Anda di halaman 1dari 5

Topik: Pneumonia Aspirasi dd susp croup

Tanggal (kasus): 17/03/2018 Presenter: Yudo Prabowo

Tangal presentasi: Pendamping: dr. Avia Atryka

Tempat presentasi: RS Bhayangkara Anton Soedjarwo

Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Anak perempuan usia 1 tahun 6 bulan datang dengan keluhan sesak dan batuk
secara mendadak yang sebelumnya tidak ada keluhan sesak dan batuk.

□ Tujuan: Melakukan penegakkan diagnosis serta penatalaksanaan awal pada pasien dengan s
pneumonia aspirasi dd susp croup

Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara membahas: □ Diskusi □Presentasi dan □ E‐mail □ Pos


diskusi

Data pasien: Nama: An. N Umur : 1 tahun 6 bulan


BB : 10kg

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Pneumonia aspirasi dd susp croup

Batuk dan sesak secara tiba-tiba yang tanpa didahului riwayat batuk-batuk sebelumnya dan
terdapat riwayat tersedak benda asing sebelumnya

Pada pemeriksaan fisik, sensorium compos mentis, PGCS E4 V5 M6, TD -, ND 146x/m


regular lemah, RR 45x/m spO2 96% on nasal canul 2L  99%

2. Riwayat Pengobatan : penggunaan obat nebulizer untuk reliever asma

3. Riwayat kesehatan/penyakit : Asma Bronchial

4. Riwayat keluarga/masyarakat: Riwayat keluhan serupa dan penyakit lain pada anggota
keluarga disangkal

5. Riwayat Imunisasi : legkap hingga 9 bulan


6. Riwayat Kelahiran : lahir spontan cukup bulan

Daftar Pustaka:

Hasil pembelajaran:

1. Definisi Pneumonia Aspirasi


2. Etiologi, faktor risiko dan patofisiologi pneumonia Aspirasi
3. Manifestasi klinis Pneumonia Aspirasi
4. Tatalaksana Pneumonia Aspirasi
5. Definisi Croup
6. Klasifikasi Croup
7. Etiologi dan Patofisiologi
8. Manifestasi Klinik
9. Diagnosis
10. Alur tatalaksana croup
Subjektif

Pasien datang ke UGD RS Bhayangkara bersama orangtuanya dengan keluhan batuk yang kuat
dan sesak disertai rewel yang berlebihan, pagi sebelum pasien ke RS dikatakan orang tua
pasien anaknya kesedak kacang yang diakui orang tuanya hanya satu biji dan sudah keluar.
Demam tidak ada, mual muntah tidak ada, makan minum + menurun diakui ibunya.

Beberapa jam observasi di UGD, suara batuk pasien berubah menjadi seperti suara
menggongong.

Objektif

Pemeriksaan fisik

Tanda Vital:

Keadaan umum : Tampak sesak

Kesadaran : Compos mentis (E4 V5 M6)

Tekanan darah : -

Nadi : 146 kali/menit reg

Suhu : 37,5 oC

Pernafasan : 45 kali/menit, saturasi 99% on nassal canul 2L

Status Generalis

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Cahaya Langsung dan
Tidak Langsung (+/+), pupil bulat, isokor, perdarahan subkonjungtiva (-/-)
- Hidung : Septum ditengah, sekret (-/-)
- Telinga : Normotia, sekret (-/-)
- Mulut : Lidah kotor (-), mukosa bibir kering (-), bibir sianosis (-)
- Leher : KGB tidak teraba membesar
- Paru :
 Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga (+)
 Palpasi : fremitus kiri = kanan
 Perkusi : sonor kedua lapangan paru
 Auskultasi : vesikuler, wheezing +/+ , rhonki +/+ , Stridor +
- Jantung :
 Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS ICS V
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), pulsus deficit (-)
- Abdomen : Supel, bising usus (+), hepatomegali (-), splenomegali (-), NT
epigastric (-)
- Ekstremitas : Akral dingin (-), oedem (-), CRT < 2 detik

