Oleh :
KELOMPOK : 7
Menyetujui,
NIP. 196608131992032003
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan yang berjudul “Praktikum
Pemeriksaan Kualitas Udara”. Dalam pembuatan makalah ini, praktikan mendapat
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Dra. Sulistiyani, M. Kes selaku dosen praktikum yang telah memberikan
kesempatan dan memberi fasilitas sehingga laporan ini dapat selesai dengan
lancar.
2. Semua pihak yang tidak dapat praktikan sebutkan satu persatu yang
membantu pembuatan laporan ini.
Praktikan
iii
DAFTAR ISI
iv
v
LAMPIRAN ........................................................................................................ 17
LAMPIRAN ........................................................................................................ 35
LAMPIRAN ........................................................................................................ 58
LAMPIRAN ........................................................................................................ 78
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara adalah salah satu komponen yang sangat penting dan
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Udara sangat dibutuhkan makhluk hidup
terutama dalam proses pernapasan. Oleh karenanya, untuk bernapas
dengan baik dibutuhkan udara dengan kualitas yang baik pula. Namun,
tuntutan manusia dalam memenuhi kebutuhannya menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas udara. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya
jumlah kendaraan bermotor serta industri.
Pencemaran udara terjadi jika komposisi zat-zat yg ada di udara
melampaui ambang batas yang ditentukan. Adanya bahan-bahan kimia
yang melampaui batas dapat membahayakan kesehatan manusia,
mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim
(cuaca) dengan aktivitas manusia serta kemajuan teknologi terutama akibat
proses pembakaran bahan bakar di industri atau kendaraan bermotor, maka
banyak gas-gas yang dihasilkan dan bercampur dengan udara sebagai zat
pencemar. Bahan kimia yang merupakan zat pencemar udara adalah
karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida (SO2),
Nitrogen Dioksida (NO2), senyawa hidrokarbon, dan partikulat logam
berat. Pada penelitian ini praktikan menentukan konsentrasi Nitrogen
Dioksida (NO2) sebagai senyawa pencemar udara ambien dengan
menggunakan metode Griess Saltzman.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengukur kadar NO2 (Nitrogen Dioksida) dengan metode Griess
Saltman dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
2. Memahani dan mampu melakukan pengujian kadar NO2 dengan
metode Griess Saltman dengan menggunakan spektrofotometer
UV-Vis.
1
2
C. Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat memahami dan mampu melakukan pengambilan
sampel dengan gas sampler.
2. Praktikan dapat mengukur kadar NO2 dalam spektrofotometer UV-
Vis.
3. Praktikan dapat melakukan perhitungan NO2 menggunakan rumus.
4. Praktikan dapat menganalisis hasil kadar NO2 yang didapat melalui
pengujian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Udara
Udara adalah atmosfer yang ada disekeliling bumi yang fungsinya
sangat penting untuk kehidupan dimuka bumi ini.1 Udara merupakan
campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung
pada keadaaan dan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya.
Udara yang normal merupakan gas - gas meliputi 78% N2, 20% O2, 0,93%
Ar, 0,03% CO2 dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), metan
(CH4), dan hidrogen (H2).2
B. Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi yang berada
pada lapisan troposfer yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi
kesehatan mnausia, makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya.3
Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mnegathui konsentrasi
zat pencemar yang ada di udara. Untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang valid (representatif), maka dari mulai pengambilan contoh udara
(sampling) sampai dnegan analisis di laboratorium harus menggunakan
peralatan, prosedur, dan operator (teknis, laboran, analisis dan chemist)
yang dapat dipertanggung jawabkan.4
C. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai peruntukkannya.5
Secara fisikm bahan pencemar udara dapat berupa partikel (debu,
aerosol, timah hitam), gas (CO, NOX, SOX, HC) dan energi (suhu dan
kebisingan). Selain itu terdapar juga polutan penyebab efek rumah kaca
3
4
E. Sumber NO2
Sumber NO2 mayoritas berasal dari pembakaran bahan fosil seperti
batubara, minyak, dan gas. Di daerah perkotaan, nitrogen dioksida 80%
diproduksi dari kendaraan bermotor. Sumber lainnya adalah penyulingan
gasoline dan logam, pembangkit listrik yang berbahan bakar batubara,
proses industri, dan pemasakan makanan pada rumah tangga.11
400 g/Nm2.5
G. Dampak NO2
Adanya NO2 di atmosfer akan menyebabkan kerusakan bagi
tanaman. Berdasarkan percobaan dengan cara fumigasi tanaman-tanaman
dengan NO2 menunjukkan adanya bintik-bintik pada daun jika diguanakan
konsentrasi 1 ppm, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi akan
menyebabkan nikrosis.12 Pada tubuh manusia, kontaminasi NO2 dapat
menyebabkan pembengkakan paru-parus sehingga sulit bernapas yang
dapat mengakibatkan kematian. NO2 juga meningkatkan resiko gangguan
kelahiran termasuk berat lahir rendah, prematuritas, gangguan
pertumbuhan intra-uterus, cacat lahir dan kelainan mati.7
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan
udara maka akan terjadi suatu proses penyebaran sehingga dapat
mengakibakan pengenceran dari bahan pencemaran udara,
sehingga kadar suatu pencemar pada jarak tertentu sumber akan
mempunyai kadar yang berbeda. Demikian juga halnya dengan
arah dan kecepatan angin dapat mempengaruhi kadar bahan
pencemar setempat.
