Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI MALANGAN:

SALAM SATU JIWA DAN KONSEP KINERJA KLUB SEPAK BOLA

Iwan Triyuwono

Universitas Brawijaya, Jl. MT Haryono 165 Malang


Surel: iwant@ub.ac.id; itriyuwono@gmail.com

http://dx.doi.org/dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6023

Abstrak: Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja


Klub Sepak Bola. Penelitian ini bertujuan membangun konsep kinerja
klub sepak bola dengan menggunakan budaya khas kota Malang, yaitu
budaya basa walik-an,1 malangkuçeçwara,2 dan salam satu jiwa.3 Peneli-
tian ini menggunakan paradigma spiritualis dan disain penelitian spiri-
tualis untuk mencetak konsep kinerja. Melalui metode zikir, doa, dan
tafakur, peneliti mendapatkan metafora bola sebagai alat untuk menga-
nalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ki­nerja klub
sepak bola berorientasi kepada titik terdalam spiritual manusia, yaitu
takwa yang disimbolkan dengan titik pusat bola dengan nilai budaya
“salam satu jiwa.” Orientasi ke dalam adalah refleksi dari  basa wali-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma an yang membalik kepentingan materi ke kepentingan spiritual. Setiap
JAMAL pihak dapat menggunakan jalur profesinya masing-masing untuk masuk
Volume 6
ke dalam titik Tuhan (takwa) melalui jalan kebenaran mental malan-
Nomor 2
Halaman 175-340 gkucecwara  sebagai jembatan penghubung antara titik kesejahteraan
Malang, Agustus 2015 materi, sebagai bagian terluar dari bola, dengan titik Tuhan.
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
Abstract: Malangan Accounting: Salam Satu Jiwa and the Perfor-
Tanggal Masuk: mance Concept of Football Club. This research aims to construct the
10 September 2014 performance concept of football club by employing Malang indigenous
Tanggal Revisi: culture namely basa walik-an, malangkucecwara and salam satu jiwa.
8 Juli 2015 This research uses spiritual paradigm and spiritual research design.
Tanggal Diterima: Through zikir, doa, and tafakur, researcher finds a metaphor in the form
14 Juli 2015 of ball as analysis tool. The research indicates that the performance con-
cept of football club is oriented to the deepest point of human spirituality,
namely takwa, which is symbolised with the epicentre of the ball with the
cultural value of salam satu jiwa. Inward orientation is a reflection of basa
wali-an that reverses material to spiritual interest. Every party involved in
the football club can use his/her professional way to enter to the deepest
God spot through righteous path of malangkucecwara as a bridge between
material well being, as the outer part of the ball, with God spot.

Kata kunci: Kinerja, Sepak bola, Spiritual, Takwa, Malangkuçeçwara.

Banyak peneliti telah mengembang- pleks, misalnya balanced scorecard (Kaplan


kan konsep kinerja, mulai dari yang paling dan Norton 1992). Konsep kinerja dianggap
tradisional, yaitu kinerja keuangan yang sangat penting, karena konsep tersebut ber-
biasanya diukur dengan return on invest- pengaruh pada perilaku manajemen dan
ment (ROI), sampai pada yang lebih kom- kinerja perusahaan. Oleh karena itu, dalam

1 Basa wali-an adalah kata atau frase yang cara pem- yang pada waktu itu digunakan sebagai sandi untuk
bacaannya dibalik, yaitu dibaca dari belakang, mi­ mengirimkan pesan-pesan rahasia.
salnya ayas untuk saya, kadit niam untuk frase 2 Malangkuçeçwara adalah asal-usul nama kota
tidak main, dan lain-lainnya. Basa wali-an ini ada- Malang yang mempunyai arti “Tuhan menghancur-
lah alat komunikasi khas arek Malang (masyarakat kan kebathilan dan menegakkan kebenaran.
Malang) yang ada sejak jaman perjuangan masa lalu 3 Salam Satu Jiwa adalah salam yang khas dimiliki
oleh Arema (Arek Malang).

290
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 291

implementasinya, konsep kinerja tidak saja lingkungan (Niednagel 2004). Lebih lanjut,
secara teknis mengukur dan mengevaluasi Spieler et al. (2007) menambahkan bahwa
capaian perusahaan dalam beberapa aspek, aspek demografi, kepribadian, dan kete­
tetapi juga sebagai sistem manajemen strat- rampilan berperan sangat penting bagi ke-
egis (strategic management system). Imple- berhasilan pemain.
mentasi yang konsisten dan intens atas kon- Setiap pemain, tentu saja, memiliki
sep tersebut dapat membentuk budaya lokal keunikan sendiri yang membedakan dirinya
perusahaan yang mendorong tercapainya dengan pemain lainnya. Faktor-faktor yang
tujuan yang diinginkan. disebutkan di atas (Niednagel 2004; Hu-
Namun, konsep kinerja yang ada seka- mara 2005; Spieler et al. 2007) ibarat unsur
rang ini lebih banyak di sektor bisnis. Belum kimia yang kemudian bersenyawa dengan
ada perhatian peneliti akuntansi untuk me­ komposisi tertentu untuk membentuk zat
nemukaan dan mengembangkan konsep ki­ baru, yaitu keunikan pemain. Komposisi
nerja untuk klub sepak bola yang notabene di zat antara pemain yang satu pasti berbeda
Indonesia tidak tergolong sebagai orga­nisasi dengan pemain lainnya. Perbedaan ini yang
bisnis yang professional sebagaimana di luar membuat setiap pemain memiliki keunikan
negeri. Penelitian kinerja di klub sepak bola sendiri-sendiri. Komposisi kimiawi yang ada
belum ada yang melakukan. Di Indonesia, dalam diri Beckham sangat berbeda dengan
Wulandari (2012) memulai melakukan pene- Ronaldo atau Messi. Keunikan masing-ma-
litian akuntansi klub sepak bola di Malang, sing pemain ini menjadi brand bagi pemain
yaitu PT. Arema Indonesia dengan meng- itu sendiri dan klub-nya (Burton dan Chad-
gunakan pendekatan fenomenologi. Peneli- wick 2014). Jadi, zat kimiawi fisik, psikologi,
tian yang dilakukan oleh Wulandari (2012) demografi, lingkungan, kepribadian, dan
tidak masuk dalam wilayah kinerja, tetapi keterampilan membentuk nilai dalam diri
dalam konteks memaknai pemain sepak pemain. Inilah nilai aktiva pemain yang
bola sebagai kekayaan (asset) organisasi. membentuk brand tersendiri bagi masing-
Dalam penelitian tersebut Wulandari (2012) masing pemain.
me­ngungkapkan bahwa pemain sepak bola Pemain sebagai aktiva telah diteliti dan
dimaknai sebagai aktiva bergerak komer- diwacanakan oleh beberapa peneliti terda-
sial, aktiva non-keuangan, dan aktiva sosio- hulu (Burton dan Chadwick 2014; Wuland-
ekonomis yang semuanya dalam konteks ari 2012; Spieler et al. 2007; Humara 2005;
pemain sepak bola sebagai aktiva klub. Niednagel 2004; dan Hyllegard et., al. 2001).
Meskipun penelitian tersebut tidak Pengembangan karir pemain tidak hanya di-
mengungkapkan kinerja klub sepak bola, topang oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh
tetapi paling tidak Wulandari (2012) telah keberadaan klub, manajemen, dan pihak
memberikan informasi tentang apa makna lainnya. Interaksi dari berbagai pihak sa­ngat
pemain bagi manajemen. Penelitian tersebut menentukan keberadaan para pemain.
sedikit memberikan gambaran tentang ba- Studi yang menyeluruh dan lengkap
gian dari kinerja klub, yaitu pemain sepak tentang klub sepak bola, khususnya ten-
bola. Pemain sepak bola dipahami banyak tang kinerja klub sepak bola, belum ada
orang sebagai kunci utama bagi kinerja yang melakukannya. Kecuali yang telah di-
dan nama baik klub. Sehingga tidak heran lakukan oleh Wulandari (2012). Itupun ma-
jika peneliti lain seperti Burton dan Chad- sih sebatas pada pengakuan pemain sepak
wick (2014), Spieler et., al. (2007), Humara bola sebagai aktiva. Penelitian ini mengang-
(2005), Niednagel (2004), dan Hyllegard et kat pertanyaan: bagaimana bentuk kinerja
al. (2001) memberikan perhatian pada aspek klub sepak bola dengan menggunakan bu-
pemain, mulai dari kateristik fisik, aspek daya lokal Malang? Pertanyaan penelitian ini
psikologis, faktor lingkungan, sampai pada mendorong peneliti untuk menemukan dan
aspek branding. Bagi mereka, rekruitment merumuskan bentuk konsep kinerja klub
pemain sepak bola merupakan titik krusial sepak bola.
untuk kinerja dan nama baik klub di masa
yang akan datang. METODE
Untuk menjadi pemain sukses di masa Penelitian dan upaya menemukan kon-
yang akan datang, bagi Spieler et al. (2007), sep kinerja sepak bola tentu saja sangat
rekruitmen pemain tidak cukup hanya diperlukan dalam rangka ikut membantu
memperhatikan aspek fisik tetapi juga as- capaian prestasi persepakbolaan di Indo-
pek psikologis (Humara 2005) dan faktor nesia. Konsep kinerja sangat penting, kare-
292 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 290-303

