Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

“PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI DIINDONESIA”

DISUSUN OLEH :

ANDI FAUZIAH

(C 301 16 016)

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh
Ekspor dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ekspor dan impor, dan juga
bagaimana ekspor dan impor tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Palu, Mei 2018

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini
pada dasarnya mengukur kemampuan suatu Negara untuk memperbesar outputnya dalam laju
yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Simon Kuznet yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara sebagai “kemampuan
Negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya,
pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta
penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”. Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet
berpendapat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yaitu perdagangan Internasional (ekspor dan impor)
Perdagangan Internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir
maupun importir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bangsa asing, dan
Negara asing secara legal. Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut eksportir dan
importir melakukan pembayaran dengan valuta asing.
Perdagangan Internasional ekpor impor ini muncul dikarenakan terbatasnya persediaan di
suatu Negara. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan hubungan harmonis antar bangsa.
Dengan perdagangan internasional ini, banyak pihak dilibatkan dan sama-sama mendapat
keuntungan, baik keuntungan hasil jual maupun keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor
impor juga merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi para pebisnis.
Namun meskipun demikian, hal ini harus tetap dikendalikan oleh kebijakan pemerintah,
khususnya pengendalian impor.
Di Indonesia sendiri pengutamaan ekspor daripada impor sudah digalakan sejak tahun
1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiiring
dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industry subtitusi Impor ke
industry promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar
negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam
antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing
suatu produk.
Berdasarkan permasalahan diatas, kami membuat makalah ini sebagai bentuk karya tulis
yang memaparkan tentang Pengaruh Ekspor dan Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan ekspor impor?


2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab menurunnya atau meningkatnya ekspor impor
bagi perekonomian di Indonesia?
3. Kebijakan apa saja yang diupayakan pemerintah untuk meningkatkan ekspor impor di
Indonesia?
4. Apa saja manfaat dari kegiatan ekspor impor?
5. Apakah dampak positif dan negatif kegiatan impor?
6. Bagaimana pengaruh ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian tentang ekspor dan impor


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor
3. Untuk mengetahui kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam ekspor dan impor
4. Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan ekspor impor
5. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif impor
6. Untuk mengetahui pengaruh ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perdagangan Internasional
Setiap Negara di dunia mempunyai keterbatasan, baik itu keterbatasan sumber daya alam,
sumber daya manusia, maupun teknologi. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi
oleh sumber daya yang tersedia di negara tersebut. Sehingga, setiap Negara di dunia perlu
melakukan interaksi dengan negara lainnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di dalam Negara tersebut, salah satunya melalui perdagangan internasional.
Menurut Damanhuri (2010), perdagangan luar negeri memiliki peranan yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan pembangunan di suatu negara. Model pertumbuhan ekonomi yang
dikembangkan oleh Keynes, perdagangan internasional merupakan salah satu determinan bagi
pendapatan suatu Negara. Secara sederhana, pemikiran Keynes tersebut dapat dijelaskan dalam
persamaan di bawah ini :
Y= C + I + G + (X - M)
Dalam persamaan tesebut, Y adalah pendapatan sebuah negara, C merupakan pengeluaran yang
dikeluarkan oleh rumah tangga, I adalah simbol untuk investasi atau pengeluaran modal yang
dilakukan oleh sektor produsen. G adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah, X
merupakan ekspor yang dilakukan oleh negara, sementara M adalah symbol untuk impor yang
dilakukan oleh suatu negara. Dalam persamaan tersebut, perdagangan internasional disimbolkan
dengan (X – M).

B. Ekspor
Menurut Punan (1992:2), ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam keluar daerah
pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku. Ekspor adalah berbagai macam barang
dan jasa yang diproduksi di dalam negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 206).
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang
dari dalam negeri dan keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor
merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk di
antara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu.
Ekspor merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa besar
pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan
bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja
akan tetapi juga berputar di perdagangan internasional. Oleh sebab itulah dalam jangka panjang
kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara.

C. Impor
Menurut pengertian dari wikipedia bahasa Indonesia, impor adalah proses transportasi
barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, yang umumnya melalui
transaksi perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau
komoditas dari negara lain ke dalam negeri.
Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional
termasuk di dalamnya kegiatan ekspor. Impor dalam bahasa sederhana merupakan kegiatan
membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri. Merujuk pada undang-undang perpajakan
maka impor adalah kegiatan atau aktivitas memasukkan barang dari luar wilayah Pabean
Indonesia (luar negeri) ke dalam wilayah Pabean Indonesia. Sedangkan pengertian dari wilayah
pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang
udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen
yang di dalamnya berlaku undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang kepabeanan. Keputusan
untuk melakukan kegiatan impor tidak terlepas dari adanya kebutuhan dalam negeri sendiri
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat disupply oleh perusahaan lokal.

D. Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Boediono didefinisikan sebagai penjelasan
mengenai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan
penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Pengertian pertumbuhan ekonomi sendiri sudah mencakup pada bahasan yang lebih luas,
diantaranya pengertian menurut Prof. Simon Kuznets, Jhingan pertumbuhan ekonomi adalah
adanya peningkatan kemampuan suatu negara dalam jangka panjang untuk menyediakan
semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya. Definisi ini mempunyai tiga komponen, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus
persediaan barang
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang
kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat
manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

E. Produk Domestik Bruto (PDB)


Gross Domestic Product (GDP) atau biasa dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB)
menurut wikipedia Bahasa Indonesia merupakan nilai pasar semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB juga merupakan salah satu variabel
yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional. PDB dapat pula diartikan sebagai nilai
keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) karena
memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.
Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan
apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
Sebaliknya, PNB memperhatikan asal-usul faktor produksi yang digunakan.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran pemerintah + (ekspor-impor)
Sementara pendekatan pendapatan yang diterima faktor produksi:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Pada dasarnya, secara teori PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus
menghasilkan angka yang sama. Namun dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan
pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspor Dan Impor


