Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis penjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Asungkertawanugraha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya. Pada tugas Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi kali ini penulis akan
mebahas tentang “Metode Konstruksi Pembangunan Waduk Rajui di Kabupaten Pidie
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam”. Dokumen ini didapat berdasarkan Study Literatur yang
penulis peroleh dari browsing dari internet.
Tugas ini disusun untuk memenuhi persyaratan dan memperoleh nilai tambah dalam
mata kuliah Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi Fakultas Teknik, Jurusan Sipil,
Universitas Warmadewa. Selesainya penulisan tugas ini banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak berupa bimbingan/dorongan moril dan materil.
Pada kesempatan ini juga penulis tidak lupa berterimakasih kepada Dosen pengajar
sekaligus dosen pembimbing Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi, Bapak Ir. I Wayan
Jawat yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya, tidak lupa penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam tugas ini. Penyusun sadar bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang sekiranya
dapat digunakan untuk perbaikan pada tugas berikutnya. Untuk itu penyusun ucapkan terima
kasih.
Om, Santih, Santih, Santih Om.

Denpasar, 29 Desember 2016

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................................... 2

1.4.1 Manfaat Teoritis:....................................................................................... 2

1.4.2 Manfaat Praktis: ........................................................................................ 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................. 3

2.2 Dokumen Metode Pelaksanaan Pekerjaan .............................................................. 4

2.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik ............................................................. 5

2.4 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Metode Pelaksanaan Pekerjaan ........................... 6

2.5 Peranan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................. 6

2.6 Penentuan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................. 7

2.7 Produksi Alat Berat ................................................................................................. 8

BAB III METODOLOGI ........................................................................................................ 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 10

4.1 Gambaran Umum Proyek...................................................................................... 10

4.2 Lingkup Pekerjaan ................................................................................................ 10

4.3 Manajemen Proyek ............................................................................................... 10

4.4 Metode Pencapaian Proyek ................................................................................... 11

4.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Utama .............................................. 14

BAB V KESIMPULAN ......................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Pidie di Provinsi Aceh merupakan wilayah yang mempunyai potensi
pengembangan areal pertanian dan peningkatan status dari areal pertanian tadah hujan
menjadi areal yang beririgasi teknis terutama untuk tanaman padi. Potensi tersebut dapat
dikembangkan dengan tersedianya prasarana sumber daya air yang memadai, hal ini dapat
dilakukan dengan cara membangun prasarana baru atau meningkatkan & memelihara
prasarana yang sudah ada. Pembangunan waduk/bendungan adalah salah satu cara untuk
menyediakan prasarana irigasi tersebut.
Waduk/bendungan adalah bangunan penampung air yang ditempatkan pada suatu
cekungan pada suatu daerah yang mempunyai sumber air yang terbatas atau tidak tersedianya
air secara continue sepanjang tahun. Bangunan ini diharapkan dapat menampung kelebihan
air dimusim hujan sehingga dapat dimanfaatkan pada musim kering. Dengan perencanaan
yang tepat terhadap penempatan tubuh bendungan, desain struktur serta hidrolis, perencanaan
pola tanam dan operasional diharapkan tampungan air tersebut dapat menjamin tersedianya
air sepanjang tahun baik untuk irigasi maupun air baku untuk air minum dan kebutuhan
rumah tangga lainnya.
Pembangunan waduk merupakan salah satu bentuk pelestarian atau konservasi
terhadap sumber daya air, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun
2010 tentang Bendungan pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “penyelenggaraan
pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya dilaksanakan sebagai upaya
konservasi sumberdaya air”. Waduk itu sendiri adalah bendungan yang dibuat sengaja oleh
manusia dengan maksud untuk menampung air yang nantinya dimanfaatkan sebagai
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2001 : 1)“
Waduk merupakan suatu piranti untuk membenahi daur hidrologi atau neraca air suatu
wilayah sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan penduduk”
Pembangunan waduk Rajui di Kecamatan Padang Tiji Provinsi Aceh direncanakan
untuk mengairi areal persawahan seluas 1.000 ha dengan pola tanam padi-padi-palawija serta
untuk kebutuhan air baku untuk air minum serta kebutuhan rumah tangga lainnya.
Sumber air berasal dari Krueng Rajui yang dialihkan sebagian ke Alur Tanjung
- Krueng Rajui : debit maksimum : 2,726 m3/lt , minimum : 0,127 m3/dt
- Alur Tanjung : debit maksimum : 0,160 m3/dt, minimum : 0,005 m3/dt

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis angkat dalam tugas ini
adalah bagaimanakah metode pelaksanaan pekerjaan bendungan utama pada Waduk Rajui di
Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas ini adalah untuk mengetahui metode
pelaksanaan pekerjaan bendungan utama pada Waduk Rajui di Kabupaten Pidie Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis:
a. Meningkatkan pemahaman tentang metode pelaksanaan proyek konstruksi
khususnya pada pekerjaan bendungan utama.
b. Menambah wawasan serta informasi tentang metode pelaksanaan pekerjaan
bendungan utama.
1.4.2 Manfaat Praktis:
a. Memberikan masukan terhadap hasil kajian yang dilakukan sebagai upaya
peningkatan pemahamaan tentang metode pelaksanaan pekerjaan bendungan
utama.
b. Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademik
(teoritis) untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai metode
pelaksanaan pekerjaan bendungan utama.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan
teknik – teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem
manajemen konstruksi.
Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh
perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi
merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam
dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis yang ada
dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor.
Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka
gagasan dan konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi. Konsep
metode pelaksanaan mencakup pemilihan dan penetapan yang berkaitan dengan keseluruhan
segi pekerjaan termasuk kebutuhan sarana dan prasarana yang bersifat sementara sekalipun
(Istimawan Dipohusodo: 1996:363).
Teknologi konstruksi (Construction technology) mempelajari metode atau teknik yang
digunakan untuk mewujudkan bangunan fisik dalam lokasi proyek. Technology berasal dari
kata techno dan logic, dapat diartikan sebagai urutan dari setiap langkah kegiatan (prosedur),
misalkan kegiatan X harus dilaksanakan lebih dahulu kemudian baru kegiatan Y, dan
seterusnya; sedangkan techno adalah cara yang harus digunakan secara logic, (Wulfram I.
Ervianto, 2002:1).
Metode pelaksanaan pekerjaan atau yang bisa disingkat „CM‟ (Construction Method),
merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan
tersedianya sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi medan kerja, guna memperoleh cara
pelaksanaan yang efektif dan efisien.Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebenarnya
telah dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun mengajukan
penawaran pekerjaan. Dengan demikian “CM‟ (Construction Method) tersebut minimal telah
“teruji‟ saat dilakukan “klarifikasi‟ atas dokumen tendernya atau terutama
Construction Method (CM)-nya. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan,
bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan atau selama pelaksanaan pekerjaan ada
ketidaksesuaian. Jika demikian Construction Method (CM) tersebut perlu atau harus dirubah.

3
Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan
dari profesionalitas sang pelaksana proyek tersebut, atau profesionalitas dari tim pelaksana
proyek, yaitu manajer proyek dan perusahaan yang bersangkutan.
Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian metode
pelaksanaan pekerjaan mempunyai “bobot‟ peniliaian yang tinggi. Yang diperhatikan bukan
rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa rendahnya nilai penawaran
merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk menjadi pemenang tender/pelelangan.
(Mahendra Sultan Syah, 2004).

2.2 Dokumen Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi (Mahendra Sultan
Syah:2004:113), pada umumnya terdiri dari :
1. Project plant, dimana dokumen ini memuat antara lain:
a. Denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas, dan lain- lain),
b. Lokasi pekerjaan
c. Jarak angkut
d. Komposisi alat
e. Kata – kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai urutan
pekerjaan
2. Sket atau gambar bantu, merupakan penjelasan pelaksanaan pekerjaan
3. Uraian pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi:
a. Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian proyek
(urutan secara global)
b. Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan, yang perlu
penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan adalah pekerjaan penting
atau pekerjaan yang jarang ada, atau pekerjaan yang mempunyai nilai besar,
pekerjaan dominan (volume kerja besar). Pekerjaan yang ringan atau umum
dilaksanakan biasanya cukup diberi uraian singkat mengenai cara
pelaksanaannya saja. Tapi perhitungan kebutuhan alat dan tanpa gambar/sket
penjelasan cara pelaksanaan pekerjaan.
4. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (Mandor,
Pekerja, Tukang, Kepala Tukang)
5. Perhitungan kebutuhan material/ bahan dan jadwal kebutuhan material/bahan.

4
6. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan.
7. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan kelengkapan
yang lain.
Apabila metode pelaksanaan pekerjaan merupakan dokumen yang terpisah
(tersendiri), maka harus dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