na apabila konsep ini dipraktikkan dapat Bagi paradigma ini tidak ada keterpisah­
menggerakkan manajemen klub sepak bola an antara Tuhan dengan realitas lainnya,
dan pihak-pihak lainnya untuk berinter- karena pada dasarnya realitas-realitas yang
aksi secara dimanis bergerak pada tujuan lain (selain dari Tuhan) merupakan pancaran
yang diimpikannya. Untuk itu, penelitian ini (emanasi) atau perwujudan dari Tuhan itu
menaruh perhatian yang besar pada upaya sendiri (Chodjim 2002; 2003; 2007; 2013;
menemukan konsep kinerja klub sepak bola. Chopra dan Mlodinow 2012; Bladon 2007;
Penelitian ini, dalam upayanya me­ Mustofa 2005). Realitas sosial yang menjadi
ngontruksi konsep kinerja, mengguna­ objek penelitian ini tidak lain merupakan ref­
kan cara pandang spiritualis (spiritualist leksi dari Tuhan Yang Maha Esa, demikian
paradigm). Cara pandang ini sebetulnya juga realitas yang ada dalam organisasi klub
menekankan pada keutuhan sebuah kon- sepak bola. Realitas so­sial ini (termasuk rea­
sep, yaitu keutuhan aspek kemanusiaan, litas-realitas yang lain) merupakan “tubuh”
budaya, spiritualitas, dan ketuhanan. Oleh atau merupakan bagian dari Tuhan sendiri.
karena itu, sifat-sifat manusia, budaya lo- Tidak ada realitas yang berada di luar diri
kal, dan keimanan pada Tuhan dalam pene- Tuhan. Tuhan meliputi segala sesuatu dan
litian ini menjadi satu kesatuan yang tidak melampaui dimensi ruang dan waktu. Dia
dapat dipisahkan. Secara khusus, penelitian berfifat fisikal (nyata, dhahir) dan sekaligus
ini mengambil budaya lokal Malang, lebih te- juga bersifat spiritual (tidak nyata, bathin).
patnya, budaya masyarakat persepakbolaan Semua sifat yang kontradiktif ini adalah sa-
di kota Malang. Data yang digunakan dalam tu kesatuan dalam diri Tuhan sebagaimana
penelitian ini sebagian berasal dari data non- yang dikatakan Mustofa (2005, 85-6):
empiris, sebagian yang lain dari data budaya
Maka, kita harus bijak dan waspa-
masyarakat (persepakbolaan) Malang, dan
da dalam membangun kepahaman
data inspirasi dari peneliti.
terhadap sifat-sifat Allah. Karena
Penelitian ini menggunakan sudut pan-
Dia sebenarnya merangkum selu-
dang spiritualis (spiritualist paradigm) se­
ruh sifat-sifat yang ekstrim yang
bagai angle untuk melihat realitas dan me­
bertolak belakang, secara seka-
ngonstruksi konsep kinerja klub sepak bola.
ligus. Bukan hanya salah satu
Alasan utama menggunakan paradigma ini
sisi saja... sehingga dalam be-
adalah agar konsep kinerja yang dihasilkan
berapa ayatNya Allah [QS. 4: 78;
bersifat lebih utuh (bila dibandingkan de­
QS. 2: 156; QS 57: 3; QS. 2: 115]
ngan menggunakan paradigma yang lain).
mengatakan, bahwa sesungguh-
Mengapa demikian? Karena paradigma
nya kebaikan dan keburukan itu
spiritualis memang lebih menekankan pada
semuanya berasal dari sisi Allah.
keutuhan realitas. Menurut paradigma ini,
Memang ada mekanisme terten-
realitas berada dalam satu kesatuan. Bah-
tu yang menyebabkan seseorang
kan realitas tersebut berada dalam satu ke-
memperoleh kebaikan atau ke-
satuan dengan Tuhan (Chodjim 2013; Mus-
burukan. Namun pada dasarnya
tofa 2005). Alasan berikutnya adalah untuk
semua itu berasal dari Allah... be-
memberikan nuansa yang berbeda dengan
gitulah logika tauhidnya. Bahwa
paradigma modernis yang melihat realitas
semua ‘keberadaan’ itu berasal
secara terpisah. Bagi paradigma modernis,
dari Allah dan bakal kembali pada
realitas yang satu selalu berada dalam ke-
Allah. Keburukan bukan berasal
adaan terpisah dengan realitas yang lain.
dari setan, meskipun setan jadi
Bahkan paradigma ini tidak memberikan ru-
penyebabnya. Sebagaimana juga
ang sama sekali bagi Tuhan. Sehingga teori
kebaikan. Semua berasal dari
yang berhasil dibangun oleh paradigma ini
Allah, meskipun disebabkan oleh
bersifat sekuler. Yang terakhir, paradigma
perbuatan dan usaha kita.
spiritualis memberikan pembelajaran bagi
kita semua bahwa berspiritualpun dapat Secara ontologis, di dalam realitas so­
dimulai dengan melakukan penelitian ten- sial terdapat hukum-hukum Tuhan. Hu-
tang kinerja klub sepak bola. Kegiatan ilmi- kum-hukum ini secara mekanis mengge­
ah yang spiritual ini juga merupakan jalan rakkan dinamika kehidupan sosial manusia
bagi setiap peneliti untuk mengenal Tuhan dan menginteraksikannya dengan realitas
dan jalan untuk kembali pada Tuhan de­ yang lain. Tanpa hukum-hukum ini, realitas
ngan jiwa yang suci dan tenang. sosial menjadi berhenti bergerak. Realitas
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 293

so­sial menjadi mati (Chodjim 2002; 2003; Masing-masing cara memiliki kekhasan
2013; Chopra dan Mlodinow 2012; Bladon dan konsekuensi ilmiah sendiri-sendiri. Se-
2007; Mustofa 2005). cara umum, banyak peneliti menggunakan
Hukum-hukum Tuhan menjadi per- pendekatan rasional berdasarkan pada
hatian utama dari para peneliti ilmu-ilmu suatu pemahaman bahwa realitas sosial (ob-
sosial. Secara khusus, peneliti dengan para­ jek) berada dalam posisi terpisah dengan re-
digma spiritualis memahami hukum terse- alitas lainnya dan juga terpisah dengan sub-
but sebagai bagian dari diri Tuhan. Dengan jek peneliti. Sementara, pendekatan intuitif
demikian, peneliti sebetulnya sedang mene­ biasanya digunakan jika peneliti merasakan
liti bagian dari diri Tuhan. dan memahami bahwa dirinya merupakan
Potret (teori) yang berhasil direkam satu kesatuan dengan realitas sosial yang se-
oleh peneliti pada dasarnya adalah ilmu Tu- dang ditelitinya atau satu kesatuan de­ngan
han, karena hukum Tuhan tidak lain adalah alam dan dengan Sang Pencipta realitas.
ilmu Tuhan itu sendiri. Realitas klub sepak Dengan demikian, kebenaran ilmu
bola adalah realitas hukum-hukum Tuhan adalah sangat relatif, tergantung pada asum-
yang bergerak dinamis dan berinteraksi si epistemologi yang digunakan. Semuanya
dengan budaya lokal organisasi. Potret bu- berdasarkan pada subjektivitas manusia
kan realitas yang sebenarnya. Tetapi, tentu yang relatif. Bahkan, pandangan yang me­
saja ada metode yang dapat digunakan un- ngatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
tuk melihat lebih dekat realitas sebenarnya, bebas-nilai (value-free) dan objektif sebetul-
se­bagaimana yang dinyatakan oleh Van nya dibangun berdasarkan pada pikiran ma-
Maanen (1979:520) berikut ini: nusia yang subjektif. Sehingga, konsekuensi
kebenaran yang diperoleh adalah kebena-
Doing description is then the fun-
ran relatif. Tidak mungkin manusia yang
damental act of data collection in
kemampuannya terbatas mendapatkan ke-
a qualitative study. But, the map
benaran mutlak. Kebenaran mutlak hanya
cannot be considered the territory
ada pada Tuhan sendiri. Tidak ada kebena-
simply because the map is a re-
ran mutlak (apalagi kebenaran ilmiah) selain
flexive product of the map maker’s
dari Tuhan itu sendiri.
invention. The map maker sees
Teori (ilmu pengetahuan) dan realitas
himself quite as much as he sees
adalah dua hal yang berbeda. Realitas adalah
the territory. There are however
sesuatu yang objektif dan ada apa ada­ nya
better and worse maps and quali-
(as it is). Sedangkan teori adalah hasil pema-
tative researchers seek to con-
haman manusia atas realitas dengan meng-
struct good ones by moving closer
gunakan kacamata subjektif yang melekat
to the territory they study in the
pada dirinya, yaitu kombinasi panca-indra,
physical sense as well as in the in-
pengalaman, akal rasional, perasaan, dan
tellectual sense by minimizing the
intuisi. Realitas dapat dipotret dari ber­
use of such artificial distancing
bagai sudut pandang (paradigma) yang pada
mechanisms as analytic labels,
akhirnya menghasilkan teori yang berbeda.
abstract hypotheses, and prefor-
Semua teori yang dihasilkan pasti memiliki
mulated research strategies.
kebenaran, tetapi hanya benar secara relatif.
Bagi Van Maanen (1979), metode kuali- Penelitian ini bertujuan untuk mem-
tatif dapat digunakan untuk melihat realitas bangun konsep kinerja klub sepak bola de­
lebih dekat dengan meminimalkan peng- ngan menggunakan nilai-nilai lokal budaya
gunaan alat-alat artificial yang dapat men- Malang, khususnya budaya Arema (Arek
jauhkan potret dari realitas. Potret hanya Malang). Penelitian ini tidak secara khusus
berfungsi sebagai alat yang dapat membantu mengambil situs penelitian, misalnya klub
untuk memahami realitas. Tentu saja, potret Sepak Bola Arema atau Persema, sebagai ba-
adalah gambar relatif dan reduktif. Tidak sis pengumpulan data empiris. Tetapi seba-
ada satu alatpun yang dapat merefleksikan liknya, penelitian ini lebih menekankan pa-
realitas seratus persen. da upaya konstruksi konsep kinerja secara
Secara epistemologis, banyak variasi spiritual meskipun di beberapa bagian disa-
metode yang digunakan seorang peneliti jikan data-data sekunder untuk mendukung
dalam memperoleh dan mengembangkan argumentasi. Lagi pula, menurut pemaham­
teori, dari menggunakan pikiran rasional an ontologis seperti yang telah dijelaskan di
murni hingga intuisi (Seale 2001; Gee 1999). atas, realitas sosial pada dasarnya adalah
294 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 290-303

utuh. Tidak ada keterpisahan di dalamnya. Disain penelitian spiritualis tidak me-
Realitas yang ada di Klub Arema tidak ter- miliki metode yang baku sebagaimana yang
pisah dengan realitas yang ada di Persema. ditemukan pada penelitian positivis maupun
Demikian juga, tidak ada keterpisahan an- non-positivis lainnya. Metode yang digu-
tara realitas sosial yang ada di Arema dan nakan sepenuhnya mengikuti gerak spirit4
Persema dengan realitas budaya masyarakat (ruh) dalam diri peneliti (Aman 2014; 2013;
persepakbolaan Malang. Atas dasar pemiki- Seale 2001; Lee 1999). Komunikasi de­
ran ontologis ini, maka peneliti dapat berge­ ngan Tuhan melalui zikir, doa, dan tafakur
rak bebas menggunakan data. merupakan bagian yang sangat penting un-
Pada dasarnya penelitian ini peneli- tuk mendapatkan inspirasi (ilham) (Aman
tian konseptual dengan menggunakan data 2014; 2013; Newberg dan Waldman 2009).
sekunder. Data yang dimaksud di sini adalah Setiap langkah penelitian, yang tidak selalu
budaya lokal masyarakat persepakbolaan di berurutan, mengikuti hasil komunikasi den-
kota Malang. Data diolah sedemikian rupa gan Tuhan melalui spirit peneliti.
dengan menggunakan alat analisis, yaitu Pikiran awal untuk menulis konsep
dengan menggunakan metafora bola. kinerja klub sepak bola merupakan inspirasi
Secara umum, sebuah penelitian bi- yang tiba-tiba saja muncul dalam kepala
asanya menggunakan disain penelitian peneliti. Tentu saja munculnya inspirasi
(research design), di mana di dalamnya tersebut digerakkan oleh Tuhan melalui ber-
mencakup pemikiran awal penelitian, per- bagai cara. Misalnya, ide ini bisa saja mulai
tanyaan penelitian (research question), data digerakkan ketika Masyarakat Akuntansi
dan koleksi data, analisis data, dan alat atau Multiparadigma (MAMI) (www.mami.or.id)
metode untuk menganalisis data. Penelitian mengadakan Temu MAMI Nasional yang per-
non-positivis (non-positivist) pada dasarnya tama (TEMAN 1) di Malang pada tanggal 22-
dapat menggunakan disain penelitian 23 Januari 2014. Pertemuan tersebut me-
fenomenologi, etnografi, studi kasus, narasi, mang menjatuhkan perhatian pada budaya
diskursus, teori kritis, riset aksi, feminis, lokal sebagai salah satu bahan untuk mem-
grounded theory, dan lain-lainnya (Eriks- bangun akuntansi. Pada waktu itu secara
son dan Kovalainen 2008; Creswell 2005). khusus mengangkat budaya Malang. Be-
Penelitian ini, meskipun tergolong penelitian berapa paparan dari para ahli dan diskusi di
non-positivis, tidak menggunakan salah sa- sekitar budaya Malang merupakan stimulan
tu dari yang disebutkan di atas, tetapi meng- awal bagi munculnya ide untuk menulis kon-
gunakan disain penelitian spiritualis (spiritu- sep kinerja klub sepak bola. Acara TEMAN
alist research design). 1 adalah sebuah realitas, dan realitas ini
Disain penelitian spiritualis (memang adalah satu kesatuan dengan realitas lain-
tidak umum digunakan) merupakan disain nya, termasuk realitas yang ada dalam diri
penelitian yang berdasarkan pada spontani- peneliti dan Tuhan sebagai Realitas Absolut.
tas spiritual. Spontanitas spiritual dapat di- Semuanya dalam satu kesatuan. Ketika se-
miliki oleh setiap orang dengan kadar yang buah peristiwa terjadi, maka peristiwa terse-
sangat bervariasi. Spontanitas spiritual pa- but memancarkan energi dengan frekuensi
da dasarnya merupakan pengalaman keter- tertentu. Getaran ini menghubungkan reali-
hubungan spiritual antara seseorang den- tas yang satu dengan yang lain. Tentu saja
gan lingkungan dan Tuhan. Keterhubu­ngan semuanya ini digerakkan oleh Realitas Ab-
spiritual ini sebetulnya adalah suatu hal solut Yang Maha Berkehendak. Penjelasan
yang nyata, karena segala sesuatu adalah ini sekedar memberikan gambaran tentang
bagian yang satu dengan Tuhan seperti proses keterhubungan Realitas Absolut dan
yang telah dijelaskan di atas (Chodjim 2002; realitas sosial dengan peneliti hingga mun-
2003; 2013; Mustofa 2005). Sehingga sa­ culnya ide untuk meneliti konsep kinerja
ngat wajar jika seseorang terhubung dengan klub sepak bola.
hukum-hukum sosial, hukum-hukum alam, Bagaimana penelitian ini melakukan
dan dengan Tuhan. Namun tidak semua analisis data? Analisis data adalah bagian
orang secara sadar merasakan dan mema- penting dalam proses penelitian. Dalam pene-
hami keterhubungan spiritual ini. litian positivistik, regresi berganda, analisis

4 Yang dimaksud dengan spirit di sini adalah ruh Tu- dari spirit ini adalah ruh suci, percikan Tuhan (God-
han yang dihembuskan ke dalam diri manusia ketika spot), hati nurani, mata hati, mata batin, jati diri,
manusia masih dalam rahim ibunya. Sebutan lain dan lain-lainnya, atau bashirah (Aman 2014; 2013).
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 295

faktor, uji beda, dan lain-lainnya merupakan ga pada akhirnya dapat merumuskan kon-
instrumen statistik yang digunakan untuk sep kinerja klub sepak bola
analisis data Di penelitian non-positivistik,
teori-teori sosial sering digunakan sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
alat untuk menganalisis data, seperti teori Dalam pembahasan ini, peneliti meng-
kritis, etnografi, fenomenologi, dan lain-lain- gunakan metafora bola sebagai alat untuk
nya Tidak hanya itu, bahkan budaya, aga- mengonstruksi konsep kinerja klub sepak
ma, dan metafora (kiasan) juga digunakan bola Metafora ini tidak memiliki hierarchy
sebagai alat analisis Semua bagian dari bola memiliki kesamaan
Penelitian ini menganggap bahwa Dengan metafora ini beberapa data, yang
peneliti adalah alat utama untuk analisis berfungsi sebagai bahan, diracik sedemikian
data Sebagai alat utama, peneliti harus ber- rupa untuk menghasilkan konsep kinerja
zikir, berdoa, dan bertafakur sehingga dalam Bahan-bahan yang dimaksud di sini adalah
dirinya muncul sebuah alat untuk menga- basa wali’an Malang, budaya masyarakat
nalisis data (Aman 2014; 2013) Alat yang Malang, dan budaya masyarakat sepak bola
muncul bisa saja berupa hadirnya sebuah Malang
logika spiritual atau logika teoritis Logika Metafora bola sebagai model analisis.
spiritual adalah logika yang muncul secara Metafora bola tampak seperti pada gambar
spiritual yang ada begitu saja secara spon- di bawah ini Bola berbentuk bundar dan
tan Logika inilah yang kemudian digunakan pada permukaannya tampak rata-lengkung
oleh seorang peneliti untuk menganalisis dengan beberapa lempeng (persegi enam)
data yang dimilikinya Logika teoritis adalah yang berkedudukan sama antara yang satu
logika yang diperoleh secara spiritual juga, dengan yang lain Di dalam bola tidak ada
namun inspirasi yang diperoleh mengarah- isi, di dalamnya hanya berisi udara Bola
kan seorang peneliti untuk menggunakan dapat bergelinding kemana-mana Setiap
logika-logika teoritis seperti yang diungkap- bagian (luar) dari bola mendapatkan kesem-
kan di atas, yaitu logika teori kritis, etno- patan yang sama untuk berada pada posisi
grafi, fenomenologi, budaya, agama, meta- bawah, atas, dan samping Permukaan bola
fora, atau bahkan statistik tidak memiliki bagian atas atau bawah, ti-
Saya sebagai peneliti melakukan prose- dak ada bagian depan atau bagian belakang,
dur spiritual untuk menentukan alat anali- tidak ada bagian samping kanan atau kiri
sis yang tepat untuk penelitian ini Prosedur Semuanya sama kedudukannya
pertama adalah berzikir yang dilakukan
setiap saat baik dalam keadaan sedang
melakukan penelitian atau tidak Jadi, zikir
dilakukan setiap hari dan setiap saat dan
dimanapun Prosedur kedua adalah berdoa
kepada Tuhan, yaitu memohon perkenan
Dia untuk memberikan ide tentang metode
dan alat apa yang cocok untuk mengalisis
data yang sudah tersedia Prosedur ketiga
adalah selalu memikirkan (tafakur) apa yang
akan dianalisis, dibahas, dan diargumenta-
sikan Semuanya diinteraksikan sedemikian Gambar 1. Metafora Bola
rupa dengan kesadaran dan kepasrahan
mendalam sehingga akhirnya memperoleh Metafora bola dan basa wali-an mem-
inspirasi (Aman 2014; 2013; Newberg dan balik konsep kinerja modern, misalnya ba-
Waldman 2009) Melalui proses tersebut, lanced scorecard (BSC) Seperti kita ketahui
saya memperoleh inspirasi berupa bola (me- bahwa BSC tetap mempertahankan pen-
lalui pandangan imajiner) Artinya, alat yang gukuran keuangan tradisional (financial
digunakan untuk menganalisis data adalah perspective) (Kaplan dan Norton 1996: 7)
dengan menggunakan metafora bola Oleh Pengembangan ke perspektif non-keuangan
karena itu, pembahasan ini menggunakan dilakukan dalam rangka mencapai tarjet
metafora bola Dengan kata lain, alat anali- laba yang ada dalam perspektif keuangan
sis yang digunakan termasuk pada golongan Dengan menggunakan logika hubung-
logika teoritis Melalui logika metafora bola an sebab-akibat, Kaplan dan Norton (1996:
ini, data dianalisis sedemikian rupa sehing- 30-31) tetap menempatkan perspektif
296 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 290-303

keuang­an yang diukur dengan return on cap- 1949 dalam pertempuran dukuh
ital employed (ROCE) pada posisi puncak, Sekarputih (Desa Wonokoyo se­
atau sebagai tujuan akhir dari perusahaan. karang).  Seorang tokoh pejuang
Perspektif pertumbuhan dan pembelajar­ Malang pada saat itu yaitu Pak
an, perspektif proses bisnis internal, dan Suyudi Raharno mempunyai ga-
perspektif pelanggan berfungsi sebagai alat gasan untuk menciptakan bahasa
yang menopang bagi tercapainya perspektif baru bagi sesama pejuang sehing-
keuangan. ga dapat menjadi suatu identitas
tersendiri sekaligus menjaga ke-
...return-on-capital-employed may
amanan informasi. Bahasa terse-
be a scorecard measure in the fi-
but haruslah lebih kaya dari kode
nancial perspective. The driver of
dan sandi serta tidak terikat pada
this measure could be repeated and
aturan tata bahasa baik itu baha-
expanded sales from existing cus-
sa nasional, bahasa daerah (Jawa,
tomers, the result of a high deg­ree
Madura, Arab, Cina) maupun
of loyalty among those customers.
mengikuti istilah yang umum dan
So, customer loyalty is included on
baku. Bahasa campuran tersebut
the scorecard (in the customer per-
hanya mengenal satu cara baik
spective) because it is expected to
pengucapan maupun penulisan
have a strong influence of ROCE
yaitu secara terbalik dari belakang
(Kaplan dan Norton, 1996:30).
dibaca kedepan (Anonim 1, 2014).
Kutipan di atas menunjukkan bahwa
Dengan bahasa (kata) yang dibalik
ROCE menjadi tujuan utama yang didorong
ini, mata-mata tidak memahami apa yang
oleh pelanggan. Loyalitas pelanggan sebe­
dimaksud oleh para pejuang. Contoh kata
tulnya banyak dipengaruhi oleh ketepatan
yang dibalik ini misalnya: uka = aku, ayas
waktu pengiriman barang dan jasa (on-time-
= saya, umak = kamu, okir = riko (kamu
delivery, OTD). OTD hanya bisa dilakukan
dalam bahasa madura), kadit itreng = tidak
jika proses bisnis internal yang meliputi
ngerti, nakam = makan, nganal = lanang
kualitas proses (quality process) dan proses
(laki-laki), kodew = wedok (perempuan), si-
siklus waktu (cycle time process) dilakukan
lup = polisi, lecep = pecel, sam = mas, kubam
dengan baik. Proses bisnis internal dapat
= mabuk, dan ngetem = meteng (hamil),
berjalan baik jika para pekerja memiliki ke­
dan lain-lainnya (Anonim 1, 2014). Namun
terampilan yang baik, yaitu melalui proses
demikian, pembalikan ini tidak semuanya
pelatihan dan peningkatan keterampilan
menggunakan format baku seperti contoh di
(learning and growth perspective).
atas. Ada format lain yang tidak teratur yang
Bahasa walik-an: menarik bagian lu-
terbentuk melalui interaksi sosial, misalnya
ar ke dalam. Konsep kinerja yang dibangun
silop yang berasal dari kata polisi, ebes yang
di sini tidak sama dengan logika BSC di atas.
berarti orang tua laki-laki atau bapak meru-
Hal ini demikian karena penelitian ini meng-
pakan kebalikan dari kata arab abah atas
gunakan basa walik-an (bahasa atau kata
sebeh, dan lain-lainnya (Anonim 1, 2014).
yang dibaca dari belakang) khas Malang.
Dengan menggunakan konsep basa
Basa walik-an Malang ini adalah budaya
walik-an tersebut, kita membalik sesuatu
yang berkembang pada masa perjuangan
yang sifatnya eksternal dan materi (yaitu,
masa lalu, tepatnya pada masa Clash II de­
laba sebagai tujuan puncak atau tujuan
ngan Belanda pada tahun 1949. Bahasa ini
eksternal) ke sesuatu yang sifatnya internal
berfungsi sebagai sandi yang digunakan oleh
dan spiritual. Jika konsep BSC menempat-
para pejuang untuk mengecoh mata-mata
kan laba sebagai posisi puncak dari tujuan
Belanda (Anonim 1, 2014).
perusahaan (yang sifatnya eksternal dan
Mata-mata ini banyak yang mam- materi), maka untuk konsep kinerja klub
pu berkomunikasi dalam bahasa sepak bola ini tujuan yang sifatnya eksternal
daerah dengan tujuan menyerap ditarik ke dalam dan konsekuensinya bersi-
informasi dari kalangan pejuang fat spiritual.
GRK [Gerilya Rakyat Kota]. penyu­ Malangkuçeçwara: tali penghubung
supan ini terutama untuk mem- yang materi dengan yang spiritual. Per-
buru sisa laskar Mayor Hamid hatikan kembali metafora bola! Tidak ada
Rusdi yang gugur pada 8 Maret bagian puncak pada bentuk bola. Yang ada
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 297

