Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SURVEI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR AREA

HCV PT AWL/KMS BUKIT SANTUAI, KALIMANTAN TENGAH

I. TUJUAN
Tujuan kegiatan survei ini adalah:
 Mendapatkan gambaran umum potensi desa-desa
 Mengetahui aktivitas ekonomi masyarakat
 Mengetahui perspektif masyarakat terhadap hutan

II. METODE
A. Tempat dan Waktu
Survei dilakukan di 3 desa meliputi:
 Tumbang Penyahuan
 Tumbang Keminting
 Tanah Haluan

B. Metode penggalian data


1. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada Pemerintah Desa, tokoh adat, dan
masyarakat umum. Pertanyaan meliputi:
a. Bagaimana kondisi umum desa?
b. Berapa rata-rata luas kepemilikan lahan masyarakat, dan bagaimana
pemanfaatannya?
c. Apa saja mata pencaharian masyarakat?
d. Apakah telah ada inisiatif ekonomi maupun konservasi di
masyarakat desa?

2. Survey lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan dokumentasi. Survey
keanekaragaman jenis lebah di perkebunan sawit dan sekitar
pemukiman dilakukan untuk menentukan potensi pengembangan lebah
di sekitar kebun sawit.
III. HASIL
a. Kondisi Umum Desa
Secara umum, ketiga desa yang dikunjungi memiliki beberapa
persamaan dalam hal ketersediaan fasilitas publik. Pertama, ketiga desa
sama-sama belum terjangkau jaringan listrik PLN sehingga saat ini masih
menggunakan genset yang dikelola secara personal. Kedua, ketiga desa
tidak memiliki layanan air bersih, sebagian masyarakat memiliki sumur
bor. Untuk pemenuhan kebutuhan air minum, sebagian besar
masyarakat di ketiga desa membeli air minum isi ulang.

b. Luas Kepemilikan Lahan


Luas kepemilikan lahan rata-rata 5-10 ha
Pemanfaatan utama:
• Kebun karet
• Kebun sawit rakyat
• Agroforestri sederhana
• Ladang
• Belum termanfaatkan (semak belukar)

c. Mata Pencaharian Masyarakat


Berikut ini adalah beberapa mata pencaharian utama masyarakat ketiga
desa yang disurvei:
• Karyawan kebun sawit,
• Swasta,
• Petani (ladang)

Menurut informasi dari perangkat desa, semenjak dibukanya


perkebunan sawit di sekitar desa, sebagian besar masyarakat beralih
dari pertanian ke sektor formal dengan menjadi karyawan di
perusahaan-persahaan sawit. Jenis-jenis pekerjaan mereka bervariasi
mulai dari buruh petik, hingga menjadi karyawan di tingkat manajemen.
Dengan berlihnya jenis pekerjaan masyarakat tersebut, maka
pemanfaatan produk hutan semakin menurun. Saat ini hanya kayu dan
rotan yang masih dimanfaatkan, dan umumnya terbatas untuk
penggunaan sendiri.

d. Inisiatif Ekonomi Masyarakat


Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung di lokasi, jenis
usaha baru yang saat ini berkembang di tiga desa yang disurvei adalah
sebagai berikut:

1. Usaha rumah walet


Pembangunan rumah-rumah walet dimulai pasca pembukaan kebun
sawit. Populasi burung walet dilaporkan semakin meningkat sejak
sekitar tahun 2010. Fenonema tersebut ditangkap sebagai peluang
usaha oleh beberapa orang, sehingga sejak 2011 rumah-rumah wallet
mulai didirikan. Setelah terbukti berhasil, usaha tersebut kemudian
banyak ditiru oleh masyarakat lainnya.

Populasi rumah walet terbanyak di Tumbang Penyahuan sebanyak


kurang lebih 60 unit, sedangkan di dua desa lainnya jumlahnya masih
jauh lebih sedikit. Sebagian besar rumah walet dimiliki oleh
masyarakat. Meskipun menurut informasi dari masyarakat, para
investor mulai tertarik untuk masuk.

