Anda di halaman 1dari 24

SKENARIO 2

RESTORASI PLASTIS SANDWICH

Seorang laki – laki umur 21 tahun datang ke tempat praktek dokter gigi
mengeluh malu saat tersenyum karena gigi depan atas berlubang, ngilu bila
terkena minuman dingin, dan belum pernah ada keluhan sakit cekot – cekot dan
spontan. Pasien menginginkan untuk dilakukan penambalan sewarna gigi. Hasil
pemeriksaan klinis tampak gigi 13 karies profunda klas IV klasifikasi GV Black.
Tes vitalitas positif, tes perkusi dan tekanan negatif, tidak ada kegoyangan, dan
kondisi gigi masih bisa diperrtahankan. Pemeriksaan radiografik tidak ada
resorbsi tulang alveolar. Diagnosa klinis gigi 13 adalah pulpitis reversibel. Dokter
gigi merencanakan penumpatan pada gigi 13 dengan restorasi plastis sandwich.

1
STEP 1

MENGKLARIFIKASI ISTILAH

 Restorasi plastis sandwich


 Suatu restorasi yang menggunakan 2 bahan, GIC sebagai basis dan
resin komposit sebagai bahan tumpatan yang dikerjakan secara
langsung di dalam mulut pasien.
 GIC memiliki 2 ikatan, yaitu ikatan dengan enamel dan dentin, serta
ikatan dengan bahan tumpat resin komposit. Jenis ikatan GIC dengan
dentin dan enamel adalah ikatan ionic, sedangkan jenis ikatan GIC
dengan resin komposit adalah mekanik bond.
 Tujuan dari restorasi plastis sandwich adalah untuk mendapat fungsi
estetis, pengunyahan, mencegah terbentuknya celah mikro, dan
menambah kekuatan gigi.
 Karies profunda klas IV menurut GV Black
Karies yang mengenai bagian proksimal gigi dan telah mencapai insisal
edge pada gigi anterior serta telah mencapai lebih dari setengah dentin.
 Pulpitis reversible
Kondisi keradangan pulpa yang belum parah, dimana pulpa akan
merasakan sakit apabila mendapat rangsangan dan gejala akan hilang
apabila rangsangan dihilangkan. Pulpa dapat kembali normal kembali jika
etiologi dihilangakan karena keradangan pulpa yang bersifat reversible.

2
STEP 2

RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa kasus pada skenario dilakukan restorasi plastis sandwich?


2. Apakah tujuan dari dilakukannya restorasi plastis sandwich?
3. Apa indikasi dan kontraindikasi dari restorasi plastis sandwich?
4. Apakah kekurangan dan kelebihan dari restorasi plastis sandwich?
5. Bagaimana tahapan restorasi plastis sandwich beserta alat dan bahan yang
digunakan?

3
STEP 3

PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa pada skenario menggunakan restorasi plastis sandwich


a) Tingkat estetik yang baik
b) Tingkat beban kunyah yang besar
c) GIC mencegah karies sekunder
d) Biaya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan bahan
restorasi tunggal
2. Tujuan dilakukannya restorasi plastis sandwich
a) Mengembalikan fungsi estetik gigi
b) Beban kunyah yang besar
c) Memerlukan keunggulan dari 2 bahan yaitu komposit dan GIC
Keunggulan komposit :
- Estetiknya lebih baik

Keunggulan GIC :

- Mencegah kebocoran tepi restorasi

- Mengeluarkan fluor sehingga mampu mencegah karies


sekunder
3. Indikasi dan kontraindikasi restorasi plastis sandwich

Indikasi : - Gigi anterior

- Karies yang kedalamannya menyisakan 1 mm


sebelum dentin terbuka atau karies yang telah
mencapai dentin
Kontraidikasi : - Jaringan keras tersisa sedikit

4. Keuntungan dan kekuragan restorasi plastis sandwich


Keuntungan : - Trasnslusensi lebih baik
- GIC menghambat kebocoran tepi restorasi
- Estetiknya lebih baik
- Daya tahan beban kunyah meningkat
- Terlihat radiopak pada gambaran rontgenologis
- Tahan fraktur
- Biokompatibel
- Mengurangi microleakage

4
- GIC mengandung Fluor sehingga mampu
mencegah karies sekunder
- Murah dibandingkan dengan menggunakan bahan
restorasi tunggal
- GIC dan dentin memiliki ikatan ionic bond
- Gic dan komposit memiliki ikatan mechanic bond
Kekurangan : GIC hidrofilik sedangkan komposit hidrofobik jadi
lama kelamaan akan berubah warna atau
mengalami diskolorasi

5. Tahapan restorasi plastis sandwich


Alat : - Mata bur
- Plastis Filling Instrument
- Spatulla agate
- Light cure
- Air spray atau chip blower

Bahan : - Bonding Agent

- GIC
- Resin komposit
- Esta : Asam Phosfat 10%
- Lining : Kalsium hidroksida
- Dentin conditioner

Tahapan : - Preparasi kavitas menggunakan round bur

- Irigasi dengan aquadest steril kemudian dikeringkan


- Megoleskan dentin conditioner untuk
menghilangkan smear layer
- Aplikasi liner pada kavitas yang kedalamannya
mencapai dentin atau 1 mm sebelum dentin terbuka
- Injeksi GIC
- Dilakukan Etsa dengan asam phospat 10%
- Bonding dengan bonding agent, aplikasi
menggunakan micro brush
- Disinari dengan light cure
- Tumpat dengan komposit
- Disinar dengan light cure
- Kemudian lakukan finishing dan polishing

5
Karies Profunda Kelas IV

Pulpitis Reversible
Indikasi dan
Kontraindikasi
Restorasi Plastis Sandwich

Kelebihan dan Kekurangan Alat dan Bahan Prosedur

STEP 4

MAPPING

6
7
STEP 5

LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi restorasi plastis


sandwich.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi restorasi plastis sandwich.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan
kekurangan restorasi plastis sandwich.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alat, bahan, serta
prosedur restorasi plastis sandwich.

8
STEP 6

BELAJAR MANDIRI

9
STEP 7

PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

LO 1. Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Menjelaskan Definisi Restorasi


Plastis Sandwich

1.1 Definisi Restorasi Plastis Sandwich

Restorasi plastis sandwich merupakan teknik yang secara optimal


menggabungkkan sifat yang diinginkan dari bahan restoratif. Teknik ini
menggunakan bahan restorasi Glass Ionomer Cement (GIC) sebagai basis untuk
mencegah kebocoran tepi dan tumpatan resin komposit untuk meningkatkan
kekuatan tekan dalam menahan beban kunyah (Lestari, 2012:141). Glass Ionomer
Cement dapat berikatan dengan baik pada dentin, sehingga bahan tersebut
merupakan pilihan yang tepat (Diansari W. dkk, 2011).

Restorasi sandwich dapat diindikasikan untuk semua kavitas dengan


tujuan memperbaiki fungsi estetik, pengunyahan, mencegah celah mikro serta
menambah kekuatan gigi serta karies yang sudah melibatkan dentin. Prinsip
preparasi yang dilakukan untuk persiapan pembuatan restorasi plastis adalah
seminimal mungkin mengambil jaringan keras gigi yang sehat (minimal
intervention) (Lestari, 2012:141).

Bahan lapisan pengganti dentin dapat digunakan dalam teknik sandwich


adalah material yang berbahan dasar polialkenoat, antara lain Glass Ionomer
Cement konvensional, Resin Modified Glass Ionomer Cement dan kompomer.

1.2 Macam Teknik Restorasi Sandwich

1. Open Sandwich

Open Sandwich dikemukakan oleh Mc. Lean dan Wilson tahun


1977 bahwa teknik open sandwich digunakan untuk memperbaiki adhesi

10
restorasi resin komposit dan GIC pada restorasi ini dibiarkan terbuka
sehingga memungkinakan melepaskan fluor.

2. Closed Sandwich

Close Sandwich yaitu GIC digunakan sebagai basis pengganti pada


kavitas yang cukup dalam (Vipin, 2013).

11
LO 2. Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Indikasi dan Kontraindikasi
Restorasi Plastis Sandwich

2.1 Indikasi Restorasi Plastis Sandwich


3 Restorasi pada gigi posterior dengan kavitas yang luas
Pengaplikasian resin komposit sebagai bahan tumpat pada restorasi
plastis sandwich dapat dilakukan secara satu kali penempatan bahan
tumpat (restorasi bulk komposit) dengan satu kali penyinaran . Oleh
karena itu restorasi pada kavitas gigi posterior yang luas dengan teknik
sandwich dengan bulk komposit single curing dapat diindikasikan karena
prosesnya yang dapat berlangsung cepat.

