Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PENGERTIAN
Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya(Poter & Perry, 2005).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting (Fitria, 2009).
Menurut Orem (1971) dalam Kozier (2010), defisit perawatan diri terjadi
bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan
perawatan diri yang disadari.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara
mandiri (Kelliat, dkk, 2010).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa defisit perawatan
diri adalah ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhannya dalam hal
kebersihan untuk kesejahteraan secara fisik dan psikis.

B. RENTANG RESPON
Respon adaptif Respon
maladaptif

Perawatan Diri Kadang Tidak melakukan


Seimbang perawatan diri perawatan diri
Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
Kadang perawatan diri kadangtidak, saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
Tidak melakukan perawatan diri. Klien mengatakan tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat menghadapi stressor.
1. Jenis-jenis Perawatan Diri
a. Kurang perawatan diri: mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/ kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri: mengenakan pakaian/ berhias
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri
c. Kurang perawatan diri: makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri: toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Data Subyektif
a. Mengatakan malas mandi.
b. Tidak tahu cara makan yang baik.
c. Mengatakan tidak tahu cara dandan yang baik.
d. Mengatakan tidak tahu cara BAB/BAK yang baik.
e. Merasa tidak berguna.
f. Merasa tidak perlu mengubah penampilan.
g. Merasa tidak ada yang peduli.
2. Data Objektif
a. Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiriditandai dengan kemampuan
mengambil makan sendiri , makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidakmampuan toileting secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan air setelah
BAB/BAK.
e. Malas, tidak ada inisiatif (Stuart dan Sudden, 2009).

Menurut Depkes (2000) dalam Dermawan & Rusdi (2013) tanda dan gejala
klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor.
b) Rambut dan kulit kotor.
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif.
b) Menarik diri, isolasi diri.
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
a) Interaksi kurang.
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :


a. Data subyektif
1) Pasien merasa lemah
2) Malas untuk beraktivitas
3) Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
1) Rambut kotor, acak – acakan
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau.
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku panjang dan tidak terawatt
6) Mekanisme Koping
7) Regresi
8) Penyangkalan
9) Isolasi diri, menarik diri
10) Intelektualisasi

D. PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat kerusakan strukktur di lobus frontal dimana lobus tersebut
berpengaruh terhadap proses kognitif.
2) Ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa.
3) Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh pada fungsi
perhatian memori.
4) Suplay oksigen dan glukosa terganggu.
b. Psikologis
Faktor yang mempengaruhi defisit perawatan diri antara lain :
1) Halusinasi
Klien terlalu menikmati halusinasinya.
2) Harga diri rendah
Klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri.
3) Waham
Klien merasa ada halyang mengancam dirinya.
4) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
inndividu tdak peduli dengan kebersihan dirinya.
c. Sosial Budaya
1) Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri dan
lingkungannya. Situasi lingkunga mempengaruhi kemampuan
latihan dalam perawatan diri.
2) Praktek sosial pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3) Status sosial ekonomi, personal hygienememerlukan alat dan
bahan seperti sabun, pasta gigi, shampo dan alat madni lainnya
yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

2. Fakor Presipitasi
a. Faktor biologis, sakit fisik (kecacatan, kelemahan, kelelahan, nyeri dan
gangguan sistem neuromuscular).
b. Faktor psikologis, menurunnya motivasi seperti malas.
c. Faktor sosial budaya, adanya pembatasan kontak sosial dengan teman
dan keluarga, perbedaan budaya, lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
d. Konsep diri menyukai tubuh / fisik, merasa tidak, gambaran diri
seperti tidak sempurna (Kelliat, dkk, 2010).
E. AKIBAT
Defisit perawatan diri adalah akibat dari masalah keperawatan jiwa
lainnya seperti halusinasi, isolasi sosial, HDR, yang dapat berakibat kurang
nya perawatan diri. Secara klinis, defisit perawatan diri dapat menyebabkan
kuman kuman masuk dan bersifat patologis. (Yosep, 2007)

F. PSIKOPATOLOGI
Gangguan jiwa dapat bersumber dari faktor genetik (masyarakat
umum,orang tua,saudara kandung, anak), lingkungan dan juga ekspresi emosi
yang berlebihan. Semua itu membuat individu mengalami stressor. Dari
ketidakmampuan individu menghadapi stressor akan berimbas ke koping yang
tidak efektif. Dari koping yang tidak efektif tentunya akan menimbulkan
banyak masalah. Jika menimbulkan ganguan berfikir, maka akan terjadi
waham. HDR dan kecemasan yang berimbas ke halusinasi dan resiko perilaku
kekerasan. Koping individu yang tidak efektif juga dapat menururnkan
motivasi dan kemampuan dalam hubungan sosial yang menyebabkan isolasi
sosial, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan dan DPD (Stuart dan Sudden,
2009).