2.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik


Metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang baik apabila memenuhi
persyaratan (Mahendra Sultan Syah: 2004: 114), yaitu:
1. Memenuhi persyaratan teknis, yang memuat antara lain:
a. Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi lengkap dan jelas
memenuhi informasi yang dibutuhan.
b. Bisa dilaksanakan dan efektif
c. Aman dilaksanakan, terhadap bangunan yang dibangun, para tenaga kerja,
bangunan lainnya, dan lingkungan sekitarnya.
2. Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu biaya murah, wajar dan efisien.
3. Memenuhi pertimbangan nonteknis lainnya, yang memuat antara lain:
a. Dimungkinkan untuk diterapkan di lokasi proyek dan disetujui atau tidak
ditentang oleh lingkungan setempat.
b. Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek.
c. Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan, apabila hal itu
merupakan alternatif pelaksanaan yang istimewa atau riskan.
4. Merupakan alternatif/pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah
diperhitungkan dan dipertimbangkan. Masalah metode pekerjaan banyak sekali
variasinya, sebab tidak ada keputusan engineer. Jadi pilihan terbaik yang
merupakan tanggung jawab manajemen, dengan tetap mempertimbangkan
engineering economies.
5. Manfaat positif Construction Method.
a. Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas
penyelesaian pekerjaan.
b. Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu kesatuan
dokumen prosedur pelaksanaan pekerjaan di proyek.

5
2.4 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakanpekerjaan, biasanya dimungkinkan dengan berbagai metode.
Beberapa alternatif metode pelaksanaan yang ada, tentunya akan menghasilkan beberapa
alternatif biaya juga. Dalam hal ini, alternatif metode pelaksanaan yang harus dipilih tentunya
yang menghasilkan biaya yang paling rendah. Pemilihan ini dilakukan oleh pihak owner
selaku pengguna jasa maupun pihak Kontraktor selaku penyedia jasa, dengan maksud yang
sama, yaitu menurunkan biaya, hanya tujuannya saja yang berbeda. Bagi owner selaku
pengguna jasa tujuannya agar nilai kontrak proyek, yang akan merupakan investasi menjadi
rendah, sedangkan bagi pihak kontraktor selaku penyedia jasa, bukan untuk menurunkan nilai
kontrak, tetapi untuk menurunkan biaya pelaksanaan.
Dimana metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, dalam pengembangan
alternatifnya, dipengaruhi oleh hal- hal sebagai berikut :
1. Design bangunan.
2. Medan/lokasi pekerjaan.
3. Ketersediaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan.

2.5 Peranan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun
cara – cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi,
menentukan sarana – sarana pekerjaan yang mendukung terlaksananya suatu pekerjaan
misalnya : menetapkan, memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang sesuai
dengan jenis pekerjaan yang efektif dan efisien dalam biaya operasi. Cara kerja juga dapat
membantu dalam menentukan urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya sehingga dapat
menentukan penyelesaian suatu pekerjaan.
Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi akan mempengaruhi
perencanaan konstruksi (Nono Tisnawardono: 2002: 11) antara lain:
1. Jadwal pelaksanaan.
2. Kebutuhan dan jadwal tenaga kerja
3. Kebutuhan dan jadwal meterial/bahan
4. Kebutuhan dan jadwal alat
5. Penjadwalan anggaran (Arus kas/cash-flow).
6. Jadwal prestasi dengan metode kurva – S (S-Curve)
7. Cara – cara pelaksanaan pekerjaan.

6
Dalam penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, perlu
pembahasan/diskusi. Oleh karena itu dianjurkan pada perusahaan kontraktor yang telah
mempunyai banyak tenaga kerja dari berbagai disiplin dan agar membuatan metode
pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, dengan melibatkan berbagai pihak yang ahli
bidangnya, misal:
1. Menguasai peralatan konstruksi
2. Mengetahui sumber – sumber material/bahan
3. Mengerti masalah angkutan
4. Mengerti masalah jenis – jenis pekerjaan
5. Menguasai bahasa perbankan.

2.6 Penentuan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Tahap pertama sebelum memulai suatu pelaksanaan proyek konstruksi, harus
ditentukan terlebih dahulu suatu metode untuk melaksanakannya. Dalam skala organisasi
suatu proses perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah penting untuk
menentukan metode konstruksi terlebih dahulu, karena setiap jenis metode konstruksi akan
memberikan karakteristik pekerjaan berbeda. Penentuan jenis metode konstruksi yang dipilih
akan sangat membantu menentukan jadwal proyek.
Metode konstruksi yang berbeda akan memberikan ruang lingkup pekerjaan dan
durasi yang berbeda pula, yang sudah barang tentu juga mempunyai pertimbangan finansial
dalam bentuk biaya. Ada faktor – faktor yang mempengaruhi jenis ruang lingkup pekerjaan
yang dilakukan, sehingga perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
1. Sumber daya manusia dengan skill yang cukup untuk melaksanakan suatu metode
pelaksanaan konstruksi.
2. Tersedianya peralatan penunjang pelaksanaan metode konstruksi yang dipilih.
3. Material cukup tersedia.
4. Waktu pelaksanaan yang maksimum dibanding pilihan metode konstruksi lainnya.
5. Biaya yang bersaing.
Oleh karena faktor – faktor yang mempengaruhi metode pelaksanaan seperti : Design
bangunan, Medan/lokasi pekerjaan, dan ketersediaan dari tenaga kerja, bahan, dan peralatan,
seperti sudah dijelaskan diatas, maka kadang – kadang metode pelaksanaan hanya memiliki
alternatif yang terbatas.

7
2.7 Produksi Alat Berat
Rumus umum produksi alat :

dimana :
Q = produksi alat dalam satu jam (m3/jam atau cu.yd/h)
q = kapasitas alat per siklus (m3/siklus atau cu.yd/siklus)
Ws = waktu siklus (menit)
E = efisiensi kerja
Jadi produksi alat tergantung pada :
1. Jenis alat / kapasitas alat
=
2. Waktu siklus : daya alat, kecepatan alat, kondisi lapangan
3. Efisiensi : kondisi alat, metode pelaksanaan, cuaca, topografi, keahlian operator,
dll.
Untuk menghitung durasi pekerjaan :
V V
tw = = Qmin =
Qmin tw

Dimana :
Tw = Durasi Pekerjaan
V = Volume Pekerjaan
Qmin = Produksi total terkecil suatu alat

8
BAB III
METODOLOGI

Lokasi yang ditinjau dalam Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi adalah


pelaksanaan pekerjaan bendungan utama pada Waduk Rajui di Kabupaten Pidie Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam. Kabupaten Pidie di Provinsi Aceh merupakan wilayah yang
mempunyai potensi pengembangan areal pertanian dan peningkatan status dari areal
pertanian tadah hujan menjadi areal yang beririgasi teknis terutama untuk tanaman padi.
Pembangunan waduk/bendungan adalah salah satu cara untuk menyediakan prasarana irigasi
tersebut. Adapun denah bendungan utama dan bangunan pelengkap.

Gambar 1. Denah bendungan utama dan bangunan pelengkap


Metodologi yang digunakan dalam tugas ini adalah Study Literatur. Studi Literatur
adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang
pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familier
dengan sebutan studi pustaka. Sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan Studi
Pustaka pun tidak sembarangan. Sumber data dari dokumen yang penulis dapatkan yaitu
berdasarkan browsing dari internet.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Proyek


Proyek Waduk Rajui terletak di Desa Mesjid Tanjong, kecamatan Padang Tiji
Kabupaten Pidie, yang berjarak ±15 km ke arah utara dari Sigli ibukota kabupaten Pidie.
1. Proyek ini merupakan salah satu tipe bangunan utama yang diterapkan pada daerah
yang mempunyai sumber air yang relatif kecil. Bangunan ini diharapkan dapat
menampung kelebihan air di musim hujan, sehingga waduk ini dapat digunakan di
musim kering.
2. Pembangunan waduk Rajui direncanakan akan mengairi sawah seluas 1000 ha
dengan pola tanam padi padi padi palawija.
3. Proyek ini mencakup pembangunan bendungan utama, bangunan pelimpah,
bangunan sadap, pintu-pintu, terowongan pengelakan serta menambah dan
melengkapi bangunan fasilitas lainnya.
4. Tinggi Bendungan Utama ±41,20m dengan jenis konstruksi Timbbunan Tanah Inti
dan urugan random.
5. Panjang Terowongan 257 meter, diameter 2,00 meter.

4.2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan Utama Proyek Waduk Rajui antara lain :
1. Pekerjaan Persiapan dan Penunjang
2. Pekerjaan Pelimpah (Spillway)
3. Pekerjaan Bendungan Utama

4.3 Manajemen Proyek


1. Struktur Organisasi
2. Koordinasi
3. Prosedur Penyiapan Gambar Kerja
4. Sub Kontraktor
5. Program Pelaksanaan, Jadwal dan Monitoring Kemajuan Pekerjaan.
6. Pengamanan (Security)
7. Program K3LM (Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan Dan Mutu)
8. Dampak Lingkungan

10
4.4 Metode Pencapaian Proyek
1. Tenaga Kerja
2. Metode Pengendalian Proyek
3. Pengadaan dan Pemilihan Alat
Pengadaan dan pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta akan disesuaikan kembali dengan kebutuhan lapangan dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Untuk pekerjaan Pembangunan
Waduk Rajui, peralatan yang akan dipergunakan sebagai berikut:

Tabel. 1 Peralatan yang diperlukan dalam pembangunan waduk

Jumlah Merk dan Ukuran/ Daya


No Jenis Peralatan Ket.
Alat tipe Kapasitas (Kw)

