Anda di halaman 1dari 22

Fungsi utama dari penyemenan pada sumur baik sumur gas maupun minyak adalah sebagai berikut:

1. Memberikan zona isolasi


2. Mendukung beban aksial casing string
3. Memberikan perlindungan terhadap fluida korosi pada casing
4. Memberikan dukungan/penahan lubang sumur

penyemenan sumur tersebut. Penyemenan sumur secara integral, merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam

suatu operasi pemboran, baik sumur minyak maupun gas. Semen ter-sebut digunakan untuk
melekatkan rangkaian pipa

selubung dan mengisolasi zona produksi serta mengantisipasi adanya berbagai masalah pemboran.
Perencanaan

penyemenan meliputi : • Perkiraan kondisi sumur (ukuran, tem-peratur, tekanan, dsb.) •
Penilaian terhadap sifat

lumpur pem-boran • Pembuatan suspensi semen (slurry de-sign) • Teknik penempatan
• Pemilihan peralatan,

seperti centralizers, scratchers, dan float equipment Program perencanaan penyemenan secara
tepat, merupakan hal pokok

yang akan mendukung suksesnya operasi pemboran. Pada dasarnya operasi penyemenan bertujuan
untuk : 1. Melekatkan

pipa selubung pada dinding lubang sumur, 2. Melindungi pipa selubung dari masalah-masalah
mekanis sewaktu operasi

pem-boran (seperti getaran), 3. Melindungi pipa selubung dari fluida formasi yang bersifat korosi,
dan 4. Memisahkan zona yang satu terhadap zona yan lain dibelakang pipa selubung.
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
peralatan di atas permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah
permukaan. 6.2.1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN Peralatan
penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow
line, dan Cementing head. A. Cementing Unit Cementing unit adalah
merupakan suatu unit pompa untuk memompakan bubur semen (slurry)
dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan, yang berfungsi untuk
mengontrol rate dan tekanan. Jenis pompa dapat berupa duplex double
acting piston pump dan single acting triplex plunger pump. Plunger pump
lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan rate yang lebih
uniform dan tekanannya lebih besar. Cementing Unit terdiri dari : • Tanki
Semen Untuk menyimpan semen kering. • Hopper Untuk mengatur aliran
dari semen kering agar merata. • Jet Mixer Mixer yang umum digunakan
sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan
deras dan dapat menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan
pencampuran yang baik dan benar-benar homogen. Densitas slurry dapat
diukur dengan mud balance • Motor penggerak pompa dan pompa semen
berfungsi untuk memompa bubur semen. Jenis-jenis cementing unit : 1.
Truck mounted cementing unit 2. Marine cementing unit 3. Skit mounted
cementing unit B. Flow Line Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur
semen yang dipompakan dari cementing unit ke cementing head. C.
Cementing Head Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang
masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head, yaitu : 1. Mac Clatchie
Cementing Head Merupakan type cementing head yang cara
penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug dengan
jalan membuka dan memasang kembali. 2. Plug Container Jenis ini tidak
praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini
memasangnya top plug dan bottom plug tidak perlu membukanya, akan
tetapi sudah terpasang sebelumnya.
PERALATAN BAWAH PERMUKAAN Peralatan penyemenan bawah
permukaan meliputi : a. Casing Merupakan pipa selubung yang berfungsi
untuk : 1. Melindungi lubang bor dari pengaruh fluida formasi dan tekanan-
tekanan disekitarnya. 2. Melindung lubang bor dari guguran 3. Memisahkan
formasi produktif satu dengan lainnya. 4. Bersama-sama semen
memperkuat dinding lubang serta mempermudah operasi produktf
nantinya. Jenis-jenis casing : • Conductor casing • Intermediate casing •
Production casing b. Centralizer Untuk mendapatkan cincin semen yang
baik (merata), casing harus terletak ditengah-tengah lubang, untuk itu
casing dilengkapi dengan centralizer. Fungsi dari centralizer sebagai berikut
: 1. Menempatkan casing di tengah-tengah lubang 2. Menyekrap mud cake
3. Mencegah terjadinya differntial sticking Centralizer dibuat dari bahan
baja, sehingga mampu mendorong casing di tengah-tengah lubang. c.
Scratchers Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan
berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake, sehingga
didapat lubang bor yang bersih. Ada dua jenis scratchers , yaitu Rotation
type wall scratchers dan Reciprecasing type scratcher. Pemasangan
scratchers pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa ini dipasang
dengan step collar atau clemps. Receiprecasing scratcher umumnya
dipasang pada interval 15-20 ft sepanjang daerah yang disusun, sedang
relating scretcher dipasang pada zone produktif (porous). d. Peralatan
Floating Peralatan floating terdiri dari casing shoe, float shoe, guide collar
dan float collar. 1. Casing Shoe Biasanya berbentuk bulat pada bagian
bawah dan ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian casing dan
didalamnya tidak terdapat valve. Berfungsi sebagai sepatu dan pemandu
untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing agar tidak terjadi
sangkutan pada didnding lubang bor. Shoe ini bersifat drillable atau dapat
dibor kembali. 2. Float Shoe Pada prinsipnya adalah sama dengan casing
shoe, perbedaannya terletak pada adanya valve yang berfungsi untuk : •
Mencegah aliran balik, mencegah blowout pada saat casing diturunkan. •
Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan. • Memperkecil
beban menara. 3. Guide Collar Tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat
menahan tekanan balik. 4. Float Collar Dilengkapi dengan valve, sehingga
fapat menahan tekanan balik semen. e. Shoe Trach Merupakan pipa casing
yang dipasang antara shoe dan collar, sepanjang satu batang atau lebih,
tergantung dari ketinggian semen di annulus, karena ketinggian semen di
annulus akan menentukan perbedaan tekanan hidrostatik diluar dan
didalam casing pada waktu memasukkan top plug. Shoe trach berfungsi
untuk menampung bubur semen yang bercampur udara atau lumpur
pendorong, agar tidak keluar ke annulus disekitar shoe. Memasukkan
udara pada bubur semen ini terjadi bila penyemenan menggunakan mac
clatchie cementing head, yaitu pada saat cementing head dibuka sampai
memasuki top plug dan pemasangan cementing head kembali. Udara
masuk karena adanya penurunan tekanan semen, akibat perbedaan berat
jenis bubur semen didalam casing dan berat jenis lumpur diluar casing. f.
Bottom Plug Berfungsi untul mencegah adanya kontaminasi antara lumpur
dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur yang berada didalam
casing dan memisahkan casing dari semen dan juga membersihkan mud
film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang
pada tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir keluar
dan terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan.
Bottom plug dibuat dari bahan karet dan bahan dalamnya dibuat dari
alluminium. g. Top Plug Berfungsi untuk mendorong bubur semen,
memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi konyaminasi,
membersihkan semen dari sisa-sisa semen didalam casing. Alat ini
sebagian besar terbuat dari karet dan pada bagian bawahnya digunakan
plat alluminium dan tidak mempunyai membran. Apabila top plug ini sudah
mencapai bottom plug, maka tekanan pompa akanm naik secara tiba-tiba
dan pada saat itu pemompaan dihentikan
3.1.1. Sejarah Semen di Industri Perminyakan

Semen yang umumnya digunakan dalam industri perminyakan adalah semen

Portland, yang ditemukan pertama kali dan dipatenkan oleh seorang penemu berkebangsaan

Inggris Joseph Aspdin (1824), ia membuat semen dengan cara membakar

batuan limestone dan batuan clay di dapurnya, kemudian menjadikannya bubuk semen

hidrolis yang berarti semen tersebut dapat mengeras juka bercampur dengan air. Joseph

Aspdin menamakan semen tersebut pertama kali didapatkan dari pulau Portland, Inggris.

Dengan penemuan ini, Joseph Aspdin telah meletakkan dasar dari industry Portlanddewasa

ini.

Kegiatan penyemenan dalam industry perminyakan digunakan pertama kali pada

tahun 1903 di Amerika oleh Frank F. Hill dari Union Oil Company untuk menyumbat zona

air di atas lapisan batu pasir yang mengandung minyak, pada salah satu sumur minyak di

lapangan Lompoc, California. Teknik penyemenan yang digunakan adalah dengan

menggunakan suatu boiler yang dirancang khusus untuk mencampur bubuk

semenPortland dan air yang disebut dengan neat cement kemudian memasukkannya ke

dalam sumur dengan menggunakan boiler tersebut. Setelah 28 hari, pekerja meneruskan

pengeboran pada lapisan batu pasir dan secara


15

efektif teknik tersebut telah mengisolasi zona air. Teknik ini menjadi hal yang tepat guna dan
segera menyebar ke seluruh lapangan di California pada waktu itu.

Pada tahun 1920, Erle P. Halliburton memperkenalkan dan memperoleh hak paten

untuk metoda penyemenan baru dengan menggunakan peralatan yang disebut jet mixer, yang

mampu mengatasi kendala pada proses pencampuran bubuk semen

Portland dan air dengan hasil yang memuaskan pada lapangan Hewit di Carter Country,
Oklahoma.
3.1.2. Defenisi Penyemenan

Semen merupakan suatu bahan yang bersifat hidrolis, yaitu bahan yang akan

mengalami proses pengerasan pada percampurannya dengan air ataupun larutan asam. Salah

satu jenis semen yang khas dan biasa aplikasikan dalam industri perminyakan adalah semen

portland (mula-mula ditemukan di pulau Portland, Inggris) .

Cementing atau penyemenan adalah proses pendorongan bubur semen ke

dalamcasing dan naik ke annulus yang kemudian didiamkan sampai semen tersebut mengeras

hingga mempunyai sifat melekat baik terhadap casing maupun formasi. Proses penyemenan

dilakukan pada sekeliling outside diameter casing yang telah dimasukkan kedalamwellbor.

Diameter lubang sumur bor lebih besar dari pada diameter casing, karena itu untuk

memperkuat posisi casing maka perlu dilakukan penyemenan.


16

Kenaikan temperatur dan tekanan pada semen akan menaikan compressive

strength dari semen. Akan tetapi untuk temperatur diatas 230°F compressive dari semen

turun. Penurunan dari strength disebut juga Strength retrogression.

Strength retrogression dapat pula terjadi karena penambahan air diwaktu pembuatan

semen terlalu banyak. Selain dari itu additive yang terlalu banyak dapat
menyebabkan retrogression juga.
Semen

Formasi
Batuan
Pipa
Selubung

Gambar 3.1. Pipa yang disemen di dalam formasi[8]

Prosedur untuk penyemenan dibagi menjadi dua, yaitu primary

cementing dansecondary cementing. Primary cementing adalah proses penyemenan yang

dilakukan segera setelah operasi pemboran selesai.

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya

dalam suatu operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu diantaranya

adalah tergantung dari berhasil atau tidaknya penyemenan sumur tersebut.


17

Penyemenan sumur secara integral, merupakan salah satu aspek yang sangat penting

dalam suatu operasi pemboran, baik sumur minyak maupun gas. Semen tersebut digunakan

untuk melekatkan rangkaian pipa selubung dan mengisolasi zona produksi serta

mengantisipasi adanya berbagai masalah pemboran.

