Anda di halaman 1dari 7

PENCATATAN POPULASI HAMA PERTANIAN

YANG ADA DALAM LAHAN PERKEBUNAN DI


KELURAHAN MANGALLEKANA
KEC.LABAKKANG KAB.PANGKEP

Program Studi Pendidikan Biologi


pada Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan
Semester VI Program Strata Satu (S1)
Tahun Akademik 2018/2019

OLEH :
NAMA : KAHAR
NIM : 1584205030

DOSEN PEMANDU:
Warda Murti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
2018
I. Topik

Pencatatan Populasi Hama Pertanian Yang Ada Dalam Lahan Perkebunan di Kel.
Mangallekana, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep

II. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada topik ini, yaitu :

1. Apa yang melatarbelakangi munculnya hama di lahan perkebunan


tersebut?
2. Bagaimana bentuk pencegahan hama yang dilakukan oleh petani
setempat?
3. Populasi hama pertanian apa yang sering dijumpai oleh petani di lahan
Perkebunan di Kel. Mangallekana, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep ?
4. Bagaimana perbandingan populasi hama pertanian yang sekarang dengan
yang sebelumnya di lahan Perkebunan di Kel. Mangallekana, Kec.
Labakkang, Kab. Pangkep?

III. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya hama di lahan persawahan.


2. Untuk mengetahui bentuk pencegahan hama yang dilakukan oleh petani
setempat.
3. Untuk mengetahui hama pertanian apa yang sering dijumpai oleh petani di
lahan Perkebunan di Kel. Mangallekana, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep
4. Untuk mengetahui perbandingan populasi hama pertanian yang sekarang
dgn yang sebelumnya di lahan Perkebunan di Kel. Mangallekana, Kec.
Labakkang, Kab. Pangkep
IV. Metode Penelitian
A. Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum Pencatatan Populasi Hama materi “Ekologi Tumbuhan”
di laksanakan pada hari Minggu, 20 Mei 2018 pada pukul 16.30 – 17.25
WITA di sebuah kebun Kel. Mangallekana, Kec. Labakkang , Kab. Pangkep
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
Alat : Bahan :
1. Palu 1. Bambu ukuran 1m ebanyak
2. Parang 4 buah (untuk dibuat PLot)
3. Gergaji 2. Paku
4. Pulpen 3. Kertas
5. Meteran 4. Lahan Perkebunan
6. Kamera
C. Tahapan Kegiatan
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2. Membuat sebuah plot dari bambu yang di paku sebesar 1 x 1 m persegi
3. Melempar plot yang telah jadi ke 3 bagian kebun secara acak
4. Mengamati setiap hama tanaman yang ada pada setiap plot hasil
lemparan.
5. Mencatat jenis-jenis hama yang diamati

V. Hasil Dan Pembahasan


A. Hasil Pengamatan
Setelah Melakukan Pelemparan Plot secara acak maka hasil yang di
dapatkan adalah sebagai berikut :
No Plot/Lempar Jenis Hama Gambar
an
1 Lemparan 1 1. Semut merah
2. Semut hitam
3. Kumbang
koksi/ladybugs
4. Jangkrik

2 Lemparan 2 1. Semut Merah


(Koloni)
2. Semut Hitam
3. Belalang
4. Kumbang
koksi/ladybugs
5. Ulat bulu

3 Lemparan 3 1. Semut Hitam


2. Semut Merah
(Koloni)
3. Kepik Daun
4. Jangkrik

B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan di atas, dapat di temukan bahwa tanaman
yang di budidayakan pada lahan perkebunan adalah tanaman terong dan
tanaman jagung dimana tanaman terong berada disebelah utara dan
tanaman jagung di sebelah selatan. Lahan perkebunan ini dulunya adalah
hutan yang kemudian di garap dan di tanami beberapa varietas tanaman
yang silih berganti setiap tahunnya. Kebun ini di kelola oleh Pak Aco
dengan sangat baik dengan memberikan perawatan yang intensif terhadap
tanaman yang di budidayakan sehingga tanaman yang di tanam menjai
bagus ditambah lagi tingkat kesuburan tanah yang baik sangat mendukung
pertumbuhan tanaman yang di budidayakan.
Lantas, apakah yang melatar belakangi munculnya hama yang
ada di perkebunan tersebut? Hama sekan telah menjadi momok Paling
utama sekaligus menakutkan bagi para petani, hal tersebut tentunya bisa
terjadi bukannya tanpa alasan, karena para hama inilah yang seringkali
menyerang tnaman yang ditanam oleh para petani. Sehingga membuat
tanaman yang ditanam kulitasnya menurun sangat jauh tentunya memuat
daya jualnya ikut penurun. Bahkan tidak sedikit juga hama yang membuat
panen dari para petani menjadi gagal total. Munculnya hama di lahan
tersebut di karenakan ditanamnya tanaman yang menjadi tempat
berkembangbiaknya hama-hama, secara tidak langsung penanaman di
lahan kosong dapat menarik hama untuk datang di lahan tersebut. Salah
satu penyebab utama munculnya hama yaitu Tingkat keragaman ekosistem
yang merupakan banyaknya spesies-spesies tanaman yang diusahakan
pada suatu areal agroekosistem dan pada waktu yang sama. Bila satu
spesies saja yang diusahakan disebut monokultur, sedang bila lebih dari
satu spesies disebut polikultur. Sistem pertanaman beranekaragam
(polikultur) berpengaruh terhadap keragaman spesies dan populasi
herbivora (hama). Pengaruh tersebut ada yang menguntungkan yaitu dapat
mengurangi populasi serangga hama, namun ada yang merugikan karena
dapat meningkatkan populasi hama tertentu. Umumnya pada pertanaman
polikultur, jumlah spesies-spesies herbivora poliphag lebih tinggi
dibandingkan dengan spesies monophag. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan mencari inang. Pada agroekosistem beragam spesies
monophage mengalami kesulitan untuk menemukan inangnya, sehingga
akan berdampak pada menurunnya laju imigrasi dan kolonisasi. Faktor-
faktor lain seperti kesukaan akan tanaman inang tertentu (preferensi),
kecepatan memilih tanaman inang, adanya musuh alami juga sangat
berpengaruh. Populasi spesies predator dan parasitoid cenderung lebih
tinggi pada pola pertanaman polikultur dibandingkan dengan monokultur.
Hal ini berkaitan dengan ketersediaan nektar (madu), mangsa (bagi
predator) dan host (bagi parasitoid) serta habitat mikro pada pertanaman
polikultur. Faktor lainya adalah pengelolaan tanaman, anomali musim,
musim tanam yang salah dan sebagainya.
Lalu, bagaimana bentuk pencegahan hama yang dilakukan
petani di lahan perkebunan tersebut? Pecegahan yang dialkukan oleh
pak Aco berupa penyiangan dan pembersihan lahan sebelum bercocok
tanam dan dan yang paling umum di lakukan ialah penyemprotan pestisida
berupa insektisida agar mencegah pertumbuhan hama yang sudah ada. kita
harus mengetahui dahulu jenis jenis hama yang ada dan penyakit apa yang
dapat di timbulkan pada tanaman. Setelah itu, kita harus merawat tanaman
tersebut, bahkan memberikannya pupuk dan penyemprotan
insektisida dengan tidak berlebihan.
Sebenarnya, pertanian ataupun perkebunan tak lepas dari hama.
Kemudian, hama apa yang sering di jumpai di kebun tersebut?
Menurut penulis, hama yang paling sering dijumpai adalah dan semut
merah, yang dapat membuat tanaman menjadi kerdil, daun keriting dan
buah rusak. Seperti hasil dari pengamatan pada Plot/Lemparan ke-3
dimana tanaman yang ada dalam pot terdapat koloni semut merah yang
banyak, membuat tanaman terong yang ada pada plot tersebut terlihat
kerdil.
Terakhir, bagaimana perbandingan populasi hama, yang dulu
dan sekarang pada lokasi perkebunan tersebut? Menurut Pak Aco
beberapa tahun lalu saat lahan pertama kali di garap hama sangat minim di
temukan pada varietas yang ditanam, bahkan penggunaan pestisida dan
pupuk tidak dilakukan, tetapi kondisi sekarang ditemukan beberapa jenis
hama baru yang ada di lahan tersebut sehingga pak Aco melakukan
pengendalian hama dengan penyemprotan pestisda.
VI. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pada pengamatan Lahan perkebunan di Kel. Mangallekana, Kec.
Labakkang, milik Pak Aco di temukan bahwa terdapat hama seperti semut
merah, semut Hitam, belalang, ulat, kumbang dan jangkrik, dan hama yang
paling dominan ialah semut merah yang di temukan di setiap titik
pelemparan dengn jumlah yang bnyak sehingga membuat tanaman pada
plot ke-3 menjadi kerdil. Munculnya berbagai jenis hama disebabkan oleh
berbagai fakor seperti keragaman ekosistem, anomali musim dan
sebagainya, bentuk pencegahan dan penanganan yang dilakukan oleh
petani adalah pembersihan lahan dan penyemprotan pestisida.

B. Saran
Sekiranya penelitin ini dapat dilakukan dengan teliti guna mendapakan
hasil yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai