Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran wanita dalam lingkungan keluarga sangat fundamental,

wanita ibarat lembaga pendidikan bagi seorang anak. Anak yang telah

dilahirkan berhak memperoleh pendidikan dari seorang ibu, terutama

pendidikan agama Islam. Sehingga agama Islam menetapkan peran utama

wanita adalah sebagai ibu dan sebagai pengatur rumah tangga.1Secara luas

peran penting wanita sebagaimana dalam Serat Candrarini dilukiskan bisa

macak, manak dan masak.2 Konsep peran tersebut membuat wanita berada

dalam bidang yang terkait dengan urusan domestik semata. Sekarang ini

wanita tidak lagi mengurusi perkara domestik saja. Banyak wanita ikut

berlomba dengan laki-laki untuk mendapat kemajuan dalam bidang

ekonomi, sosial, industri dan ilmu pengetahuan. Wanita dapat bekerja di

luar lingkungan keluarga apabila pekerjaan itu dilakukan secara terhormat

dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku.

Kebolehan wanita menjadi pekerja bukan berarti untuk melupakan

kodrat wanita sebagai seorang ibu dan sebagai pengatur rumah tangga.

Akan tetapi terkadang faktanya ketika seseorang wanita menjadi pekerja

maka peran wanita sebagai ibu dan pengatur rumah tangga yang sekaligus

memberi pendidikan kepada anak-anaknya sering kali kurang maksimal.


1
Siti Muslikhati, Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam.
Cet.ke- 1 (Jakarta : Gema Insani,2004), hlm. 127.
2
Sri Suhandjati Sukri dan Ridin Sofwan, Perempuan dalam Seksualitas Tradisi Jawa,
Cet.ke- 1 (Yogyakarta : GamaMedia, 2001), hlm. 77.

1
2

Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam mengupayakan

pendidikan bagi anaknya terutama menyangkut pendidikan agama Islam.

Seperti wanita-wanita di Dukuh Brajan yang sudah menikah

umumnya menjadi wanita pekerja industri rumah tangga seperti usaha

konveksi. Menjadi wanita pekerja industri rumah tangga merupakan

wanita yang memiliki peran ganda, sebagai ibu yang mengasuh anak

sekaligus mengurus pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan

dalam satu waktu.

Di samping bekerja, wanita pekerja industri rumah tangga juga

dituntut untuk memainkan peran bagi anak, terutama peran dalam

pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya. Pendidikan agama Islam

dapat memberikan nilai-nilai penting yang akan menentukan wawasan

keislaman dan kepribadian anak di dalam kehidupannya.

Dari observasi awal, fenomena wanita bekerja pada sektor industri

rumah tangga bukanlah isu baru yang muncul di dalam masyarakat. Di

Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni, banyak wanita

terkonsentrasi pada bidangindustri rumah tangga seperti konveksi.

Menjamurnya wanita dalam industri rumah tangga seperti usaha konveksi

inididasari atas keterbatasanpendidikan, pengalaman, keterampilan,

kesempatan kerja dan faktor ideologis. Dari 153 Kepala Keluarga (KK),

dengan jumlah keseluruhan perempuan di Dukuh Brajan adalah 335 yang

diantaranya 46 menjadi wanita pekerja industri rumah tangga seperti


3

konveksi.3 Pada umumnya wanita-wanita pekerja industri rumah tangga

tersebut memiliki anak.

Kesibukan kerja yang di miliki oleh wanita pekerja industri rumah

tangga di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni, secara

langsung mengurangi peran seorang wanita dalam pendidikan agama

Islam bagi anak-anaknya. Mengingat wanita pekerja industri rumah tangga

di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo menghabiskan waktu kerja yang

tergolong banyak. Rata-rata mereka bekerja selama kurang lebih 11 jam

yang diakumulasikan dari pukul 08.00-22.00 WIB.4

Dari waktu kerja yang tergolong banyak tersebut membuat

merekaterkadang susah menyempatkan waktu untuksekedar mengajari

anak-anaknya belajar.Wanita pekerja industri rumah tangga dalam usaha

konveksi kalau sudah fokus dengan pekerjaan, biasanya tidak

mempedulikan pendidikan anak,tidak sempat membagi waktu dengan baik

karena harus menyelesaikan pekerjaan yang ada. Selain itu, anggapan

bahwapersoalan-persoalan pendidikan bagi seorang anak adalah tugas

daripihak kedua, yaitu guru sekolah dan guru agama (guru ngaji) yang

perannya mendidik, mengajari, dan memberikan pendidikan keagamaan

bagi anak-anak.Padahal pendidikan agama Islam harus diberikan kepada

anak melalui asuhan seorang ibu, pada fase-fase perkembangan anak jauh

3
Data Monografi Dinamis Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan, Salakbrojo, Dokumen Resmi, diakses pada 17 September 2014.
4
Agus Muhaimin, kepala Dusun Dukuh Brajan Desa Salakbrojo kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Salakbrojo, 21 September 2014.
4

lebih baik sebelum anak berusia 7 tahun.5Pentingnya memberi pendidikan

agama Islam sejak dini karena setiap anak yang lahir sudah memiliki

fitrah. Oleh sebab itu pendidikan keislaman harus sedini mungkin

diberikan kepada anak. Jika tidak demikian, maka anak akan mengalami

kesulitan mencapai pendidikan agama Islam pada masa dewasa. Peran

wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam anak

ini sebagai alasan yang dapat dijadikan masukan bagi pihak yang terkait,

dalam hal ini adalah wanita pekerja industri rumah tangga di Dukuh

Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

Berangkat dari konteks permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk

mengangkat judul penelitian “Peran Wanita Pekerja Industri Rumah

Tangga dalam Pendidikan Agama Islam Anak di Dukuh Brajan Desa

Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah telah dipaparkan, maka

diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran wanita pekerja industri rumah tanggadalam

pendidikan agama Islamanak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun 2014 ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat peran

wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam

5
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Cet. Ke- 2 (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2009), hlm. 48.
5

anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan?

Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran maka dijelaskan

mengenai istilah-istilah terkait dengan judul penelitian sebagai berikut :

a. Peran

Peran adalah perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang

yang berkedudukan di masyarakat.6

b. Wanita pekerja

Wanita pekerja terdiri dari dua kata, wanita dan pekerja. Wanita

berarti perempuan dewasa7 dan pekerja artinya orang yang bekerja8.

Dengan demikian wanita pekerja adalah perempuan dewasa yang

bekerja.

c. Industri rumah tangga

Industri rumah tangga adalah industri yang dilakukan di rumah, atau

industri rumahan.9

d. Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah kegiatan di bidang pendidikan dan

penggagasan dengan sasaran utama memberi pengetahuan keagamaan

dan menambahkan sikap hidup beragama.10

6
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.
Ke- 4 ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 1051.
7
Ibid., hlm. 1156.
8
Tim penyusun kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta
: Balai Pustaka, 1999), hlm. 428.
9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., hlm. 534.
10
Ibid., hlm. 326.
6

e. Anak

Anak adalah manusia yang masih kecil.11

f. Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Dukuh brajan merupakan salah satu Dukuh yang ada di Desa

Salakbrojo, dimana Dukuh ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Brajan

Wetan dan Brajan Kulon yang masing-masing Dukuh ini memiliki

batas wilayah, dan karakteristik yang berbeda.12

Dengan demikian maksud dari penelitian ini adalah membahas

tentang Peran Wanita Pekerja Industri Rumah tangga dalam Pendidikan

Agama Islam Anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Adapun wanita pekerja industri

rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wanita pekerja

industri rumah tangga yang berkecimpung di dalam usaha konveksi baik

bekerja sebagai buruh industri rumah tangga ataupun bekerja sebagai

pemilik industri rumah tangga konveksi.

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam

pendidikan agama Islam anak-anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam


11
Ibid., hlm. 56.
12
Moh. Hermin, kepala Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan,
wawancara pribadi, Salakbrojo, 22 Juli 2014.
7

pendidikan agama Islam anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

Adapun kegunaan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, skripsi ini diharapkan memiliki kegunaan yaitu

menambah khazanah pustaka dalam bidang pendidikan dan dapat

menambah wawasan ilmu terkait pentingnyaperan wanita

dalampendidikan agama Islam bagi anak-anak.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis skripsi ini diharapkan memiliki kegunaan,

diantaranya :

a. Sebagai bahan masukan bagi wanita pekerja industri rumah tangga

untuk meningkatkan perannya dalam mengupayakan pendidikan

agama Islam bagi anak-anaknya, sehingga diharapkan lebih maksimal.

b. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

tentang peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan

agama Islam anak.


8

D. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teori

Husain Haikal meminjam pernyataan Slamet Muljana, kata

wanita bermakna „sasaran keinginan pria‟.13 Kemudian Irwan

Abdullah berpendapat dalam buku Sangkan Paran Gender, bahwa

industri rumah tangga adalah kegiatan ekonomi yang berada di sekitar

rumah (home based production) dan bisa dikerjakan di rumah.14

Mahmud,Heri Gunawan, dan Yuyun Yulianingsih menyatakan

dalam buku yang berjudul Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

(sebuah Panduan lengkap bagi para guru, orangtua dan calon),

bahwa wanita pekerja cenderung melakukan pekerjaannya bukan

untuk tujuan tertentu melainkan hanya untuk mendapatkan upah, dan

tidak memiliki tujuan karir yang berjenjang.15

Mahmud mengutip pendapat Siti Muriah, bahwa wanita

pekerja lebih cenderung hanya untuk mendapatkan upah sebagai efek

material dan kesenangan dalam berinteraksi dengan sesama orang

dewasa yang lain untuk mencapai sosial affiliative.16

13
Husain Haikal, Wanita dalam Pembinaan Karakter Bangsa, Cet.ke-1 (Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2012), hlm. 35.
14
Irwan Abdullah, Sangkan Paran Gender, Cet. Ke-1 (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996),
hlm. 224.
15
Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Pendidikan Agama Islam Sebuah
Paduan Lengkap bagi Guru, Orangtua dan Calon, Cet.ke-1 (Jakarta : Akademia Permata, 2013),
hlm. 165.
16
Ibid.
9

Sri Suhandjati Sukri dan Ridin Sofwan memaparkan dalam

buku yang berjudul Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa,

bahwa kedudukan perempuan tidak hanya sebatas istri dan mengasuh

anak seperti terdapat dalam karya sastra tetapi juga sebagai mitra kerja

laki-laki dalam mencari nafkah, mendidik anak dan membangun

masyarakat.17

Save M Dagunmenuturkandalam buku yang berjudul Maskulin

dan Feminin bahwa hilangnya kasih sayang seorang ibu membawa

resiko yang besar bagi perkembangan anak selanjutnya. Bagi pejuang

emansipasi wanita menganggap bahwa hal ini bukanlah suatu

masalah.18

Kartini Kartono berpendapat dalam buku yang berjudul

Psikologi Wanita bahwa peranan wanita sebagai pengatur rumah

tangga itu cukup berat. Dalam hal ini terdapat relasi-relasi formal dan

semacam pembagian kerja (devision of labour) dimana suami

bertindak sebagai pencari nafkah dan isteri berfungsi sebagai pengurus

rumah tangga namun acapkali isteri berperan sebagai pencari

nafkah.Dalam pengurusan rumah tangga ini yang sangat penting

adalah faktor kemampuan membagi-bagi waktu dan tenaga untuk

17
Sri Suhandjati Sukri dan Ridin Sofwan, Op. Cit., hlm. 109.
18
Save M Dagun, Maskulin dan Feminin, Cet. ke-1 (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), hlm.
136.
10

melaksanakan 1001 macam tugas pekerjaan di rumah, dari subuh

sampai larut malam.19

Abdurrahman Al-Baghdadi menuturkan dalam buku yang

berjudul Emansipasi Adakah dalam Islam, bahwa dampak negatif dari

wanita pekerja adalah sebagai berikut : hilangnya sifat-sifat

kewanitaan pada wanita, meningkatnya stress di kalangan wanita yang

berpengaruh terhadap kegoncangan kehidupan rumah tangga,

munculnya rasa khawatir, jenuh, dan bosan pada anggota keluarga,

banyaknya ketegangan dan perselisihan antara suami dan isteri, serta

hal-hal lain yang sering menghantarkan pada perceraian, bunuh diri,

atau datangnya penyakit dan lain sebagainya serta hilangnya

kemampuan untuk melahirkan, sehingga angka kelahiran menurun.20

Mansur berpendapat dalam buku yang berjudul Pendidikan

Anak Usia Dini dalam Islam bahwa pendidikan agama Islam

mempunyai tiga prinsip, diantaranya pertama pendidikan merupakan

proses bantuan pencapaian tingkat keimanan, berilmu yang disertai

dengan amal shaleh. Kedua sebagai model yakni Rasulullah sebagai

uswatun khasanah yang dijamin oleh Allah karena mempunyai akhlak

yang mulia. Ketiga pada diri manusia terdapat potensi baik dan

potensi buruk. Oleh karena itu pendidikan ditujukan dalam rangka

19
Kartini kartono, Psikologi Wanita (Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek), Cet.Ke-5
(Bandung : CV Mandar Maju, 2007), hlm. 9.
20
Abdurrahman Al baghdadi, Emansipasi Adakah dalam Islam, Cet. ke- 9 (Jakarta : Gema
Insani Press, 1997), hlm. 95.
11

untuk membangkitkan potensi yang baik pada anak dan mengurangi

potensi yang jelek21.

Bashori Muchsin, dkk.menyatakan dalam buku yang berjudul

Pendidikan islam humanistic Alternative Pendidikan Pembebasan

Anak, pendidikan keislaman atau yang dikenal dengan pendidikan

agama Islam adalah upaya membidikan agama Islam atau ajaran Islam

dan nilai-nilainya agar menjadi way of life pandangan dan sikap hidup

dapat berwujud: (1). segenap kegiatan seseorang yang dilakukan

seseorang atau lembaga untuk membantu seseorang atau kelompok

peserta didik dalam menanamkan atau tumbuh kembangnya ajaran

Islam dan nilai-nilainya, (2)segenap fenomena atau peristiwa

perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah

tertanam dan atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilai

pada salah satu atau beberapa pihak.22

Lusi Nuryanti menyatakan dalam buku Psikologi Anak, bahwa

anak adalah orang dewasa dalam bentuk mini sehingga perlakuan

yang diberikan oleh lingkungan sama dengan perlakuan orang

dewasa.23Hal ini juga sejalan dengan Hasan Syamsi Basya dalam

buku yang berjudul Mendidik Anak Zaman Kita (cara nabi dan

psikolog muslim mengantar anak menjadi lebih cerdas dan lebih

21
Mansur, Op.Cit., hlm. 329.
22
Bashori Muchsin, Muh Sulton, dan Abdul Wahid,Pendidikan Islam Humanistik
Alternative Pendidikan Pembebasan Anak, Cet. Ke-1(Bandung : PT. Refika Aditama, 2010),
hlm.7.
23
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, Cet.ke-1 (Jakarta : Indeks, 2008), hlm.2.
12

shalih), konsep anak adalah orang dewasa mini, sehingga ia

diperlakukan seperti orang dewasa.24

2. Penelitian yang Relevan

Selanjutnya,Apriana menyimpulkan dalam skripsiyang

berjudul “Peran Single Parent dalam Kemandirian Belajar Anak di

TPQ Salafus Sholikhin Podosugih Pekalongan”, bahwa peran single

parent berusaha memenuhi kebutuhan keluarga baik materi ataupun

spiritual. Para single parent berusaha mengaplikasikan hal yang baik

dan bermanfaat bagi masa depan anak mereka melalui beberapa cara,

antara lain: berupa keteladanan, mengakomodinir segala kebutuhan

anak, berpartisipasi dalam kegiatan agama, memberikan bimbingan

agama islam. Melalui Taman Pendidikan Al-Qur‟an Salafus Sholikhin

Podosugih Pekalongan.25

Nur Alfiah Salmah menyatakan dalamskripsi yang berjudul

“Pola Asuh Single Parent pada anak di Kelurahan Krapyak Kidul

Kecamatan Pekalongan Utara”,bahwa mengasuh anak dalam keluarga

single Parent sebenarnya tidak berbeda dengan keluarga lainnya.

Yang membedakan adalah anak dalam keluarga single parent harus

lebih banyak mendapat perhatian dan pengarahan dari pihak lain. Para

single Parentharus mendapat benar-benar membagi waktu dan juga

24
Hasan Syamsi Basya, Mendidik Anak Zaman Kita (Cara Nabi dan Psikolog Muslim
Mengantar anak menjadi lebih cerdas lebih shaleh, Cet. Ke-1 (Jakarta : Zaman, 2009), hlm.224.
25
Apriana,“Peran Single Parent dalam Kemandirian Belajar Anak di TPQ Salafus
Sholikhin Podosugih Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan : STAIN
Pekalongan, 2011), hlm. 71.
13

harus dapat mengembangan peranannya agar anak dapat tumbuh

selayaknya anak-anak seusianya yang hidup dalam keluarga utuh.26

Maunatul Hasanahmenyatakandalam skripsi yang berjudul

“Pendidikan Anak Usia Dini dalam keluarga Tenaga Kerja Wanita di

Desa Paweden Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan”

menyatakan bahwa pada keluarga tenaga kerja wanita, ayah berperan

dalam pengembangan agama pada anak. Cara ayah dalam

mengembangkan pendidikan pada anak dengan membimbing dan

memberikan bimbingan kepada anak menjelang tidur. Dalam

mengembangkan pendidikan agama Islam pada anak usia dini ayah

selalu mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan anaknya,

baik melalui nasihat atau contoh langsung.27

Nur Nahlatimemaparkan dalam skripsiyang berjudul “Dampak

Wanita Karier terhadap Pendidikan Agama Islam Anak-Anaknya

(studi kasus di Perumahan Puri Kedungwuni kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan)”,wanita karir mempunyai dampak yang

signifikan didalam memberikan pendidikan agama Islam anak-anak

dapat diterima.28

26
Nur Alfiah Salmah,“Pola Asuh Single Parent pada anak di Kelurahan Krapyak Kidul
Kecamatan Pekalongan Utara”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: STAIN
Pekalongan, 2013), hlm. 78.
27
Maunatul Hasanah,“Pendidikan Anak Usia Dini dalam keluarga Tenaga Kerja Wanita
di Desa Paweden Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan”,Skripsi Sarjana Pendidikan Agama
Islam (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 84.
28
Nur Nahlati,“Dampak Wanita Karier terhadap Pendidikan Agama Islam Anak (studi
kasus di Perumahan Puri Kedungwuni kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan)”,Skripsi
Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2010), hlm. 80.
14

Judul penelitian-penelitian tersebut dijadikan rujukan oleh

peneliti sebagai bahan literatur, namun dapat dipastikan bahwa dalam

penelitian ini penulis meneliti peran wanita pekerja industri rumah

tangga dalam pendidikan agama Islam anak.

Bertolak pada penelitian-penelitian terdahulu, persamaan

penelitian ini adalah pada konsep wanita sebagai pendidik bagi anak-

anaknya, namun berbeda pada subyek dan fokus penelitian. Dimana

dalam penelitian ini subyek penelitiannya yaitu wanita pekerja industri

rumah tangga yang berkecimpung di dalam usaha konveksi yang

memiliki anak berusia 3-12 tahun.Dengan fokus penelitiannya yaitu

untuk mengetahui peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam

pendidikan agama Islam anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun 2014.

3. Kerangka Berfikir

Peran seorang wanita di dalam keluarga sangat penting. Wanita

merupakan taman pendidikan bagi anak-anaknya maka wanita wajib

memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, yang paling penting

adalah pendidikan agama Islam karena pada dasarnya anak yang lahir

ke dunia telah mempunyai potensi fitrah beragama. Sehingga tidak

boleh ada halangan dan alasan apapun dalam memberikan pendidikan

agama Islam bagi anak-anaknya. Tidak terkecuali bagi wanita pekerja

industri rumah tangga.


15

Proses
Output
Input Lingkungan keluarga Pribadi
(anak) anak yang
Sebagai jalur utama dalam bertakwa
pendidikan agama Islam

Wanita/ ibu

Bagan 1. Kerangka berfikir

Dalam bagan tersebut dapat dibentuk kerangka berfikir bahwa

pendidikan agama Islam merupakan pendidikan awal bagi seorang

anak di dalam lingkungan keluarga, yang mana proses pendidikan itu

lebih banyak ditekankan dari orang tua terutama wanita sebagai ibu.