Perencanaan penyemenan meliputi :

a.Perkiraan kondisi sumur (ukuran, temperatur, tekanan, dsb.)

b.Penilaian terhadap sifat lumpur pemboran

c.Pembuatan suspensi semen (slurry design)

d.Teknik penempatan

e.Pemilihan peralatan, seperti centralizers, scratchers, dan float equipment

Program perencanaan penyemenan secara tepat, merupakan hal pokok yang akan
mendukung suksesnya operasi pemboran.
Pada dasarnya operasi penyemenan bertujuan untuk :

1.Melekatkan pipa selubung pada dinding lubang sumur,

2.Melindungi pipa selubung dari masalah-masalah mekanis sewaktu operasi pemboran (seperti
getaran),

3.Melindungi pipa selubung dari fluida formasi yang bersifat korosi, dan

4.Memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain dibelakang pipa selubung. Penyemenan
lubang sumur perlu dilakukan terutama untuk menyekat zona-

zona pada sumur pemboran sehingga dapat mencegah masuk atau merembesnya fluida

formasi yang tidak diinginkan ke dalam lubang sumur pemboran. Dengan penyekatan yang

baik maka diharapkan dapat diperoleh produksi yang optimal.


18

Pelaksanaan penyemenan yang salah akan dapat menyebabkan

terbentuknyachannel semen, adanya produksi air/gas yang tidak diinginkan dan korosi pada

pipa. Untuk mencegah timbulnya problema tersebut maka diperlukan pengetahuan yang luas

tentangprinsip-prinsip dasar dan perhitungan dalam melaksanakan penyemenan.

Semen yang digunakan dalam industri perminyakan adalah dalam bentuk material

bubuk semen tanpa additives adalah semen portland. Bahan dari semen tersebut

adalahlimestone, clay dan senyawa besi (Fe2O3) ditambah gypsum sejumlah tertentu untuk

memperlambat setting time dan untuk meningkatkan kekerasan semen.

Portland Cement adalah semen yang biasa dipakai pada operasi penyemenan sumur

dalam industri perminyakan. Portland cement ini akan mengeras bila bertemu dengan air.

Semen ini dibuat dari bahan dasar calcareous seperti : limestone, marl,karang-

karangan dan argillaceous seperti clay, shale, slate yang diproses pada rotary kiln (tempat

pembakaran berputar) dengan temperatur 2600 – 2800°F.

3.1.3. Proses Pembuatan Semen


Pembuatan semen Portland dibedakan dalam dua proses, yaitu dry proses danwet

process. Perbedaan antara dua proses ini terletak pada proses peleburan material- material

mentahnya. Setelah melewati salah satu proses di atas, material-material tersebut akan

melalui proses pembakaran, pendinginan dan penggilingan untuk kemudian dipak.

Secara garis besar semen dapat diklasifikasikan menjadi empat tahap pokok,

yaitu :
19

1.Proses peleburan

ada dua jenis proses peleburan semen yaitu proses basah (wet process) dan proses kering (dry
process)

2.Proses pembakaran

3.Proses pendinginan dan

4.Proses penggilingan.

1.Proses Peleburan

Dry Process

Material mentah sama-sama dihancurkan lalu dianalisis komposisinya. Setelah

didapat komposisi kimia yang sesuai, campuran tersebut dibawa ke kiln. Campuran ini

biasanya berukuran 100 – 200 mesh agar kontak antar partikel yang terjadi dapat maksimal.

Wet Process

Proses ini lebih rumit dibandingkan dengan dry process karena lebih membutuhkan

energi lebih besar untuk menguapkan air di kiln. Material calcareous dicampur air

agarkerikil-kerikilnya keluar. Kemudian kedua material mentah ini digiling dalam “wet

grinding mill” dan setelah didapat komposisi kimia yang diinginkan, campuran siap-

siap dibawa kekiln.


2. Proses Pembakaran

Setelah melalui salah satu proses peleburan di atas (dry process atau wet process),
campuran masuk ke dalam “rotary kiln” dan dipanaskan perlahan-lahan
20

melalui beberapa proses temperatur seperti berikut (API Spec. 10A, Material and Testing for
Well Cement):

100 C = pembebasan air bebas

200 C = dehidroksilasi mineral-mineral clay

900 C = kristalisasi mineral-mineral clay yang mengalami

dehidroksilasi dan dekomposisi CaCO3.