hanya bentuk eksternal yang sama (rata) dipaparkan di atas tadi bukan satu-satunya
dan bagian dalam yang isinya kosong. Bola arti. Ada arti lain, yaitu “membantah” atau
bagian dalam memiliki makna internal; dan “menghalang-halangi.” Arti ini berdasarkan
isinya kosong yang berarti spiritual. Itulah pada dugaan berikut di bawah ini.
bentuk konsep kinerja klub sepak bola. Per-
Hipotesa-hipotesa terdahulu, ba-
tanyaannya adalah apa sesungguhnya ku-
rangkali berbeda dengan satu
lit luar dari bola tersebut? Dan apa isi bola
pendapat yang menduga bahwa
yang kosong tersebut?
nama Malang berasal dari kata
“Membantah” atau “Menghalang-
halangi” (dalam bahasa Jawa
berarti Malang). Alkisah Sunan
Mataram yang ingin meluaskan
pengaruhnya ke Jawa Timur telah
mencoba untuk menduduki dae-
rah Malang. Penduduk daerah
itu melakukan perlawanan pe­
rang yang hebat. Karena itu Su-
nan Mataram menganggap bahwa
rakyat daerah itu menghalang-
Gambar 2. Lingkaran dan Jari-jari Menuju halangi, membantah atau malang
Pusat atas maksud Sunan Mataram. Se-
jak itu pula daerah tersebut ber-
Jika kita memperhatikan sebuah ling- nama Malang (Anonim 2, 2014).
karan (lihat Gambar 2), maka setiap titik
Makna kedua dari malang tersebut se­
yang terdapat di sepanjang keliling lingkaran
betulnya tidak berbeda terlalu jauh dengan
(yaitu, bagian luar lingkaran) dapat ditarik
yang pertama. Arti kedua, “menghalang-ha-
dengan sebuah garis yang menuju pada titik
langi,” dapat dimaknai menghalangi sesuatu
pusat. Garis tersebut disebut dengan jari-
yang tidak diinginkan, sesuatu yang negatif,
jari. Ilustrasi ini sekedar memberikan pema-
atau sesuatu yang jahat, untuk masuk ke
haman tentang konsep pembalikan tadi.
dalam. Pada kutipan tersebut di atas terlihat
Jari-jari inilah yang menarik bagian luar ke
jelas bahwa serangan pasukan Sunan Mata-
dalam. Setiap titik yang ada di keliling ling-
ram untuk menguasai daerah (yang sekarang
karan dapat ditarik sebuah garis menuju titik
bernama kota Malang) adalah suatu hal yang
pusat. Garis penghubung yang berfungsi se-
jahat bagi penduduk. Oleh karena itu, para
bagai alat pembalik ini mengandung sebuah
penduduk sekuat tenaga berusaha meng-
nilai, yaitu nilai yang terkandung dalam kata
halang-halangi pasukan Sunan Mataram.
malangkuçeçwara. Nama ini adalah nama
Dari informasi tersebut dapat ditarik makna
yang ditengarahi sebagai nama asal mula
bahwa di satu sisi, menghalangi masuknya
kota Malang. Apa arti Malangkuçeçwara?
serangan pasukan Mataram ke Malang be-
Berikut ini penjelasannya.
rarti “menghalangi kejahatan (kebathilan).”
Nama Malangkuçeçwara terdiri Di sisi yang lain, penduduk malang mem-
atas 3 kata, yakni mala yang ber­ pertahankan diri membela wilayah mereka
arti kecurangan, kepalsuan, dan memiliki makna “menegakkan kebenaran.”
kebatilan; angkuça (baca: angku- Upaya mempertahankan wilayah ini tentu
sha) yang berarti menghancurkan saja dengan keyakinan pada kekuatan Tu-
atau membinasakan; dan Içwara han. Oleh karena itu, malangkuçeçwara
(baca: ishwara) yang berarti “Tu- dapat diartikan “Tuhan menghancurkan ke-
han”. Sehingga, Malangkuçeçwara bathilan dan menegakkan kebenaran.”
berarti “Tuhan telah menghancur- Nilai yang terkandung dalam kata
kan kebatilan” (Anonim 2, 2014). malangkuçeçwara tersebut kita gunakan se-
Pemerintah Kota Malang menetap- bagai garis penghubung antara yang di luar
kan bahwa arti Malangkuçeçwara adalah dengan yang di dalam. Artinya, untuk me-
“Tuhan menghancurkan yang bathil, dan narik sesuatu yang di luar agar dapat ma-
menegakkan yang benar” (Anonim 2, 2014). suk ke dalam hanya bisa dilakukan dengan
Namun tentu saja arti (kota) Malang yang cara menggunakan nilai-nilai kebenaran.
Nilai-nilai kebenaran yang dimaksud di sini
298 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 290-303

adalah mulai dari tataran fisik, mental, dan han. Oleh karena itu, manusia ideal selalu
spiritual. Nilai pada tataran fisik adalah ke- berusaha untuk mendapatkan kesadaran
sejahteraan pangan, papan, dan sandang ketuhanannya melalui proses kehidupan
sebagai kebutuhan dasar manusia. Pada sehari-hari.
tataran mental adalah nilai jujur, sabar, Sistem kehidupan manusia perlu
komitmen, disiplin, tekun, terbuka, dan dibuat sedemikian rupa sehingga sangat
lain-lainnya, sedangkan pada tingkat spiri- kondusif mengarahkan manusia untuk
tual meliputi keimanan kepada Tuhan Yang mendapatkan kesadaran ketuhanan. Sistem
Maha Esa. kehidupan persepakbolapun juga harus
Para pihak (stakeholders) sebagai di- demikian. Salah satu instrumen dari sistem
mensi luar. Bola memiliki kulit luar yang ti- yang dimaksud di sini adalah konsep ki­nerja.
dak dapat dipisahkan dengan bagian dalam Konsep kinerja dengan metafora bola mem-
yang kosong. Yang menjadi pertanyaan kita berikan kemudahan bagi kita untuk mema-
bersama adalah apa yang dimaksud de­ngan haminya. Bagian luar dari bola, seperti telah
kulit luar bola tersebut. Kulit luar bola terse- dijelaskan di atas, berupa lapisan luar yang
but tidak lain adalah stakeholders (para pi- tersusun oleh lempeng-lempeng kulit per-
hak yang berkepentingan) dari klub sepak segi enam (lihat Gambar 1). Lempeng persegi
bola. Kemajuan dan kemunduran klub enam tersebut digambarkan sebagai dimen-
sepak bola memang tidak dapat lepas dari si-dimensi konsep yang terhubung oleh jari-
peran aktif para pihak. Para pihak dari klub jari malangkuçeçwara ke titik pusat bola.
sepak bola meliputi: Konsep kinerja bermetafora bola ini memi-
1. Pemain, liki enam dimensi, yaitu dimensi pemain,
2. Pemilik, dimensi pemilik, dimensi pengelola, dimensi
3. Pengelola, pelatih, dimensi penonton (supporter), dan
4. Pelatih, dimensi pendonor. Masing-masing dimensi
5. Pendukung (supporter), dan dijelaskan berikut di bawah ini.
6. Pendonor. Dimensi 1: pemain sebagai aktiva
Jika dikaitkan dengan Gambar 1 di klub. Aktor utama dalam sportaintment
atas, maka para pihak tadi diibaratkan be- sepak bola adalah para pemain. Pemain men-
rada pada posisi lempeng kulit bola yang jadi perhatian utama dari para pihak. Bah-
bersegi enam. Masing-masing lempeng ku- kan pemain menjadi aktiva utama bagi klub
lit bola tersebut terhubung pada titik pusat sepak bola. Nilai dari pemain terletak pada
bola dengan tali jari-jari malangkuçeçwara. aspek materi, mental, dan bahkan spiritual
Keberadaan para pihak begitu penting. meskipun yang terakhir ini jarang diperhati-
Sebuah klub menjadi maju atau mundur kan oleh orang sebagai bagian penting dari
bukan karena klubnya sendiri, tetapi dise- nilai aktiva pemain.
babkan oleh orang-orang yang ada di dalam Pada aspek materi terlihat pada se-
maupun di luar atau di sekitar klub terse- berapa besar nilai ekonomi pemain, yaitu
but. Klub adalah sebuah alat yang digu- nilai kontrak pemain dalam unit uang. Ni-
nakan oleh manusia untuk memajukan ke- lai uang ini sekaligus menunjukkan tingkat
hidupan manusia itu sendiri. Bagi penelitian kesejahteraan pemain dari segi materi. Titik
ini, manusia lebih penting dibanding dengan materi ini kemudian bisa ditarik ke dalam
klub. Jadi, orientasi dari konstruksi konsep menuju titik pusat melalui tali kebenaran
kinerja klub di sini menekankan pada arah malangkuçeçwara.
destinasi kehidupan akhir manusia melalui Tali malangkuçeçwara dalam kon-
profesi persepakbolaan. teks pemain ini berupa ketrampilan, kera-
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa mahan, pengalaman, prestasi, komitmen,
secara ontologis manusia berasal dari Tu- loyalitas, profesionalitas (Wulandari 2012),
han dan pada akhirnya juga kembali kepada kedisiplinan, dan bakat (talenta). Semua ini
Tuhan. Manusia memang akan kembali ke merupakan aspek mental yang dimiliki oleh
Tuhan dan tidak pernah terpisah dengan pemain sepak bola, yaitu aspek yang juga
Tuhan. Selamanya manusia berada dalam memberikan nilai karakter pemain sepak
Diri Tuhan, karena Tuhan meliputi segala bola.
se­suatu. Jika manusia merasa terpisah de­ Aspek lain yang juga sangat penting
ngan Tuhan, maka sebetulnya karena ke- adalah spiritualitas pemain, yaitu keyakinan
sadaran manusia itu sendiri yang belum atas keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
mencapai kesadaran kesatuan dengan Tu- Sebesar atau sekecil apapun setiap diri ma-
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 299

