Abstract
Cellulitis is the result of streptococcus, acute staphylococcus infection on the
subcutaneous tissue which comes from dental infection. Cellulitis is a suppurative inflammation
that involves some loose connective tissue under the skin and becomes acute diffuse
inflammation. Cellulitis is caused by various organisms. Most cases are caused by
Streptococcus pyogenes or Staphylococcus aureus. Prospective reviews and retrospective
laboratory studies found that S. aureus accounted for 51% of all aspirations and biopsy of
positive cellulitis biopsy, and Streptococcus accounted for 27%.
The 25-year-old man complained of a swollen right cheek since ± 4 days ago. Swelling
up to the right eye area and pain. Initially, patient felt pain on the right upper posterior tooth
since 6 days ago. After 3 days, the swollen appeared on the right cheek and right eye. The
patient had gone to the doctor and was given 3 kinds of medication. 2 drugs were not taken
because the patient was considered not working and pain was not reduced. Drug that was still
drunk by patient until he came to RSGM was cataflam. The patient current condition is in pain.
On radiological examination showed radiolucent on the right cheekbones with a diffuse border.
In the patient, there was an eczema clinical picture of edema and redness on the right cheek
skin and the right eye. The edema has an obscure limit. In the intraoral clinical manifestations
of patients found that 14 and 15 teeth stacked, and the 15 tooth is on the palatal side of tooth
14, the buccal mucosa of the right upper posterior tooth is swelling, redness of the gingiva,
fluctuation (+), and suppuration (+), so the diagnosis can be established by cellulitis.
Keywords: cellulitis, clinical manifestation
Abstrak
Selulitis merupakan hasil dari infeksi streptokokus, stafilokokus akut pada jaringan
subkutan yang berasal dari infeksi gigi. Selulitis adalah inflamasi supuratif yang melibatkan
sebagian jaringan ikat longgar di bawah kulit dan menjadi inflamasi difus akut. Selulitis
disebabkan oleh berbagai organisme. Sebagian besar kasus disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes atau Staphylococcus aureus. Ulasan prospektif dan studi laboratorium retrospektif
menemukan bahwa S. aureus dicatat menyumbang 51% dari semua aspirasi dan biopsi biopsi
positif selulitis, dan Streptococcus menyumbang 27% .
Selulitis merupakan hasil dari infeksi streptokokus, stafilokokus akut pada jaringan
subkutan yang berasal dari infeksi gigi. Selulitis adalah inflamasi supuratif yang melibatkan
sebagian jaringan ikat longgar di bawah kulit dan menjadi inflamasi difus akut. Selulitis
disebabkan oleh berbagai organisme. Sebagian besar kasus disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes atau Staphylococcus aureus. Ulasan prospektif dan studi laboratorium retrospektif
menemukan bahwa S. aureus dicatat menyumbang 51% dari semua aspirasi dan biopsi biopsi
positif
e-Jurnalselulitis,
Pustakadan Streptococcus
Kesehatan, menyumbang
vol. (no.), bulan, tahun 27% .
Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus
Laki-laki berusia 25 tahun mengeluhkan pipi kanan bengkak sejak ±4 hari yang lalu.
Bengkak sampai ke daerah mata kanan dan terasa sakit. Awalnya gigi atas belakang kanan
pasien terasa sakit cekot-cekot sejak ±6 hari yang lalu. Setelah 3 hari, bengkak muncul pada
pipi kanan dan mata kanan. Pasien sudah pergi ke dokter dan diberi 3 macam obat. 2 obat
sudah tidak diminum karena dianggap pasien tidak mempan dan sakit tidak berkurang. Obat
yang masih diminum sampai hari dimana pasien datang ke RSGM adalah cataflam. Kondisi
saat ini sakit. Pada pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya radiousen pada bagian tulang
pipi kanan dengan batas diffuse. Pada pasien didapatkan gambaran klinis ekstaoral berupa
edema dan kemerahan pada kulit pipi kanan dan mata kanan. Edema tersebut memiliki batas
tidak jelas. Pada manifestasi klinis intraoral pasien didapati gigi 14 dan 15 bertumpuk, dan gigi
15 berada di palatal gigi 14, mukosa bukal gigi posterior kanan atas terdapat pembengkakan,
kemerahan pada gingiva, fluktuasi (+), dan supurasi (+), sehingga dapat ditegakkan
diagnosanya adalah selullitis.
Kata kunci : selulitis, manifestasi klinis
Pendahuluan
Selulitis adalah inflamasi piogenik spektif menemukan bahwa S. aureus
akut, dan penyebarannya bisa dari dicatat menyumbang 51% dari semua
dermis bawah dan jaringan subkutan aspirasi dan biopsi biopsi positif selulitis,
(Gokulan., 2012). Selulitis merupakan dan Streptococcus menyumbang 27%
edema intra dan interseluler yang (Chira, Miller., 2010).
disebabkan oleh eksudat peradangan Selulitis ini ditandai dengan ada-
dan biasanya berasal dari infeksi gigi. nya rasa pusing disertai demam dan
Permukaan di atasnya berwana merah kemerahan pada kulit yang
dan panas serta bakteri dapat membengkak. Edema yang terjadi me-
bermigrasi dengan cepat ke jaringan miliki batas yang tidak jelas, dan bisa
sekitarnya (Laura., et al, 2015). menyebar cepat pada jaringan sekitar-
Selulitis adalah inflamasi supuratif nya jika tidak diobati dengan segera.