Pemeriksaan penunjang

Hemoglobin : 11 g/dl

Leukosit : 17.1 /mm3

Trombosit: 326 /mm3

Hematokrit : 32 %
Assessment

Setelah dilakukan anamnesis (subjektif), pemeriksaan fisik (objektif) dan pemeriksaan


penunjang pada pasien, ditegakkan diagnosis pneumonia Aspirasi dd susp croup

Definisi Pneumonia
Pneumonia aspirasi didefinisikan sebagai inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam
larynx dan saluran pernafasan bawah. Beberapa sindrom pernafasan mungkin terjadi setelah
aspirasi, tergantung pada jumlah dan jenis material aspirasi, frekuensi aspirasi dan respon host
terhadap material aspirasi. Pneumonitis aspirasi (Mendelson’s syndrome) adalah jejas kimia
yang disebabkan oleh inhalasi isi lambung.2 Nama lain nya yaitu Anaerobic pneumonia,
aspirasi vomitus, pneumonia necrotizing, pneumonitis aspirasi, pneumonitis kimia.

Etiologi dan Faktor Resiko


Terdapat 3 macam penyebab sindroma pneumonia aspirasi, yaitu aspirasi asam lambung
yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal
menyebabkan pneumonia bakterial, Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau vegetable oil
dapat menyebabkan exogenous lipoid pneumonia. Apirasi benda asing merupakan
kegawatdaruratan paru dan pada beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia
bakterial.1

Bayi dengan
Edukasi oranglesi
tua obstruktif, seperti atresia esophagus atau obstruktif, penderita dengan
 Pertimbangkan
disautonomia Kortikosteroid
familial dan penderita dengan gangguan kesadaran  Minimal handling faktor resiko
merupakan
kortikosteroid dosis deksametason 0,15-0,30 Croup
O 2 derajat
4 lpm berat
dan nebulisasi
terjadinya
 tunggalsindroma
Rawat/observasi
(oral) aspirasi.
di IGD Lebih dari 90 % penderita
mg/kg atau Prednison 1-2  bergejala
Nebulisasi dalam dan jam,
adrenalin
 adrenalin 1
Stridor menetap (dosisdan hampir
saat
 Ulangi
 Periksa pemberian
kemampuan sama) dan kortikosteroid
istirahat
kortikosteroid sistemik
semua penderita bergejala dalam mg/kg
2jam.(oral)
O
4 atau
2 100% dengan sungkup muka dan nebulisasi
kortikosteroid
orang tua dan oral/12 jam Croup derajat sedang Tidakmembaik
sistemik
 (dosis
Trakeal sama)
tug dan
(dosis sama dengan
Membaik
Croup derajat nebulisasi Budesonide
adrenalin (5ml) 21:1000
Obstruksi jalanringan
 kemampuan
Edukasi napas
ortu yang
pasien  Diagnosis
Stridor saat banding
istirahat  Persiapkan
 pelayanan
Evaluasiulang
retraksi dinding untuk
dada
dalam croup
olehderajat sedang)
 Dipulangkan
 Batuk
mengancam bila tidak mg
menggonggong
Sediakan
jiwapenjelasan jikaIntubasi
kortikosteroid
 Terdapat
 Aspirasi
retraksi
oral asing
anak sesegera
benda mungkin
 Rawat
tindakan
seorang
darurat
terlihat jelas
 Intubasi
 menyediakan
 Tanpa
ada retraksi
stridor
tertulis
Sianosis untuk
transport
saatdada umumtidak dinding
istirahat
dokter berpengaruh
yang
 berpengalaman
Abnormalitas
dada minimalkongenital
 Hubungikonsulen
Pertimbangkan intubasi
 Mampu
Hubungi pusat rujukan pelayanan Apatis dan
kesehatan gelisah
anak
 Penurunan
 Tanpa
yang sianosis
Edukasi
akanorang
followtua
kesadaran pasien
up   Epiglotitis
berinteraksi   Evaluasi
Evaluasi diagnosis
diagnosis
DIPULANGKAN
TIDAK YA
CROUP OBSERVASI Sebagian
Perbaikan
> 4 JAM  Pulsus paradoksus
RAWAT RS

Anda mungkin juga menyukai