nusia pasti memiliki keimanan pada Tuhan. waktu untuk mengelola klub.
Besar-kecilnya keimanan ini tergantung Seperti halnya pada dimensi sebelum-
pada bagaimana seseorang berinteraksi de­ nya, pada lempeng materi ini kemudian ditar-
ngan lingkungannya dan memaknai setiap ik garis jalan kebenaran malangkuçeçwara
interaksi tersebut secara spiritual. Keiman- dalam bentuk: pelihara, perhatian, keber-
an ini secara langsung menancapkan ujung langsungan, tanggung-jawab, kreasi, ino-
kabel pada titik Tuhan. vasi, ikhlas, dan ikhsan. Semua bagian ini
Dimensi 2: pemilik sebagai penyedia merupakan modal karakter yang sangat
lapangan. Pemilik adalah pihak yang memi- penting dari pengelola. Keberadaan karakter
liki klub sepak bola. Pemilik dapat berben- tersebut merupakan energi yang sangat ber­
tuk orang pribadi atau dalam bentuk lem- arti bagi perkembangan dan prestasi klub.
baga seperti yayasan. Pemilik menanamkan Bagian akhir dari tali kebenaran
investasi ke dalam klub agar klub dapat malang­kuçeçwara adalah ikhsan, yaitu
hidup dan berkembang serta memberikan suatu sikap di mana seseorang dapat mera-
manfaat bagi masyarakat banyak. Jika klub sakan secara batin kehadiran Tuhan dalam
sepak bola ini dipahami sebagai klub komer- setiap aktivitas yang dilakukannya. Ujung
sial dalam industri persepakbolaan, maka tali ini sangat dekat dengan titik pusat bola,
imbal-balik yang diinginkan oleh pemilik yaitu Tuhan. Keyakinan orang yang berikh-
adalah keuntungan sebagai hasil investasi san sangat kuat sehingga ia mampu mera-
yang ditanamkan. Tetapi jika klub yang di- sakan kehadiran Tuhan.
maksud di sini adalah klub non- komersial, Dimensi 4: pelatih sebagai pendidik.
maka imbal-balik yang diinginkan pemilik Dimensi berikutnya adalah pelatih. Pelatih
adalah keuntungan non-materi yang mem- merupakan elemen penting bagi pengem-
berikan kepuasan batin bagi pemilik. bangan karir dan prestasi pemain. Pelatih
Jumlah investasi yang ditanamkan ke mempersembahkan pikiran, tenaga, dan
dalam klub dan keuntungan yang diharap- waktu untuk melatih dan mendidik pemain
kan oleh pemilik dapat dianggap sebagai titik agar pemain dapat menguatkan keterampi-
materi yang berada pada kulit luar bola. Dari lan dan bakatnya serta membuat klub ber-
titik materi ini, kemudian dapat ditarik garis jaya dalam arena pertandingan. Sebagai im-
malangkuçeçwara menuju titik pusat bola. balannya, pelatih mendapatkan materi dan
Sepanjang garis malangkuçeçwara terdapat fasilitas lainnya dari pengelola klub.
titik-titik mental yang perlu ada dan dimiliki Bagi seorang pelatih, tentu saja watak
oleh pemilik. Titik-titik mental tersebut me- sabar, tekun, kreatif, inovatif, edukatif, ikh-
liputi: pelihara, perhatian, keberlangsungan, las, dan ikhsan menjadi modal mental yang
tanggung-jawab, dan ikhlas. sangat diperlukan untuk menempa dan
Ujung tali malangkuçeçwara ini adalah mendidik para pemain. Sifat-sifat ini men-
ikhlas, yaitu sifat yang memiliki kekuatan jadi jalan bagi pelatih untuk masuk pada tu-
untuk terhubung dengan titik pusat Tuhan. juan utama dan akhir kehidupan manusia,
Keikhlasan menunjukkan ketiadaan pamrih yaitu Tuhan. Sifat-sifat positif di atas men-
atas investasi yang dilakukan pemilik pada jadi jalan kebenaran yang tidak bisa diting-
klub, kecuali hanya mengharapkan ridho galkan oleh pelatih untuk sampai pada Pen-
Tuhan. Bagian ujung ini (ikhkas) mengait- ciptanya. Tiada tujuan akhir kecuali hanya
kan bagian materi dan mental pada titik bertemu dengan Sang Khalik.
keimanan tanpa pamrih pada Tuhan Yang Dimensi 5: pendukung sebagai pe-
Maha Kaya. nyemangat. Para pihak lain di luar kendali
Dimensi 3: pengelola sebagai peme- klub adalah para pendudung atau penonton
lihara. Dimensi yang ketiga ini tidak lain fanatik dari klub sepak bola yang disayangi­
adalah manajemen klub sepak bola. Penge- nya. Merekalah para pihak yang meramaikan
lola mempunyai peran yang sangat penting sepak bola. Tanpa pendukung, pertandingan
dalam mengalokasikan sumber daya yang sepak bola menjadi tidak menarik. Penonton
dimiliki oleh klub agar dapat digunakan se- juga menjadi daya motivasi dan penyemangat
cara efisien untuk mencapai tujuan klub. bagi pemain untuk bermain sebaik mungkin
Lapisan materi pada pengelola ini adalah dalam sebuah event pertandingan. Dengan
imbalan materi berupa gaji dan fasilitas mengorbankan sejumlah materi (uang), para
lainnya sebagai konsekuensi karena penge- pendukung dapat menikmati pertandingan
lola telah memberikan pikiran, tenaga, dan dengan kualitas dan estetika permainan
300 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 290-303