Sebuah rumah walet yang produksinya bagus dapat menghasilkan 3-


4 kilogram/rumah/bulan. Sedangkan untuk rumah yang masih baru
rata-rata menghasilkan 1-2 kilogram/bulan. Pembangunan rumah
walet belum tentu berhasil mendatangkan burung untuk datang dan
tinggal di rumah yang disediakan. Harga sarang walet pada saat
survei ini dilakukan adalah sebesar Rp. 11.000.000,-/kg.
2. Budidaya tanaman keras
Selain membangun rumah burung walet, masyarakat di ketiga desa
memiliki ketertarikan terhadap budidaya tanaman kayu, khususnya
sengon dan jabon. Beberapa orang secara swadaya telah mulai
menanam bibit sengon dan jabon di lahan masing-masing.

Pemerintah Desa Tumbang Kaminting bahkan telah berinisiatif


membuat program pemberdayaan masyarakat berupa pembagian
benih sengon (total 69 kg).

Kendala yang dihadapi saat ini adalah masyarakat belum memiliki


gambaran pemasaran bagi komoditas tersebut. Selain itu, masih ada
kendala perijinan tata niaga kayu yang berasal dari kebun masyarakat
yang dapat menghambat pemasaran tanaman kayu yang dihasilkan
masyarakat.

e. Inisiatif Konservasi Masyarakat


Inisiatif penetapan Bukit Santuai sebagai Hutan Adat Konservasi &
Spiritual yang digagas oleh masyarakat adat. Saat ini sudah ada
kepanitian yang terdiri dari pihak kecamatan, tokoh adat, pemerintah
desa, dan perusahaan-perusahaan di sekitar. Pengukuhan tersebut
telah mendapatan dukungan dari Pemerintah Kabupaten dan DPRD.

Harapan masyarakat terhadap pengukuhan Bukit Santuai sebagai


Hutan Adat Konservasi & Spiritual adalah munculnya kegiatan
ekonomi berbasis kepariwisataan sehingga dapat memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat di desa-desa sekitarnya.

Ada beberapa desa yang berbatasan langsung dengan Bukit Santuai,


namun baru Tumbang Panyahuan yang secara formal masuk dalam
kepanitiaan pengukuhan Bukit Santuai.
f. Potensi lebah madu
Dijumpai setidaknya 9 jenis lebah meliputi marga Apis dan Trigona
(lebah kelulut) di area perkebunan sawit AWL/KMS, dan kawasan
pemukiman di tiga desa yang disurvei. Jenis-jenis lebah tersebut
meliputi:
 Apis dorsata
 Apis koschevnikovi
 Trigona (Heterotrigona) itama
 Trigona (Lophotrigona) canifrons
 Trigona (Tetragonilla) colina
 Trigona (Tetragonula) fuscobalteata
 T. melina
 T. laeviceps
 Trigona (Tetragonula) sp.

Beberapa jenis lebah diketahui mendatangi bunga sawit, meliputi: Apis


koschevnikovi, Trigona (Tetragonula) melina, dan T. laeviceps. Beberapa
jenis lebah yang dijumpai dapat dikembangkan untuk dibudidayakan
dan memiliki nilai ekonomi.
LAMPIRAN

Gambar 1. Situasi Desa Tumbang Penyahuan

Gambar 2. Sebuah sekolah dasar di Tumbang Kaminting

Gambar 3. Sebuah situs budaya berupa makam bagi penganut Hindu


Kaharingan
Gambar 4. Tumpukan kayu ulin, kayu yang kini semakin sulit diperoleh.

Gambar 5. Kebun karet yang tidak disadap.

Gambar 6. Varietas padi lokal yang ditanam di rawa.


Gambar 7. Trigona (Tetragonilla) colina menyukai bunga Turnera sp.

Gambar 8. Lebah madu merah Apis koschevnikovi mendatangi bunga jantan


sawit

Gambar 9. Trigona laeviceps memanen serbuk sari sawit.

Anda mungkin juga menyukai