yang melibatkan sebagian jaringan ikat Gejala lainnya yang menyertai yaitu
longgar di bawah kulit dan menjadi limfadenopati, demam, dan keadaan
inflamasi difus akut. Selulitis disebabkan pasien lemah (David, et al., 2011).
oleh berbagai organisme. Sebagian
besar kasus disebabkan oleh Laporan Kasus
Streptococcus pyogenes atau Pasien laki-laki 25 tahun datang ke
Staphylococcus aureus. Ulasan RSGM Universitas Jember dengan
prospektif dan studi laboratorium retro- keluhan utama bengkak pada pipi kanan.
pada periapikal gigi 14. Selain itu, Suatu kasus selulitis oleh karena
pemeriksaan radiologi foto panoramik infeksi telah dilaporkan pada seorang
terlihat adanya perluasan radiolusen ke laki-laki berusia 25 tahun. Istilah selulitis
arah apikal menembus zygomatic arch digunakan untuk suatu penyebaran
serta menyebar ke orbita. oedematus dari inflamasi akut
pada permukaan jaringan lunak dan
bersifat difus (Neville, 2004). Selulitis
dapat terjadi pada semua tempat
dimana terdapat jaringan lunak dan
jaringan ikat longgar, seperti pada muka
dan leher. Selulitis mengenai jaringan
Gambar 5. Foto periapikal dengan gambaran subkutan bersifat difus, konsistensinya
radiolusen pada periapikal gigi 14 dan 15
bisa sangat lunak maupun keras seperti
papan, ukurannya besar, spongius dan
tanpa disertai adanya pus, serta
didahului adanya infeksi bakteri. Tidak
terdapat fluktuasi yang nyata seperti
pada abses, walaupun infeksi
membentuk suatu lokalisasi cairan
(Peterson, 2003). Penyebaran infeksi
selulitis progressif mengenai daerah
Gambar 6. Foto panoramik dengan gambaran
radiolusen berbatas diffuse radiolusen
sekitar, bisa melewati median line,
menyebar berbatas tidak jelas di sepanjang kadang-kadang turun mengenai leher
apikal gigi 14 dan gigi 15, serta meyebar ke
zygomatic arch dank e orbita (Pedlar, 2001). Gejala lokal selulitis
antara lain pembengkakan yang
Berdasarkan anamnesa, pemerik-
mengenai jaringan lunak atau ikat
saan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
maka pada pasien ditegakkan diagnosis
longgar, sakit, panas,kemerahan pada
Patofisiologi
Pada 88,4 % kasus selulitis
fasialis disebabkan infeksi odontogenik
yang berasal dari pulpa dan periodontal.
Periodontitis apikalis akut atau
kelanjutan dari infeksi atau abses Gambar 8. Anatomi musculus fasia
dilakukan pemeriksaan penunjang foto [1] Balaji SM. 2009. Textbook of Oral
periapikal dan panoramik. Berdasarkan and Maxillofacial Surgery. India:
hasil foto panoramik ditemukan lamina Elsevier. p.116
dura pada gigi premolar 2 terputus, [2] Berini, et al. 1997. Medica Oral:
radiolusen di apikal gigi menembus Buccal and Cervicofacial Cellulitis
tulang alveolar di bagian apikal dan Volume 4, (p337-50).
mengarah ke infraorbital. [3] David CV, Chira S, Eells SJ,
Selulitis merupakan suatu proses Ladrigan M, Papier A, Miller LG, et
inflamasi yang mengenai jaringan lunak al. 2011. Diagnostic Accuracy in
terutama jaringan ikat longgar, sifatnya Patients Admitted to Hospitals with
akut, oedematus diffuse, meliputi ruang cellulitis. Dermatol Online Journal:
yang luas. Selulitis dapat menyebabkan 17.
kematian jika tidak segera dilakukan [4] Gokulan P, Saroj D, Meera J.
perawatan. 2015. Diagnosis and Teatment of
Penanganan selulitis hampir Cellulitis. BM Journal: 345.
sama seperti penanganan infeksi [5] Kenneth MH, Louis HB. 2012.
odontogen lainnya, yaitu menghilangkan Cohen’s Pathways of the Pulp.
causa, dapat dilakukan insisi drainase, India. Elsevier. p.715
pemberian antibiotik dan perawatan [6] Laura M, David A. M., Lorna M.
supportif tetapi yang perlu diperhatikan 2015. Kedokteran Gigi Klinik, Edisi
adalah tingkat keparahan pasien. 5. Jakata: EGC.
Pada kasus ini, selulitis mengisi [7] Neville, et al. 2004. Oral and
ruang potensial di region bukal dan Maxillofacial Pathology.
menyebar ke arah infraorbital yang Philadephia: WB Saunders,.
merupakan penjalaran dari infeksi gigi [8] Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR,
premolar kedua atas yang berdesakan Tucker MR. 2003. Oral and Maxil-
dan juga infeksi periodontal gigi lofacial Surgery. 4 th Edition. Phil-
premolar kedua. adelphia: Mosby. p. 352- 4.