Anak sebagai input yang hendak dibina dan diarahkan oleh wanita

sekaligus memberinya asupan-asupan berupa pendidikan agama

Islam. Sehingga dari proses itulah terbentuknya pribadi anak yang

mulia.

Oleh karena itu, peran wanita pekerja industri rumah tangga

dalam Pendidikan Agama Islam anak sangat penting dan sebagai

masukan bagi wanita pekerja industri rumah tangga agar dapat

meningkatkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya sehingga

terbentuk anak-anak yang memiliki pribadi muslim yang mulia.


16

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subyek penelitian, misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan

dan lain-lain.29

Dalam penelitian ini, peneliti memulai kerjanya dengan

memahami gejala-gejala yang menjadi pusat perhatian penelitian.

Penelitidengan jalan menerjunkan diri ke lokasi penelitian dengan

pikiran seterbuka mungkin, tidak menutup-nutupi, kemudian peneliti

mengadakan cek dan ricek dari satu sumber dibandingkan dengan

sumber yang lain sampai pada peneliti merasa puas dan yakin bahwa

informasi atau keterangan yang dikumpulkan itu benar-benar

adanya.30Dimana dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui peran

wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam

anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan.

29
Lexy J moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.ke- 31 (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm.6.
30
M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Al-Mansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.Ke- 1
(Yogyakarta : AR-Ruzz Media , 2013), hlm. 115.
17

b. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research) yang dilakukan ditempat terjadinya

gejala-gejala yang diselidiki.31 Jenis penelitian lapangan ini digunakan

untuk memahami gejala-gejala yang sedang dihadapi di dalam

masyarakat, khususnya di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan berkaitan dengan penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini peneliti sebagai human instrument yang

berbicara langsung, berpartisipasi memahami dan mengamati

fenomena-fenomena serta memahami latar yang dijadikan tempat

penelitian.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli.32 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data primer adalah wanita pekerja industri rumah tangga yang

berkecimpung di dalam usaha konveksi dan memiliki anak yang berusia

antara 3-12 tahun, baik wanita pekerja sebagai buruh industri rumah

tangga atau sebagai pemilik industri rumah dengan menggunakan

metode purposive sampling dimana dalam pengambilan sampel ini

disesuaikan dengan tujuan penelitian.

31
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dalam
Penelitian, Cet. ke-19 (Yogyakarta : Andi Offset, 2010), hlm. 28.
32
Ibid., hlm. 171.
18

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari data-data

pendukung. Data sekunder ini bersifat pelengkap dari data primer.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah suami-

suamiyang beristri wanita pekerja industri rumah tangga, Kepala Dusun

(kadus) Dukuh Brajan, dan arsip atau dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian. Dengan menggunakan metode snowball

sampling dimana pada awalnya teknik penentuan sampel yang mulanya

jumlahnya kecil, kemudian membesar ibarat bola salju yang

menggelinding lama menjadi besar.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode observasi

Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek

(orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya

pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti.33

Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum

berkaitan dengan peran wanita pekerja industri rumah tangga yang

memiliki anak berusia 3-12 tahun di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.Adapun instrumen

yang digunakan adalah catatan lapangan (fieldnote)yang ditulis setelah

observasi.

33
Ibid., hlm. 172.
19

b. Metode wawancara

Metode wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang

atau lebih secara langsung.34 Wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur atau wawancara

mendalam.Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh bentuk

informasi dari informan tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan

dengan ciri-ciri informan.35Dimana yang menjadi subyek penelitian ini

adalah wanita pekerja industri rumah tangga yang memiliki anak antara

berusia 3-12 tahun.

