PERBANKAN KONVENSIONAL :
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA (*)
Andry Priharta
Abstract
This article explained a simple history of Indonesian banking atmosphere such as ,
bank activities and products, as well as the development of conventional banks in
Indonesia. Banking services condition, since pre World War II and then, where at last
bank interest define as haram earning as declared by MUI at the end of 2003,
became an integral part of the banking history in Indonesia. At the other side, a simple
analysis of banking operations both in terms of liabilities and assets management from
2005 to 2010, showed a fairly good progress. Then, suggests that conventional bank as
agent of trust, agent of development, and the agent of services have a strong role for dual
banking system in Indonesia.
Abstrak
Paper ini berupaya untuk menjelaskan secara sederhana mengenai sejarah perbankan,
kegiatan dan produk perbankan, serta perkembangan bank umum konvensional di
Indonesia. Perbankan sejak era sebelum perang dunia kedua, hingga dengan difatwakannya
bunga bank hukumnya haram oleh MUI pada akhir 2003, menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari sejarah perbankan di Indonesia. Disamping itu, hasil analisis secara
sederhana mengenai kegiatan usaha bank beserta produknya baik dari sisi liabilitas maupun
aset, serta perkembangannya sejak tahun 2005 hingga 2010, ternyata menunjukkan
perkembangan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa bank umum konvensional
sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services nampaknya sangat
berperan di dalam dual banking system yang ada di Indonesia.
Kata kunci : Bank konvensional, financial intermediary, penyaluran dana, sumber dana,
bunga.
A. Sejarah Perbankan
Semua transaksi bisnis, pada masa ini, sudah sangat tergantung pada
_______________
1
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
kemudahan yang ditawarkan oleh lembaga perbankan, baik produk dari sisi
meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga 20% setiap bulan dan
Yunani didirikan semacam bank yang dikenal sebagagai Greek Temple, yang
Pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, di Indonesia (saat itu Nederland
Indie) telah terdapat tiga bank yang menjadi cikal bakal bank milik
pemerintah, yaitu :
a. De Javasche Bank NV
b. De Algemene Volkscredietbank
2
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
o Pada zaman Jepang dilanjutkan oleh lembaga kredit Jepang dengan nama
Syomin Ginko.
c. De Postpaarbank
Selain ketiga bank tersebut, di masa itu terdapat pula bank-bank yang tidak
e. Bank milik Jepang: The Bank of Taiwan, The Yokohama Species Bank,
f. Bank milik Cina: The Overseas Chinese Banking Corporation, The Bank
menjadi dua, yaitu Negara Republik yang dikuasai oleh RI, dan daerah
3
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
Negara Indonesia (BNI) yang berdiri pada tangal 5 Juli 1946 dan Bank rakyat
nasional yang ada pada saat itu adalah : Bank Surakarta MAI (Maskapai
Bank Amerta.
yaitu:
Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor,
hukumnya haram.
4
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
Perjuangan atas ide “Bank Islam” itu membawa hasil ketika pada
7 Tahun 1992 yang memberi landasan hukum bagi berdirinya bank bagi hasil.
ekonomi, lantas politik tahun 1997, menjadi sejarah kelam bagi industri
lainnya harus masuk dan mendapat suntikan dana dari BLBI agar tetap
berjalan. Bank-bank papan atas nyaris berguguran jika tidak ditopang bantuan
pemerintah (BI).
didasari pada Perubahan atas UU No.7 tahun 1992 menjadi UU No.10 tahun
unit usaha syariah (UUS). Bank Syariah Mandiri menjadi bank syariah kedua.
Kehadirannya disusul BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, dan IFI Syariah.
Ulama Indonesia pada akhir tahun 2003. Adalah KH Ma’ruf Amin, ketua
bunga bank dan sejenisnya sebagai haram. Padahal, fatwa ini masih sempat
ditentang oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang menilai fatwa ini
saat itu diperkirakan sekitar 11% dari dana pihak ketiga (DPK) bank
konvensional atau sebesar Rp. 800 triliun bakal “hijrah” ke bank syariah.