Air Compressor 250 250/365


1
CFM 1 Airman CFM 60 HP
ARC Welding 230
2
Generator 2 Yanmar 230 ampere ampere
Batching Plant 20
3
M3/Jam 1 Pataud 20 M3/Jam
4 Bar Cuting Machine 1 Makita dia 13"-32" 3 HP
5 Bar Bending Machine 1 Makita dia 13"-32" 3 HP
6 Bulldozer 2 Komatsu 15 Ton
7 Bulldozer 1 Komatsu 21 Ton
8 Concret Pump Truck 1 IHI 30 M3/jam
9 Concret Vibrator 5 Mikasa 45 mm
10 Crane Truck Hydraulic 1 Tadano 20 Ton
11 Diesel Generator 1 Honda 30 KVA 30 KVA
12 Drilling Machine 6 Bauer BG 14
13 Drilling Pump 6 Bauer BG 14
14 Dump Truck 30 Mitsubishi 10 Ton
15 Excavator / Backhoe 4 Hitachi 0.80 M3

11
Jumlah Merk dan Ukuran/ Daya
No Jenis Peralatan Ket.
Alat tipe Kapasitas (Kw)

16 Excavator / Backhoe 8 Komatsu 1,20 M3


17 Grout Mixer 2 Strobot 2 x 200 Ltr
18 Grout Machine/ Diesel 2 Strobot 12 Pk
19 Grouting Pump 2 Strobot
20 GPS 1
21 Hand Tamper 2 Mikasa 80 Kg
22 Jack Hammer 2 Toku 25 Kg
23 Rock Breaker 3 Krupp 5 ton
24 Sheepfoot Roller 2 Caterpilar 20 Ton
25 Theodolite 2 Sokkia
26 Total Station 1 Top Con
27 Truck Flat Bed 1 Mitsubishi 4 Ton
28 Truck Mixer 4 Nissan 8 Ton
29 Vibrator Roller 2 Sakai 10 Ton
30 Water Pump 8 Alcon Diameter 3" 5.5 HP
31 Water Tank Truck 4 Mitsubishi 5000 liter
32 Wheel Loader 2 Hitachi 1,5 m3
33 Water Pass 2 Top Con
34 Pompa Air 2 Ebara Diameter 6"
35 Vibrating Screen 1 Shan Bao 3,5 Deck
36 Sand Pump 1 Toyo Diameter 6" 15 KW
37 Genset 1 Mercy 65 KVA
38 Road Header 1 Voest Alpine 100 KW
39 Crawler Crane 1 Kato 30 Ton

12
Gambar 1. Denah bendungan utama dan bangunan pelengkap

13
4.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Utama
Data teknis saluran bendungan utama adalah sebagai berikut :
1. Type bendungan : urugan random dengan inti tegak
2. Tinggi bendungan (H) : +41.20 m
3. Elevasi dasar waduk : +33.20 m
4. Elevasi tampungan mati (LWL) : +33.00 m
5. Elevasi tampungan efektif (NWL) : +57.50 m
6. Elevasi Debit Banjir (HWL) : +58.99 m
7. Elevasi Puncak (crest) waduk : +61.20 m
8. Lebar Puncak (crest) waduk : +10.00 m
9. Kemiringan lereng hulu : 1 : 3,25
10. Kemiringan lereng hilir : 1 : 2,50

AS BENDUNGAN
5.00
EL. 61.20
GEBALAN RUMPUT
0.60
0.30 2.5
34 1.25 2.50
1 3.00

3.25 7.50 EL. 50.00


1 1 : 0.2 1 : 0.2
2.5
3.00
2 3 1 1 3 2 1
EL. 40.00
2.5
VARIASI 1 EL. 34.00
VARIASI
1:1 VARIASI 1:1 5
VARIASI VARIASI 3 PERMUKAAN TANAH ASLI
VARIASI
DRAINASE AIR HUJAN
VARIASI
5.00

TYPIKAL POTONGAN MELINTANG BENDUNGAN


S, A

Gambar 2. Typical Potongan Melintang Bendungan

A. Tubuh Bendungan, L = 257.45 m


1. Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)
Telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1 km)
pada pekerjaan Tanah.
Untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan galian maka
dibuatkan patok-patok sebagai batas awal, batas akhir, kemiringan galian dan
elevasi rencana.