5. Sinar Matahari
Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara
karena dengan adanya sinar matahari tersebut maka beberapa
pencemar udara dapat dipercepat/ diperlambat reaksinya dengan
zat-zat lain di udara sehingga kadarnya berbeda menrut banyaknya
sinar matahari yang mneyinari bumi.
6. Curah hujan
Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara
yang bergerak dari atau jatuh ke bumi, dapat menyerap pencemar
gas tertentu ke dalam partikel ai, serta dapat menangkap partikel
debu baik yang inert maupun partikel debu yang lain, menempel
pada partikel air dan dibawa jatuh ke bumi. Dengan demikian
pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang konsentrasinya
akibat jatuhnya hujan.13
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
Praktikum pengujian kadar NO2 (Nitrogen Dioksida) dengan metode Griess
Saltman dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dilaksanakan pada
Senin, 30 Mei 2016 Pukul 09.00-selesai.
B. Tempat Praktikum
Praktikum pengujian kadar NO2 (Nitrogen Dioksida) dengan metode Griess
Saltman dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dilaksanakan di
Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro.
C. Alat
1. Gas sampler
2. Spektrofotometer UV-Vis
3. Kuvet 2 buah
4. Pipet ukur dan bulb
5. Barometer
6. Termohigrometer
7. Timer
8. Beaker glass
9. Tripod
10. Corong
11. Selang
12. Tali rafia
13. Rol kabel
D. Bahan
1. Sampel uji
7
8
E. Teknik Sampling
Praktikum pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO2) dengan menggunakan
metode Griess Saltzman, dilakukan pengambilan sampel menggunakan gas
sampler di samping Dekanat Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip. Tempat
pengambilan sampel ini dipilih karena volume kendaraan yang melewati jalan
ini dianggap paling banyak dibandingkan di tempat lain.
G. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel NO2
H. Perhitungan
1. Volume Contoh Uji Udara yang Diambil
V=
11
Keterangan :
V : Volume udara yang dihisap (L)
F1 : Laju awal (L/menit)
F2 : Laju akhir (L/menit)
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji
(mm/Hg)
Ta : Temperatur rata-rata selama perhitungan contoh uji (K)
298 : Temperatur kondisi normal 250C (K)
760 : Tekanan kondisi normal 1 atm (mmHg)
C=
Keterangan :
C : Konsentrasi NO2 di udara (µg/Nm2)
b : Jumlah NO2 dari contoh uji hasil perhitungan kurva kalibrasi (µg
V : Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 250C,
760 mm/Hg
10/25 : Faktor pengenceran
1000 : Konversi liter ke m3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berikut ini merupakan hasil pengamatan selama pengamatan contoh uji
NO2 selama 3 jam di udara ambien lapangan Dekanat FKM.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Uji Kadar NO2
No. Pengamatan Awal Akhir
B. Hasil Perhitungan
1. Jumlah NO2 dalam contoh uji
Nilai absorbansi NO2 yang ditunjukkan pada alat spektrofotometer UV
Vis adalah 0,086.
2. Perhitungan
Diketahui : Absorbansi NO2 (y) = 0,086
Pa = (990,9+988,6) : 2 = 989,75 mbhPa = 742,37 mmHg
Ta = (32,0°C+34,2°C) : 2 = 33,1°C + 273 = 306,1 K
F1 = 40 CPM = 0,175 lt/menit
F2 = 40 CPM = 0,175 lt/menit
T = 3 jam = 180 menit
a. Kurva Kalibrasi NO2
y = 0,098x – 0,128
0,086 = 0,098x – 0,128
x = 0,214/0,098 = 2,1837μg
12
13
V=
C. Pembahasan
1. Deskripsi Pengujian
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kadar NO2 di udara
ambien sekitar Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip. Berdasarkan
Standar Nasional (SNI), Nitrogen dioksida (NO2) diukur dengan
menggunakan metode Griess Saltzman. Alat yang digunakan untuk
metode ini adalah spektrofotometer UV Vis. Prinsip kerjanya adalah
menjerap gas NO2 ke dalam larutan Griess Saltzman pad gas sampler
sehingga terbentuk senyawa azo dye. Konsentrasi larutan ditentukan oleh
spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang 550 nm.
2. Gambaran Umum Sampel
Sampel yang digunakan dalam pengujian kali ini diambil dari udara
yang berada di lapangan Dekanat FKM Undip yang diambil sekitar pukul
10.00 pagi dengan kondisi cuaca yang mendung. Karakteristik NO2 adalah
gas toksik, kelarutannya dalam air rendah tetapi mudah larut dalam
kelarutan alkali, karbondisulfida, dan kloroform, baunya khas dan
mengganggu, berwarna coklat kemerahan pada suhu <21,2°C.
3. Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa konsentrasi NO2 pada
sampel udara uji adalah 29,161 μg/Nm3. Jika dibandingkan dengan baku
mutu PP No. 41 tahun 1999 dikatakan bahwa baku mutu NO2 adalah
sebesar 400 μg/Nm3. Hasil uji dapat dinyatakan masih berada dibawah
14
baku mutu yang artinya lokasi belum tercemar atau bukan merupakan
lokasi sumber pencemaran NO2.
4. Faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi selama pengujian
diantaranya curah hujan, suhu, angin, lokasi yang jauh dari sumber
pencemar dan terjadinya kematian alat gas sampler yang terjadi beberapa
kali.
Rendahnya konsentrasi NO2 di udara bukan berarti bahwa sumber
tersebut tidak atau sedikit menghasilkan NO2 karena mungkin sudah
bereaksi dengan polutan lain dan menjadi polutan baru serta dikarenakan
faktor-faktor yang telah disebutkan.
5. Dampak NO2
Pajanan NO2 sangat berpengaruh pada pernapasan/saluran
pernapasan. Pengaruh paparan NO2 ditentukan oleh konsentrasi saat
pajanan, proses akut atau kronik serta lama perjalanan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pengujian NO2 menggunakan spektrofotometer UV Vis
dengan metode Griess Saltzman, didapatkan hasil konsentrasi NO2 sebesar
29,161 μg/Nm3.
2. Berdasarkan PP No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran
udara, baku mutu untuk NO2 adalah 400 μg/Nm3 selama 1 jam. Maka
dapat disimpulkan dri hasil bahwa kadar NO2 di lapangan Dekanat FKM
Undip masih dibawah baku mutu yang artinya bukan merupakan lokassi
sumber pencemar NO2.
B. Saran
1. Sebaiknya telah memahami prosedur kerja dan materi yang akan dilakukan
percobaan.
2. Diperlukan ketelitian dalam mengamati setiap perubahan angka pada alat
sehingga mengurangi ketidakakuratan hasil.
3. Diperhatikan kondisi alam saat akan dilakukan pengujian karena sangat
mempengaruhi hasil sampel yang didapat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
18
A. Latar Belakang
Parameter gas pencemaran udara berdasarkan Standar Indeks
Pencemaran Udara atau ISPU terdapat lima jenis gas berbahaya salah satunya
adalah sulfurdioksida (SO2). Sulfur dapat bergabung dengan oksigen bereaksi
di udara menjadi senyawa Sox dengan reaksi yang bersifat sangat eksotermik.
Sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, tidak flammable , maupun
tidak explosive.
21
22
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan kadar Sulfur Dioksida
(SO2) dengan metode pararosalinin menggunakan spektofotometer.
C. Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat memahami dan mampu melakukan pengambilan sampel
dengan gas sampler
2. Praktikan dapat mengukur kadar SO2 dalam spektofotometer UV VIS
3. Praktikan dapat melakukan perhitungan SO2
4. Dapat menganalisis hasil yang di dapat melalui pengujian SO2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Sumber SO2
Sulfur dioksida berasal dari dua sumber yaitu sumber alamiah dan
buatan.6 Sumber alami SO2 berasal dari letusan vulkanik , alga memproduksi
dimetil sulfida, dan proses dekomposisi pada tanah dan tumbuhan.7Sumber
SO2 buatan adalah pembakaran bahan bakar minyak , gas dan batu bara yang
mengandung sulfur tinggi. 8
23
24
1. Adanya gas emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil , batubara, dan
lainnya di udara bebas.
2. Gas-gas vulkanik akibat letusan gunung berapi.
3. Reaksi antara SO2 dan O2 di udara dapat membentuk oksidan-oksidan
sulfur lain.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
Praktikum Pengujian kadar SO2 di udara dilaksankan pada Senin 23
Mei 2016 pada 09.30 sampai selesai.
B. Tempat Praktikum
Praktikum Pengujian kadar SO2 di udara dilaksankan di Laboratorium
Gizi Fakultas Kesehatan Masayarakat Universitas Diponegoro.
C. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan kadar SO2,
sebagai berikut.
1. Spektrofotometer UV-VIS
2. Barometer
3. Termohigrometer
4. Tabung Uji
5. Pipet Ukur
6. Bulb
7. Kuvet (2 buah)
8. Beaker glass
9. Timer
10. Rol kabel
11. Selang
12. Corong
13. Tabung uji
14. Gas Sampler
25
26
D. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan kadar
SO2, sebagai berikut.
1. Larutan Penjerap TCM 0,04 M
2. Aquadest
3. Aquabidestilata
4. Sampel Uji
5. Tisu
6. Label
7. Sampel Udara
E. Teknik Sampling
Sampel yang diambil adalah udara di Lapangan FKM UNDIP . Sampel
diambil sebelum praktikum dilaksanakan . Pengambilan sampel selama 3 jam
menggunakan alat Gas Sampler.