yang berkualitas. Bagian ini merupakan ba- luk akan kembali. Titik pusat ini berkaitan
gian luar yang bersifat materi sebagai titik de­ngan ucapan salam Arema (Arek Malang),
berangkat dari luar ke dalam. yaitu Salam Satu Jiwa. Salam Satu Jiwa
Para pendukung dapat menggunakan adalah salam penyemangat klub sepak bola
kekuatan internal mereka untuk mengha­ Arek Malang. Ketika salam ini dipekikkan,
dirkan kesadaran ketuhanan mereka melalui maka seketika itu jiwa mereka menjadi satu.
profesi sebagai penonton. Kekuatan internal Jiwa pendukung menyatu dengan sesama
yang perlu melekat dalam diri mereka adalah pendukung, menyatu dengan semua pe-
sopan, hormat, toleran, sabar, dan bertang- main, pelatih, pengelola, dan lain-lainnya.
gungjawab. Kekuatan internal ini adalah Semuanya dilakukan untuk mendukung ke-
jalan kebaikan (malangkuçeçwara) bagi me­ menangan klub mereka. Bahkan Salam Satu
reka untuk menumbuhkan kesadaran ketu- Jiwa ini diabadikan menjadi lagu penyema­
hanan yang akan mengantarkan mereka pa- ngat. Berikut ini adalah lirik lagu Salam
da penyerahan diri kepada Tuhan. Jalan ini Satu Jiwa:
akan membuat suasana pertandi­ngan men-
Salam Satu Jiwa
jadi sangat menyenangkan, menentramkan,
dan mendamaikan semua pihak. Persija punya the jack untuk
Dimensi 6: pendonor sebagai penye­ membela
marak. Pendonor (sponsor) adalah pihak Perib punya viking untuk
lain di luar klub yang memiliki kepentingan mendukung
untuk mengiklankan produk yang ingin di- Persebaya bangga dengan bonek
pasarkan. Secara materi, pendonor adalah mania
pihak penting yang ikut menyemarakkan Kota-kota diseluruh dunia pasti
event-event pertandingan sepak bola. Kon- punya pasti ada
traprestasi atas imbalan materi yang di-
berikan adalah tersampaikannya informasi Suporter bola seperti...
yang disampaikan oleh sponsor kepada Kami arema salam satu jiwa
khalayak ramai. Kepentingan sponsor untuk Di Indonesia kan slalu ada
mengiklankan produknya diberikan sesuai Slalu bersama untuk
dengan porsinya oleh klub. kemenangan
Pihak pendonor dapat berangkat dari
titik materi ini untuk melakukan perjala- Kami arema
nan ke dalam titik pusat bola dengan tetap Kami arema salam satu jiwa
melalui profesi yang dilakukannya. Jalur Di Indonesia kan slalu ada
kebenaran internal (malangkuçeçwara) yang Slalu bersama untuk
dapat dipakai sebagai jalan menuju pada kemenangan Kami arema
Tuhan adalah perhatian, pemberi, ikhlas,
dan ikhsan. Jalur ini sebagai jembatan yang Bahu membahu slalu bersatu
dapat menghubungkan wilayah materi ke padu dalam satu jiwa
wilayah spiritual. Suporter sepak bola ada satu
Orientasi ke arah kesadaran spiritual namanya arema
adalah sangat penting agar pendonor tidak Fanatik bukan skedar fanatik
berhenti pada tataran materi dan bisnis se- tapi berkode etik
mata dalam menjalani kehidupan mereka. Hadir membela tim favorit biar
Untuk itu perlu diciptakan lingkungan yang bisa main cantik
kondusif agar mereka mengenal dan dapat
meraih kesadaran ketuhanan. Kesadaran Lapangan hijau selalu nyetrik
ketuhanan akan menjamin bahwa kehidu- Ada saja yang bisa disuguhkan
pan ini sangat bermakna dan membawa ma- Semuanya bisa kelihatan cantik
nusia pada hidup yang damai dan sejahtera. Dari 19 87 almarkhum Acub
Titik pusat bola: tuhan sebagai tu- Zaenal mendirikan klub bola
juan akhir. Semua dimensi yang ada dalam arema
konsep ini menuju pada titik pusat melalui
jalan kebenaran malangkuçeçwara. Titik Mister Ovan Tobing Sam Ikul
pusat dari bola ini adalah kosong, tetapi ada. dirikan aremania
Keberadaannya mutlak, karena Dia adalah Mereka dikenal oh.. . mereka
Yang Maha Mutlak di mana semua makh- diketahui
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 301

Tak pernah takut slalu membela Kami arema salam satu jiwa
di mana saja Di Indonesia kan slalu ada
Selalu ada untuk arema Slalu bersama untuk
aremania kemenangan
Kami arema
Salam satu jiwa
Terlepas dari makna yang ada pada
Kami arema salam satu jiwa
lirik tersebut, penelitian ini mencoba mem-
Di Indonesia kan slalu ada
berikan makna yang lebih dalam atas Salam
Slalu bersama untuk
Satu Jiwa. Salam Satu Jiwa, tiga kata dalam
kemenangan Kami arema
satu frase, memiliki makna bahwa semua
Ye..memang benar arema slalu para pihak (pemain, pendukung, pelatih, pe-
bikin biru sebiru langitku milik, pengelola, dan lain-lainnya) memiliki
Bebas tanpa paksa bergerak jiwa yang sama, yaitu jiwa yang berasal dari
bersama ruh yang ditiupkan oleh Tuhan Yang Maha
Di manapun tempat singgah Esa. Pada saat jabang bayi masih berumur
arema sekitar tiga bulanan dalam rahim seorang
Slalu ada dan ada kala. ibu, Tuhan meniupkan ruhNya pada manu-
sia. Dengan tiupan ruh ini, maka setiap diri
Kadang kalah kadang menang itu manusia, apapun sukunya, apapun bang-
pertandingan sanya, dan apapun agamanya, memiliki jiwa
Biasa saja dukungan sepenuhnya yang sama, atau Satu Jiwa.
aremania aremania Karena jiwa ini berasal dari Tuhan
Salam satu jiwa Yang Maha Esa, maka pada suatu saat nanti
jiwa ini akan kembali ke asalnya, yaitu kem-
Mau jadi apa London tanpa bali pada Tuhan yang sama. Dalam metafora
chelsea bola, titik asal ini digambarkan sebagai titik
Takut Spanyol dari mana tanpa pusat bola. Di mana para pihak yang berada
ada barca di luar, kulit luar bola, secara ideal memi-
Siapa kenal Sheva tanpa AC liki kesadaran untuk kembali ke titik pusat,
Milan yaitu menjalankan tugas dan fungsi mereka
masing-masing dengan cara yang benar, ja-
Mau jadi apa italy tanpa juventin lan kebenaran, atau jalan malangkuçeçwara.
Mau jadi apa kota malang tanpa Ketika kesadaran para pihak telah
arema sampai pada titik asal, maka mereka mera-
bakso rujak soto konter HP sakan Salam, yaitu rasa kedamaian, keba-
singkong goreng pake nama hagiaan, dan keselamatan. Arti sampai pada
arema Titik Asal di sini bukan dalam pengertian
mati secara fisik, tetapi kesadaran manusia
Maklum saja arema bukan klub telah sampai pada kesadaran spiritual, yai-
biasa saja tu ke­sadaran ketuhanan di mana di dalam
Kami arema salam satu jiwa kondisi ini seseorang tunduk, patuh, dan
Di Indonesia kan slalu ada pasrah secara total pada kehendak Tuhan
Slalu bersama untuk Yang Maha Kuasa. Pada posisi ini seseorang
kemenangan Kami arema menjadi manusia yang bertakwa.
Takwa adalah kedudukan manusia
Ada yuli simpil, cak no, el kephet yang paling mulia di hadapan Tuhan. Takwa
ganis rumpoko Arema 86 banyak adalah kondisi atau capaian spiritual manu-
korwil lainya sia di mana ia merasakan ketundukan kepa-
Semuanya siap menangis siap da Tuhan Yang Maha Kuasa, atau ia mera-
teriak sakan melalui ruhnya yang terdalam bahwa
Kita harus menang-Kita harus penglihatannya, pikirannya, perkataannya,
menang kapanpun-kapanpun dan tindakannya digerakkan oleh Tuhan
Yang Maha Berkehendak. Tentu saja capai­
Dimanapun-dimanapun an antara orang yang satu dengan yang lain
bagaimanapun-bagaimanapun berbeda-beda. Tetapi paling tidak setiap diri
Arema-arema kita harus menang manusia dapat mengetahui sendiri di mana
Kita harus menang
302 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 290-303