4 Pasien dengan resiko karies yang tinggi


Glass Ionomer Cement (GIC) digunakan sebagai bahan basis yang
langsung berikatan dengan jaringan gigi pada restorasi plastis sandwich.
Sifat yang paling penting yang dimiliki oleh GIC adalah kemampuannya
untuk melepas dan menyimpan fluoride yang dapat tetap berlangsung
hingga selama 8 tahun. Seperti yang telah diketahui bahwa fluoride sangat
penting dalam hal mencegah dan merawat karies gigi, adsorpsi pada
permukaan gigi dalam bentuk CaF2, melindungi gigi dan membantu proses
remineralisasi gigi. Oleh karena kemampuan GIC yang dapat melepas dan
menyimpan fluoride, GIC menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan
sebagai basis pada restorasi plastis sandwich pada pasien dengan resiko
karies yang tinggi. Pelepasan fluoride oleh GIC dapat berlangsung
maksimal pada 24-28 jam pertama, namun setelah itu pelepasan fluoride
jumlahnya berkurang dan stabil secara terus menerus setiap waktu selama
restorasi secara klinis berada dalam kavitas gigi dalam rongga mulut
(Rizzante et al., 2015).

5 Restorasi pada gigi desidui

12
GIC memiliki respon yang lemah terhadap pulpa. Sifat GIC yang
biokompatibel ini dikarenakan oleh asam poliakrilat yang merupakan salah
satu komponen GIC kandungannya lemah, dengan makromolekul yang
berat, dan mudah untuk berikatan dengan kalsium gigi, sehingga
membuatnya sulit untuk bergerak dalam tubulus dentin. GIC bersifat
biokompatiel tidak hanya pada jaringan pulpa, namun juga pada jaringan
periodontal karena GIC mampu mengurangi biofilm subgingiva. Oleh
karena sifat GIC yang biokompatibel terhadap jaringan pulpa dan jaringan
periodontal serta dapat melepas fluoride, maka GIC dapat digunakan
sebagai bahan basis pada restorasi plastis sandwich pada gigi desidui
dimana anak-anak memiliki sensitivitas jaringan yang tinggi dan rentas
terhadap karies (Bonsor and Pearson, 2013); (Rizzante et al., 2015).
6 Selain itu juga bias digunakan pada semua kavitas (Lestari,2012), namun
pada kavitas yang luas (Garg, 2015).
7 Terdapat satu atau lebih kavitas yang marginnya terletak pada daerah
dentin-like servical (Heymann et. al., 2013).
8 Ketika bagian dari margin gingival proksimal dari kavitas klas II meluas
melewati Cemento Enamel Junction dan tidak lagi menyisakan enamel
cavo surface (Heymann et. al., 2013).

8.1 Kontraindikasi Restorasi Plastis Sandwich


1. Kavitas pada gigi dengan kehilangan enamel aspek bukal/labial dalam
jumlah yang besar (Rizzante et al., 2015).
2. Kavitas pada area cusp gigi
Kavitas pada area cusp gigi adalah karies sepurfisial atau karies media.
Dimana karies yang hanya mengenai emailnya saja, dan belum
melibatkan dentin. Dengan melihat kavitas yang tidak terlalu dalam
maka tidak diindikasikan melakukan restorasi dengan teknik sandwich
karena tidak ada tempat untuk basis (Rizzante et al., 2015).

LO 3. Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Menjelaskan Kelebihan dan


Kekuarangan dari Restorasi Plastis Sandwich

3.1 Kelebihan Restorasi Plastis Sandwich


13
 GIC memiliki tingkat penyusutan yang rendah dan kondisi termalnya
kompatibel dengan struktur gigi.

 GIC mengikat dengan permukaan dentin tanpa harus menghapus


smearlayer

 GIC yang digunakan sebagai basis memiliki adaptasi yang baik terhadap
dinding kavitas (Tunjung,2010)

 GIC melepaskan fluor sehingga dapat mencegah dari karies sekunder


(Francisconi, dkk. 2009)

 GIC yang digunakan dibawah resin komposit bertujuan memberikan


perlindungan pada pulpa dari bahan – bahan toksik

 Bersifat antikariogenik

 Kekuatan kompresi lebih tinggu daripada hanya menggunakan GIC


sebagai restorasi tunggal (Diansari,2011)

3.2 Kekurangan Restorasi Plastis Sandwich

• Ikatan HEMA pada RMGIC bisa berkontak dengan allergen (Sidhu


S,2016)

• Kekuatan tekan dipengaruhi oleh jenis bahan penyusunnya. Apabila suatu


gaya tekan mengenai tumpatan sandwich dengan arah tegak lurus dari atas,
tekanan tersebut akan diteruskan oleh resin komposit ke GIC. GIC yang di
aktivasi secara kimiawi memungkinkan adanya porus sebagai akibat dari
pengadukan. Adanya suatu porus pada bahan dapat menurunkan kekuatan
tekanannya. (Diansari,2011)

LO 4. Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Menjelaskan Alat, Bahan Beserta


Tahapan Restorasi Plastis Sandwich

4.1 Alat Restorasi Plastis Sandwich :


a. Bur Bulat

14
b. Bur Fissure Silindris Flat End
c. Cotton Pellet
d. Agate Spatula (Lestari, 2012)
e. Finishing Bur
f. Light-cured (Supriyanto, 2013)

4.2 Bahan Restorasi Sandwich :


a. Bahan Kondisioner : Asam Poliakrilat
b. Bahan Etsa : Asam Phospat
c. Bahan sebagai basis bisa menggunakan :
1. RMGIC (Resin Modified Glass Ionomer Cement) atau
2. GIC (Glass Ionomer Cement) convensional (Khan, 2015)
3. Kompomer
Kompomer merupakan pasta tunggal terdiri dari 1 kemasan
tanpa kandungan air didalamnya. Selain sebagai basis kompomer
bisa digunakan sebagai bahan restorasi. Kompomer mengandung
monomer yang berbeda dengan resin komposit yaitu kelompok –
kelompok fungsional asam. Restorasi kompomer memberikan
adaptasi marginal yang lebih baik dibandingkan komposit dan
komposit flow. Kompomer diciptakan dengan toleransi lebih tinggi
terhadap kelembaban karena perlu menyerap air dalam untuk
melakukan reaksi asam – basa pengerasan bahan setelah
polimerisasi monomer dengan light cure (Diansari W.Dkk, 2011).
d. Bahan sebagai restorasi tumpat : Resin Komposit (Khan, 2015)

4.3 Prosedur Restorasi Plastis Sandwich :


a. Prosedur dengan GIC (Glass Ionomer Cement) sebagai basis :
1. Preparasi kavitas dengan membuang bagian gigi yang terkena lesi
karies menggunakan bur.
2. Tepi enamel dibevel.

15
3. Pemberian kondisioner dengan asam poliakrilat 10% pada permukaan
kavitas.
4. Pemberian GIC di tunggu hingga setting (5 menit).
5. Etsa dengan asam phospat 37% dan ditunggu 15 detik.
6. Dilakukan pencucian dengan air selama 30 detik.
7. Pemberian resin bonding dan disinari dengan light cure selama 10
detik.
8. Pemberian resin komposit dan disinari selama 40 detik (Khan, 2015).
9. Finishing menggunakan finishing bur untuk membuang resin komposit
yang berlebih menggunakan finishing bur sehingga didapatkan
permukaan yang rata.
10. Polishing menggunakan rubber cups (Supriyanto, 2013).

b. Prosedur dengan RMGIC (Resin Modified Glass Ionomer Cement) sebagai


basis :
1. Preparasi kavitas dengan membuang bagian gigi yang terkena lesi
karies menggunakan bur.
2. Tepi enamel dibevel.
3. Pemberian dentin kondisioner asam poliakrilat 10% pada permukaan
kavitas.
4. Pencampuran powder dan liquid vitremer primer dengan rasio 1 : 1.
5. Pemberian vitremer primer di tunggu 30 detik kemudian di air-spray
dan di light-cured.
6. Etsa dengan asam phospat 35% dan ditunggu 15 detik.
7. Dilakukan pencucian dengan air selama 30 detik.
8. Pemberian resin bonding dan disinari dengan light-cured selama 10
detik.
9. Pemberian resin komposit dan disinari selama 40 detik (Khan, 2015).
10. Finishing menggunakan finishing bur untuk membuang resin komposit
yang berlebih menggunakan finishing bur sehingga didapatkan
permukaan yang rata.
11. Polishing menggunakan rubber cups (Supriyanto, 2013).