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA


Diagnosa keperawatan utama adalah defisit perawatan diri

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada defisit perawatan diri adalah strategi pelaksanaan defisit
perawatan diri
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Tindakan Mandiri
SP I
1) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,
makan/minum
2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3) Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
4) Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat
gigi, cuci rambut, potong kuku
5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, skat gigi 92
kali perhari) cuci rambut (2 kali perminggu) potong kuku (1 kali
perminggu)
SP II
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
2) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka
untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan
SP III
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan
2) Jelaskan cara dan alat makan dan minum
3) Latih cara makan dan minum yang baik
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum yang baik
SP IV
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum.
Beri pujian
2) Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
3) Latih BAB dan BAK yang baik
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum, dan BAB dan BAK.
SP V
1) Evaluasi kegiatan latihan dan perawatan diri : kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum, BAB dan BAK. Beri pujian
2) Latih kegiatan harian
3) Nilai kemampuan yang telah dilakukan mandiri
4) Nilai apakah perawatan diri telah baik

2. Tindakan modalitas
Libatkan pasien dalam terapi kelompok, terapi kognitif dan dalam
kegiatan sehari-hari.

3. Tindakan kolaboratif
1) Berikan obat-obatan sesuai program.
2) Pantau efek samping pengobtan.

J. DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, Y. 2007. Buku ajar keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
2. Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan
Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
3. Kelliat, dkk. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC.
4. Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta : Refika Aditama.
5. Stuart dan Sudden.2009. bukku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
6. Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksana Tindakan Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN
PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 1

Pertemuan ke ..
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
- Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju
Data objektif :
- Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
b. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
c. membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
d. menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik
Salam : Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama
saya Devi. Saya mahasiswa praktek dari unriyo yang akan dinas di
ruangan ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00
pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah
sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan Bu hari ini? apakah ibu sudah mandi? Apakah ibu
merasa marah ? apakah ibu mendengar suara suara yang tidak ada
wujudnya ? apakah ibu merasa ingin mengakhiri hidup ?
c. Kontrak.
Topik : Baiklah Bu, bagaimana kalau hari ini kita mendiskusikan
tentang kebersihan diri?
Waktu : Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?
Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di
ruang tamu?.
2. Fase kerja.
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Apakah ibu tau cara menyisir
rambut ? apakah ibu tau cara makan minum yang baik ? apakah ibu tau cara
BAB dan BAK yang baik ? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa alasan ibu
sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri
dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut ibu yang bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk
menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa
saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa
menyebutkan dengan benar.
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja
tina menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran
dan bedandan? Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk
berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.
Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari.
Kalau minum sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja
yang disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan
yang baik menurut ibu? Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula yang
dilakukan setelah makan?
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu
BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan
minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara
melakuakn mandi, keramas dan gosok gigi. Ya benar
pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil shampo
gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.selanjutnya
mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan ke belakang.
Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu
sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya ibu bisa pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik ..
baiklah bu bagaimana kalau kegiatan kita hari ini kita masukkan kedalam
jadwalkegiatan harian .. disini ada hari/tanggal, nama kegiatan dan keterangan
ya .. kita tuliskan hari ini tanggal .. nama kegiata nya menjaga kebersihan diri
ya bu keterangan nya bantuan ya (B) nanti apabila ibu sudah melakukan
kegiatan ya bisa dituliskan disini bantuan (B) mandiri (M) dan tidak dilakukan
(TD) .. bagaimana ibu mengerti ? bagus sekali ya bu
3. Terminasi.
Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan
tentang pentingnya kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan
kebersihan diri?
Evaluasi objektif : Sekarang coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi?
Apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara menjaga
kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah menjawabnya dengan benar.
Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat dicermin, lebih bersih dan
segar ya.
a. RTL
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus
mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 1 kali seminggu. Nanti
ibu kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan
ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
b. Kontrak yang akan datang :
Topik : Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
cara berdandan. apakah ibu bersedia?
Waktu : Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat : Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa
besok ibu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

Anda mungkin juga menyukai