posisi capaian ketakwaannya. Seseorang final dari semua para pihak yang terlibat se-
dapat merasakan ketundukannya pada Tu- cara langsung atau tidak di klub sepak bola.
han bisa sepuluh persen, lima belas persen, Titik Tuhan diindikasikan dengan takwa,
lima puluh persen, tujuh lima persen, dan yaitu suatu kondisi di mana manusia mera-
yang paling ideal adalah seratus persen. Ke- sakan secara sadar ketundukan total pada
tundukan seratus persen ini adalah ketun- kehendak Tuhan YME.
dukan total, yaitu penyerahan diri kepada Dengan demikian, klub sepak bola me-
Tuhan secara total. Ia tidak memiliki ego miliki kinerja yang baik atau buruk terlihat
lagi, yang ada hanya Tuhan. Ini adalah ca- pada tingkat kesejahteraan materi (nilai kon-
paian paling tinggi. Tidak ada lagi capaian trak, gaji, dan lain-lainnya), kesejahteraan
spiritual yang lebih tinggi dari penyerahan mental (perhatian, tanggungjawab, ikhlas,
total ini. ikhsan, dan lain-lainnya), dan kesejahteraan
Konsep kinerja berketuhanan. Seperti spiritual (takwa) yang dicapai dan dirasakan
telah dijelaskan di atas bahwa titik pusat oleh para pihak yang terlibat dalam klub
bola adalah simbol tujuan akhir dari para tersebut (cf. Kaplan dan Norton 1996).
pihak klub sepak bola. Menurut konsep ini
para pihak yang berkepentingan dengan SIMPULAN
klub sepak bola merupakan bagian utama Para pihak yang terdiri dari pemain,
dan penting, karena mereka adalah sum- pemilik, pengelola, pelatih, pendukung (sup-
ber daya manusia yang dapat menentukan porter), dan pendonor merupakan unsur
maju-mundurnya dan menentukan arah utama dalam bangunan konsep kinerja klub
pengembangan klub sepak bola. Se­ bagai sepak bola. Oleh karena itu, konsep ini ber-
pihak yang memegang peranan penting, orientasi pada model humanis yang dapat
maka secara ideal para pihak klub sepak mendorong para pihak untuk terlibat aktif
bola menjalani profesinya tidak sekedar me- dalam memperoleh kesejahteraan materi,
majukan dan menikmati estetika permainan mental, dan spiritual. Capaian puncak, yang
sepak bola, tetapi juga menjadikan profesi sebetulnya merupakan bagian terdalam dari
persepakbolaan sebagai jalan menuju kepa- diri manusia, adalah takwa.
da Tuhan. Mengapa demikian? Karena kem- Para pihak secara kondusif dapat
bali kepada Tuhan adalah tujuan yang pasti mencapai kedudukan yang tinggi dalam
dan konkrit bagi manusia. Oleh karena itu, hidupnya melalui peran dan fungsinya ma-
menjalani aktivitas profesi sepak bola meru-
sing-masing dalam klub. Para pihak dapat
pakan ajang atau merupakan lapangan bagi
berangkat dari titik capaian kesejahteraan
para pihak untuk berlomba-lomba berbuat
materi untuk masuk ke tujuan terdalam,
kebaikan dalam rangka kembali kepada Tu-
yaitu takwa sebagai kesejahteraan spiritual,
han YME dengan jiwa yang suci dan tenang.
dengan menggunakan jembatan kesejahter-
Kinerja klub sepak bola merupakan
aan mental malangkuçeçwara.
konsep yang mengutamakan manusia se­
Jadi, kegiatan bersepakbola beserta or-
bagai makhluk mulia, di mana kemuliaan-
ganisasinya dapat digunakan untuk dapat
nya terukur pada seberapa jauh manusia
tersebut telah tunduk dan patuh pada ke- digunakan untuk menanamkan benih-benih
hendak Tuhan. Semakin tunduk dan patuh, kebaikan untuk semua orang. Aktivitas
maka semakin bertakwa dan mulia. Dengan menanam benih kebaikan didorong oleh
metafora bola dan konsep basa wali-an, nilai-nilai kebaikan yang ada dalam setiap
maka konsep kinerja yang biasanya berori- diri manusia. Semuanya digunakan untuk
entasi keluar (materi) kemudian dibalik dan kembali pada Tuhan, innaa lillaahi wa innaa
diarahkan ke dalam (spiritual). Bagian luar ilaihi raajiuun, salam satu jiwa, dan salam
bola dikonotasikan sebagai kulit luar yang titik Tuhan!
sifatnya materi (seperti keinginan untuk
mendapatkan laba maksimal, aktiva yang DAFTAR RUJUKAN
besar, dan akumulasi modal). Dari kulit Amir, Eli dan Gilad Livne. 2005. Account-
materi ini kemudian ditarik ke dalam de­ ing, Valuation and Duration of Football
ngan menggunakan tali kebenaran malang­ Player Contracts, Journal of Business
kuçeçwara, yaitu tali pada tataran mental Finance & Accounting 32:549-586.
yang dapat menghubungkan lapisan materi Anonim 1. 2014. Basa Walikan Malang,
sifat manusia ke lapisan terdalam, yaitu ti- Saksi Bisu Zaman Perjuangan. http://
tik pusat bola, yang tidak lain adalah titik aremaniakorwilfacebook.blogspot.
Tuhan. Titik Tuhan ini yang menjadi tujuan com/2011/06/bahasa-walikan-
Triyuwono, Akuntansi Malangan: Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja Klub... 303

malang-saksi-bisu-zaman.html. (Diak- 2005, from www.athleticinsight.com/


ses tanggal 30 Mei 2014). Vol2Iss2/Personnel.htm
Anonim 2. 2014. Kota Malang. http:// Hyllegard, R., S. Radlo, dan D. Early. 2001.
id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang “Attribution of athletic expertise by col-
(Diakses tanggal 31 Mei 2014). lege coaches.” Perceptual and Motor
Bladon, Lee. 2007. The Science of Spiritual- Skills, Vol. 92, No. 1, hlm 193-207.
ity: Integrating Science, Psychology, Phi- Kaplan, R. S dan D. P. Norton. 1996. The
losophy, Spirituality, and Religion. NP: Balanced Scorecard: Translating Strate-
EsotericScience. gy into Action. Harvard Business School
Burton, Nick dan Simon Chadwick. 2014. Press. Boston.
From Beckham to Ronaldo. Assessing Kaplan, R. S. dan D.P. Norton. 1992. “The
the Nature of Football Player Brands. Balanced Scorecard: Measures that
http://www.econ.upf.edu/docs/semi- Drive Performance.” Harvard Business
nars/chadwick.pdf. (diakses 28 Mei Review, (January-February), hlm 71-
2014). 79.
Chodjim, Achmad. 2002. Syekh Siti Jenar: Murphy, Joseph. 2006. The power of your
Makna Kematian. Serambi. Jakarta. subsconscious mind. Pocket Books.
Chodjim, Achmad. 2003. Mistik dan Makrifat London.
Sunan Kalijaga. Serambi. Jakarta. Newberg, Andrew dan Mark Robert Wald-
Chodjim, Achmad. 2007. Syekh Siti jenar: man. 2009. How God changes your
Makrifat dan Makna Kehidupan. Ser- brain. Ballantine Books. New York.
ambi. Jakarta. Niednagel, J. 2004. Jon Niednagel appears
Chodjim, Achmad. 2013. Syekh Siti Jenar: again on ESPN TV, this time questioned
Makrifat Kasunyatan. Serambi. Jakar- on his perspective of the top quarter-
ta. backs in the 2005 NFL Draft. Jon high-
Chopra, Deepak dan Leonard Mlodinow. lights Utah’s Alex Smith and Aaron
2012. Is God an Illusion? The Great De- Rogers of Cal Berkeley. http://www.
bate between Science and Spirituality. braintypes.com/espnews.wmv.
Rider. London. Spieler, Martin, D.R. Czech, A.B. Joyner,
Creswell, John W. 2005. Educational Re- B.Munkasy, N.Gentner dan J. Long.
search: Planning, Conducting, and Eval- 2007. “Predicting Athletic Success:
uating Quantitative and Qualitatice Re- Factors Contributing to the Success of
search. Pearson Education. New Jersey. NCAA Division I AA Collegiate Football
Erikson, Päivi dan Anne Kovalainen. 2008. Players.” Athletic Insight: The Online
Qulaitative Methods in Business Re- Journal of Sport Psychology, Vol. 9, No.
search. Sage. London. 2, hlm 22-33.
Forker, J. 2005. “Discussion of Account- Van Maanen, J. 1979. “Reclaiming qualitative
ing, Valuation and Duration of Football methods for organisational research: a
Player Contracts.” Journal of Business preface, the territory is not the map.”
Finance & Accounting, Vol. 32, No. 3, Administrative Science Quarterly, Vol.
hlm 587-598. 24, No. 4, hlm 520-526.
Gee, Judee. 1999. Intuition: Awakening Your Wulandari, P.P. 2012. Mengungkap Makna
Inner Guide. Weiser Book. Boston. Pemain Sepak Bola Sebagai Aset Klub
Humara, M. (2000). “Personnel selection in (Studi Fenomenologi pada PT. Arema
athletic programs.” Athletic insight, Indonesia). Tesis tidak dipublikasikan.
Vol. 2, No. 2. Retrieved September 29, Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai