MINERAL
( Definisi, klasifikasi , struktur dan fungsi serta cara identifikasi)
Nama kelompok :
1. Tri yulianti ( P07134017048)
2. Ida ayu putu yuni kartika ( P07134017056)
3. Ni luh putu santika dewi ( P07134017068)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN (1B)
POLITEKNIK KESEHATAN
DENPASAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini antara lain :
1. Mengetahui pengertian mineral serta klasifikasinya.
2. Mengetahui fungsi dan struktur mineral.
3. Mengetahi cara identifikasi mineral
4. Memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia.
1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis, pembuatan tugas ini memberikan pengetahuan
tentang definisi, klasifikasi, fungsi dan struktur serta cara identifikasi dari
mineral.
2. Manfaat bagi pembaca, tugas ini dapat digunakan sebagai bahan kajian atau
referensi tambahan bagi pembelajaran di dunia ilmu kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Mineral Mikro
Mineral mikro merupakan mineral yang jumlah kebutuhannya kurang dari 100 mg
per hari atau lebih sedikit di bandingkan dengan mineral makro.
Contohnya: Besi,Seng, Iodium, Selenium, Tembaga, Mangan, Fluor
1. Besi
Besi merupakan bagian integral dari banyak protein dan enzim yang menjaga
kesehatan yang baik. Pada manusia, zat besi merupakan komponen penting dari
protein yang terlibat dalam transport oksigen. Hal ini juga penting untuk
pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi. Kekurangan zat besi membatasi
pengiriman oksigen ke sel-sel, sehingga kelelahan, kinerja yang buruk, dan
penurunan kekebalan. Di sisi lain, jumlah kelebihan zat besi dapat menyebabkan
keracunan dan bahkan kematian
Hampir dua pertiga dari besi dalam tubuh ditemukan dalam hemoglobin, protein
dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan. Jumlah yang lebih
kecil dari besi ditemukan dalam mioglobin, suatu protein yang membantu suplai
oksigen ke otot, dan dalam enzim yang membantu reaksi biokimia. Zat besi juga
ditemukan dalam protein yang menyimpan zat besi untuk kebutuhan masa depan
dan transportasi besi dalam darah. Peyimpanan besi diatur oleh penyerapan zat
besi oleh usus.
Ada dua bentuk zat besi yaitu heme dan nonheme. Besi heme berasal dari
hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang memberikan oksigen ke sel.
Besi heme ditemukan dalam makanan hewan yang awalnya berisi hemoglobin,
seperti daging merah, ikan, dan unggas. Besi dalam makanan nabati seperti lentil
dan kacang-kacangan diatur dalam struktur kimia yang disebut besi nonheme. Ini
adalah bentuk dari besi yang ditambahkan ke makanan yang diperkaya zat besi.
Besi heme diserap lebih baik daripada besi nonheme, tetapi sebagian besar zat
besi adalah besi nonheme.
2. Zinc/Seng
Bagi manusia, arti penting zat seng sebenarnya baru terungkap pada
tahun 1956. Fungsi seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel
tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara bagi lebih 70 macam enzim
dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim sendiri berperan dalam
metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-enzim tidak
terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain itu, seng berperan
pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada DNA
(DeoxyribosenucleidAcid).
Dengan konsentrasi yang cukup besar dalam tubuh yakni menempati
posisi kedua setelah zat besi, Seng dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis
makanan yang kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-kacangan
dan polong polongan.Asupan seng yang dibutuhkan tubuh manusia sangat sedikit
dan penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari
jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% saja yang
dapat diserap.
3. Yodium
Yodium merupakan suatu trace elemen yang secara alami ada di beberapa
makanan, ditambahkan ke yang lain, dan tersedia sebagai suplemen makanan.
Yodium merupakan komponen penting dari hormon tiroid tiroksin (T4) dan
triiodothyronine (T3). Hormon tiroid mengatur berbagai reaksi biokimia penting,
termasuk sintesis protein dan aktivitas enzimatik, dan merupakan penentu
penting dari aktivitas metabolik. Mereka juga diharuskan untuk pengembangan
sistem yang benar untuk tulang dan saraf pusat pada janin dan bayi.
Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang
agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Oleh kelenjar tiroid,
yodium digunakan untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang
mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu proses
metabolisme, bahkan menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk
hidup.Jika persediaan yodium di dalam tubuh sangat rendah maka kelenjar tiroid
akan membesar sehingga membentuk benjolan pada leher yang biasanya disebut
penyakit hipotiroid.
4. Selenium
Selenium, yang merupakan nutrisi penting bagi manusia, adalah konstituen lebih
dari dua lusin selenoproteins yang memainkan peran penting dalam reproduksi,
metabolisme hormon tiroid, sintesis DNA, dan perlindungan dari kerusakan
oksidatif dan infeksi.
