Anda di halaman 1dari 3
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Negara No. 23 Jokarta Pusat 10560 Indonesia Telp. (021) 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 4241781, 4244819; Fax : (021) 4245523. BADAN POM Email : infopom@indo.net.id; Website : www.pom.go.id Nomor © TC.01.01.343.10.17.2973 ‘Jakarta, 19 Oktober 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal — : Informasi keamanan Kepada Yth: + Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Apoteker Indonesia (IAl) Ditempat Sehubungan dengan adanya informasi keamanan obat terbaru yang diperoleh dari WHO UMC- Signal, dengan ini kami sampaikan informasi untuk tenaga kesehatan profesional sebagai upaya_meningkatkan kehati-hatian bagi sejawat tenaga Kesehatan profesional dalam Penggunaan obat tersebut untuk pasien. Informasi keamanan ini merupakan hasil analisis laporan kasus efek samping obat (ESO) dati WHO Global database, yaitu: a. Ruxolitinib dan risiko neuropati perifer b. Desloratedine/loratadine dan risiko peningkatan berat badan pada anak ¢.Interaksi ciprofloxacin dan enalapril mengakibatkan peningkatan risiko gangguan ginjal akut d._ Interaksi rosuvastatin dan ticagrelor mengakibatkan risiko rhabdomyolysis Informasi tersebut agar dapat menjadi perhatian profesional kesehatan dalam pemberian obat tersebut pada pasien dan untuk dapat disebarluaskan kepada anggota IDI dan IAl Demikian kami sampaikan, terima kasih atas kerjasamanya, jan Pengawas Obat dan Makanan RI Tembusan Yth : 1. Kepala Badan POM RI 2. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan 3. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan 4. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA (sebagai laporan) 5. Arsip BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JI. Percetokan Negara No. 23 Jakarta Pusat 10560 Indonesia Telp. (021) 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 4241781, 4244819; Fox : (021) 4245523 BADAN POM Email: infopom@indo.net.id; Wel wonw-pom.go.id INFORMASI UNTUK TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL Loratadine dan Desloratadine: Laporan Efek Samping Peningkatan Berat Badan Pada Anak Loratadine dan desloratadine adalah antagonis reseptor histamin 1 (H:) peripheral, non-sedasi, yang aktif secara oral, digunakan untuk menghilangkan gejala rhinitis alergi musiman, rhinitis alergi tahunan dan urlikaria idiopatik kronis pada pasien dewasa dan anak-anak. Loratadine dan desloratadine termasuk generasi kedua antihistamin-H1 baru yang mengikat, tetapi tidak mengaktifkan reseptor histamin, sehingga menghalangi kerja agonis histamin atau histamin. Desloratadine ini merupakan metabolit aktif utama dari loratadine. Loratadine dan desloratadine Mencapai konsentrasi plasma maksimal (Tmax) antara 1-1,5 jam dan 1,5-3,7 jam setelah pemberian, Peningkatan konsentrasi plasma loratadine telah dilaporkan terjadi setelah penggur bersamaan dengan ketokonazol, eritromisin, dan simetidin dalam suatu uji kinik, namun tidak diikuti dengan perubahan Kiinis yang signifikan (termasuk elektrokardiografi). Terdapat informasi baru yang diperoleh dari Buletin Signal yang diterbitkan oleh WHO Uppsala Monitorig Centre (UMC) pada bulan April 2017, terkait laporan peningkatan berat badan setelah dilakukan skrining deteksi signal terhadap penggunaan desloratadine pada anak-anak usia antara 2 sampai 11 tahun. Sebagaimana diketahui bahwa desloratadine adalah metabolit dan loratadine, maka loratadine juga dimasukkan dalam evaluasi ini. WHO UMC mengelola global data base laporan efek samping obat dari seluruh dunia (yang disebut VigiBase), termasuk dari Indonesia. Berdasarkan data di VigiBase-WHO hingga tanggal 6 November 2016, terdapat 115 laporan tentang Peningkatan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan. 97 dari 115 laporan kasus tentang Peningkatan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan diduga hanya disebabkan oleh loratadine (suspect drug). Usia pasien yang dilaporkan berkisar antara 4 sampai 77 tahun dengan usia rata-rata 35 tahun. Dari 97 laporan kasus peningkatan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan tersebut, terdapat 11 laporan terjadi pada anak-anak dengan kelompok usia 2 sampai 11 tahun yang terdii dari : © pada 9 laporan kasus pada anak-anak, Loratadine merupakan satu-satunya obat yang dicurigai (suspect drug) menimbulkan kenaikan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan dan dengan onset waktu timbulnya bervariasi dari jam hingga tujuh bulan. © Dua (2) laporan kasus lainnya, dicurigai disebabkan juga olen obat lain yaitu cetirizin yang diketahui dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Dari 11 leporan kasus pada anak-anak, terdapat § laporan kasus yang sembuh (berat badan kembali normal) dengan rincian sebagai berikut ‘* Lima kasus yang dilaporkan dengan dechallenge positf dan satu kasus dilaporkan dechallenge negatif. * Satu kasus dengan dechallenge positf juga dilaporkan dengan rechallenge posit. Deskripsi dari kasus tersebut adalah pasien lakHaki berusia 10 tahun mengalami peningkatan berat badan minimal 4 kg dalam 1-2 bulan setelah memulai pengobatan loratadine dua periode berturut-turut, dan pasien tersebut sembuh (berat badan kembali normal) saat obat tersebut dinentikan, ‘Sementara itu, terkait desloratadine, berdasarkan data VigiBase hingga tanggal 6 November 2016, terdapat 44 laporan kasus kenaikan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan. 34 dari 44 laporan kasus kenaikan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan tersebut diduga hanya disebabkan oleh desloratadine (suspect drug). Usia pasien yang dilaporken berkisar antara 20 bulan dan 60 tahun dengan usia rata-rata 34,5 tahun. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 4, Percetokan Negara No. 23 Jokarta Pusat 10560 Indonesia Telp. (021) 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 4241781, 4244819; Fox : (021) 4245523 BADAN POM Email : infopom@indo.net.id; Website : wwrw.pom.go.id ‘Sebelas (11) dari 34 laporan kasus kenaikan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan terjadi pada anak-anak dengan kelompok usia dari 2 sampai 11 tahun dengan rincian sb: * Pada 5 kasus, desloratadine merupakan satu-satunya obat yang diduga menyebabkan kenaikan berat badan, obesitas dan peningkatan nafsu makan (suspect drug) dan dengan onset waktu timbuinya bervariasi dari jam hingga 20 bulan. * Enam (6) laporan kasus lainnya, terdapat kemungkinan altematif penyebab lainnya yang menyebabkan kenaikan berat badan, dan peningkatan nafsu makan seperti edema dan Penggunaan obat lain secara bersamaan yaitu monteluciast dan mometasone. Dua (2) dari 5 kasus yang diduga disebabkan desloratadine tersebut di dilaporkan mempunyai dechallenge dan rechallenge positit. Deskripsi kedua kasus tersebut adalah sebagai berikut: * Kasus 1, seorang pasien lakilaki berusia 7 tahun yang mengalami peningkatan nafsu makan yang cepat sejak hari pertama pengobatan desloratadine. Berat badan pasien tersebut naik 4,5 kg dalam dua bulan. Setelah desloratadine dihentikan, nafsu makannya kemball normal dan berat badannya menurun. Desloratadin kemudian diberikan kembali, dan pasien mengalami peningkatan nafsu makan namun berat badan pasien dikontrol dengan diet. * Kasus 2: seorang pasien perempuan berusia 10 tahun mengalami peningkatan nafsu makan selelah 14 hari pengobatan dengan desloratadine. Pada kasus ini mempunyai dechallenge dan rechailenge posit Pada literatur, tidak ada informasi yang ditemukan terkait penambahan berat badan pada desloratadine atau loratadine, namun diketahui bahwa neuron histamin dan reseptomya terbukti ‘mengatur metabolisme energi dan dianggap sebagai target anti-obesitas. Beberapa subtipe reseptor histamin telah diidentifikasi, reseptor histamin H1 dan H3 telah secara khusus dikenal sebagai Mediator asupan energi dan pengeluaran. Mekanisme ini mungkin bisa mewakili penjelasan yang logis untuk kenaikan berat badan karena antihistamin, meskipun jika antagonis H1 generasi kedua (termasuk desloratadine) memiliki afinitas dan selektivitas yang tinggi untuk reseptor H11 perifer. Evaluasi terhadap laporan-laporan ini menunjukkan bahwa desloratadine dan loratadine berisiko menyebabkan kenaikan eral badan pada anak-anak. Peningkatan berat badan dengan loratadine dan desloratadine merupakan signal yang harus dipertimbangkan dalam peresepan obat ini pada anak-anak. ; Hingga bulan Oktober 2017, Badan POM sebagai Pusat Farmakovigilans Nasional belum pemah menerima laporan mengenai peningkatan berat badan dan nafsu makan pada penggunaan loratadine dan desloratadine. Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan kepada sejat tenaga Kesehatan profesional, Badan POM merasa perlu untuk menyampaikan informasi ini. Apabila dalam praktik kinik sehar-hari, sejawat tenaga kesehatan profesional menerima adanya keluhan efek samping Peningkatan berat badan atau efek sampig lainnya pada pasien, dihimbau agar melaporkan efek samping tersebut kepada Badan POM RI menggunakan formulir kuning MESO atau secara online melalui subsite e-meso (http://e-meso.pom.go.id). ‘Sumbe 1. Uppsala Monitoring Centre - WHO Collaborating Centre for International Drug Monitoring. 2017. Signal Aralyses of reports in the WHO global database of individual case safety reports, VigiBase. April 2017. 2. Data Badan POM RI ee

Anda mungkin juga menyukai