Banyak orang atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri.
Kegiatan tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan
eksportir. Tujuan eksportir adalah untuk memperoleh keuntungan. Harga barang-barang yang
diekspor tersebut di luar negeri lebih mahal dibandingkan dengan di dalam negeri. Jika tidak
lebih mahal, eksportir tidak tertarik untuk mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi
itu, kegiatan ekspor tidak akan menghasilkan- keuntungan.
Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin
banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang
yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas)
dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak tanah, bensin, solar, dan
elpiji. Adapun barang-barang yang termasuk nonmigas sebagai berikut :
1. hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra;
2. hasil laut terutama ikan dan kerrang;
3. hasil industri. Contohnya kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-
bahan kimia, pupuk, dan kertas;
4. hasil tambang nonmigas. Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.
Banyak orang atau lembaga yang membeli barang dan luar negeri untuk dijual lagi di
dalam negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau lembaga yang melakukan
impor disebut importir. Importir melakukan kegiatan impor karena menginginkan laba. Kegiatan
impor dilakukan jika harga barang yang bersangkutan di luar negeri lebih murah. Harga yang
lebih murah tersebut karena antara lain:
1. negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebth banyak;
2. negara penghasil bisa memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
3. negara penghasil bisa memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
 Ekspor
Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-
faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa
Faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong untuk
meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan prosedur
ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor,
dan penyediaan sarana ekspor.
2. Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri
Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi harga di pasar
dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah barang
yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk
meningkatkan ekspornya
3. Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian
tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir
harus ahli di bidang strategi pemasaran.
 Impor
1. Banyaknya kebutuhan pangan penduduk Indonesia, sementara produksi pangan warga
tidak mencukupi kebutuhan tersebut.
2. Beberapa negara menjual bahan pangan dengan harga yang lebih murah dan kualitas
yang sama.
3. Sulitnya menemukan bahan pembantu dalam produksi kebutuhan pangan sehingga
beberapa bahan pangan tersebut harus diimport dari negara lain.
4. Tidak percayanya penduduk Indonesia atas produksi dalam negeri yang kualitasnya di
bawah kualitas jika mengimpor dari negara lain.
C. Kebijakan Pemerintah
 Ekspor
Untuk mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan sebagai
berikut:
1. Menambah macam barang ekspor
Misalnya, semula mengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan minyak
kelapa sawit. Adapun penganekaragaman horizontal berarti menambah macam barang yang
diekspor dengan barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama.
2. Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu memberikan fasilitas kepada produsen barang
ekspor. Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan
yang digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut di
dalam negeri juga murah.
3. Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri
Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih murah.
Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat bunga pinjaman
yang nendah.
4. Menciptakan iklim usaha yang kondusif
Pemerintah mendorong peningkatan ekspor dengan memberikan kemudahan-kemudahan
misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor.
5. Menjaga kestabilan kurs valuta asing
Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam meramal nilai
rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para eksportir menjadi lebih
mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar internasional. Keadaan ini
menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan perdagangan internasional.
6. Pembuatan perjanjian dagang internasional
Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian. Perjanjian
tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau penjual suatu
barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara memperoleh keuntungan yaitu: penjual
dapat mempunyai pasar yang pasti, dan pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti
7. Peningkatan promosi dagang di luar negeri
Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan promosi
dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang, festival olah raga, seni,
maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh
individu, lembaga swasta, maupun pemerintah.
Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menangani promosi
dan pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang
Indonesia atau Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) yang mengusahakan agar produk-
produk Indonesia dikenal di luar negeri.
8. Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha kecil
dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang diminati
pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui
bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut.
 Impor
Kegiatan impor di satu pihak sangat dibutuhkan oleh suatu negara untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi di lain pihak dapat merugikan perkembangan industri dalam negeri. Agar
tidak merugikan produk dalam negeri diperlukan adanya kebijakan impor untuk melindungi
produk dalam negeri (proteksi) dengan cara berikut:
a. Pengenaan Bea Masuk
Barang impor yang masuk ke dalam negeri dikenakan bea masuk yang tinggi sehingga harga jual
barang impor menjadi mahal. Hal ini dapat mengurangi hasrat masyarakat membeli barang
impor dan produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor.
b. Kuota Impor
Kuota impor merupakan suatu kebijakan untuk membatasi jumlah barang impor yang masuk ke
dalam negeri. Dengan dibatasinya jumlah produk impor mengakibatkan harga barang impor tetap
mahal dan produk dalam negeri dapat bersaing dan laku di pasaran.
c. Pengendalian Devisa
Dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk membayar barang impor
dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau juga membatasi jumlah barang impor yang
akan dibeli.
d. Substitusi Impor
Kebijakan mengadakan substitusi impor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
luar negeri dengan mendorong produsen dalam negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang
yang diimpor dari luar negeri.
e. Devaluasi
Kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing. Misalnya: 1US$ = Rp8.000,00 menjadi 1USS$ = Rp
10.000,00. Dengan devaluasi dapat menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
dihitung dengan mata uang dalam negeri, sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.

D. Manfaat Kegiatan
 Ekspor
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat
kegiatan ekspor:
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar
negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh
masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin
meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan produksi
batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada
masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan
demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan
negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan
meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin
luas.
 Impor
1. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang
berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika
tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan
tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan
Amerika memperoleh minyak kelapa sawit. Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan
barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu
memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan
Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.
2. Memperoleh Teknologi Modern
Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya,
penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses
penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa
menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas. Tingkat teknologi di negara kita
umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas
sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor teknologi
dari luar negeri. Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar
informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
3. Memperoleh Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil
dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan
plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada
yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai
bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga
pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.

E. Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Impor


Kegiatan impor mempunyai dampak positif dan negatif terhadap perekonomian dan
masyarakat. Untuk melindungi produsen di dalam negeri, biasanya suatu negara membatasi
jumlah (kuota) impor. Selain untuk melindungi produsen dalam negeri, pembatasan impor juga
mempunyai dampak yang lebih luas terhadap perekonomian suatu negara.
Dampak positif pembatasan impor tersebut secara umum sebagai berikut :
1. menumbuhkan rasa cinta produksi dalam negeri
2. mengurangi keluamya devisa ke luar negeri
3. mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor
4. memperkuat posisi neraca pembayaran.
Negara yang melakukan pembatasan impor juga menerima dampak yang tidak
diinginkan. Dampak negatifnya sebagai berikut :
1. Jika terjadi aksi balas-membalas kegiatan pembatasan kuota impor, maka perdagangan
internasional menjadi lesu. Dampak selanjutnya adalah, terganggunya pertumbuhan
perekonomian negara-negara yang bersangkutan.
2. Karena produsen dalam negeri merasa tidak mempunyai pesaing, mereka cenderung
kurang efisien dalam produksinya. Bahkan tidak hanya itu, produsen juga kurang
tertantang untuk meningkatkan mutu produksinya. Kegiatan pembatasan kuota impor
oleh suatu negara dapat mengakibatkan tindakan balasan bagi negara yang merasa
dirugikan.