16
c. Prosedur restorasi sandwich pada tumpatan klas IV :
1. Preparasi dimulai dengan menggunakan round bur kecil untuk membuka
akses masuk dan membuang dentin karies (Gambar 4.1), kemudian menggunakan
fine tappered fissure bur untuk memperluas dan membentuk kavitas sesuai
outline. Selanjutnya dibuat bevel (Garg, 2015).

Gambar 4.1 Initial Preparation


2. Bevel diindikasikan untuk lesi yang luas dan berguna untuk menambah
https://www.youtube.com/watch?v=GN8r_5vvdHE
retensi dari bahan tumpat.. Bevel dibuat dengan sudut 45 o dari permukaan gigi
dengan lebar 0,25 – 2 mm menggunakan fissure bur (Gambar 4.2) (Garg, 2015).

Gambar 4.2 Pembuatan Bevel

https://www.youtube.com/watch?v=GN8r_5vvdHE

Preparasi Class IV pada gigi anterior memiliki 11 line angles dan 6 point
angles (Gambar 4.3)

Line Angles

17
1. Faciogingival
2. Linguogingival
3. Mesiofacial
4. Mesiolingual
5. Mesiopulpal
6. Faciopulpal
7. Linguopulpal
8. Axiogingival
9. Axiolingual
10. Axiofacial
11. Axiopulpal

Point Angles

1. Axiofaciopulpal point angle


2. Axiolinguopulpal point angle
3. Axiofaciogingival point angle
4. Axiolinguogingival point angle
5. Distofacialpulpal point angle
6. Distoliunguopulpal point angle

Gambar 4.3 Line Angle dan Point Angle


3. (Garg,
Pemberian kondisioner 2015)
dengan asam poliakrilat 10% pada permukaan
kavitas (Gambar 4.4).

Gambar 4.4 Pemberian Kondisioner


4. Dilakukan pencucian dengan air selama 30 detik (Gambar 4.5).
https://www.youtube.com/watch?v=ft-qBYqIv4U

18
Gambar 4.5 Pemberian Kondisioner

https://www.youtube.com/watch?v=ft-qBYqIv4U

5. Pemberian GIC di tunggu hingga setting (5 menit).


6. Pemberian resin bonding dan disinari dengan light cure selama 10 detik.
7. Pemberian resin komposit dan disinari selama 40 detik (Khan, 2015).
8. Finishing menggunakan finishing bur untuk membuang resin komposit
yang berlebih menggunakan finishing bur sehingga didapatkan permukaan yang
rata.
9. Polishing menggunakan rubber cups (Supriyanto, 2013).

Pada tahap awal dari setting semen, finishing dan polishing Glass Ionomer
Cement ditunda untuk paling sedikit 24 jam setelah penempatan semen. Tetapi
dalam kasus yang menggunakan of Resin Modified Glass Ionomer Cements,
finishing dapat dimulai setelah penempatannya. Setelah menempatkan
restorasi, dilakukan prosedur finishing. Finishing restorasi dilakukan dengan
bantuan diamond bur, soflex disk (Gambar 4.6) dan strip abrasif (Gambar 4.7)
dalam kondisi lembab (Garg, 2015).

Gambar 4.6 Soflex disk


(Sumber : https://www.dentbay.com/dental-supplies/dental-materials-at-best-prices/finishing-
products.html) 19
Gambar 4.7 Strip abrasive
(Sumber : https://id.aliexpress.com/item/PACK-WITH-50-PCS-Abrasive-Polyester-Strip-for-
Polishing-and-Finishing-6-0mm-FOR-POLISHING-COMPOSITE/1898729575.html)

Ketebalan masing-masing bahan penyusun tumpatan sandwich perlu


diprtimbangan. Sehingga dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui efek
ketebalan GIC dan resin komposit terhadap kekuatan tekan tumpatan
sandwich. Penelitian ini dilakukan dengan membagi kavitas menjadi 4
kelompok. Kelompok 1 dilakukan penumpatan GIC tipe II dan resin komposit
packable dengan teknik sandwich dengan perbandingan 1:4, kelompok 2
dengan perbandingan 2:3, kelompok 3 dengan perbandingan 3:2, kelompok 4
dengan perbandingan 4:1 (Nugraheni, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian kelompok 1 mempunyai kekutan tekan paling


