralisasi yang lain, seperti
pengemasan dan pencampuran sediaan intravena juga dimulai dari
IFRS sentral.

Keuntungan
Beberapa keuntungan sistem distribusi dosis unit yang lebih rinsi
sebagai berikut:
1. Pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang dikonsumsinya
saja.
2. Semua dosis yang diperlukan pada unit perawatan telah disiapkan
oleh IFRS.
3. Mengurangi kesalahan pemberian perbekalan farmasi.
4. Menghindari duplikasi order perbekalan farmasi yang berlebihan.
5. Meningkatkan pemberdayaan petugas profesional dan non
profesional yang lebih efisien.
6. Mengurangi risiko kehilangan dan pemborosan perbekalan farmasi.
7. Memperluas cakupan dan pengendalian IFRS di rumah sakit secara
keseluruhan sejak dari dokter menulis resep/order sampai pasien
menerima dosis unit
8. Sistem komunikasi pengorderan dan distribusi perbekalan farmasi
bertambah baik.
9. Apoteker dapat datang ke unit perawatan/ruang pasien, untuk
melakukan konsultasi perbekalan farmasi, membantu memberikan
masukan kepada tim, sebagai upaya yang diperlukan untuk
perawatan psaien yang lebih baik.
10. Meningkatan dan pengendalian dan pemantauan penggunaan
perbekalan farmasi menyeluruh.
11. Memberikan peluang yang lebih besar untuk prosedur komputerisasi.

Kelemahan:
1. Meningkatnya kebutuhan tenaga farmasi
2. Meningkatnya biaya operasional

Sistem floor stock


Adalah suatu sistem pengelolaan dan distribusi obat sesuai
dengan yang ditulis oleh dokter pada resep obat yang disiapkan dan
persediaan obatnya juga berada di ruang dan langsung diberikan pada pasien
diruang rawat inap tersebut. Penggunaan sistem floor stock lengkap
dianjurkan untuk diminimalkan agar menjamin pengemasan control dan
identifikasi obat walaupun sistem ini tetap dipertahankan pada kondisi
tertentu seperti :
- Dalam bagian emergensi dan ruang operasi, dimana obat biasanya harus
selalu cepat tersedia segera setelah mendapat resep dokter.
- Pada situasi yang dapat mengancam kehidupan pasien, ketersediaan
obat-obat di sekitar pasien sangat dibutuhkan.
- Obat-obatan dengan harga rendah dan biasa dipakai(high volume drug)
dapat dikelola dengan cara ini dengan catatan kemungkinan terjadi
medication error yang kecil. SSistem ini sekarang tidak digunakan
lagi karena tanggung jawab besar dibebankan pada perawat yaitu
menginterpretasikan resep dan menyiapkan obat yang sebetulnya adalah
tanggung jawab apoteker.

Keuntungan sistem ini yaitu :


- Obat yang diperlukan segera tersedia bagi pasien
- Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS
- Pengurangan penyalinan resep
- Pengurangan jumlah personel IFRS
Keterbatasan sistem ini :
- Kesalahan obat sangat meningkat karena resep obat tidak dikaji
langsung oleh apoteker
- Persediaan obat di ruang perawat meningkat dengan fasilitas ruangan
yang sangat terbatas
- Pencurian obat meningkat
- Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat
- Penambahan modal investasi untuk menyediakan fasilitas penyimpanan
obat sesuai di setiap daerah perawatan pasien
- Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk menangani obat
- Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
 Tujuan pendistribusian: Tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit
pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah.
 Proses distribusi yaitu penyerahan obat sejak setelah sediaan
disiapkan oleh IFRS sampai diantarkan kepada perawat, dokter
atau profesional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan kepada
penderita. Sistem distribusi obat di rumah sakit untuk pasien rawat
inap adalah tatanan jaringan sarana, personel, prosedur dan jaminan
mutu yang serasi, terpadu, dan berorientasi penderita dalam kegiatan
penyampaian sediaan obat beserta informasinya kepada pasien.
MAKALAH
MANAGEMENT FARMASI RUMAH SAKIT

ADLIAN ANGGRAINI S.
G 701 15 147
KELAS : MANAGEMENT RUMAH SAKIT (B)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

Anda mungkin juga menyukai