Ternyata prediksi itu meleset, bahkan hingga saat ini aset bank syariah baru
terbesar di dunia ini (Majalah Sharing, Edisi Khusus Tahun I, Oktober 2007,
hal 11).
perbankan syariah dari level biro ke direktorat. Selain itu, sampai tahun 2010
tercatat terdapat 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah, 45 unit BPR
6
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
prospek dan peluang yang cukup besar di masa depan untuk menjadi pilihan
yang menyampaikan bahwa sistem ekonomi syariah dapat terus tumbuh dan
(financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang
yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan
7
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
percaya bahwa dana yang disimpan di bank akan aman, demikian pula bank
percaya bahwa debitur pada saat jatuh tempo akan melunasi semua
produksi, distribusi, dan konsumsi. Sektor moneter dan sektor riil berinteraksi
antara satu dengan yang lain, sehingga tugas bank sebagai penghimpun dan
sektor riil; (3) Agent of Services : Terdapat bermacam jasa yang ditawarkan
oleh bank, antara lain pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan (Susilo, dkk., 2000).
8
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari
berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu
dua jenis, yaitu Bank Umum dan BPR. Bank Umum didefinisikan oleh
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
9
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
1. Bank umum boleh menghimpun dana dalam bentuk giro, tabungan dan
giro dan juga tidak boleh ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
dan untuk mengatasi kredit macet, sedangkan BPR samasekali tidak boleh
ini.
10
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
Sumber Dana
11
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
Kepercayaan masyarakat;
Pelayanan bank.
dana, yaitu:
1. Dana Sendiri
total dana yang dihimpun ataupun total aset. Bank sentral memiliki
(CAR). Penghimpunan dana sendiri ini antara lain dapat berupa modal
disetor, dana dari penjualan saham di bursa efek, akumulasi laba ditahan,
2. Dana Deposan
dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau
12
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro oleh
rekening penarik cek. Cek dapat ditarik atas unjuk atau atas nama dan
pada tanggal tertentu kepada pihak yang tercantum dalam bilyet giro
tersebut, dan bilyet giro dapat dibatalkan secara sepihak oleh penarik
13
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
juga untuk menampung dana deposito yang telah jatuh tempo dan tidak
diperpanjang lagi.
dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, dan tidak dengan cek
atau bilyet giro, atau alat lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
atau debit card. Ditinjau dari segi keluwesan penarikan dana, tabungan
3. Dana Pinjaman
berupa pinjaman jangka pendek dari bank lain melalui interbank call
mendesak dalam jangka pendek, seperti bila terjadi kalah kliring atau
adanya rush. Dana ini berjangka waktu relatif pendek dan tingkat
jangka panjang dari bank lain. Pinjaman ini bukan untuk memenuhi
4. Sumber Lain
dari suatu rekening untuk kemudian ditarik tunai. Selama dana ini masih
mengendap di bank, dana ini dapat digunakan oleh bank untuk mendanai
Penyaluran Dana
dengan 2010.
Tabel 1
Kinerja Bank Umum KonvensionalPeriode 2005 – 2010
(dalam milyar rupiah kecuali jumlah bank dan kantor)
diberikan, jumlah kantor, laba setelah pajak dan total aset, semua mengalami
hingga 2010, baik dalam rupiah, jumlah bank dan kantor, maupun dalam rasio
Tabel 2
Perkembangan Bank Umum Konvensional
Periode 2005 – 2010
(dalam milyar rupiah kecuali jumlah bank dan kantor)
17
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
Dana pihak ketiga meningkat sebesar Rp. 1.150.431 atau 103%, atau
setiap tahunnya.
Jumlah kantor bertambah 4.560 kantor atau 58%, atau rata-rata sekitar
Laba setelah pajak, meningkat Rp. 31.598 atau 128%, atau rata-rata
Total aset meningkat Rp. 1.462.387 atau 101%, atau rata-rata meningkat
D. Penutup
18
IQTISHAD, Vol. 12, No. 27, Juni 2012 ISSN 1411-7622 Perbankan Konvensional :
Sejarah Dan Perkembangannya di Indonesia
tahunnya, dilihat dari meningkatnya jumlah dana pihak ketiga maupun kredit
laba setelah pajak dan total aset, mengindikasikan perkembangan yang baik
E. DAFTAR PUSTAKA
Perbankan Indonesia.
Susilo, Y. Sri., Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, 2000, Bank dan
19