F. Pengaruh Ekspor dan Impor Terhadap Perekonomian Indonesia Tahun 2017


Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu,
ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya
strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor.
Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang
domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk,
selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Adapun perkembangan ekspor dan impor di tahun 2017 cukup positif. Hal ini
ditunjukkan dari neraca perdagangan Februari 2017 yang membukukan surplus USD 1,3 miliar.
Jumlah tersebut ditopang surplus nonmigas USD 2,5 miliar dengan defisit migas USD 1,2 miliar.
Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan periode yang sama tahun 2016 yang
hanya surplus USD 1,1 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan ekspor nonmigas Indonesia
semakin diterima negara mitra dan mengalami kenaikan. Beberapa negara tujuan ekspor yang
meningkat signifikan selama Januari-Februari 2017 adalah ke India, Amerika Serikat, Filipina,
Belanda, dan Pakistan. Negara-negara tersebut penyumbang surplus nonmigas terbesar, yakni
mencapai USD 5,0 miliar. Sementara itu RRT masih menjadi pemicu defisit perdagangan disusul
Thailand, Australia, Perancis, dan Korea Selatan
Defisit dari lima negara itu merupakan defisit nonmigas terbesar yang mencapai USD 3,2
miliar. Menguat Signifikan 19,2% Ekspor Februari 2017 mencapai USD 12,6 milliar atau turun
6,2% dibanding bulan sebelumnya (MoM), namun masih meningkat 11,2% dibanding Februari
2016 (YoY). Adapun nilai kumulatif ekspor yang berhasil dibukukan pada periode Januari-
Februari 2017 mencapai USD 26,0 miliar atau meningkat 19,2% (YoY).
Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 20,1%
(YoY), sementara ekspor migas pada periode yang sama hanya tumbuh 11,2% (YoY). Ekspor
nonmigas Indonesia selama Januari-Februari 2017 ke beberapa negara mitra dagang masih
menunjukkan performa positif. Beberapa negara yang berkontribusi terhadap peningkatan ekspor
nonmigas pada periode tersebut yaitu RRT yang tumbuh 58,8% (YoY), India (76,4%), Filipina
(57,3%), dan Federasi Rusia (94,6%).
Sementara itu, produk ekspor nonmigas Indonesia yang nilai ekspornya naik signifikan
pada Januari-Februari 2017, antara lain besi dan baja (123,8% YoY); bahan kimia organik
(73,4%); minyak sawit (60,0%); berbagai produk kimia (67,4%); karet dan barang dari karet
(59,6%); batu bara (42,5%); serta kopi, teh dan rempah (28,3%). Peningkatan nilai ekspor
komoditas nonmigas yang relatif signifikan tersebut merupakan dampak kembali bersaingnya
harga komoditas dunia
Impor Bahan Baku/Penolong Naik 17,7% Pada Februari 2017, total nilai impor mencapai
USD 11,3 miliar. Total tersebut naik 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
atau turun 6,0% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, total impor hingga Februari
2017 mencapai USD 23,2 miliar atau naik 12,5% (YoY), terdiri dari impor migas USD 4,2 miliar
(naik 81,5%) dan impor nonmigas USD 19,0 miliar (naik 3,7%).
Adapun struktur impor selama Januari-Februari 2017 masih didominasi bahan
baku/penolong (76,3%) dan nilainya meningkat 17,7% (YoY). Kenaikan impor bahan
baku/penolong di awal tahun merupakan sinyal positif bagi menggeliatnya industri domestik
sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahan baku/penolong yang impornya naik secara signifikan antara lain bahan kimia
organik (21,9%); plastik dan barang dari plastik (12,1%); serta biji bijian berminyak (96,6%).
Selain itu, impor barang konsumsi menurun 13,2% pada periode yang sama. Barang konsumsi
yang impornya mengalami penurunan antara lain berbagai barang buatan pabrik (-7,9%) dan
sayuran (-1,2%). [*]
Peningkatan ekspor selama Januari-Februari 2017 membuat neraca perdagangan surplus
USD 1,3 miliar. Surplus neraca perdagangan tersebut disumbang dari surplus nonmigas sebesar
USD 2,5 miliar dan defisit migas USD 1,2 miliar. Maka dari itu, kemendag harus terus
mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan produk ekspor nonmigas agar semakin diterima
oleh berbagai negara, sehingga devisa negara akan terus naik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perdagangan Internasional ekpor impor merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan
hubungan harmonis antar bangsa. Dengan perdagangan internasional ini, banyak pihak dilibatkan
dan sama-sama mendapat keuntungan, baik keuntungan hasil jual maupun keuntungan atas
pemenuhan kebutuhan. Ekspor impor juga merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang besar
pengaruhnya bagi para pebisnis. Namun meskipun demikian, hal ini harus tetap dikendalikan
oleh kebijakan pemerintah, khususnya pengendalian impor.
Di Indonesia sendiri, pengutamaan ekspor dibanding impor sudah digalakkan sejak tahun
1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring
dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke
industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar
negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam
antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing
suatu produk.
Adapun perkembangan ekspor dan impor Indonesia di tahun 2017 cukup positif. Hal ini
ditunjukkan dari neraca perdagangan Februari 2017 yang membukukan surplus USD 1,3 miliar.
Jumlah tersebut ditopang surplus nonmigas USD 2,5 miliar dengan defisit migas USD 1,2 miliar.
Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan periode yang sama tahun 2016 yang
hanya surplus USD 1,1 miliar.
B. Saran
Pemerintah dan eksportir Indonesia harus sama-sama berjuang untuk meningkatkan
ekspor daripada impor. Pemerintah dengan membuat kebijakan yang epektif dan efisien,
sementara eksportir harus lebih meningkatkan mutu dan kualitas produknya agar bisa bersaing di
pasar internasional. Selain itu, eksportir juga harus lebih memahami semua peraturan ekspor dan
impor.
DAFTAR PUSTAKA