Selenium muncul dalam dua bentuk: anorganik (selenate dan selenite) dan
organik (selenomethionine dan selenocysteine). Keduanya dapat menjadi sumber
selenium yang baik . Tanah mengandung sulfida anorganik dan sulfat yang
kemudian terakumulasi dan dikonversi ke bentuk organic oleh tanaman menjadi
sebagian besar selenocysteine dan selenomethionine dan alcohol turunannya.
Sebagian besar selenium dalam bentuk selenomethionine terdapat pada jaringan
hewan dan manusia, di mana selenium dapat dimasukkan secara nonspesifik
dengan metionin asam amino pada protein tubuh. Otot rangka merupakan tempat
utama penyimpanan selenium, terhitung sekitar 28% sampai 46% dari total
kolam selenium. Kedua selenocysteine dan selenite direduksi untuk
menghasilkan hidrogen selenide, yang pada gilirannya diubah menjadi
selenophosphate untuk biosintesis selenoprotein.
Ukuran yang paling umum digunakan tentang status selenium adalah konsentrasi
selenium plasma dan serum. Konsentrasi dalam darah dan urin mencerminkan
asupan selenium terakhir. Analisis kandungan selenium pada rambut atau kuku
dapat digunakan untuk memantau asupan jangka panjang selama beberapa bulan
atau tahun.
5. Tembaga
Tembaga adalah elemen esensial pada tumbuhan dan hewan, tetapi tidak pada
beberapa mikroorganisme. Tubuh manusia mengandung tembaga pada tingkat
sekitar 1,4-2,1 mg per kg massa tubuh. Dengan kata lain, RDA untuk tembaga
pada orang dewasa sehat normal adalah 0,97 mg / hari dan sebagai 3,0 mg / hari.
Protein tembaga memiliki beragam peran dalam transpor elektron biologis dan
transportasi oksigen, proses yang memanfaatkan interkonversi Cu (I) dan Cu (II).
Tembaga juga merupakan komponen protein lain yang terkait dengan pengolahan
oksigen. Dalam sitokrom c oksidase, yang diperlukan untuk respirasi aerobik,
tembaga dan besi bekerja sama dalam reduksi oksigen. Tembaga juga ditemukan
di banyak dismutases superoksida, protein yang mengkatalisis dekomposisi
superoksida, dengan mengubahnya (dengan disproporsionasi) menjadi oksigen
dan hidrogen peroksida.
Beberapa protein tembaga, seperti "protein tembaga biru", tidak berinteraksi
secara langsung dengan substrat, sehingga mereka bukanlah enzim. Protein ini
menyampaikan elektron dengan proses yang disebut transfer elektron.
Didalam tubuh, tembaga diserap dalam usus kemudian diangkut ke hati terikat
dengan albumin. Setelah pengolahan di hati, tembaga didistribusikan ke jaringan
lain dalam fase kedua. Transportasi tembaga di sini melibatkan ceruloplasmin
protein, yang membawa sebagian dari tembaga dalam darah. Ceruloplasmin juga
membawa tembaga yang diekskresikan dalam air susu, dan sangat baik diserap
sebagai sumber tembaga. Tembaga dalam tubuh biasanya mengalami sirkulasi
enterohepatik (sekitar 5 mg sehari, vs sekitar 1 mg per hari diserap dalam
makanan dan dikeluarkan dari tubuh), dan tubuh mampu untuk mengeluarkan
beberapa kelebihan tembaga, jika diperlukan, melalui empedu, yang membawa
beberapa tembaga dari hati yang tidak kemudian diserap oleh usus.
Sumber makanan yang kaya tembaga meliputi tiram, daging sapi dan hati domba,
kacang Brasil, sirup gula molasses, kakao, dan lada hitam. Sumber yang baik
termasuk lobster, kacang-kacangan dan biji bunga matahari, zaitun hijau, alpukat,
dan dedak gandum.
6. Mangan
Unsur logam mangan telah diketahui terdapat dalam sistem tubuh manusia,
meskipun hanya dengan jumlah sangat kecil – mineral ini rata-rata terdapat
dalam tubuh antara 10 hingga 20 mg . Tetapi, walau tergolong dalam kategori
mikro, Mineral mangan ini memiliki peran penting untuk mengatur dan
membantu fungsi organ tubuh. Mineral ini sangat penting untuk kesehatan sistem
tubuh, senyawa ini dapat kita dapatkan dari berbagai jenis makanan juga.
Menurut pakar Gizi “University of Maryland Medical Center” mengkonsumsi
mangan sangat penting untuk memenuhi asupan harian yang direkomendasikan .
Khasiat mangan dapat diperoleh dari Makan banyak biji-bijian seperti contohnya
biji bunga matahari, kacang-kacangan dan biji-bijian dapat membantu Anda
meningkatkan kecukupan mineral mangan dalam tubuh.
Walaupun mineral ini adalah mikro, namun unsur Mangan sangat membantu
fungsi tubuh membentuk jaringan ikat, tulang, beberapa hormon, enzim dan
cairan pelumas pada sendi-sendi . Fungsi lain dari mangan adalah memainkan
peran dalam proses pembekuan darah, ia juga dapat membantu proses
metabolisme lemak dan karbohidrat, dan yang terpenting mangan digunakan
tubuh untuk penyerapan mineral kalsium dan magnesium.
7. Fluor
Walaupun tidak begitu diperlukan, fluor terbukti dapat melindungi lubang gigi
saat dikonsumsi dalam jumlah menengah (di bawah 4 mg/l). Fluor bertanggung
jawab terhadap pencegahan kerusakan gigi yang terjadi di Amerika Serikat mulai
pertengahan tahun 1980-an. Tindakan khusus harus dilakukan saat jumlah fluor
yang dikonsumsi oleh anak-anak. Tingkat fluor diatas 2mg/l dapat merusak
pertumbuhan gigi orang dewasa sebelum menjadi gigi tetap. Sumber fluor di
antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak.
1. Biotite
Struktur : Mata Burung. Biotit dibedakan dari phlogopite dengan warna gelap dan absorpsi
kuat. Dari hornblend coklat umum dibedakan dengan sudut pemadaman yang kecildan
perbedaan belahan.
1. Tourmaline
Struktur : zoning. Scrholite berkembang maksimum dalam granit pegmatite, juga terdapat dalam
tourmalinegranite, greisen, dan vein bertemperatur tinggi, berasosiasi dengan cassiterite. Mineral
ini menunjukkan absorpsi yang paling kuat.
3. Struktur spinifex
Kenampakan dimana bentukan nya menyerupai jarum
4. Struktur mesh
Kenampakan adanya perubahan mineral dari olivine melalui bidang pecahannya dengan bentuk
yang tidak beraturan.
5. Struktur subofitik
mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral feromagnesian yang juga menunjukkan tekstur
poikilitik
6. Halo’s Structure
7. Sieve Structure
8. Embayment Structure.
Struktur pada kuarsa dimana terjadi oksisdasi bagian tepi seperti teluk.
2.5 Identifikasi Mineral
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral
tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama
mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki
komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan beraturan.
Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya
beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral – mineral
tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :
1. Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan
dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilat secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
- Kilat Logam ( metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.
- Kilat Non-Logam ( non-metallic luster), dibagi atas :
Kilat intan ( adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
Kilat kaca ( vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit.
Kliat sutera ( silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat,
seperti asbes dan gips.
Kilat damar/resin ( resinous luster); kilat seperti getah damar/resin, misalnya mineral
sphalerit
Kilat mutiara ( pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal
dan nepelin.
Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak
dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih
dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman
atau tidak berwarna (bening). Beberapa contoh warna mineral :
kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi
nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak
lurus/ 90°), bila berwarna putih abuabu diberi nama plagioklas (belahan kristal
kembar).
karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral
karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti
gula pasir.
piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
oksida besi : kuning- coklat kemerahan
lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil
pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil
pelapukan muskovit.
azurit : bila berwarna biru
jasper : bila berwarna merah
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan
mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs
dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala
10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan
apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala kekerasan
untuk :
Kuku jari : 2,5
Uang logam tembaga : 3
Pisau/paku baja : 5,5
Pecahan kaca jendela : 5,5 – 6
4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat
dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat
berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri da satu atau lebih
pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan
oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila
mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang
licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah.
Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan
mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan
nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan
mineral adalah sebagai berikut :
Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan
botol.
Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya
mineral lempung.
Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya
mineral magnetit atau miberal besi.
Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur
dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.
7. Bentuk
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau
struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral kristalin,
sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
- Mineral merupakan suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang
khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat
menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
- Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan
definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang
dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi unsur mineral
merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik
atau kadar abu.
- Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi :
Mineral Organik (esensial) Mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh
kita.
Mineral Anorganik (non esensial) Mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak
berguna bagi tubuh kita. Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi
Teroksidasi), Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil
dari resapan tanah dan lain.
Fungsi mineral adalah Sebagai komponen utama tubuh (structural element) atau
penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot,merupakan unsur dalam cairan tubuh
atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan anosmuse (Fluid balance),
mengatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran,sebagai aktifaktor
atau terkait dalam peranan enzim dan hormon. Mineral adalah suatu benda padat
homogen yang dimana terbentuk dialam secara organik yang mempunyai komposisi
kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara
teratur. Dalam pendeskripsiannya secara optik antara lain warna absorbs,
pleokroisme, belahan, pecahan, ukuran butir, indeks bias dan relief pada pengamatan
ortoskop nikol sejajar.
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas
memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk
secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan
beraturan.