14
Profil galian dibuat sedemikian hingga aman dari aktifitas kerja, namun tetap
dapat dipantau dengan mudah. Profil dibuat dari kayu dan papan yang lurus dan
dipasang kokoh.
Flow Chart Pekerjaan Galian Tanah :

START Excavation

Loading
Pengukuran

Hauling
Join Survey

Pemasangan Dumping

Belum
Tidak Ya Cek batas galian
Setuju

Cukup
END

2. Pekerjaan Timbunan
Proyek Waduk Rajui merupakan Proyek Bendungan type urugan batu
random dengan zona inti tegak ditengahnya, Tubuh bendungan Titab terbagi
dalam bagian (zone) yang masing-masing mempunyai material dengan spesifikasi
tertentu. Masing-masing material tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-
beda untuk dialiri air rembesan. Bagian-bagian atau zona Bendungan Titab
tersebut antara lain:
a. Zona I : Inti Kedap Air
b. Zona II : Timbunan Random
c. Zona III : Filter Halus
d. Zona IV : Batuan Rip Rap
e. Zona V : Rock toe (Timbunan Batu)

15
3. Timbunan Badan Bendungan
Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau tanah yang
digali dari daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan dengan komposisi
menurut kebutuhan dari masing-masing zone pada bendungan.
a. Zona 1 (Inti kedap air)
Material zona I ini berisi bahan yang kedap air, yang berfungsi menahan
rembesan air pada bendungan, dengan persyaratan utama:
 Ukuran butir maksimum 4 cm
 Prosentase berat butiran yang lolos saringan No.200 (0,074 mm) lebih
dari 30% dan saringan no.4 minus, lebih daripada 65%.
 Kadar air material rata-rata berkisar antara kadar air optimum dan
minus (-2)% dari kadar air optimum dan berat isi kering tak boleh
kurang dari 95% berat isi kering maksimal.
 Tidak mengandung akar-akar tanaman, tonggak – tonggak kayu ,
humus dan kotoran lainnya
Material ini di dapat dari borrow area, pengangkutan menggunakan dump
truck, dengan excavator sebagai alat loading.

MAIN DAM
BORROW AREA Dump Truck Special compact
(Zone 1)

- Excavator - Bulldozer
- Wheel Loader - Water tank
- Sheepfoot Roller
Tamping rammer
- Excavator
- Pompa isap ø 6”
- Pompa ø 4”
-
Pemadatan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Pemadatan Biasa
Bila masing-masing lapisan material pada kondisi dengan kadar air
dengan kadar air seperti yang di perlukan, maka harus dipadatkan untuk
mencapai berat isi kering maksimal 95% dengan tamping roller.
Pemadatan dilakukan 8 kali atau sesuai dengan saran Direksi.
Jumlah dilewati roller harus ditentukan berdasarkan tes pemadatan.

16
2) Timbunan material zona inti kedap air (zona 1)
Material yang dipilih sampai dengan tebal 30cm diatas permukaan
fondasi bendungan (termasuk kedua abutment) dan disekitar bangunan-
bangunan pelimpah harus material yang lebih halus dan lebih plastis
daripada material di Borrow Area.
Pada timbunan awal fondasi batuan dan pertemuan dengan
permukaan beton, material harus dihampar horizontal yang tebalnya
melebihi 6 cm bila dipadatkan. Material harus mempunyai tingkat kadar
air sampai plus 2% dari kadar air optimal dam harus lebih basah
daripada yang dispesifikasikan bagi material zona 1 yang lain yang harus
diletakkan pada timbunan bendungan. Pemadatan harus dilakukan
dengan “tamper” mekanis (dengan tangan) atau alat lain yang disetujui
Direksi sehingga semua permukaan pondasi yang tidak rata dan bias
cukup padat terhadap bangunan-bangunan beton.
Bila material diletakkan terhadap permukaan pondasi yang miring,
material harus ditumpuk miring dan panjangnya tidak boleh lebih dari 2
meter dari dasar pondasi, dengan kemiringan vertikal 1, horizontal 6 atau
lebih curam, agar pemadatan material terhadap permukaan bisa
langsung. Bila ada permukaan pondasi yang tidak rata, pemadatan
material zona kedap air dengan tamper mekanis atau disesuaikan dengan
Spesifikasi
Pekerjaan timbunan zona 1 ini akan dilaksanakan dalam waktu 28
minggu (191 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 295.990 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, (1 Exc.= 2
DT= 2Bz)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))
: 519,22 m3/hari

b. Zona 3 (Timbunan Filter/ Pasir)


Pada Proyek Waduk Rajui Zona Filter terdiri dari 2 macam yaitu filter
halus dan filter transisi (kasar), filter halus terdiri dari gabungan gravel dan

17
pasir bersih (sirtu). Material ini diambil dari deposit quarry, akan tetapi
apabila terdapat lokasi lain yang memenuhi dan dapat digunakan maka
dengan persetujuan direksi akan menggunakan dari lokasi tersebut. Sebelum
dibawa ke lokasi bendungan material ini harus melalui proses penyaringan
atau pengayakan dan proses pencucian, agar tidak terkontaminasi material
kasar diatas diameter yang ditentukan serta material bersih dari kotoran dan
Lumpur dan tanpa kohesi. Diameter terbesar material tidak boleh lebih dari
80 mm dan harus mengandung pecahan yang lolos saringan minus nomor
200 yang jumlahnya kuranag dari 5% dan plus nomor 4 (4,76 mm) kurang
dari 35%. Material zona 2C harus bersih tanpa kohesi dan terdiri dari andesit
dengan ukuran partikel maksimum 15 cm dan mengandung pecahan minus
nomor 4 (4,76 mm) sebanyak kurang dari 30%.
Penghamparan dilakukan per layer dengan tebal tidak boleh melebihi 30
cm. Alat yang digunakan untuk penghamparan material menggunakan
Buldozer sedangkan pemadatannya menggunakan Vibratory Roller.

DT SCREEN PLANT DT STOCK PILE


QUARRY (vibrating screen) &
WASHER
- Excavator
- Excavator - Wheel Loader
- Sand Washer
- Wheel Loader

DT
MAIN DAM
- Bulldozer
- Water Tank
- Vibro Roller

Pekerjaan timbunan zona 3 ini akan dilaksanakan dalam waktu 12


minggu (79 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 34.812,67 m3
Peralatan Yang Dipakai : Buldozer, V. Roller (Material diterima
dilokasi kerja 1Bz = 1VR)
Jumlah Peralatan : 2 unit
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))

18
: 220,36 m3/hari

c. Zone 2 (Random Tanah) dari Borrow area dan Hasil Galian


Zona 2 (random tanah) diperoleh dari quarry tanah atau dari hasil galian
yang memebuhi syarat untuk menjadi material random tanah, material dari
quarry tersebut di kumpulkan di stock pile. Kemudian batu pada stock pile
tersebut diangkut ke dump truck menggunakan excavator, untuk diangkut
menuju lokasi bendungan.

STOCK PILE
EXCAVATION
MATERIAL
DT
- Excavator
MAIN DAM
- Bulldozer

BORROW DT
- Bulldozer
- Vibro Roller

- Excavator

Pekerjaan timbunan zona 2 dari Borrow area ini akan dilaksanakan


dalam waktu 31 minggu (211 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 32.7866,20 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, V. Roller
(1 Exc.= 2 DT = 2Bz = 2VR)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))
: 519,22 m3/hari
Pekerjaan timbunan zona 2 dari hasil galian akan dilaksanakan dalam
waktu 10 minggu (67 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 103423,25 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,Buldozer,V. Roller
(1 Exc. = 2 Bdz = 2 DT)
Jumlah Peralatan : 3 unit

19
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))
: 519,22 m3/hari

d. Zona 5 (Zona Timbunan batu).


Material zona random batu segar akan diletakkan pada fondasi
bendungan yang sudah siap. Ukuran dan gradasi material zona random batu
segar harus diperiksa oleh direksi sebelum pelaksanaan pemadatan
dilakukan. Material ini melalui proses yang tidak jauh berdeda dengan filter
halus yaitu mellalui proses screening dan pencucian menggunakan pompa
bertekanan
Proses penghamparanya tidak boleh melebihi 30 cm per layer.

STOCK PILE
QUARRY DT DT MAIN DAM

- Excavator - Bulldozer
- Excavator - Vibro Roller
- Wheel Loader

Pekerjaan timbunan zona 5 dari hasil galian akan dilaksanakan dalam


waktu 3 minggu (15 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 3.227,41 m3
Peralatan Yang Dipakai : Buldozer, V. Roller
(Material diterima dilokasi kerja 1Bz =
1VR)
Jumlah Peralatan : 1 unit
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))
: 220,36 m3/hari
e. Zone 4 ( Rip rap )
Material rip rap berasal dari quarry atau site lain yang disetujui oleh
Direksi. Gradasi material Zone 4 terdiri dari material yang bergradasi bagus
dengan ukuran partikel lebih dari 30 cm dan kurang dari 100 cm. Pondasi di

20
bawah Zone 4 dipadatkan dan direkatkan dengan lapisan 1 mengunakan
peralatan bucket excavator. Pendistribusian material Zone 6 tidak berbeda
dengan pedistribusian untuk Zona 4.

QUARRY &
EXCAVATION DT STOCK PILE MAIN DAM
DT
MATERIAL

- Excavator - Excavator - Excavator


- Air compressor - Bulldozer - Bulldozer

Pekerjaan timbunan zona 4 dari hasil galian akan dilaksanakan dalam


waktu 3 minggu (94 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 16.944,52 m3
Jumlah Group : 1 group
Produktifitas : (Volume / (Group Alat + Pekerja/hari x
Waktu Pelaksanaan Perhari))
: 180,28 m3
B. Drainase Air Hujan Pada kaki Bendungan
Pekerjaan drainase air hujan pada kaki bendungan (down stream). Item
pekerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)
(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1 km)
pada pekerjaan Tanah)
2. Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan
(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian
dipadatkan pada pekerjaan Tanah)
3. Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 : 4
Bahan yang dipergunakan:
a) Batu
b) Semen
c) Pasir
d) Air
Peralatan yang diperlukan:

21
a) Concrete Mixer
b) Ember
c) Bucket
d) Talang Kayu
e) Peralatan Tukang
Pelaksanaan:
a) Material yang dibutuhkan telah tersedia
b) Material batu yang digunakan berasal dari sungai atau gunung.
c) Pada pasangan batu kali disusun secara rapi dan rapat sedemikian rupa.
Pekerjaan pasangan batu kali menggunakan campuran Pc : Psr = 1 : 4
(1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir)
d) Buatkan Bowplank untuk pedoman pelaksanaan
e) Komposisi campuran telah dipersiapkan
f) Peralatan cor telah stand by berdasarkan pengecekan peralatan
g) Kondisi Agregat kasar dan halus telah bersih
h) Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batu kali, air)
dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan
pekerjaan.
4. Pekerjaan Plesteran 1 : 3
Pelaksanaan:
a) Pekerjaan plesteran dan siaran, menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr
untuk pekerjaan plesteran. Bidang plesteran harus padat merata,
dikerjakan lapis demi lapis hingga memenuhi ukuran sesuai dengan
gambar kerja/ gambar rencana atau minimal 1,5 cm.
b) Bidang pasangan batu yang akan diplester dan disiar harus bersih dari
kotoran tanah, lumpur, dan residu, sisa campuarn dan kotoran lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat plesteran/ siaran.
c) Untuk pekerjaan perbaikan siaran/ plesteran, siaran/ plesteran yang telah
rusak harus dikupas terlebih dahulu hingga permukaan bidangnya kasar
dan bersih, kemudian disiram mortar (air semen) agar pekerjaan siaran/
plesteran yang baru dapat melekat kuat menjadi satu kesatuan dengan
pasangan/ plesteran/ siaran yang lama.

22
d) Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batukali, air)
dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan
pekerjaan ini.

C. Perkerasan Puncak Bendungan, L = 257.45 m


Item pekerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Paving Block


Bahan yang dipergunakan:
a) Paving block
b) Pasir
Bahan yang dipergunakan:
a) Peralatan tukang batu
b) Sekop untuk meratakan pasir
Pelaksanaan:
a) Tanah yang dipadatkan harus sesuai dengan elevasi yang diinginkan.
b) Di atas tanah yang sudah dipadatkan dihampar pasir yang dipadakan dan
diratakan.
c) Dilakukan pemasangan paving block satu persatu, pada sisi paving block
dengan sisi yang lain diberi space 1 cm.
d) Pada space yang kosong tersebut diisi dengan pasir.

23
BAB V
KESIMPULAN

Kabupaten Pidie di Provinsi Aceh merupakan wilayah yang mempunyai potensi


pengembangan areal pertanian dan peningkatan status dari areal pertanian tadah hujan
menjadi areal yang beririgasi teknis terutama untuk tanaman padi. Pembangunan
waduk/bendungan adalah salah satu cara untuk menyediakan prasarana irigasi tersebut. Oleh
karena itu di Desa Mesjid Tanjong, kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie, dibangunlah
Waduk Rajui terletak yang berjarak ±15 km ke arah utara dari Sigli ibukota kabupaten Pidie.
Metode pelaksanaan pekerjaan bendungan utama pada Waduk Rajui di Kabupaten
Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, meliputi antara lain : Gambaran Umum Proyek,
Lingkup Pekerjaan, Manajemen Proyek, Metode Pencapaian Proyek, Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Bendungan Utama. Metoda ini juga masih akan disesuaikan lagi dilapangan bila
ada perkembangan-perkembangan metoda yang lebih efektif dan perkembangan teknilogi
maupun informasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Konservasi SDA Aceh.


http://konservasisdaaceh.blogspot.co.id/2011/03/pembangunan-waduk-rajui-di-
kabupaten.html. Diakses pada tanggal 14 Desember 2016
Dipohusodo,Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi.Jilid 1 & 2.
Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Ervianto, Wulfram I., 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama,
Salemba Empat, Yogyakarta.
Mahendra Sultan Syah, 2004, Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek,
Cetakan Pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Notohadiprawiro, T. 2001. Tanah dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Anonim, 2012, Produksi Alat Berat.
http://saifoemk.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/AB2.pdf. Diakses pada tanggal 29
Desember 2016

25

Anda mungkin juga menyukai