V= x tx x
Keterangan :
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi nor mal 25oC
F1 = Laju alir awal (lt/menit)
F2 = Laju alir akhir (lt/menit)
t = Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa = tekanan barometer rata – rata selama pengambilan contoh uji
(mm Hg)
Ta = Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (k)
298= Konversi temperatur pada kondisi normal (250C) kedalam kelvin
760= Tekanan udara standar (mmHg)
3. Konsentrasi SO2 di udara Ambien
C = x 1000
Keterangan :
C = Konsentrasi SO2 di udara (µg/Nm2)
α = Jumlah SO2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg)
V = Volume udara pada kondisi normal (L)
1000 = Konversi liter (L) ke m2
G. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel Uji S02
Tabung penjerap tersebut ditutup dan diletakkan pada rak tabung gas
sampler lalu dihubungkan keselang yang polos kedalam lubang „out‟ &
selang yang berkulir ke lubang „in‟
Tombol „ON‟ ditekan untuk menyalakan mesin dengan ket. Flow 0,175
lt/menit, kemudian ditunggu 3 jam
Kuvet “blanko” dibilas dengan larutan penjerap TCM dan diisi larutan
penjerap TCM . Sedangkan kuvet “sampel” dibilas denga larutan
sampel SO2 . Bagian luar keduanya dikeringkan dengan tisu hingga
benar-benar kering
29
A. Hasil Pengamatan
Berikut ini adalah hasil pengamatan selama proses pengambilan sampel
uji SO2 (Sulfur Dioksida) di udara ambien.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengambilan Sampel Uji SO2
Pengamatan Awal Konversi Akhir Sakit/konversi
0,175 0,175
Laju air - -
L/menit L/menit
Suhu 320C 305 K 34,2 0C 307,2 K
Kelembapan 55 - 55 -
990,9 743,236 988,6 741,510
Tekanan
mbhPa mmHg mbhPa mmHg
Keterangan:
Keadaan awal : Pengukuran 5 menit awal pengambilan sampel uji.
Keadaan akhir : Pengukuran setelah 3 jam pengambilan sampel uji.
B. Hasil Perhitungan
Angka-angka yang didapatkan dari hasil pengamatan pengambilan
sampel, dimasukkan ke dalam rumus.
Diketahui:
y (nilai absorbansinya) = 0, maka persamaan regresi linier adalah
y = 0,152x – 0,067
0 = 0,152x – 0,067
X = 0,4408 𝛍g SO2
F1 = F2 = 0,175 L/menit
Pa = 742,37 mmHg
Ta = 306,1 K
t = 180 menit
30
31
a = 0,4408 𝛍g
1. Volume udara yang diambil
m3
Maka, banyak volume udara yang diambil adalah 29,9538 m3.
2. Konsentrasi SO2 di udara ambien
𝛍g/Nm3
Maka, konsentrasi SO2 pada praktikum ini adalah 𝛍g/Nm3.
C. Pembahasan
Berdasarkan pengujian kadar sulfur dioksida (SO2) dengan metode
pararosalinin menggunakan spekrofotometer, lingkup pengujiannya meliputi:
1. Pengambilan sampel uji gas SO2 dengan menggunakan larutan penjerap
dalam gas sampler dengan laju alir 0,175 L/menit.
2. Perhitungan volume sampel uji yang dijerap.
3. Penentuang gas SO2 di udara ambien dengan metode pararosalinin
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm dengan
kisaran konsentrasi 0,01-0,4 ppm udara atau 25 𝛍g/m3 – 1000 𝛍g/m3.
Prinsip pengujian SO2 adalah dengan menyerap gas SO2 kedalam
larutan penjerap (TCM) tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks
diklorosulfonatomerkurat dengan menambahkan larutan pararosalinin metil
sulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan diukur pada panjang
gelombang 550 nm.
Pengambilan contoh uji dilakukan di kawasan FKM UNDIP, tepatnya
di pinggir lapangan depan dekanat FKM UNDIP. Pengambilan sampel
32
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian konsentrasi SO2 pada sampel udara ambien di lapangan
Dekanat FKM Undip adalah 𝛍g/Nm3.
2. Berdasarkan Permen LH No. 12 tahun 2010, baku mutu SO2 adalah 900
𝛍g/Nm3 dengan pengambilan sampel uji selama 1 jam. Sehingga
konsentrasi SO2 pada sampel masih memenuhi standar baku mutu.
3. Berdasarkan SK Gubernur No. 8 tahun 2001, baku mutu SO2 adalah 632
𝛍g/Nm3 dengan pengambilan sampel uji selama 1 jam. Sehingga
konsentrasi SO2 pada sampel masih memenuhi standar baku mutu.
B. Saran
1. Praktikan selalu berhati-hati dalam menggunakan alat.
2. Praktikan selalu berhati-hati dalam menggunakan alat
3. Selalu menjaga kebersihan sebelum maupun sesudah pelaksanaan
praktikum.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Wark, W.E. dan C.F.Warner. Air Polution Its Origin and Control. New York:
Harper and Row. 191
2. Wardhana, Wisnu Arya. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi) .
Penerbit Andi: Yogyakarta.2004
3. Yuliawati, R. Hubungan Konsentrasi Sulphur Dioxide (SO2) Udara Ambien
dan Faktor-Faktor Lainnya dengan Gejala Asma PADA Murid Sekolah Dasar
Negri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat Tahun 201. Skripsi FKIK UIN.
Jakarta.2014.
4. Pohan, Nurhasmawaty. Pencemaran Udara dan Hujan Asam. [Online] http://
repository .usu.id.2012. Diakses tanggal 27 Mei 2016.
5. Alifah, Taty. Oksida-oksida Sulfur(SOX). Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
2009.
6. Depkes, R.I. Parameter Pencemaran Udara.
http://www.depkes.go.id/downloads/udara.pdf.2007 (Diakses tanggal 29 Mei
2016)
7. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Toxicological
Profile for Sulfur Dioxide. Atlanta : U.S. Department of Health and Human
Service.1998.
8. Srikandi, Fardiaz. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta:Kanisius.1992.
9. Permen LH. Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah No.12
.2010
10. SK. Gubernur Jawa Tengah. Baku Mutu Udara Abien di Jawa Tengah Nomor
08 Tahun 2001
34
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat
oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.1
Adanya pencemaran udara dapat menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Keberadaan zat atau bahan asing
di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di dalam udara dalam
waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan
maupun binatang.2
Perubahan kualitas udara ambien biasanya mencakup parameter-parameter
secara fisik berupa partikel (debu, aerosol, timahhitam), gas (CO, NOx,
SOx,HC) danenergi (suhu dan kebisingan).Selain itu terdapat juga polutan
penyebab efek gas rumah kaca, antara lain: Carbondioxide (CO2), Methane
(CH4), dan Carbonmonooxide (CO).3
Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi,
pengaruhnya terhadap kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan
dapat menyebabkan iritasi mata. Oksidan di udara meliputi ozon (lebih dari
90%), nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN). Karena sebagian
besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara ambien dinyatakan
sebagai kadar ozon.4
Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi zat pencemar yang ada di udara.5 Pada praktikum kali ini,
mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengujian dan penghitungan
terhadap kadar oksidan pada sampel uji udara ambien yang berada dilapangan
gedung A FKM UNDIP serta mampu menganalisi hasil yang didapat
kaitannya dengan kesehatan.
39
40
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kadar Oksidan pada sampel udara ambien dengan metode
neutral buffer kalium iodide (NBKI) menggunakan spektrofotometer.
2. Mengetahui kadar oksidan pada sampel udara ambient dengan
perhitungan
C. Manfaat Praktikum
1. Praktikan mampu mempraktekkan pengambilan sampel udara oksidan
2. Praktikan mampu melakukan pengujian kadar oksidan pada sampel
dengan metode NBKI menggunakan spektrofotometer
3. Praktikan mampu melakukan perhitungan kadar oksidan pada udara
ambient
4. Praktikan mampu menganalisis hasil uji dengan membandingkannya
berdasarkan standard baku mutu dan kaitannya dengan kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi.6 Udara terdiri dari campuran bermacam-macam gas yang
perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan
udara dan lingkungan sekitarnya.7
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat
oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang normal
merupakan campuran gas-gas meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 % Ar ; 0,03
% CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan
hydrogen (H2).1
B. Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berada pada
lapisan troposfir yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya.8
Konsentrasi udara ambien merupakan polutan dari sumber pencemar
yang terdiri dari partikel-partikel dan gas-gas kemudian di atmosfer mendapat
pengaruh dari antaralain faktor meteorologis seperti curah hujan, arah dan
kecepatan angin, kelembaban udara dan temperatur serta secara bersamaan
mengalami reaksi kimia.9
C. Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi)
udara dari keadaan normalnya. Keberadaan zat atau bahan asing di dalam
41
42
udara dalam jumlah tertentu serta berada di dalam udara dalam waktu yang
cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan maupun
binatang.2
Secara fisik, bahan pencemar udara dapat berupa partikel (debu, aerosol,
timahhitam), gas (CO, NOx, SOx,HC) danenergi (suhu dan
kebisingan).Selain itu terdapat juga polutan penyebab efek gas rumah kaca,
antara lain: Carbondioxide (CO2), Methane (CH4), dan Carbonmonooxide
(CO).3Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi zat pencemar yang ada di udara.5
D. Oksidan (Ox)
Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi,
pengaruhnya terhadap kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan
dapat menyebabkan iritasi mata. Oksidan di udara meliputi ozon (lebih dari
90%), nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN). Karena sebagian
besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara ambien dinyatakan
sebagai kadar ozon.
G. Dampak Oksidan
1. Terhadap Lingkungan
Efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan adalah pemanasan global
yang dapat mengakibatkan perubahan iklim, perubahan habitat hidup liar,
kegagalan panen pertanian, kenaikan muka air laut, mencairnya daerah
kutub.13
2. Terhadap Kesehatan
Ozon merupakan senyawa oksidan yang paling kuat dibandingkan NO2
dan bereaksi kuat dengan jaringan tubuh. Evaluasi tentang dampak ozon
dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh WHO task
group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500
μg/ dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak,
meningkatkan frekuensi serangan asma dan iritasi mata, serta
menurunkan kinerja para olahragawan.14. Pada kadar 0,3 ppm mulai
terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan manusia.15
Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak
dari atas jatu ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu kedalam
partikel air, serta dapat menangkap partikel debu baik yang inert maupun
partikel debu yang lain, menempel pada partikel air dan di bawa jatuh ke
bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang
konsentrasinya akibat jatuhnya hujan.16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
Praktikum uji kualitas udara dengan parameter oksidan (Ox) dilaksanakan
pada hari Senin, 23 Mei 2016 pukul 9.30 sampai dengan selesai.
B. Tempat Praktikum
Praktikum pengujian kandungan zat pewarna merah Rhodamin B dalam
makanan (sampel sirup burjo) dilaksanakan di Laboratorium Terpadu
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
C. Alat
1. Gas Sampler
2. Spektrofotometer UV-ViS
3. Pipet ukur dan bulb
4. Timer
5. Thermohigrometer
6. Barometer
7. Tabung uji
8. Kuvet (2 buah)
9. Beaker Glass
10. Rol Kabel
11. Selang
12. Corong
D. Bahan
1. Larutan penjerap NBKI (Neutral Buffer Kalium Iodida)
2. Aquadest
3. Aquabidest
4. Tissu
5. Label Kertas
46
47
E. Teknik Sampling
Sampel uji diambil dari udara ambien yang berada disekitar lapangan Gedung
A FKM UNDIP menggunakan alat gas sampler selama 3 jam. Waktu
pengambilan sampel pada hari Senin, 23 Mei 2016 dimulai sekitar pukul
10.00 pagi.
G. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel Oksidan
Disiapkan alat dan bahan
Tabung penjerap tersebut ditutup dan diletakkan pad arak tabung gas
sampler lalu dihubungkan selang yang polos kedalam lubang ‘out’ dan
selang yang berkulir kedalam lubang ‘in’
Rangkaian rak yang sudah diisi tabung larutan penjerap dimasukkan kea lat
gas sampler
2. Pengujian Oksidan
Disiapkan 2 kuvet, 1 diberi label ‘sampel’ dan satu lagi diberi label ‘blanko’.
Kuvet selalu dipegang pada bagian yang buram.
Kuvet ‘blanko’ dibilas dan diisi dengan larutan penjerap NBKI, sedangkan
kuvet ‘sampel’ dibilas dan diisi dengan larutan sampel Oxdingga 4/5 bagian
kemudian bagian luar keduanya dikeringkan dengan tisu
3. Perhitungan
a) Kurva Kalibrasi
y = 0,075b – 0,083
Keterangan :
y : Nilai absorbansi
b : Jumlah oksidan dalam sampel
Keterangan :
V : Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal
25°C, 760 mmHg
F1 : Laju alir atau flow awal (m3/menit)
F2 : Laju alir atau flowr akhir (m3/menit)
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji
(mmHg)
Ta : Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)
298 : Kondisi temperature pada kondisi normal 25°C ke K
760 : Tekanan udara standard (mmHg)
Keterangan :
C : Kondisi Oksidan di Udara ( ⁄ )
A. Hasil Pengamatan
Pada tahap awal uji oksidan dilakukan pengambilan sampel/contoh
oksidan dengan alat gas sampler. Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir
pengambilan sampel. Awal yaitu pengamatan yang dilakukan sesaat setelah
gas sampler dihidupkan dan akhir merupakan pengamatan yang dilakukan
sesaat sebelum alat dimatikan
Hasil Pengamatan
Rata-Rata
Parameter Awal Akhir
([a+b]/2)
(a) (b)
Kelembapan 71% 55% 63%
Suhu 32 oC 34,2 oC 33,1oC
Tekanan 990,9 mbhPa 988,6 mbhPa 989,75 mbhPa
Udara
Flow 0,175 m3/menit 0,175 m3/menit 0,175 m3/menit
B. Hasil Perhitungan
1. Jumlah Oksidan Dalam Sampel (b) dengan Persamaan Kurva Kalibrasi
y = 0,075b – 0,083
0,062 = 0,075 (b)-0,083
b = 0,145/0,075
= 1,93 μg.
51
52
Maka,
= 29, 95 m3
3. Konsentrasi Oksidan dalam Sampel (C)
b = 1,93 μg
V = 29,95 m3
Maka,
C. Pembahasan
Sampel yang digunakan pada praktikum uji kualitas udara diambil di
sekitar FKM Undip, tepatnya di samping (selatan) gedung A FKM UNDIP
dengan gas sampler. Pengambilan dilakukan pada selama 3 jam yaitu pukul
10:00 – 12.00 WIB. Alat yang digunakan untuk pengambil sampel udara
yaitu gas sampler dengan nilai laju alir permanen sebesar 0,175 m3/menit.
Kodisi saat pengambilan sampel yaitu mendung dengan kelembapan 71% dan
suhu 32oC.
53
A. Kesimpulan
1. Konsentrasi oksidan dalam udara ambien di halaman sekitar gedung A
FKM Undip sebesar 64,44 μg/Nm3 selama 3 jam pengambilan sampel.
2. Nilai konstrasi yang didaptkan tidak melebihi baku mutu oksidan dalam
udara ambien menurut PP No.41 Tahun 1999
B. Saran
1. Praktikan diharapkan teliti dalam pemasangan rangkaian alat gas sampler
sesuai prosedur dalam pedoman praktikum.