Berilmu Online. Makalah: Pengaruh Kegiatan Ekspor Impor Bagi Perekonomian Indonesia
[Internet]. Membantu Anda untuk Menemukan Pengetahuan yang Baru, 23 Mei 2015,
[dikutip 22 April 2017].Tersedia dari: http://berilmuonline.blogspot.co.id/2015/05/makalah-
pengaruh-kegiatan-ekspor-impor.html?m=1
Artikelsiana. Pengertian, Tujuan, Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor [Internet]. Artikel Belajar
dan Bermartabat, September 2014, [dikutip 22 April 2017]. Tersedia dari:
http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-Tujuan-
Manfaatnya.html?m=1
Slideshare. Analisis Pengaruh PMDN, Ekspor Pertambangan, Tenaga Kerja Terhadap PDB
Sektor Pertambangan [Internet]. [dikutip 22 April 2017]. Tersedia dari:
https://www.slideshare.net/mobile/ahmadzakariya14/analisis-pengaruh-pmdn-ekspor-
pertambangan-tenaga-kerja-terhadap-pdb-sektor-pertambangan.
Berita Satu. Januari 2017, Ekspor Non Migas Indonesia US$ 13,4 Miliar [Internet]. Februari
2017, 13:48 WIB, [dikutip 22 April 2017. Tersedia dari: http://m.beritasatu.com/pelangi-
ramadan-2016/ekonomi/415279-januari-2017-ekspor-nonmigas-indonesia-us-134-
miliar.html
BPS. Ekspor Februari 2017 mencapai US$12,57 Miliar. [Internet] 15 Maret 2017, Dikutip 23
April 2017. Tersedia dari : https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1329

Anda mungkin juga menyukai