900 – 1200 C = reaksi antara CaCO3 atau CaO dengan

aluminosilicates.

1250 – 1280 C = mulai terbentuk fasa liquid.

> 1280 C = fasa liquid terus terbentuk, komponen-

komponen semen terjadi.

3. Proses Pendinginan

Kualitas “clinker”, produk yang dihasilkan dari rotary kiln sangat tergantung dari

kecepatan dan metode proses pendinginan. Bila laju pendinginan lambat, akan dihasilkan

produk yang baik dimana terjadi proses kristalisasi dari clinker akan meningkatkan kekuatan

semen. Sedangkan bila pendinginan cepat akan dihasilkan produk seperti gelas yang

mempersulit clinker digiling, ini dapat mengakibatkan kekuatan semen cepat naik tetapi tidak

lama.

4. Proses Penggilingan

Setelah clinker didinginkan perlahan-lahan dan ditempatkan di silo-silo, kemudian


akan mengalami proses penggilingan. Selama proses penggilingan ini
21
biasanya ditambahakan gypsum sekitar 3 – 5 % untuk mengontrol pembebasan CaO guna

mengheindari flash setting. Bubuk semen yang dihasilkan kemudian ditempatkan di silo-

silodan dipak.

3.2. Operasi Penyemenan

Ketika lubang sumur minyak telah dilakukan pemboran dan kemudian pipa (casing)

dimasukkan ke dalam annulus, barulah semen berperan sangat penting untuk melindungi

sumur dari formasi yang berbahaya atau supaya casing tetap stabil.

Casing sebaiknya mempunyai permukaan yang tidak terlalu kasar dan mempunyai kekerasan
tertentu yang digunakan sesuai dengan standar operasinal menurut API.

Bubur semen dipompakan ke dalam lubang sumur minyak, kemudian mengisi bekas

ruang yang kosong di bottom hole (open hole), serta semen mengisi

antara casing dengancasing yang dipompakan sampai ke permukaan. Kemudian dibiarkan

sampai semen tersebut mengeras dan mengikat dengan formasi atau casing.

Umumnya casing ini dipasang dari permukaan sampai kedalaman yang dikehendaki.
Susunan casing yang dipasang biasanya terdiri dari :

1) Conductor casing

Merupakan pekerjaan awal penyemenan yang bertujuan untuk memperkokoh sumur

agar tidak runtuh dan untuk menghindari terjdinya kerusakan-kerusakan dari lubang sumur

selama dilaksanakan pemboran selanjutnya. Pada umumnya diameter casing yang digunakan

adalah 24 inch.
22
Gambar 3.2. Conductor Casing[8]

2) Surface casing

Fungsi dari surface casing adalah untuk menjaga dinding sumur agar tidak runtuh,

menjaga air penduduk atau air formasi tidak terkontaminasi dengan fluida dari aktifitas

pemboran serta sebagai kedudukan alat BOP. Biasanya diameter casing yang digunakan

dalam pemasangan surface casing berukuran 18 5/8” atau 13 3/8”.


23
Gambar 3.3. Surface casing[8]

3) Intermediate casing

Setelah pemasangan surface casing langkah selanjutnya memasang intermediate

casing dengan jalan menambah lubang bor dengan alat yang disebut bit atau mata

bor.Intermediate casing bertujuan untuk mengatasi atau mengisolasi adanya formasi-

formasiyang mengganggu aktifitas pemboran diameter casing yang biasa digunakan adalah

13 3/8”, 10 3/4”.
24
Gambar 3.4. Intermediet casing[8]

4) Production casing

Production casing merupakan penyemenan tahap akhir dari primary cementing,

dimana tujuannya adalah untuk tempat akumulasi fluida formasi sebelum diproduksi ke

permukan. Casing ini biasanya berukuran 7” atau 10 3/4”.


25
Gambar 3.5. Production Casing[8]

Gambar 3.6. Liner casing[8]

26

Namun untuk sumur-sumur dilapangan minyak DSF (Duri Steam Flooding) yang

mempunyai kedalaman target pemboran yang relatif dangkal umumnya hanya dilakukan dua

tahap penyemenan yaitu, penyemenan surface casing kemudian dilanjutkan dengan

penyemenan production casing.

Pada dasarnya kegunaan casing pada sumur minyak adalah :

1)Mencegah runtuhnya dinding sumur bor

2)Mencegah tercemarnya fresh water formation oleh lumpur pemboran

3)Tempat memasang alat pencegah semburan liar

4)Menghubungkan permukaan dengan lapisan produktif

5)Menutup formasi yang akan menimbulkan kesulitan terhadap operasi pemboran.


Casing yang dipasang dalam perencanaannya harus dapat menahan gaya-gaya yang

bekerja pada casing dengan biaya serendah mungkin. Gaya-gaya yang bekerja

padacasing adalah :

1)Tension load, yaitu beban tarik yang disebabkan oleh berat rangkaian casing itu sendiri.

Sambungan casing akan menahan beban ini, untuk itu kekuatan sambungan (joint strength)

harus lebih besar dari beban tarik yang terjadi.

2)External Pressure, yaitu tekanan dari luar casing seperti tekanan hidrostatis fluida di

luar casing. Casing collapse resistance harus lebih besar dari external pressure yang terjadi

agar casing tidak collapse.

3)Internal / Burst Pressure, yaitu tekanan yang terjadi di dalam casing oleh karena tekanan
formasi lebih besar dari tekanan hidrostatis fluida di dalam casing.
27

Casing burst pressure harus lebih besar dari internal pressure yang terjadi agarcasing tidak
pecah.

Proses penyemenan dilakukan dengan beberapa langkah yaitu :

1. Tahap I : Melakukan pemboran dengan menggunakan bit atau mata bor pada kedalaman tertentu.

Selanjutnya dengan memompakan lumpur buatan yang telah dicampur additive tertentu yang

dapat mengangkatcutting, mempertahankan formation pressure, mempertahankan

integritas bore hole (mengangkat mud cake).

2.Tahap II : Pemasangan casing kedalam lubang bor (run casing).

3.Tahap III : Selanjutnya memompakan spacer ke dalam lubang bor. Spacer

ini berfungsi sebagai pemisah antara lumpur dan semen,

pengangkat lumpur.

4.Tahap IV : Memompakan semen kedalam sumur

5.Tahap V : Displacement yaitu memompakan air atau fluida ke dalam

lubang sumur sampai semen mencapai kedalaman annulus


tertentu.

3.3. Fungsi penyemenan

Pada dasarnya penyemenan sumurmerupakan faktor penting di dalam kegiatan

perminyakan. Penyemenan ini dilakukan di annulus dalam suatu lubang pengeboran yang

akan dipasanag casing. Atau pada annulus-annulus yang akan


28

dilakukan penyemenan ulang, karena adanya kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh
formasi atau bonding (ikatan) semen itu kurang sempurna.

Fungsi semen pemboran dalam suatu pemboran dari sumur adalah:

a.Melekatkan casing pada dinding formasi, agar kokoh dan kuat sehingga casing dapat berfungsi
dengan sempurna.

b.Melindungi casing / liner dari tekanan yang datang dari bagian luar casing yang dapat
menimbulkan collapse.

c.Mencegah adanya migrasi fluida yang tidak diinginkan dari satu formasi ke formasi lain,

menutup zona lost circulation dan mengisolasi zona-zona di belakang casing sehingga tidak

terjadi hubungan antar lapisan, serta menutup zona yang tidak diperlukan.

d.Melindungi casing terhadap pengaruh lingkungan sekitar yang dapat merusak, seperti cairan
formasi yang bersifat korosif, tekanan dan temperatur.

e.Mengurangi kemungkinan terjadinya semburan liar atau blow out melalui annulus,

melindungi casing terhadap tekanan formasi dan mencegah penyusupan gas atau fluida

formasi bertekanan tinggi ke ruang antara casing dengan formasi yang bisa menyebabkan

kebakaran di permukaan.

f.Memperbaiki casing yang pecah


g.Memperkecil gas oil ratio dan water oil ratio.

Untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas, maka semen pemboran harus

memenuhi beberapa syarat, yaitu :


29

a.Semen slurry harus dapat dipompa sampai ke tempat tertentu (mempunyai rheologyyang baik).

b.Semen setelah ditempatkan harus mempunyai kekuatan atau strength yang cukup besar dalam
waktu tertentu (dapat dipompa selama kurang lebih 6 jam ≈ 500 psi).

c.Semen harus memberikan daya ikat casing dengan formasi yang cukup atau baik.

d.Semen tidak boleh terkontaminasi dengan kotoran (cairan formasi) maupun cairan pendorong
semen.

e.Semen harus stabil atau tidak mudah berubah strength-nya setelah beberapa waktu dari
penempatannya.

f.Semen harus impermeable (permeabilitas nol) yaitu tidak dapat mengalirkan dan dialiri fluida,

karena digunakan untuk menyekat dinding lubang pemboran sehingga semen tidak mudah

terkorosi akibat kontaminasi fluida formasi.

g.Semen harus tahan terhadap sulfate yang sering terdapat dalam cairan formasi.

h.Mempunyai thickening time yang sesuai dengan target penyemenan sumur.

Proses penyemenan didasarkan pada kondisi sumur yang mencakup hal-hal sebagai
berikut :

a.Kedalaman sumur

b.Temperatur

c.Tekanan

Pada kedalaman berbeda dengan formasi yang berbeda pula maka akan terjadi perubahan

temperatur dan tekanan. Untuk itu setiap formasi yang berbeda dibutuhkan

campuran additive yang berbeda pula. Untuk melanjutkan tahap penyemenan


30
selanjutnya maka semen harus dibiarkan mengeras terlebih dahulu, minimal kekerasan yang
harus dicapai oleh semen adalah 500 psi.

Setelah rangkaian casing diturunkan ke dalam lubang, ruang antara

rangkaiancasing dengan dinding lubang diisi dengan bubur semen. Bubur semen ini dibiarkan

hingga keras membatu, sehingga mengikatkan rangkaian ke dinding lubang, dan sumur

menjadi kuat dan kokoh. Gambaran casing yang sudah disemen dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 3.7. Gambaran Rangkaian Casing yang Telah Disemen[8]


Penyemenan yang dilakukan setelah pemasangan casing di dalam disebut dengan primary

casing. Sedangkan penyemenan selain dari primary cementing dikelompokkan ke

dalamsecondary cementing

Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary
cementing, dan squeeze cementing.
31

3.3.1. Primary Cementing

Primary cementing adalah penyemenan pertama kali yang dilakukan

setelahcasing diturunkan kedalam sumur. Pada primary cementing, penyemenan casing pada

dinding lubang sumur dipengaruhi oleh jenis casing yang akan disemen.

Penyemenanconductor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi fluida

pemboran (lumpur pemboran) dengan formasi. Penyemenan surface casing bertujuan untuk

melindungi air tanah agar tidak tercemar dari fluida pemboran, memperkuat

kedudukansurface casing sebagai tempat dipasangnya BOP. Untuk menahan

beban casing yang terdapat di bawahnya dan untuk mencegah terjadinya aliran fluida

pemboran atau fluida formasi yang akan melalui surface casing.

Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :

1.Melekatkan casing dengan formasi melindungi formasi yang akan dibor dari formasi
sebelumnya dibelakang pipa selubung yang mungkin bermasalah.

2.Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.

3.Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.

Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi

pemboran tertentu mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan

annulus secara keseluruhan.


Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan

semen bersirkulasi kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam

pembuatan suspensi semen.

Anda mungkin juga menyukai