Om Swastyastu,
Puji syukur penulis penjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Asungkertawanugraha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya. Pada tugas Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi kali ini penulis akan
mebahas tentang “Metode Konstruksi Pembangunan Waduk Rajui di Kabupaten Pidie
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam”. Dokumen ini didapat berdasarkan Study Literatur yang
penulis peroleh dari browsing dari internet.
Tugas ini disusun untuk memenuhi persyaratan dan memperoleh nilai tambah dalam
mata kuliah Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi Fakultas Teknik, Jurusan Sipil,
Universitas Warmadewa. Selesainya penulisan tugas ini banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak berupa bimbingan/dorongan moril dan materil.
Pada kesempatan ini juga penulis tidak lupa berterimakasih kepada Dosen pengajar
sekaligus dosen pembimbing Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi, Bapak Ir. I Wayan
Jawat yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya, tidak lupa penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam tugas ini. Penyusun sadar bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang sekiranya
dapat digunakan untuk perbaikan pada tugas berikutnya. Untuk itu penyusun ucapkan terima
kasih.
Om, Santih, Santih, Santih Om.
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis angkat dalam tugas ini
adalah bagaimanakah metode pelaksanaan pekerjaan bendungan utama pada Waduk Rajui di
Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas ini adalah untuk mengetahui metode
pelaksanaan pekerjaan bendungan utama pada Waduk Rajui di Kabupaten Pidie Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis:
a. Meningkatkan pemahaman tentang metode pelaksanaan proyek konstruksi
khususnya pada pekerjaan bendungan utama.
b. Menambah wawasan serta informasi tentang metode pelaksanaan pekerjaan
bendungan utama.
1.4.2 Manfaat Praktis:
a. Memberikan masukan terhadap hasil kajian yang dilakukan sebagai upaya
peningkatan pemahamaan tentang metode pelaksanaan pekerjaan bendungan
utama.
b. Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademik
(teoritis) untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai metode
pelaksanaan pekerjaan bendungan utama.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan
dari profesionalitas sang pelaksana proyek tersebut, atau profesionalitas dari tim pelaksana
proyek, yaitu manajer proyek dan perusahaan yang bersangkutan.
Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian metode
pelaksanaan pekerjaan mempunyai “bobot‟ peniliaian yang tinggi. Yang diperhatikan bukan
rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa rendahnya nilai penawaran
merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk menjadi pemenang tender/pelelangan.
(Mahendra Sultan Syah, 2004).
4
6. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan.
7. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan kelengkapan
yang lain.
Apabila metode pelaksanaan pekerjaan merupakan dokumen yang terpisah
(tersendiri), maka harus dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
5
2.4 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakanpekerjaan, biasanya dimungkinkan dengan berbagai metode.
Beberapa alternatif metode pelaksanaan yang ada, tentunya akan menghasilkan beberapa
alternatif biaya juga. Dalam hal ini, alternatif metode pelaksanaan yang harus dipilih tentunya
yang menghasilkan biaya yang paling rendah. Pemilihan ini dilakukan oleh pihak owner
selaku pengguna jasa maupun pihak Kontraktor selaku penyedia jasa, dengan maksud yang
sama, yaitu menurunkan biaya, hanya tujuannya saja yang berbeda. Bagi owner selaku
pengguna jasa tujuannya agar nilai kontrak proyek, yang akan merupakan investasi menjadi
rendah, sedangkan bagi pihak kontraktor selaku penyedia jasa, bukan untuk menurunkan nilai
kontrak, tetapi untuk menurunkan biaya pelaksanaan.
Dimana metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, dalam pengembangan
alternatifnya, dipengaruhi oleh hal- hal sebagai berikut :
1. Design bangunan.
2. Medan/lokasi pekerjaan.
3. Ketersediaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan.
6
Dalam penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, perlu
pembahasan/diskusi. Oleh karena itu dianjurkan pada perusahaan kontraktor yang telah
mempunyai banyak tenaga kerja dari berbagai disiplin dan agar membuatan metode
pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, dengan melibatkan berbagai pihak yang ahli
bidangnya, misal:
1. Menguasai peralatan konstruksi
2. Mengetahui sumber – sumber material/bahan
3. Mengerti masalah angkutan
4. Mengerti masalah jenis – jenis pekerjaan
5. Menguasai bahasa perbankan.
7
2.7 Produksi Alat Berat
Rumus umum produksi alat :
dimana :
Q = produksi alat dalam satu jam (m3/jam atau cu.yd/h)
q = kapasitas alat per siklus (m3/siklus atau cu.yd/siklus)
Ws = waktu siklus (menit)
E = efisiensi kerja
Jadi produksi alat tergantung pada :
1. Jenis alat / kapasitas alat
=
2. Waktu siklus : daya alat, kecepatan alat, kondisi lapangan
3. Efisiensi : kondisi alat, metode pelaksanaan, cuaca, topografi, keahlian operator,
dll.
Untuk menghitung durasi pekerjaan :
V V
tw = = Qmin =
Qmin tw
Dimana :
Tw = Durasi Pekerjaan
V = Volume Pekerjaan
Qmin = Produksi total terkecil suatu alat
8
BAB III
METODOLOGI
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
4.4 Metode Pencapaian Proyek
1. Tenaga Kerja
2. Metode Pengendalian Proyek
3. Pengadaan dan Pemilihan Alat
Pengadaan dan pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta akan disesuaikan kembali dengan kebutuhan lapangan dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Untuk pekerjaan Pembangunan
Waduk Rajui, peralatan yang akan dipergunakan sebagai berikut:
11
Jumlah Merk dan Ukuran/ Daya
No Jenis Peralatan Ket.
Alat tipe Kapasitas (Kw)
12
Gambar 1. Denah bendungan utama dan bangunan pelengkap
13
4.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Utama
Data teknis saluran bendungan utama adalah sebagai berikut :
1. Type bendungan : urugan random dengan inti tegak
2. Tinggi bendungan (H) : +41.20 m
3. Elevasi dasar waduk : +33.20 m
4. Elevasi tampungan mati (LWL) : +33.00 m
5. Elevasi tampungan efektif (NWL) : +57.50 m
6. Elevasi Debit Banjir (HWL) : +58.99 m
7. Elevasi Puncak (crest) waduk : +61.20 m
8. Lebar Puncak (crest) waduk : +10.00 m
9. Kemiringan lereng hulu : 1 : 3,25
10. Kemiringan lereng hilir : 1 : 2,50
AS BENDUNGAN
5.00
EL. 61.20
GEBALAN RUMPUT
0.60
0.30 2.5
34 1.25 2.50
1 3.00
14
Profil galian dibuat sedemikian hingga aman dari aktifitas kerja, namun tetap
dapat dipantau dengan mudah. Profil dibuat dari kayu dan papan yang lurus dan
dipasang kokoh.
Flow Chart Pekerjaan Galian Tanah :
START Excavation
Loading
Pengukuran
Hauling
Join Survey
Pemasangan Dumping
Belum
Tidak Ya Cek batas galian
Setuju
Cukup
END
2. Pekerjaan Timbunan
Proyek Waduk Rajui merupakan Proyek Bendungan type urugan batu
random dengan zona inti tegak ditengahnya, Tubuh bendungan Titab terbagi
dalam bagian (zone) yang masing-masing mempunyai material dengan spesifikasi
tertentu. Masing-masing material tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-
beda untuk dialiri air rembesan. Bagian-bagian atau zona Bendungan Titab
tersebut antara lain:
a. Zona I : Inti Kedap Air
b. Zona II : Timbunan Random
c. Zona III : Filter Halus
d. Zona IV : Batuan Rip Rap
e. Zona V : Rock toe (Timbunan Batu)
15
3. Timbunan Badan Bendungan
Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau tanah yang
digali dari daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan dengan komposisi
menurut kebutuhan dari masing-masing zone pada bendungan.
a. Zona 1 (Inti kedap air)
Material zona I ini berisi bahan yang kedap air, yang berfungsi menahan
rembesan air pada bendungan, dengan persyaratan utama:
Ukuran butir maksimum 4 cm
Prosentase berat butiran yang lolos saringan No.200 (0,074 mm) lebih
dari 30% dan saringan no.4 minus, lebih daripada 65%.
Kadar air material rata-rata berkisar antara kadar air optimum dan
minus (-2)% dari kadar air optimum dan berat isi kering tak boleh
kurang dari 95% berat isi kering maksimal.
Tidak mengandung akar-akar tanaman, tonggak – tonggak kayu ,
humus dan kotoran lainnya
Material ini di dapat dari borrow area, pengangkutan menggunakan dump
truck, dengan excavator sebagai alat loading.
MAIN DAM
BORROW AREA Dump Truck Special compact
(Zone 1)
- Excavator - Bulldozer
- Wheel Loader - Water tank
- Sheepfoot Roller
Tamping rammer
- Excavator
- Pompa isap ø 6”
- Pompa ø 4”
-
Pemadatan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Pemadatan Biasa
Bila masing-masing lapisan material pada kondisi dengan kadar air
dengan kadar air seperti yang di perlukan, maka harus dipadatkan untuk
mencapai berat isi kering maksimal 95% dengan tamping roller.
Pemadatan dilakukan 8 kali atau sesuai dengan saran Direksi.
Jumlah dilewati roller harus ditentukan berdasarkan tes pemadatan.
16
2) Timbunan material zona inti kedap air (zona 1)
Material yang dipilih sampai dengan tebal 30cm diatas permukaan
fondasi bendungan (termasuk kedua abutment) dan disekitar bangunan-
bangunan pelimpah harus material yang lebih halus dan lebih plastis
daripada material di Borrow Area.
Pada timbunan awal fondasi batuan dan pertemuan dengan
permukaan beton, material harus dihampar horizontal yang tebalnya
melebihi 6 cm bila dipadatkan. Material harus mempunyai tingkat kadar
air sampai plus 2% dari kadar air optimal dam harus lebih basah
daripada yang dispesifikasikan bagi material zona 1 yang lain yang harus
diletakkan pada timbunan bendungan. Pemadatan harus dilakukan
dengan “tamper” mekanis (dengan tangan) atau alat lain yang disetujui
Direksi sehingga semua permukaan pondasi yang tidak rata dan bias
cukup padat terhadap bangunan-bangunan beton.
Bila material diletakkan terhadap permukaan pondasi yang miring,
material harus ditumpuk miring dan panjangnya tidak boleh lebih dari 2
meter dari dasar pondasi, dengan kemiringan vertikal 1, horizontal 6 atau
lebih curam, agar pemadatan material terhadap permukaan bisa
langsung. Bila ada permukaan pondasi yang tidak rata, pemadatan
material zona kedap air dengan tamper mekanis atau disesuaikan dengan
Spesifikasi
Pekerjaan timbunan zona 1 ini akan dilaksanakan dalam waktu 28
minggu (191 hari), dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 295.990 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, (1 Exc.= 2
DT= 2Bz)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))
: 519,22 m3/hari
17
pasir bersih (sirtu). Material ini diambil dari deposit quarry, akan tetapi
apabila terdapat lokasi lain yang memenuhi dan dapat digunakan maka
dengan persetujuan direksi akan menggunakan dari lokasi tersebut. Sebelum
dibawa ke lokasi bendungan material ini harus melalui proses penyaringan
atau pengayakan dan proses pencucian, agar tidak terkontaminasi material
kasar diatas diameter yang ditentukan serta material bersih dari kotoran dan
Lumpur dan tanpa kohesi. Diameter terbesar material tidak boleh lebih dari
80 mm dan harus mengandung pecahan yang lolos saringan minus nomor
200 yang jumlahnya kuranag dari 5% dan plus nomor 4 (4,76 mm) kurang
dari 35%. Material zona 2C harus bersih tanpa kohesi dan terdiri dari andesit
dengan ukuran partikel maksimum 15 cm dan mengandung pecahan minus
nomor 4 (4,76 mm) sebanyak kurang dari 30%.
Penghamparan dilakukan per layer dengan tebal tidak boleh melebihi 30
cm. Alat yang digunakan untuk penghamparan material menggunakan
Buldozer sedangkan pemadatannya menggunakan Vibratory Roller.
DT
MAIN DAM
- Bulldozer
- Water Tank
- Vibro Roller
18
: 220,36 m3/hari
STOCK PILE
EXCAVATION
MATERIAL
DT
- Excavator
MAIN DAM
- Bulldozer
BORROW DT
- Bulldozer
- Vibro Roller
- Excavator
19
Produktifitas : (Volume / (Jumlah Alat x Waktu
Pelaksanaan Perhari))
: 519,22 m3/hari
STOCK PILE
QUARRY DT DT MAIN DAM
- Excavator - Bulldozer
- Excavator - Vibro Roller
- Wheel Loader
20
bawah Zone 4 dipadatkan dan direkatkan dengan lapisan 1 mengunakan
peralatan bucket excavator. Pendistribusian material Zone 6 tidak berbeda
dengan pedistribusian untuk Zona 4.
QUARRY &
EXCAVATION DT STOCK PILE MAIN DAM
DT
MATERIAL
21
a) Concrete Mixer
b) Ember
c) Bucket
d) Talang Kayu
e) Peralatan Tukang
Pelaksanaan:
a) Material yang dibutuhkan telah tersedia
b) Material batu yang digunakan berasal dari sungai atau gunung.
c) Pada pasangan batu kali disusun secara rapi dan rapat sedemikian rupa.
Pekerjaan pasangan batu kali menggunakan campuran Pc : Psr = 1 : 4
(1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir)
d) Buatkan Bowplank untuk pedoman pelaksanaan
e) Komposisi campuran telah dipersiapkan
f) Peralatan cor telah stand by berdasarkan pengecekan peralatan
g) Kondisi Agregat kasar dan halus telah bersih
h) Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batu kali, air)
dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan
pekerjaan.
4. Pekerjaan Plesteran 1 : 3
Pelaksanaan:
a) Pekerjaan plesteran dan siaran, menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr
untuk pekerjaan plesteran. Bidang plesteran harus padat merata,
dikerjakan lapis demi lapis hingga memenuhi ukuran sesuai dengan
gambar kerja/ gambar rencana atau minimal 1,5 cm.
b) Bidang pasangan batu yang akan diplester dan disiar harus bersih dari
kotoran tanah, lumpur, dan residu, sisa campuarn dan kotoran lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat plesteran/ siaran.
c) Untuk pekerjaan perbaikan siaran/ plesteran, siaran/ plesteran yang telah
rusak harus dikupas terlebih dahulu hingga permukaan bidangnya kasar
dan bersih, kemudian disiram mortar (air semen) agar pekerjaan siaran/
plesteran yang baru dapat melekat kuat menjadi satu kesatuan dengan
pasangan/ plesteran/ siaran yang lama.
22
d) Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batukali, air)
dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan
pekerjaan ini.
23
BAB V
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25