besar dibanding pada kelompok 2, 3 dan 4. Hal tersebut disebabkan ketebalan
resin komposit pada kelompok 1 paling besar dibanding kelompok 2, 3 dan 4.
Pada kelompok 2 kekuatan tekan juga lebih besar dibanding kelompok 3,
karena ketebalan resin komposit pada kelompok 2 lebih besar lebih besar
dibanding kelompok 3, demikian juga pada kelompok 3 kekuatan kekuatan
tekan juga lebih besar dibanding kelompok 4, karena ketebalan resin komposit
pada kelompok 3 lebih besar dibanding kelompok 4. Penelitian ini sesuai
dengan pernyataan Sabouhi dkk, bahwa perbedaan ketebalan beberapa mikon
saja sangat mempengaruhi kekuatan tekan suatu bahan (Nugraheni, 2010).

20
4.4. Teknik Open dan Close Sandwich

a. Open Sandwich
Open sandwich merupakan teknik yang mengaplikasikan lapisan pengganti
dentin sampai berbatasan dengan tepi cavosurfaced enamel margin sehingga glass
ionomer cement berkontak dengan environtment oral (Gambar 4.7).

b. Closed Sandwich
Closed sandwich merupakan teknik yang mengaplikasikan glass ionomer cement
pada lapisan dentin sehingga glass ionomer kaca tidak berkontak dengan
environtment oral (Gambar 4.8).

Gambar A. 4.7. Gambar B. 4.8

(Garg, Nisha. Garg, Amit., 2015)

21
DAFTAR PUSTAKA

Arora, Vipin, Nikhil, Vineeta, Sawani, Shefali, and Arora, Pooja. 2013. The Open

Sandwich Technique With Glass Ionomer Cement. International Journal

of Innovative Research in Science, Engineering and Technology. 2(8) :

3784-3882.

Bonsor, Stephen J and Pearson, Gavin J. 2013. A Clinical Guide to Applied

Dental Materials. China: Elsevier. p. 131.

Diansari W. dkk. 2011. Perbedaan Kebocoran Tepi Restorasi Open Sandwich

Kavitas Klas V Menggunakan Resin Komposit Dengan Semen Ionomer Kaca

Konvensional, Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin dan Kompomer

Sebagai Lapisan Pengganti Dentin. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Gadjah Mada : Junal Kedokteran Gigi Vol. 2 No,4 : 236-240

22
Favaro, L. Candia. M, P, dkk. Glass Ionomer Cements and Their Role In The

Restoration of Non-Carious Cervical Lessions. 2009. 17 (5). 364-369.

Francisconi, Luciana Favaro. dkk. 2009. Glass Ionomer Cement and Their Role In

The Restoration of Non-Carious Cervical Lesions. Brazil : Journal Applied

Oral Science 17(5):364-9

Garg, Nisha. Garg, Amit. 2015. Textbook of Operative Dentistry 3 rd Edition. India:

Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.

Heymann, Harald. O., et. al. 2013. Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry. Sixth Edition. Canada: Elsevier.

Khan, Tabinda Nawaz, et all. 2015. Micromechanical Intervention in Sandwich

Restoration. Journal of the College of Physicians and Surgeon Pakistan.

25(11) : 781-784.

Lestari, S. 2012. Kekuatan tekan restorasi sandwich berbasis semen ionomer

kaca (sik) Fuji® II dan Fuji® IX. Jurnal Material Kedokteran Gigi.

1(2):139-144.

Nugraheni, T. 2010. Efek Ketebalan Semen Ionomer Kaca Dan Resin Komposit

Terhadap Kekuatan Tekan Tumpatan Sandwich. Majalah Kedokteran Gigi.

17(1): 11-14.

Rizzante, Fabio Antonio Piola., et al. 2015. Indications and Restorative

Techniques for Glass Ionomer Cement. Bauru, Brazil: RSBO.

23
Sidhu, S; Nicholson.S,J. A Review of Glass-Ionomer Cements for Clinical

Dentistry. Journal of Functional Biomaterials. 2016. 7. 1-15.

Supriyanto, Ratih, Diatri Nari Dan Daradjati, Sri. 2013. Pengaruh Aplikasi Resin

Komposit Flowable Sebagai Intermediate Layer Terhadap Kebocoran Mikro

Restorasi Resin Komposit Packable Dengan Teknik Penyinaran Ramped Dan

Konvensional. Jurnal Kedokteran Gigi. 4(2) : 142-149.

24

Anda mungkin juga menyukai