2. Diharapkan thermohigrometer tidak ditempatkan diatas alat gas sampler
yang sedang beroperasi karena dapat merusak thermohigrometer yang
menerima panas yang berlebih dari alat gas sampler.
3. Diharapkan dalam praktikum dalam masa yang akan datang, pemilihan
lokasi pengambilan sampel lebih dari satu tempat sehingga dapat
meningkatkan validitas data yang didapatkan.
55
DAFTAR PUSTAKA
56
57
58
59
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
62
63
C. Manfaat Praktikum
Tinjauan Pustaka
A. Definisi Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Kommposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Komponen yang konsentrasinya paling berfariasi adalah air dalam bentuk uap
H2O dan carbon diokside (CO2). Jumlah uap air yang terdapat diudara
bervariasitergantung dari cuaca dan suhu. Udara terdiri dari konsentrasi gas
dinyatakan dalam presegi selain gas-gas yang tercantum tabel 2.1 masih lagi ada
gas-gas lain yang mungkin terdapat di udara tetapi jumlahnya sangat kecil yaitu
kurang dari 1ppm2
Tabel 2.1 Komponen – Komponen Udara
Persen ppm
Komponen Formula
Volume
Udara dalam tidak pernah ditemukan bersih tanpa puluhan sama sekali.
Beberapa gas sepertisulfur diokside (SO2) , hidrogen sulfide (H2S), dan karbon
monokside (CO) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari
proses proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukansampah tanaman,
kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel-partikel padatan abucairan
berukuran kecil dapat tersebar diudara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan
64
65
alam lainya. Selain disebabkan polutan alami, polusi udara juga dapat
disebabkanoleh aktivitas manusia.2
B. Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipertemukan bumi pada lapisan toposfir
yangberada didalam wilayah yuridiksi RI yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya, status
mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat
dilakukan inventarisasi. Baku utu udara ambien adalah ukuran batasan atau kadar
zat, energi dan atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada.3Adanya
kegiatan makhluk hidup menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya, maka udara tersebut dikatakan telah tercemar. Dalam upaya menjaga
mutu udara dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup secara optimal,
maka dilakukan penanggunglangan pencemaran udara serta pemulihan suhu
udara.4
C. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan bahan atau zat-zat
asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dan keadaan normalnya. Menurut peraturan pemerintah RI no. 41 tahun 1999
menyebutkan bahwa yang dinamakan pencemaran udara yaitu masuknya atau
dimasukkanya zat energi atau komponen lain dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara
akan dipancarkan oleh sumbernya dan kemudian mengalami transportasi, dispersi,
atau pengumpulan karena kondisi metereologi maupun grafi.5
F. Sumber TSP
Partikulat di udara tidak hanya dihasilkan dari emisi langsung berupa
partikulat , tetapi juga dari emisi gas –gas tertentu yang mengalami kondensasi
dan membentuk partikulat sehingga ada partikulat primer dan sekunder. Suber
partikulat adalah:
1. Sumber alami, antara lain erasal dari abu vulkanik, kebakaran hutan,
serta bunga yang diterbangkan angin, angin yang membawa partikel
tanah, dan serpihan batuan , penguapan garam air laut.
2. Sumber antropogenik berasal dari kegiatan industri.7
67
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
B. Tempat Praktikum
C. Alat
3. Termohigrometer
4. Pencatat waktu
5. Desikator
6. Pinset (2 buah)
7. Barometer
8. Map plastik
9. Rol kabel
D. Bahan
1. Kertas saring/filter
69
70
E. Teknik sampling
Pada praktikum TSP pada udara ambien, sampel yang digunakan
yaitu sampel udara yang berada di LApangan Dekanat FKM UNDIP.
Waktu pengambilan sampel yaitu pada hari Selasa, 19 April 2016 pukul
08.30 WIB.
G. Prosedur Kerja
1. Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Uji TSP
3. Perhitungan TSP
a. Volume udara yang diambil
V = QS1 + Qs2 x T
2
Keterangan :
V : volume udara yang diambil
QS1 : laju alir awal terkoreksi pada pengukuran pertama (m3/menit)
QS2 : laju alir akhir terkoreksi pada pengukuran kedua (m3/menit)
T : durasi pengambilan contoh uji (unit)
72
C= (W2-W1) x 106
V
Keterangan :
C : kosentrasi massa partikel tersuspensi Mg/Nm3
W1 : berat filter awal (G)
W2 : berat filter akhier (G)
V : volum contoh uji udara
106 : konversi G ke Mg
BAB IV
A. Hasil pengukuran
1. Suhu awal (T1) = 32,00c
= 32,00c + 273 = 305 K
2. Suhu Akhir (T2) = 31,40c
= 31,40c + 273 = 304,4 K
3. Laju Alir Awal (QS1) = 40 CFM = 1,133 m3/menit
4. Laju Alir akhir (QS2) = 40 CFM = 1,133 m3/menit
5. Berat awal kertas filter (w1) = 4,4467 gram
6. Berat akhir kertas filter (w2) = 4,4476 gram
7. Tekanan awal ( P1) = 990,9 Pa = 743,236 mmHg
8. Tekanan akhir( P2) = 990,3 Pa = 742,785 mmHg
9. t = 1 jam
B. Hasil Perhitungan
1. Volume Udara yang diambil
Diketahui :
QS1 = 1,133 m3/menit
QS2 = 1,133 m3/menit
Ditanya : V......?
Jawab :
V= xt
V= x 60
= 1,133 x 60
= 67,98 m3
Ditanya : C....?
73
74
Jawab :
C= x 106
= x 106
= x 106
= 13,239
= 13,24 µg/Nm3
C. Pembahasan
1. Deskripsi Pengujian
Berdasarkan praktikum yang dilakukan,TSP diukur menggunakan
metode grafimetri dengan alat High Volume Sampler. Cara
Pengukurannya adalah dengan meletakkan kertas saring pada desikator
selama 24 jam. Kemudian dimasukkan kedalam alat HVAS untuk
diambil sampelnya selama 1 jam. Kertas saring kembali dimasukkan
kedalam desikator selama 1x24 jam. Setelah itu kertas saring
ditimbang dengan bantuan gelas plastik dan dilakukan perhitungan.
2. Gambaran Sampel
Sampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah udara yang
diambil bdilapangan dekanat sekitar pukul 10.00 pagi dengan kondisi
cuaca yang agak mendung. Pengambilan sampel dilakukan selama 1
jam. TSP adqalah partikel debu tersuspensi terdapat diudara dengan
ukuran berkisar antara <1 mikron hingga maksimal 500 mikron.
3. Hasil pengujian
Berdasarkan pengujian / praktikum yang telah dilakukan,didapatkan
hasil bahwa kadar TSP pada sampel udara uji sebesar 13,24 µg/Nm3
jika dibandingkan dengan baku mutu menurut SK Gubernur Jawa
Tengah No 8 tahun 2001 disebutkan bahwa baku mutu untuk TSP
sebesar 230 µg/Nm3 dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa
konsentrasi TSP pada sampel udara uji masih dibawah baku mutu /
belum dapat dikatakan tercemar.
4. Faktor yang mempengaruhi hasil
75
a. Curah hujan
Curah hujan dapat menyerap gas pencemar tertentu kedalam
partikel air,serta dapat mennagkap partikel debu yang merupakan
bagian dari TSP yang kemudian menempel pada partikel air dan
dibawa jatuh kebumi. Dengan demikian kadar TSP dapat
berkurang konsentrasinya.
b. Angin dan tekanan udara
Pergerakan angin yang kencang / fluktuatif mengakibatkan
pengenceran dan perpindahan yang cepat pada pencemar udara.
c. Jauh dari sumber pencemaran
Lokasi pengambilan sampel jauh dari sumber pencemaran seperti
kawasan industri atau kawasan dengan konsentrasi partikulat yang
tinggi.
d. Kelembapan udara
Kelembapan udara yang rendah cenderung membuat partikulat
diudara mengandung H2O dan massanya lebih berat sehingga
sebagian besar jatuh ke permukaan bumi yang menyebabkan
konsentrasinya berkurang.
e. Sinar matahari dan temperatur
Sinar matahari mempengaruhi kenaikan temperatur dibumi yang
menyebabkan kandungan air dalam partikel menguap sehingga
dapat dengan mudah berada diudara/melayang bahkan dari sumber
permukaan tanah jika terkena tekanan angin karena kondisi cuaca
mendung maka sulit mendapatkan penyinaran dengan suhu awal
320c baru mengalami kenaikan menjadi 34,20c akibat perubahan
waktu.
5. Dampak TSP
Pencemaran udara oleh TSP akan menyebabkan gangguan pada
saluran pernapasan atau khususnya pneumokoniosis yang disebabkan
oleh adanya partikel/debu yang masuk/mengendap di paru-paru. Selain
itu juga dapat menyebabakan bronkitis pada partikel berukuran> 5
mikron.
Keberadaan partikulat di udara dapat mereduksi radiasi matahari dan
meningkatkan kemungkinan presipitasi. Partikulat yang terdapat di
atmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi sinar matahari
yang dapat mencapai permukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh
penyebaran dan absorbsi sinar oleh partikulat. Salah satu pengaruh
utama adalah penurunan visibilitas. Sinar yang melalui objek ke
pengamat akan diabsorbsi dan disebarkan oleh partikulat sebelum
mencapai pengamat, sehingga intensitas yang diterima dari objek dan
dari latar belakangnya akan berkurang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa
:
1. Sampel udara di lapangan dekanat FKM Undip mengandung
konsentrasi TSP sebesar 13,24 µg/Nm3
2. Konsentrasi TSP pada sampel uji masih berada dibawah baku mutu
jika dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan SK gubernur Jateng
NO.8 Tahun 2001 yakni sebesar 230 µg/Nm3
B. Saran
1. Diperlukan ketelitian dalam menghitung perhitungan konsentrasi TSP
2. Sangat perlu diperhatikan dan dipertimbangkan faktor-faktor alam
yang baik secara fisik maupun kimia mempengaruhi pengujian TSP
seperti kondisi iklim lingkungan
76
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN
78
79