Adapun instrumen yang peneliti gunakan pada penelitian ini

adalah seperangkat pedoman wawancara. Metode wawancara ini

digunakan dengan cara bertatap muka sebagai jalan untuk memperoleh

data tentang peran wanita pekerja industri rumah tangga di Dukuh

Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.36 Metode dokumentasi ini

digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum Dukuh

Brajan Desa Salakbrojo, batas-batas wilayah, keadaan penduduk,

34
Amirul hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet.ke- 10 (Bandung :
CV Pustaka Setia, 2005), hlm. 97.
35
M. Djunaidi Ghony, dan Fauzan Al-Mansur, Op.Cit., hlm.177.
36
Ibid., hlm. 110.
20

struktur organisasi,dan arsip lain yang berisi catatan penting untuk

kelengkapan data yang dibutuhkan dari penelitian ini.

Adapun Instrumen yang peneliti gunakan dalam metode ini

yaitu berupa seperangkat daftar arsip sebagai sumber dokumen seperti

catatan lapangan, dokumen resmi pemerintahan, dan foto temuan hasil

lapangan.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik

analisis data deskriptif kualitatif. Teknik analisis deskriptif ini

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari pengamatan,

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi sehingga dapat disusun

dipahami temuannya dan dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Analisis datanya bersifat

induktif, yaitu suatu analisis dimana peneliti benar-benar

membenamkan diri dalam rincian dan hal-hal spesifik dari data dengan

tujuan menemukan kategori-kategori, dimensi-dimensi dan antar

hubungan yang penting.37Ada berbagai cara untuk menganalisis data,

diantaranya :

37
Amirul Hadi dan Haryono, Op. Cit., hlm. 73.
21

a. Reduksi Data

Laporan-laporan itu perlu direduksi yaitu dengan memilih hal-hal

pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti memilih dan

merangkum data yang dianggap penting dari hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi tentang peran wanita pekerja dalam

pendidikan agama Islam anak.

b. Display data

Display data ialah menyajikan data dalam bentuk matriks,

network, chart atau grafik dan sebagainya. Dalam hal ini penulis

menyajikan data dengan menguraikan data yang dipilih dan dianggap

penting tentang peran wanita pekerja dalam pendidikan agama Islam

Anak.

c. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi

Peneliti mencari makna dari data yang diperolehnya, dari data

yang diperolehnya itu peneliti mencoba menarik kesimpulan.38 Dari

data-data yang ada, peneliti mengambil kesimpulan terkait dengan

peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama

Islam anak.

F. Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi sistematika

penulisan skripsi yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian

pertama, bagian isi dan bagian penutup.

38
Ibid., hlm. 62.
22

Bagian pertama berisi Halaman Judul, Halaman Pernyataan,

Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman

Persembahan, Halaman Motto, Halaman Kata Pengantar, Halaman

Abstrak, Halaman Daftar Isi, dan Halaman Daftar Tabel.

Bagian isi terdiri atas :

BAB I Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan

Skripsi.

BAB II Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga Dan Pendidikan

Agama Islam yang terbagi menjadi dua sub bagian. Sub Bagian

Pertama Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga yang terdiri atas :

Pengertian Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga,Latar Belakang

Wanita Bekerja dalam Industri Rumah Tangga,Peran Wanita dalam

Perspektif Islam, Konsekuensi Wanita Pekerja dan Pengurus Rumah

Tangga. Sub bagian Kedua, Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari

Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar-Dasar Pendidikan Agama

Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, dan Metode Pendidikan Anak

dalam Keluarga.

BAB III Peran Wanita Pekerja Industri di Dukuh Brajan Desa

Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun

2014, yang terdiri dari tiga sub bagian, pertama Gambaran Umum

Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten


23

Pekalongan menyangkut Letak Geografis Dukuh Brajan Desa

Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, Data

kependudukan Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan, Struktur Organisasi Pemerintahan Dukuh

Brajan, Sarana dan Prasarana Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Kedua Peran Wanita

Pekerja Industri Rumah Tangga dalamPendidikan Agama Islam Anak

di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan. Ketiga Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat

Peran Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga dalam Pendidikan

Agama Islam Anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

BAB IV Analisis Peran Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga

dalam Pendidikan Agama Islam anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun 2014, yang

terdiri dari dua sub bagian, pertama Analisis Peran Wanita Pekerja

Industri Rumah Tangga dalam Pendidikan Agama Islam Anak-Anak di

Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan. Kedua Analisis Faktor-Faktor yang mendukung dan

menghambat Peran Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga dalam

Pendidikan Agama Islam Anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai