Anda di halaman 1dari 10

Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

Selulitis: Laporan Kasus


(Cellulitis: A Case Report)
Budi Yuwono, Amalia Rahmaniar, Qatrunnada Fath,
Syamsul Bachri
Laboraturium Klinik Bedah Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail korespondensi : budiby99@yahoo.com

Abstract
Cellulitis is the result of streptococcus, acute staphylococcus infection on the
subcutaneous tissue which comes from dental infection. Cellulitis is a suppurative inflammation
that involves some loose connective tissue under the skin and becomes acute diffuse
inflammation. Cellulitis is caused by various organisms. Most cases are caused by
Streptococcus pyogenes or Staphylococcus aureus. Prospective reviews and retrospective
laboratory studies found that S. aureus accounted for 51% of all aspirations and biopsy of
positive cellulitis biopsy, and Streptococcus accounted for 27%.
The 25-year-old man complained of a swollen right cheek since ± 4 days ago. Swelling
up to the right eye area and pain. Initially, patient felt pain on the right upper posterior tooth
since 6 days ago. After 3 days, the swollen appeared on the right cheek and right eye. The
patient had gone to the doctor and was given 3 kinds of medication. 2 drugs were not taken
because the patient was considered not working and pain was not reduced. Drug that was still
drunk by patient until he came to RSGM was cataflam. The patient current condition is in pain.
On radiological examination showed radiolucent on the right cheekbones with a diffuse border.
In the patient, there was an eczema clinical picture of edema and redness on the right cheek
skin and the right eye. The edema has an obscure limit. In the intraoral clinical manifestations
of patients found that 14 and 15 teeth stacked, and the 15 tooth is on the palatal side of tooth
14, the buccal mucosa of the right upper posterior tooth is swelling, redness of the gingiva,
fluctuation (+), and suppuration (+), so the diagnosis can be established by cellulitis.
Keywords: cellulitis, clinical manifestation

Abstrak

Selulitis merupakan hasil dari infeksi streptokokus, stafilokokus akut pada jaringan
subkutan yang berasal dari infeksi gigi. Selulitis adalah inflamasi supuratif yang melibatkan
sebagian jaringan ikat longgar di bawah kulit dan menjadi inflamasi difus akut. Selulitis
disebabkan oleh berbagai organisme. Sebagian besar kasus disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes atau Staphylococcus aureus. Ulasan prospektif dan studi laboratorium retrospektif
menemukan bahwa S. aureus dicatat menyumbang 51% dari semua aspirasi dan biopsi biopsi
positif selulitis, dan Streptococcus menyumbang 27% .
Selulitis merupakan hasil dari infeksi streptokokus, stafilokokus akut pada jaringan
subkutan yang berasal dari infeksi gigi. Selulitis adalah inflamasi supuratif yang melibatkan
sebagian jaringan ikat longgar di bawah kulit dan menjadi inflamasi difus akut. Selulitis
disebabkan oleh berbagai organisme. Sebagian besar kasus disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes atau Staphylococcus aureus. Ulasan prospektif dan studi laboratorium retrospektif
menemukan bahwa S. aureus dicatat menyumbang 51% dari semua aspirasi dan biopsi biopsi
positif
e-Jurnalselulitis,
Pustakadan Streptococcus
Kesehatan, menyumbang
vol. (no.), bulan, tahun 27% .
Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus
Laki-laki berusia 25 tahun mengeluhkan pipi kanan bengkak sejak ±4 hari yang lalu.
Bengkak sampai ke daerah mata kanan dan terasa sakit. Awalnya gigi atas belakang kanan
pasien terasa sakit cekot-cekot sejak ±6 hari yang lalu. Setelah 3 hari, bengkak muncul pada
pipi kanan dan mata kanan. Pasien sudah pergi ke dokter dan diberi 3 macam obat. 2 obat
sudah tidak diminum karena dianggap pasien tidak mempan dan sakit tidak berkurang. Obat
yang masih diminum sampai hari dimana pasien datang ke RSGM adalah cataflam. Kondisi
saat ini sakit. Pada pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya radiousen pada bagian tulang
pipi kanan dengan batas diffuse. Pada pasien didapatkan gambaran klinis ekstaoral berupa
edema dan kemerahan pada kulit pipi kanan dan mata kanan. Edema tersebut memiliki batas
tidak jelas. Pada manifestasi klinis intraoral pasien didapati gigi 14 dan 15 bertumpuk, dan gigi
15 berada di palatal gigi 14, mukosa bukal gigi posterior kanan atas terdapat pembengkakan,
kemerahan pada gingiva, fluktuasi (+), dan supurasi (+), sehingga dapat ditegakkan
diagnosanya adalah selullitis.
Kata kunci : selulitis, manifestasi klinis

Pendahuluan
Selulitis adalah inflamasi piogenik spektif menemukan bahwa S. aureus
akut, dan penyebarannya bisa dari dicatat menyumbang 51% dari semua
dermis bawah dan jaringan subkutan aspirasi dan biopsi biopsi positif selulitis,
(Gokulan., 2012). Selulitis merupakan dan Streptococcus menyumbang 27%
edema intra dan interseluler yang (Chira, Miller., 2010).
disebabkan oleh eksudat peradangan Selulitis ini ditandai dengan ada-
dan biasanya berasal dari infeksi gigi. nya rasa pusing disertai demam dan
Permukaan di atasnya berwana merah kemerahan pada kulit yang
dan panas serta bakteri dapat membengkak. Edema yang terjadi me-
bermigrasi dengan cepat ke jaringan miliki batas yang tidak jelas, dan bisa
sekitarnya (Laura., et al, 2015). menyebar cepat pada jaringan sekitar-
Selulitis adalah inflamasi supuratif nya jika tidak diobati dengan segera.
yang melibatkan sebagian jaringan ikat Gejala lainnya yang menyertai yaitu
longgar di bawah kulit dan menjadi limfadenopati, demam, dan keadaan
inflamasi difus akut. Selulitis disebabkan pasien lemah (David, et al., 2011).
oleh berbagai organisme. Sebagian
besar kasus disebabkan oleh Laporan Kasus
Streptococcus pyogenes atau Pasien laki-laki 25 tahun datang ke
Staphylococcus aureus. Ulasan RSGM Universitas Jember dengan
prospektif dan studi laboratorium retro- keluhan utama bengkak pada pipi kanan.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

Setelah dilakukan anamnesa Pada pemeriksaan ekstraoral


didapatkan riwayat penyakit: pasien terdapat pembengkakan pada pipi
mengalami bengkak sejak ± 4 hari yang sebelah kanan dan lipatan bawah mata.
lalu di pipi kanan hingga ke mata kanan Warna kemerahan, terdapat
dan terasa sakit. Awalnya gigi atas peningkatan suhu, nyeri tekan, lunak,
kanan terasa sakit cekot-cekot ± 6 hari disertai kemerahan pada kelopak mata
yang lalu. Selanjutnya, 3 hari kemudian atas, lipatan nasolabial tidak terlihat,
bengkak muncul pada pipi dan daerah sulkus nasolabial terangkat, dan
mata. Pasien mengaku bahwa bengkak pernurunan sudut mulut sebelah kanan.
muncul setelah malam seusai latihan Bagian kepala dan leher normal. Pada
badminton. Pasien sudah pergi ke kelenjer subman-dibula dexter dan
dokter dan diberikan tiga macam obat. kelenjer submental teraba dan sakit,
Dua obat sudah tidak diminum karena sedangkan pada kelenjar submandibula
dianggap pasien tidak mempan dan sinister tidak teraba dan tidak sakit.
sakit tidak berkurang. Obat yang masih Pemeriksaan pada kelenjar parotis,
diminum sampai hari pasien datang ke kelenjar submandibular, kelenjar sub-
RSGM adalah cataflam. Kondisi saat ini lingual teraba dan sakit.
sakit. Pasien kesulitan membuka mulut, Pada pemeriksaan sendi temporo
Bengkak berkurang ketika pasien mandibular didapatkan bahwa kemam-
minum cataflam. Pada saat pasien puan pasien untuk membuka mulut tidak
datang ke RSGM, nanah tetap keluar normal yaitu 28 mm.
pada bagian bukal di sekitar gigi Pada pemeriksaan intraoral dida-
premolar pertama dan premolar kedua. patkan karies media pada gigi premolar
Pada pemeriksaan fisik, didapat- pertama atas kanan (14) dan terdapat
kan keadaan umum tampak baik, karies superfisialis pada gigi premolar
dengan tekanan darah 130/80 mmHg, kedua atas kanan (15). Gigi 15 tumpang
pernafasan 20x/menit, nadi 88x/menit. tindih terletak dengan gigi 14 dan gigi 15
Berat badan pasien adalah 75 kg dan palatoversi. Pada gigi 14 dan 15 tes
tinggi badan pasien adalah 167 cm. tekan (+), perkusi (+), gingiva
Pasien memiliki riwayat alergi mie instan kemerahan, kalkulus (+), fluktuatif (+),
(mie sedap). supuratif (+), konsistensi lunak, tekstur

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

halus, sakit (+), dan kegoyahan (-).


Dasar lidah normal.
Pemeriksaan mukosa mulut
didapatkan bahwa tampak adanya
pembengkakan pada mukosa bukal gigi
posterior kanan atas, kemerahan pada
gingiva (+), mukosa buccal fold
terangkat, fluktuasi (+), supuratif (+),
sakit (+).
Gambar 3. Pembengkakan kelenjar
submandibula dexter, dan pembengkakan yang
disertai kemerahan pada daerah mata

Gambar 1. Gambaran klinis intraoral pasien.


Terdapat gigi 14 dan 15 yang tumpang tindih
serta pus keluar dari mukosa bukal.
Gambar 4. Pembengkakan pada pipi dan mata
sebelah kanan

Berdasarkan anamnesa dan


pemeriksaan klinis, pasien dirujuk pada
bagian radiologi RSGM FKG Universitas
Jember dan Laboratorium Parahita
untuk dilakukan pemeriksaan foto
rontgen periapikal dan panoramik.
Hasil pemeriksaan radiologi foto
periapikal didapatkan adanya pelebaran
ligament periodontal, terputusnya
Gambar 2. Pembengkakan pada pipi kanan lamina dura, dan terdapat radiolusen
yang menyebar sampai ke daerah mata

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

pada periapikal gigi 14. Selain itu, Suatu kasus selulitis oleh karena
pemeriksaan radiologi foto panoramik infeksi telah dilaporkan pada seorang
terlihat adanya perluasan radiolusen ke laki-laki berusia 25 tahun. Istilah selulitis
arah apikal menembus zygomatic arch digunakan untuk suatu penyebaran
serta menyebar ke orbita. oedematus dari inflamasi akut
pada permukaan jaringan lunak dan
bersifat difus (Neville, 2004). Selulitis
dapat terjadi pada semua tempat
dimana terdapat jaringan lunak dan
jaringan ikat longgar, seperti pada muka
dan leher. Selulitis mengenai jaringan
Gambar 5. Foto periapikal dengan gambaran subkutan bersifat difus, konsistensinya
radiolusen pada periapikal gigi 14 dan 15
bisa sangat lunak maupun keras seperti
papan, ukurannya besar, spongius dan
tanpa disertai adanya pus, serta
didahului adanya infeksi bakteri. Tidak
terdapat fluktuasi yang nyata seperti
pada abses, walaupun infeksi
membentuk suatu lokalisasi cairan
(Peterson, 2003). Penyebaran infeksi
selulitis progressif mengenai daerah
Gambar 6. Foto panoramik dengan gambaran
radiolusen berbatas diffuse radiolusen
sekitar, bisa melewati median line,
menyebar berbatas tidak jelas di sepanjang kadang-kadang turun mengenai leher
apikal gigi 14 dan gigi 15, serta meyebar ke
zygomatic arch dank e orbita (Pedlar, 2001). Gejala lokal selulitis
antara lain pembengkakan yang
Berdasarkan anamnesa, pemerik-
mengenai jaringan lunak atau ikat
saan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
maka pada pasien ditegakkan diagnosis
longgar, sakit, panas,kemerahan pada

Selulitis. Penyebab terbanyak dari infeksi daerah pembengkakan, trismus, dan


gigi (odontogenik). dasar mulut serta lidah terangkat.
Sedangkan gejala sistemiknya antara
Diskusi lain temperatur tinggi, nadi cepat dan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

tidak teratur, malaise, lymphadenitis, lokasi penyebarannya (Peterson, 2003).


peningkatan jumlah leukosit, dll.
Etiologi
Infeksi primer selulitis dapat
berupa: perluasan infeksi atau abses
periapikal, osteomyielitis dan
perikoronitis yang dihubungkan dengan
erupsi gigi molar tiga rahang bawah,
ekstraksi gigi yang mengalami infeksi
periapikal/perikoronal penyuntikan
dengan menggunakan jarum yang tidak
steril, infeksi kelenjar ludah
Gambar 7. Anatomi musculus pada wajah (sialodenitis), fraktur coumpound
maksila / mandibular, laserasi mukosa
Pada selulitis dalam kasus ini,
lunak mulut serta infeksi sekunder dari
pembengkakan pada pipi kanan
oral malignancy. Perluasan infeksi
melibatkan spasia pterigomandibular,
odontogenik atau infeksi yang mengenai
spasia massetter, spasia buccinators,
struktur gigi (pulpa dan periodontal) ke
spasia zygomaticus, meluas ke
daerah periapikal selanjutnya menuju
periorbita yang menyebar spasia levator
kavitas oral dengan menembus lapisan
labii superior serta spasia orbicularis
kortikal vestibular dan periosteum dari
oculi. Perlu diketahui mengenai
tulang rahang. Fenomena ini biasanya
perbedaan abses dan selulitis itu
terjadi di sekitar gigi penyebab infeksi,
sendiri. Abses terlokalisir dan memiliki
tetapi infeksi primer dapat meluas ke
batas jelas, contohnya yaitu pada abses
regio yang lebih jauh, karena
spasia bukal yang memiliki batas jelas,
adanya perlekatan otot atau jaringan
batas atas yaitu spasia massetter dan
lunak pada tulang rahang. Dalam hal ini,
batas bawah spasia mandibular.
infeksi odontogenik dapat menyebar ke
Sedangkan pada selulitis, batas diffuse
bagian bukal, fasial, dan subkutaneus
dan tidak terlokalisir yang berarti batas
servikal kemudian berkembang menjadi
tidak spesifik (diffuse), namun selulitis
selulitis fasial. Infeksi odontogenik
melibatkan beberapa spasia karena

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

biasanya disebabkan oleh barrier pencegahan penyebaran, hal ter-


Streptococcus sp serta mikroorganisme sebut dapat dijadikan acuan penyebara
anaerob negatif lainnya, namun pada n infeksi pada prosesseptik. Barrier
dasarnya infeksi odontogenik terse-but dibentuk oleh tulang rahang
merupakan infeksi campuran baik dan otot-otot yang berinsersi pada
anaerob maupun bakteri aerob. Faktor – tulang tersebut (Berini, et al, 1999).
faktor yang mempengaruhi penyebaran
ini antara lain, mikroorganisme infeksi,
asal infeksi, toksisitas yang dihasilkan
dan dikeluarkan mikroorganisme,
keadaan umum pasien, serta faktor
lokal.

Patofisiologi
Pada 88,4 % kasus selulitis
fasialis disebabkan infeksi odontogenik
yang berasal dari pulpa dan periodontal.
Periodontitis apikalis akut atau
kelanjutan dari infeksi atau abses Gambar 8. Anatomi musculus fasia

periapikal, menyebar ke segala arah


Gejala klinis pada pasien berupa
waktu mencari jalan keluar. Ketika itu
edema dan kemerahan pada kulit pipi
biasanya periosteum ruptur dan infeksi
kanan meluas ke periorbita. Edema
menyebar ke sekitar jaringanlunak intra
tersebut memiliki batas tidak jelas. Pada
dan/atau extra oral, menyebabkan
manifestasi klinis intraoral pasien
selulitis. Penyebab utama selulitisadalah
didapati gigi 14 dan 15 bertumpuk, dan
proses penyebaran infeksi melalui
gigi 15 berada di palatal gigi 14, mukosa
ruangan subkutaneus sellular atau
bukal gigi posterior kanan atas terdapat
jaringan ikat longgar yang biasanya
pembengkakan, kemerahan pada
disebabkan dari infeksi odontogenik.
gingiva, fluktuasi (+), supurasi (+), tes
Penyebaran ini dipengaruhi oleh struktur
tekan (+) pada gigi 14 dan 15. Gejala
anatomi lokal yang bertindak sebagai

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

local pada pasien antara lain Diagnosis ditegakkan berdasarkan


pembengkakan mengenai jaringan hasil anamnesis yang cermat,
lunak, sakit, panas dan kemerahan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pada daerah pembengkakan, penunjang. Pemeriksaan penunjang
pembengkakan difus, kenyal, disertai yang dilakukan pada kasus ini berupa
trismus. pemeriksaan radiografi panomarik. Hasil
Sumber infeksi pada pasien ini radiografi panoramik dapat menentukan
kemungkinan besar melalui jalur infeksi lokasi infeksi dan penyebab terjadinya
periodontal dimana pada pasien ini infeksi.
terdapat gigi pre molar yang tumpang Pada kasus ini penatalaksanaan
tindih sehingga dapat terjadi dan terapi yang dilakukan adalah
penumpukan plak dan kalkulus yang dengan pemberian obat antibiotik
merupakan sumber infeksi. Pada berupa clindamicin 300mg, analgesik
gambaran radiologi didapatkan lamina berupa asam mefenamat 500mg. Ada
dura pada gigi premolar 2 terputus, beberapa pilihan obat antibiotik untuk
radiolusen diapikal gigi menembus infeksi odontogen seperti golongan
tulang alveolar di bagian apikal dan penisilin, erytromycin, Clindamycin,
mengarah ke infraorbital. Metronidazole, tetracycline. Pada kasus
ini digunakan antibiotik clindamycin
dikarenakan antibiotik ini efektif
terhadap bakteri gram positif aerob dan
anaerob, terutama Streptococcus dan
Staphylococcus yang merupakan
bakteri utama penyebab selulitis.
Clindamycin bersifat bakteriostatik yaitu
menghambat pertumbuhan dan
perkembangan dari bakteri. Antibiotik
clindamycin 300mg diminum 4 kali
sehari setiap 6 jam.

Gambar 9. Jalur-jalur potensial pada


penyebaran infeksi odontogen. Kesimpulan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

Pada kasus yang dilporkan,


diagnosa yang ditegakkan merupakan
selulitis fasial. Penegakan diagnosa Daftar Pustaka

dilakukan pemeriksaan penunjang foto [1] Balaji SM. 2009. Textbook of Oral
periapikal dan panoramik. Berdasarkan and Maxillofacial Surgery. India:
hasil foto panoramik ditemukan lamina Elsevier. p.116
dura pada gigi premolar 2 terputus, [2] Berini, et al. 1997. Medica Oral:
radiolusen di apikal gigi menembus Buccal and Cervicofacial Cellulitis
tulang alveolar di bagian apikal dan Volume 4, (p337-50).
mengarah ke infraorbital. [3] David CV, Chira S, Eells SJ,
Selulitis merupakan suatu proses Ladrigan M, Papier A, Miller LG, et
inflamasi yang mengenai jaringan lunak al. 2011. Diagnostic Accuracy in
terutama jaringan ikat longgar, sifatnya Patients Admitted to Hospitals with
akut, oedematus diffuse, meliputi ruang cellulitis. Dermatol Online Journal:
yang luas. Selulitis dapat menyebabkan 17.
kematian jika tidak segera dilakukan [4] Gokulan P, Saroj D, Meera J.
perawatan. 2015. Diagnosis and Teatment of
Penanganan selulitis hampir Cellulitis. BM Journal: 345.
sama seperti penanganan infeksi [5] Kenneth MH, Louis HB. 2012.
odontogen lainnya, yaitu menghilangkan Cohen’s Pathways of the Pulp.
causa, dapat dilakukan insisi drainase, India. Elsevier. p.715
pemberian antibiotik dan perawatan [6] Laura M, David A. M., Lorna M.
supportif tetapi yang perlu diperhatikan 2015. Kedokteran Gigi Klinik, Edisi
adalah tingkat keparahan pasien. 5. Jakata: EGC.
Pada kasus ini, selulitis mengisi [7] Neville, et al. 2004. Oral and
ruang potensial di region bukal dan Maxillofacial Pathology.
menyebar ke arah infraorbital yang Philadephia: WB Saunders,.
merupakan penjalaran dari infeksi gigi [8] Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR,
premolar kedua atas yang berdesakan Tucker MR. 2003. Oral and Maxil-
dan juga infeksi periodontal gigi lofacial Surgery. 4 th Edition. Phil-
premolar kedua. adelphia: Mosby. p. 352- 4.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Manifestasi Tuberkulosa Limfadenitis pada Kelenjar Limfe di Area Servikal : Laporan Kasus

[9] Pedlar, et al. 2001. Oral


Maxillofacial Surgery. Spanyol: WB
Saunders, (p90-100).
[10] PL Dhingra. 2014. Nose and
Throat and Head and Neck
Surgery. India: Elsevier. P.268
[11] Topazian, R.G., Golberg, M H.
2002, Oral and Maxillofacial
Infection. Philadelphia: WB
Saunders.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun

Anda mungkin juga menyukai