Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan sukur kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anak Sakit
Umur 2 Bulan-5 Tahun”. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah asuhan
kebidanan bayi, anak, dan neonatus . Selama proses penyusunan makalah ini, penulis
mendapat banyak kesulitan. Tetapi berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan makalah.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi Anak Sakit
Umur 2 Bulan-5 Tahun setra informasi dari berbagai media yang berhubungan dengan
pembahasan ini.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua mengenai
kesehatan anak.

Pekanbaru, 19 Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Penilaian dan klasifikasi anak sakit .................................................................................
B. Pengobatan .......................................................................................................................
C. Konseling bagi ibu ...........................................................................................................
D. Pelayanan tindak lanjut ....................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam membangun
unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan, mampu bersaing di era
yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang.
Pembangunan Kesehatan ini menjadi perhatian serius dalam masa kepemimpinan
Gubernur , dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda prioritas pembangunan
selain pembangunan bidang lainnya.
Mencermati aspek kesehatan dalam arti luas, maknanya tidak hanya sehat secara fisik
namun juga psikis, termasuk di dalamnya kesehatan mental yang direfleksikan dalam
inidikator kemampuan atau kecerdasan intelektual, emosional dan spritual.Dalam konteks
ini jelas, derajat kesehatan dapat memberikan pengaruh ke berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Dan harus diakui, selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, seperti
masih rendahnya derajat kesehatan dari warga miskin, akibat rendahnya akses terhadap
pelayanan kesehatan, minimnya dana yang dialokasikan untuk menunjang program
kesehatan, beberapa penyakit menular, yang dapat menjadi ancaman utama bagi
masyarakat.
Namun di masa kepemimpinan gubernur , atau selama rentang waktu 2 (dua) tahu n
terakhir, periode 2006 dan semester I 2007, secara bertahap permasalahan-permasalahan
kesehatan tersebut sudah dapat diatasi, bahkan pembangunan dalam bidang kesehatan ini
telah mengalami berbagai kemajuan yang sangat berarti. Upaya untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Dinas
Kesehatan telah melakukan langkah-langkah peningkatan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh, terpadu dan terjangkau dengan mengembangkan berbagai peningkatan sarana
kesehatan.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini apakah Anak
Sakit Umur 2 Bulan-5 Tahun ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penilaian dan klasifikasi anak sakit
2. Untuk mengetahui Pengobatan
3. Untuk mengetahui Konseling bagi ibu
4. Untuk mengetahui Pelayanan tindak lanjut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian dan klasifikasi anak sakit
1. Penilaian tanda dan gejala
Menurut Alimul (2008)Penilaian tanda dan gelaja pada bayi berusia 2 bulan sampai
5 tahun ini yang dinilai adalah ada atau tidak nya tanda bahaya umum (tidak bisa
minum, muntah,kejang,letergis atau tidak sadar) serta keluhan seperti batuk atau
kesulitan bernapas, adanya diare, demam, masalah telinga, mal nutrisi, anemia, dan
lain-lain.
a. Keluhan batuk atau sulit bernapas, tanda bahaya umum, tarikan dinding dada dalam,
stridor, dan nafas cepat. Penentuan frekuensi pernapasan adalah pada anak usia 2-12
bulan normal pernapasan 50 kali atau lebih /menit, sedangkan prekuensi napas anak
usia 12 bulan sampai 5 tahun adalah 40x/menit atau lebih.
b. Keluhan dan tanda adanya diare, seperti latergis atau tidak sadar, mata cekung, tidak
bisa minum atau malas makan, turgor jelek, gelisah, rewel, haus atau banayak
minum, adanya darah dalam tinja (fases bercampur dengan darah)
c. Disertai dengan adanya tanda bahaya umum, kaku kuduk, dan adanya infeksi lokal.
Seperti kekeruhan pada kornea mata, luka pada mulut, mata bernanah, adanya tanda
presyok, seperti nadi lemah, ekstermitas dingin, muntah darah, fases hitam,
pendarahan hidung, pendarahan bawah kulit, nyeri ulu hati,dan lain-lain.
d. Tanda masalah telinga, seperti nyeri pada telinga, adanya pembangkakan, adanya
cairan keluar dari telinga kurang dari 14 hari dan lain-lain.
e. Tanda status gizi, seperti badan kelihatannya bertambah kurus, bengkak pada kedua
kaki, telapak tangan pucat, serta status gizi dibawah garis merah pada pemeriksaan
berat badan merut usia.
2. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini dilakukan setelah penilaian tanda
dan gejala yang di kalsifikasi berdasarkan kelompok keluhan atau tingkat kegawatan,
adapun klasifikasi adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi pneumonia
Klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu sebagai
berikut:
1) Pneumonia berat, apabila ada tanda bahaya umum, tarikan dinding dada kedalam
dan adanya stridor.
2) Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang sangat cepat.
3) Klasifikasi batuk pneumonia apabila tidak ada pneumonia dan tanda keluhan
batuk.
b. Klasifikasi dehidrasi
Klasifikasi ini menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak sadar, mata
cekung, serta turgor buruk sekali.
2) Dehidrasi ringan atau sedang dengan gejala rewel, mata cekung, haus, dan turgor
buruk.
3) Diare tanpa dehidrasi, apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi.
c. Klasifikasi diare persisten
Diare persisten memiliki tanda-tanda antara lain diare sudah lebih dari 11 hari
dengan dikolompokkan dengan 2 kategori yaitu diare persisten berat apabila
ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten apabila tidak ada ditemukan
adanya tanda dehidrasi.
d. Klasifikasi disentri
Klasifikasi disentri ini termasuk klasifikasi diare secara umum, tetapi pada diare
jenis ini disertai dengan darah dalam tinja atau diare bercampur dengan darah.
e. Klasifikasi malaria
Klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi resiko tinggi, rendah, atau
tanpa resika malaria dengan mengidentifikasi apakah daerahnya merupakan resiko
terhadap malaria (edemik) ataukah pernah ke daerah yang beresiko. Apabila terdapat
hasil identifikasi, maka dapat di klasifikasi sebagai berikut.
1) Klasifikasi dengan resiko tinggi yang dikelompokkan menjadi 2 bagian seperti
berikut.
a) Penyakit berat dengan demam, apabila ditemukan tanda bahaya umum yang di
sertai dengan kaku kuduk.
b) Malaria, apabila ada yang demam ditemukan suhunya 37,50C atau lebih.
2) Klasifikasi resiko rendah terhadap malaria yang dikelompokkan menjadi 3 bagian
sebagai berikut:
a) Penyakit berat dengan demam, apabila ada tanda bahaya umum atau kaku
kuduk.
b) Malaria, apabila tidak ditemukan tanda demam atau campak.
c) Demam mungkin bukan malaria, apabila hanya ditemukan malaria, apabila
hanya ditemukan pilek atau adanya campak atau ada juganya penyebab lain
dari demam.
3) Klasifikasi tanpa resiko malaria diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu sebagai
berikut.
a) Penyakit berat dengan demam, apabila ditemukan tanda bahaya umum atau
kaku kuduk.
b) Demam bukan malaria, apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak
ada kaku kuduk.
f. Klasifikasi campak
Campak ini dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
1) Campak dengan komplikasi berat, apabila ditemukan adanya tanda bahaya
umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata adanya luka pada daerah mulut yang
dalam dan luas, serta adannya tanda umum campak, seperti adanya ruam
kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya batuk,pilek, atau mata merah.
2) Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut, apabila ditemukan
tanda maata bernanah serta luka dimulut.
3) Klasifikasi campak, apabila hanya tanda khas campak yang tidak disertai tanda
klasifikasi diatas.
g. Klasifikasi demam berdarah dengue
Klasifikasi demam berdarah dengue ini apabila terdapat demam yang kuran dari 7
hari yang dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu;
1) Demam berdarah dengan DBD, apabila ditemukan tanda seperti adanya bintik
perdarahan dikulit (petekie) adanya tanda syok seperti ekstermitas teraba dingin,
nadi lemah atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau
gusi, serta adanya uji torniquet positif.
2) Mingkin DBD, apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah, bintik perdarahan
bawah kulit, uji torniquet negatif, dan ada sedikit petekie.
3) Demam mungkin bukan DBD, apabila tidak ada tanda seperti diatas dan hanya
ada demam.
h. Klasifikasi masalah telinga
Masalah telinga ini dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu:
1) Mastoiditis, apabila ditemukan adanya pembengkakkan dan nyeri di belakang
telinga.
2) Infeksi telinga akut, apabila ada cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan
telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga.
3) Infeksi telinga kronis, apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar
dari telinga dan terjadi 14 hari lebih.
4) Tidak ada infeksi telinga, apabila tidak ditemukan gejala seperti diatas.
i. Klasifikasi status gizi
Klasifikasi status gizi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Gizi buruk atau anemia berat, apabila berat badan sangat kurus, adanya bengkak
pada kedua kaki, serta pada telapak tangan ditemukan adanya kepucatan.
2) Klasifikasi bawah garis merah atau anemia, apabila ditemukan tanda telapak
tangan terlihat pucat berat badan menurut usia di bawah garis merah, dan
klasifikasi.
3) Tidak bahwa garis merah dan tidak anamia, apabila tidak ada tanda seperti diatas.
B. Pengobatan
Menurut Alinul (2009)Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan
tindakan dan pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada.
1. Pneumonia
Tindakan yang dapat dilakukan pada masalah pneumonia dalam manajemen terpadu
balita sakit sebagai berikut. Apabila didapatkan pneumonia berat atau penyakit sangat
berat maka tindakan yang pertama adalah :
a. Berikan dosis petama antibiotika Pilihan pertama kontrimoksazol (Trimetoprim +
sulfametoksazol) dan pilihan kedua adalah amoksilin dengan ketentuan dosis seperti
pada tabel di bawah ini:
Koterimoksazol Amoksilin beri 3
(trimetoprim + sulfametoksazol) kali selama 5 hari
Usia Beri 2 kali sehari selama 5 hari
atau
berat Tabelet dewasa Sirup 125 mg/5
badan 80 mg Tablet anak 20 Sirup/5 ml 40 ml
trimetoprim + mg trimetoprim mg trimetoprim
400 mg + 100 mg + 200 mg
sulfametoksazol sulfametoksazol sulfametoksazol

2-4 ¼ 1 2,5 ml 2,5 ml


bulan
(4-6 kg)
4-12 ¼ 2 5 ml 5 ml
bulan
(6-10
kg)
1-5 1 3 7,5 ml 10 ml
tahun
(10-19
kg)

b. Lakukan rujukan segera


2. Dehidrasi
Pada klasifikasi dehidrasi tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan derjat dari
dehidrasi, apabila klasfikasinya dehidrasi berat maka tindakannya adalah sbb:
a. Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak dapat minum berikan oralit
melalui mulut sambil infus dipersiapkan, berikan 100 ml/kg ringer laktat atau NaCl.
b. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila belum
membaik berikan tetesan intravena.
c. Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.
d. Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anak sesudah 3 jam
dan tentukan kembali status dehidrasi kemudian ditentukan status dehidrasi dan
lakukan sesuai dengan derjat dehidrasi.
e. Anjurkan untuk tetap memberikan ASI
3. Klasifikasi diare pesisten
Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian apabila
ditemukan adanya klorea maka pengobatan yang adapat dianjurkan adalah : pilihan
pertama antibiotika kotrimokzasol dan pilihan kedua adalah tetrasiklin.
4. Klasifikasi Resiko Malaria
Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi resiko malaria dapat
ditentukan dari tingkat klasifikasi, adapun tindakannya adalah sbb :
a. Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit berat) secara intra muskular .
b. Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja) dengan pilihan pertama adalah
klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetamin +
primakuin (untuk anak ≥ 12 bulan) dan tablet kina (untuk anak ≤ 12 bulan).
c. Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah pemberian
klorokuin dan apabila dalam waktu tersebut terdapat muntah maka ulangi pemberian
klorokuin
5. Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : Apabila campak
dijumpai dengan komplikasi berat maka tindakannya adalah pemberian vitamin A,
antibiotik yang sesuai, saleo mata tetrasiklin atau kloramefnikol apabila dijumpai
kekeruhan pada kornea, pemberian paracetamol apabila disertai demam tinggi (38,5
derajat celcius), kemudian apabila campak disertai komplikasi mata dan mulut
ditambahkan dengan gentian violet dan apabila hanya campak saja tidak ditemukan
penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya hanya diberikan vitamin A.
6. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat dilakukan antara lain
apabila ditemukan maka segera berikan cairan intra vena, pertahankan kadar gula
darah, apabila dijumpai demam tinggi maka berikan paracetamol dan berikan cairan
atau oralit apabila dilakukan rujukan selama perjalanan.
Ketentuan pemberian cairan pra rujukan pada demam berdarah:
a. Benrikan cairan ringer laktak apabila memungkinkan beri glukosa 5% kedalam
ringer laktak melalui intra vena apabila tidak diberikan cairan oralit atau cairan
peroaral selama perjalan.
b. Apabila tidak ada berikan cairan NaCL 10-20 ml/kgbb dalam 30 menit.
c. Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan cairan intra vena
dengan tetesan 10 ml/kgbb dalam 1 jam dan apabila nadi tidak teraba berikan cairan
15-20 ml/kgbb dalam /1 jam
7. Klaifikasi masalah telinga
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat dilakukan antara
lain berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang sesuai pemberian parasetamol apabila
kronis ditambah dengan mengeringkan telingh dengan kain penyerap.
8. Klasifikasi status gizi
Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin A apabilaa
anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan apabila dijumpai
aadanya anemia maka dapat dilakukan pemberian zat besi dan pabila daerah resiko
tinggi malaria dapat diberikan anti malaria oral piratel pamoat hanya diberikan anak
berumur 4 bulan atau lebih dan belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta
hasil pemeriksaan tinja positif
C. Konseling bagi ibu
1. Konseling pemberian makan pada anak
Menurut Alimul (2008) Pemberian konseling pada pemberian makan pada anak
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Lakukan evaluasi tentang cara pemberian makan pada anak dengan menanyakan
cara menyusui anak berapa kali sehari, apakah pada malam hari juga menyusui,
kemudian apakah anak mendapatkan makanan atau minuman yang lain. Apabila
berat badan berdasarkan usia sangat rendah, dapat ditanyakan berapa banyak
makanan atau minuman yang diberikan pada anak, apakah anak mendapat makanan
tersendiri dan bagaimana caranya, apakah selama sakit makanan di ubah, dan lain-
lain.
b. Menganjurkan cara pemberian makanan pada ibu antara lain yaitu:
1) Usia sampai 6 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai keinginan anak, paling
sedikit 8 kali, jangan diberikan makanan selain ASI.
2) Usia 6 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai dengan keinginan anak paling
sedikit 8 kali, makanan pendamping ASI 2 kali sehari sebanyak 2 sendok.
Pemberiannya setelah pemberian ASI, makanan pendamping dapat berupa bubur
tim ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging
sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/ minyak.
3) Usia 6-12 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai dengan keingginan anak,
berikan bubur nasi ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging
sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak, diberikan 3 kali dengan
ketentuan pada usia 6 bulan diberikan 6 sendok makan, usia 7 bulan diberikan 7
sendok makan, usia 8 bulan diberikan 8 sendok makan, usia 9 bulan diberikan 9
sendok makan, usia 10 bulan diberikan 10 sendok makan dan usia 11 bulan
diberikan 11 sendok makan serta berikan makanan selingan 2 kali sehari, seperti
bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan lain-lain.
4) Usia 12-24 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai dengan keingginan anak,
berikan nasi lembek ditambah dengan telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/
wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak, berikan makanan tersebut 3 kali sehari
dan juga berikan makanan selingan 2 kali sehari seperti kacang hijau,pisang,
biscuit,nagasari dan lain-lain.
5) Usia 2 tahun lebih caranyaadalah berikan makanan yang dimakan oleh keluarga 3
kali sehari yang terdiri atas nasi,lauk pauk,sayur, dan buah. Berikan makanan
yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, biskuit,
nagasari dan berikan makanan selingan diantara waktu makanan pokok.
6) Apabila bayi kurang 4 bulan dan mendapatkan makanan selain ASI, maka berikan
motivasi terhadap kepercayaan bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai
kebutuhan anak dan anjurkan untuk sering memberikan ASI.
7) Apabila ibu menggunakan botol dalam pemberian susu, maka anjurkan untuk
menggantikan botol dengan gelas atau cangkir.
8) Apabila anak tidak diberi makan secara aktif, maka nasehati ibu agar duduk
disamping anak dan membujuk supaya mau makan serta mengamati apa yang
disukai anak dengan mempertimbangkan tentang makanan yang diperbolehkan.
9) Apabila anak tidak diberi makanan dengan baik selama sakit, maka nasehati ibu
untuk memberikan ASI lebih sering dan lebih lama serta memberikan makanan
secara variasi dan berikan dalam porsi sedikit tapi sering.
c. Konseling pemberian cairan selama sakit
Cara menganjurkan ibu agar selama anak sakit ibu dapat memberikan ASI lebih
sering dan lebih lama setiap menyusui serta meningkatkan kebutuhan caira seperti
memberikan kuah sayur, air matang.
d. Konseling kunjungan ulang
Pemberian konseling tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan pada ibu
atau keluarga adalah bila ditemukan tanda-tanda dari kalsifikasi berikut:
1) Dalam waktu yang ditentukan, ibu harus segera ke petugas kesehatan.
2) Pada klasifikasi pneumonia,disentri,malaria, demam berdarah,campak atau
demam lakukan kunjungan setelah 2 hari dan apabila ada diare persisten, infeksi
telinga, dan masalah pemberian makan, maka kunjungan dilakukan setelah 4
minggu, apabila berat badan menurun, kunjungannya adalah setelah 4 minggu.
D. Pelayanan tindak lanjut
Menurut Alimul (2008) Pemberian pelayanan tindak lanjut diberikan pada anak dengan
masalah pneumonia, diare persisten, disentri, resiko malaria,campak, demam berdarah
dengue, masalah telinga, dan status gizi
1. Pneumonia
Pemberian masalah pada masalah pneumonia dilakukan selama 2 hari dengan
melakukan pemeriksaan mengenai adanya tanda dan gejala pneumonia. Apabila
didapatkan tanda dan bahaya umum atau tarikan dinding dada ke dalam, maka berikan
1 dosis antibiotik, pilihan kedua atau suntikan kloramfenikol dan segera lakukan
rujukan. Namun apabila frekuensi napas atau nafsu makan tidak menunjukkan
perbaikan gantilah antibiotik pilihan kedua, kemudian apabila napas melambat atau
nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik selam 5 hari.
2. Diare persisten
Tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan cara mengevaluasi diare,
apabila diare belum berhenti maka pelayanan tindak lanjut adalah dengan memberikan
obat yang diperlukan apabila sudah berhenti, maka anjurkan untuk memberikan makan
sesuai dengan usia anak.
3. Disentri
Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari dengan
mengevaluasi tanda disentri. Apabila anaka masih mengalami dehidrasi, maka lakukan
tindakan sesuai dengan tindakan dehidrasi berdasarkan derajatnya. Akan tetapi,
frekuensi derajat jumlah darah dalam tinja, atau nafsu makan tetap atau memburuk,
maka gantilah antibiotik oral pilihan ke 2 untuk shigela dan berikan selam 5 hari.
Selanjutnya apabila fases dan jumlah darah dalam fases berkurang dan nafsu makan
baik, maka lanjutkan pemberian antibiotik yang sama hingga selesai.
4. Resiko malaria
Pelayanan tindak lanjut pada resiko malaria dilakukan sesudah 2 hari. Apabila
terjadi demam lagi dalam 14 hari, maka dilakuakan penilaian sebagai berikut. Apabila
ditemukan tanda bahaya umum, maka lakukan tindakan sesuai dengan protap yang ada.
Apabila terdapat malaria yang merupakan penyebab demam, maka periksa sediaan
darah. Apabila positif untuk falciparum atau ada infeksi campuran, maka berikan anti
malaria oral pilihan kedua, jika tetap demam lakukan rujukan apabila positif, untuk
vivax berikan klorokuin untuk 3 hari ditambah dengan primakuin ½ tablet/hari selama 5
hari, namun apabila pemeriksaan negatif laukan pemeriksaan lainnya.
5. Campak
Pelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakukan sesudah 2 hari dengan
evaluasi atau memerhatikan gejala yang pernah dimilikinya. Jika mata masih bernanah,
maka lakukan evaluasi kepada keluarga atau ibu dengan menjelaskan cara mengobati
infeksi mata jika sudah benar, maka lakukan rujukan, jika kurang benar, maka ajari
dengan benar. Apabila sudah tidak bernanah tetapi tampak merah, maka lakukan
pengobatan lanjutan. Selanjutnya periksa daerah mulut, apabila masih didapatkan luka
dan baunya tercium busuk, maka lakukan rujukan. Bila keadaan mulai membaik, maka
lanjutkan pengobatan dengan gentian violet 0,25% sampai 5 hari.
6. Demam berdarah dengue
Pelayanan tindak lanjut dapat dilakukan sesudah 2 hari dengan melakukan evaluasi
tanda dan gejala yang ada. Apabila ditemukan tanda bahaya umum dan ada nya kaku
kuduk maka lakukan tindakan sesuai dengan pedoman tindakan pada penyakit demam
berdarah dengan penyakit berat akan tetapi, apabila ditemukan penyebab lain dari
demam berdarah, mak berikan pengobatan yang sesuai. Apabila masih ada tanda
demam berdarah, maka lakukan tindakan sebagaimana tindakan demam berdarah. Jika
setelah 7 hari masih ditemukan demam, lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
7. Masalah telinga
Pelayanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan selama 5 hari dengan
mengevaluasi tanda dan gejala yang ada. Apabila pada waktu kunjungan didapatkan
pembengkakkan dan nyeri dibelakang telinga serta demam tinggi, maka segera lakukan
rujukan. Apabila masih terdapat nyeri dan keluar cairan atau nanah, maka laukan
pengobatan antibiotik selama 5 hari dengan mengeringkan bagian telingga. Apabila
terdapat infeksi yang kronis, maka evaluasi keluarga mengenai cara mengeringkan
telinga. Apabila sudah benar, anjurkan untuk tetap mempertahankan, namun apabila
masih kurang, ajari tentang cara mengeringkannya. Apabila keadaan telinga sudah tidak
timbul nyeri atau tidak keluar cairan, maka lanjutkan pengobatan antibiotik sampai
habis.
8. Status gizi
Pelayanan tindak lanjut pada anak dengan masalah status gizi ini dilakukan setelah 5
hari dengan mengevaluasi pemberian makanan. Apabila ditemukan masalah tentang
pemberian makanan, maka lakukan evaluasi cara pemberian makanan, kemudian
apabila ditemukan masalah pada anak dengan anemia, maka masalah ini dapat
dilakukan pelayanan tindak lanjut sesudah 4 minggu dengan memberikan zat besi untuk
4 minggu berikutnya. Apabila masih pucat sesudah 8 minggu, maka lakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Selanjutnya bila ditemukan anak dengan masalah berat bada dibawah garis merah
pada perhitungan berdasarkan usia, maka lakukan pelayanan tindak lanjut sesudah 4
minggu dengan mengevaluasi. Apabila ditemukan berata badan masih dibawah garis
merah, maka nasehati ibu tentang cara pemberian makanan serta ajarkan cara
menyediakannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian tanda dan gelaja pada bayi berusia 2 bulan sampai 5 tahun ini yang dinilai adalah
ada atau tidak nya tanda bahaya umum (tidak bisa minum, muntah,kejang,letergis atau tidak
sadar) serta keluhan seperti batuk atau kesulitan bernapas, adanya diare, demam, masalah
telinga, mal nutrisi, anemia, dan lain-lain. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
menentukan tindakan dan pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala
yang ada.
Pemberian konseling pada pemberian makan pada anak dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut: Lakukan evaluasi. Menganjurkan cara pemberian makanan pada ibu.
Konseling pemberian cairan selama sakit. Konseling kuncungan ulang.
Pemberian pelayanan tindak lanjut diberikan pada anak dengan masalah pneumonia, diare
persisten, disentri, resiko malaria,campak, demam berdarah dengue, masalah telinga, dan
status gizi
B. Saran
Dngan mengetahui bagai mana cara jika anak sakit usia 2 bulan- 5 tahun bisa membuat
kita dapat mencegah terjadinya hal yang tidak kita inginkan dengan cara konsultasi kepada
dokter, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,aziz hidayat.2008.Ilmu Kesehatan Anak Pendidikan Kebidanan.Jakarta:Salemba


Medika.

Alimul,aziz hidayat.2009.Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita.Jakarta:EGC


ANAK SAKIT USIA 2 BULAN-5 TAHUN

DiSusun Oleh

KELOMPOK 4
ALFATIA AKBAR
JUNI SAPRIYANI S
MIRAWATI
NURUL HIDAYATI ZM
TENGKU YULIANI R
SALMIA
FADILAH ULFA
DESI LESTARI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018

Anda mungkin juga menyukai