Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BIOKIMIA

MINERAL
( Definisi, klasifikasi , struktur dan fungsi serta cara identifikasi)

Nama kelompok :
1. Tri yulianti ( P07134017048)
2. Ida ayu putu yuni kartika ( P07134017056)
3. Ni luh putu santika dewi ( P07134017068)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN (1B)
POLITEKNIK KESEHATAN
DENPASAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang


Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap
Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam
bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar
individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan
untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang
perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi mineral ?
2. Apa saja klasifikasi mineral ?
3. Apa fungsi dari mineral ?
4. Bagaiman struktur mineral ?
5. Bagaimana cara identifikasi mineral ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini antara lain :
1. Mengetahui pengertian mineral serta klasifikasinya.
2. Mengetahui fungsi dan struktur mineral.
3. Mengetahi cara identifikasi mineral
4. Memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia.
1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis, pembuatan tugas ini memberikan pengetahuan
tentang definisi, klasifikasi, fungsi dan struktur serta cara identifikasi dari
mineral.
2. Manfaat bagi pembaca, tugas ini dapat digunakan sebagai bahan kajian atau
referensi tambahan bagi pembelajaran di dunia ilmu kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mineral


Mineral merupakan suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang
khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat
menjelma dalam bentuk geometris tertentu. Oleh karena itu Mineral tidak dapat dibuat
dalam tubuh. Kebutuhan sehari-hari mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dapat diperoleh
dari diet seimbang . Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The International Mineralogical
Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material “Mineral
adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal
dan terbentuk dari hasil proses geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut
mineralogi unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai
zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida
(CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar
mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik

2.2 Klasifikasi Mineral


Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi :
1. Mineral Organik (esensial)
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat
kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi,
ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
2. Mineral Anorganik (non esensial)
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.

Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :


a. Mineral Makro
Mineral makro atau mineral utama adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100
mg sehari.
Contohnya: Kalsium, Natrium, Kalium, Magnesium, Fosfor , Klorida,.
1. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang paling berlimpah dalam tubuh manusia. Rata-rata
tubuh orang dewasa mengandung total sekitar 1 kg, 99% di skeleton dalam bentuk
garam kalsium fosfat. Cairan ekstraseluler mengandung sekitar 22,5 mmol,
dimana sekitar 9 mmol adalah dalam plasma. Sekitar 500 mmol kalsium
dipertukarkan antara tulang dan cairan ekstraseluler selama dua puluh empat jam.
Kebutuhan harian kalsium adalah 800 mg untuk dewasa di atas 25 tahun dan
1.000 mg setelah usia 50 tahun. Ibu hamil dan menyusui harus mengkonsumsi
1.200 mg kalsium per hari. Sedangkan kebutuhan kalsium pada anak-anak dan
remaja meningkat sesuai usia:
Bayi berumur s.d. 5 bulan : 400 mg
Bayi 6 bulan s.d. 1 tahun : 600 mg
Anak usia 1 s.d. 10 tahun : 800 mg
Remaja usia 11 s.d. 24 tahun: 1.200 mg
2. Natrium
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam
bentuk garam seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium
berada dalam bentuk ion sebagai Na. Diperkirakan hampir 100 gram dari ion
natrium (Na ) atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh
manusia. Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh
tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6
gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang
terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui urin dan keringat.
3. Kalium
Kalium merupakan macromineral penting dalam nutrisi manusia, itu adalah kation
utama (ion positif) di dalam sel-sel hewan, dan dengan demikian penting dalam
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Kation kalium penting
dalam neuron (otak dan saraf) fungsi, dan dalam mempengaruhi keseimbangan
osmotik antara sel-sel dan cairan interstitial. Ion ini memompa menggunakan ATP
untuk memompa tiga ion natrium keluar dari sel dan dua ion kalium ke dalam sel,
sehingga menciptakan gradien elektrokimia atas membran sel. Kalium dapat
dideteksi berdasarkan rasa karena memicu tiga dari lima tipe sensasi rasa,
berdasarkan konsentrasinya. Larutan ion kalium memiliki rasa manis, sehingga
dalam konsentrasi sedang terdapat dalam susu dan jus, sedangkan konsentrasi
yang lebih tinggi menjadi semakin pahit / alkali, dan akhirnya menjadi terasa asin.
Kalium adalah mineral yang penting bagi kehidupan. Kalium diperlukan untuk
jantung, ginjal, dan organ lainnya untuk bekerja secara normal. Rendahnya kadar
kalium dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke,
arthritis, kanker, gangguan pencernaan, dan infertilitas.
4. Magnesium
Magnesium merupakan mineral berlimpah dalam tubuh yang secara alami ada di
banyak makanan, ditambahkan ke produk makanan lain, tersedia sebagai
suplemen makanan, dan hadir di beberapa obat-obatan (seperti antasida dan obat
pencahar). Magnesium merupakan kofaktor dalam lebih dari 300 sistem enzim
yang mengatur reaksi biokimia yang beragam dalam tubuh, termasuk sintesis
protein, otot dan fungsi saraf, kontrol glukosa darah, dan regulasi tekanan darah.
Magnesium diperlukan untuk produksi energi, fosforilasi oksidatif, dan glikolisis.
Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 25 g magnesium, dengan 50% sampai
60% ada dalam tulang dan sebagian besar sisanya di jaringan lunak. Kurang dari
1% dari total magnesium dalam serum darah. Konsentrasi serum magnesium
normal berkisar antara 0,75 dan 0,95 milimol (mmol) / L. Hypomagnesemia
didefinisikan sebagai tingkat serum magnesium kurang dari 0,75 mmol / L.
Magnesium homeostasis sebagian besar dikendalikan oleh ginjal, yang biasanya
mengeluarkannya sekitar 120 mg magnesium dalam urin setiap hari. Ekskresi urin
akan berkurang saat kadar magnesium rendah.
5. Fosfor
Fosfor paling banyak terdapat dalam tulang dan gigi bersama Ca, sisanya terdapat
bebas atau berikatan degan senyawa organik dalam tubuh. Senyawa fosfor dalam
bentuk fosfat (PO43-) diperlukan untuk semua bentuk kehidupan dan memainkan
peran penting dalam molekul biologis seperti DNA dan RNA di mana fosfat
merupakan bagian dari kerangka struktural molekul-molekul ini. Sel juga
menggunakan fosfat untuk mengangkut energi sel dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP). Hampir setiap proses seluler yang menggunakan energi diperoleh dalam
bentuk ATP. ATP juga penting untuk fosforilasi, kunci peristiwa regulasi dalam
sel. Fosfolipid merupakan komponen struktural utama dari semua membran sel.
Garam kalsium fosfat membantu pengerasan tulang.
Manusia dewasa rata-rata mengandung sekitar 0,7 kg fosfor, sekitar 85-90% dari
yang ada dalam tulang dan gigi terdapat dalam bentuk apatit, dan sisanya di
jaringan lunak dan cairan ekstraselular (1%). Kadar fosfor meningkat dari sekitar
0,5% berat pada bayi dengan berat 0,65-1,1% pada orang dewasa. Konsentrasi
fosfor dalam darah rata-rata adalah sekitar 0,4 g / L, sekitar 70% dari yang organik
dan 30% fosfat anorganik. Orang dewasa cukup mengkonsumsi dan mengeluarkan
sekfosfor sekitar 1-3 gram per hari dengan konsumsi dalam bentuk fosfat
anorganik dan fosfor yang mengandung biomolekul seperti asam nukleat dan
fosfolipid, dan ekskresi hampir secara eksklusif dalam bentuk ion fosfat seperti
H2PO4- dan HPO42-. Hanya sekitar 0,1% fosfat beredar dalam darah, dan jumlah
ini menunjukkan jumlah fosfat yang tersedia untuk sel-sel jaringan lunak.
6. Klorida
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit
bermuatan negative yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di
dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan
konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat
pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan
juga pankreas.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan
dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga
mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman
lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Bersama dengan ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan
konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.
Klorida adalah zat kimia yang dibutuhkan untuk metabolisme. Klorida juga
membantu menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Jumlah klorida dalam darah
dikontrol secara cermat oleh ginjal.

b. Mineral Mikro
Mineral mikro merupakan mineral yang jumlah kebutuhannya kurang dari 100 mg
per hari atau lebih sedikit di bandingkan dengan mineral makro.
Contohnya: Besi,Seng, Iodium, Selenium, Tembaga, Mangan, Fluor

1. Besi
Besi merupakan bagian integral dari banyak protein dan enzim yang menjaga
kesehatan yang baik. Pada manusia, zat besi merupakan komponen penting dari
protein yang terlibat dalam transport oksigen. Hal ini juga penting untuk
pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi. Kekurangan zat besi membatasi
pengiriman oksigen ke sel-sel, sehingga kelelahan, kinerja yang buruk, dan
penurunan kekebalan. Di sisi lain, jumlah kelebihan zat besi dapat menyebabkan
keracunan dan bahkan kematian
Hampir dua pertiga dari besi dalam tubuh ditemukan dalam hemoglobin, protein
dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan. Jumlah yang lebih
kecil dari besi ditemukan dalam mioglobin, suatu protein yang membantu suplai
oksigen ke otot, dan dalam enzim yang membantu reaksi biokimia. Zat besi juga
ditemukan dalam protein yang menyimpan zat besi untuk kebutuhan masa depan
dan transportasi besi dalam darah. Peyimpanan besi diatur oleh penyerapan zat
besi oleh usus.
Ada dua bentuk zat besi yaitu heme dan nonheme. Besi heme berasal dari
hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang memberikan oksigen ke sel.
Besi heme ditemukan dalam makanan hewan yang awalnya berisi hemoglobin,
seperti daging merah, ikan, dan unggas. Besi dalam makanan nabati seperti lentil
dan kacang-kacangan diatur dalam struktur kimia yang disebut besi nonheme. Ini
adalah bentuk dari besi yang ditambahkan ke makanan yang diperkaya zat besi.
Besi heme diserap lebih baik daripada besi nonheme, tetapi sebagian besar zat
besi adalah besi nonheme.
2. Zinc/Seng
Bagi manusia, arti penting zat seng sebenarnya baru terungkap pada
tahun 1956. Fungsi seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel
tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara bagi lebih 70 macam enzim
dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim sendiri berperan dalam
metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-enzim tidak
terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain itu, seng berperan
pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada DNA
(DeoxyribosenucleidAcid).
Dengan konsentrasi yang cukup besar dalam tubuh yakni menempati
posisi kedua setelah zat besi, Seng dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis
makanan yang kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-kacangan
dan polong polongan.Asupan seng yang dibutuhkan tubuh manusia sangat sedikit
dan penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari
jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% saja yang
dapat diserap.
3. Yodium
Yodium merupakan suatu trace elemen yang secara alami ada di beberapa
makanan, ditambahkan ke yang lain, dan tersedia sebagai suplemen makanan.
Yodium merupakan komponen penting dari hormon tiroid tiroksin (T4) dan
triiodothyronine (T3). Hormon tiroid mengatur berbagai reaksi biokimia penting,
termasuk sintesis protein dan aktivitas enzimatik, dan merupakan penentu
penting dari aktivitas metabolik. Mereka juga diharuskan untuk pengembangan
sistem yang benar untuk tulang dan saraf pusat pada janin dan bayi.
Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang
agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Oleh kelenjar tiroid,
yodium digunakan untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang
mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu proses
metabolisme, bahkan menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk
hidup.Jika persediaan yodium di dalam tubuh sangat rendah maka kelenjar tiroid
akan membesar sehingga membentuk benjolan pada leher yang biasanya disebut
penyakit hipotiroid.
4. Selenium
Selenium, yang merupakan nutrisi penting bagi manusia, adalah konstituen lebih
dari dua lusin selenoproteins yang memainkan peran penting dalam reproduksi,
metabolisme hormon tiroid, sintesis DNA, dan perlindungan dari kerusakan
oksidatif dan infeksi.
Selenium muncul dalam dua bentuk: anorganik (selenate dan selenite) dan
organik (selenomethionine dan selenocysteine). Keduanya dapat menjadi sumber
selenium yang baik . Tanah mengandung sulfida anorganik dan sulfat yang
kemudian terakumulasi dan dikonversi ke bentuk organic oleh tanaman menjadi
sebagian besar selenocysteine dan selenomethionine dan alcohol turunannya.
Sebagian besar selenium dalam bentuk selenomethionine terdapat pada jaringan
hewan dan manusia, di mana selenium dapat dimasukkan secara nonspesifik
dengan metionin asam amino pada protein tubuh. Otot rangka merupakan tempat
utama penyimpanan selenium, terhitung sekitar 28% sampai 46% dari total
kolam selenium. Kedua selenocysteine dan selenite direduksi untuk
menghasilkan hidrogen selenide, yang pada gilirannya diubah menjadi
selenophosphate untuk biosintesis selenoprotein.
Ukuran yang paling umum digunakan tentang status selenium adalah konsentrasi
selenium plasma dan serum. Konsentrasi dalam darah dan urin mencerminkan
asupan selenium terakhir. Analisis kandungan selenium pada rambut atau kuku
dapat digunakan untuk memantau asupan jangka panjang selama beberapa bulan
atau tahun.
5. Tembaga
Tembaga adalah elemen esensial pada tumbuhan dan hewan, tetapi tidak pada
beberapa mikroorganisme. Tubuh manusia mengandung tembaga pada tingkat
sekitar 1,4-2,1 mg per kg massa tubuh. Dengan kata lain, RDA untuk tembaga
pada orang dewasa sehat normal adalah 0,97 mg / hari dan sebagai 3,0 mg / hari.
Protein tembaga memiliki beragam peran dalam transpor elektron biologis dan
transportasi oksigen, proses yang memanfaatkan interkonversi Cu (I) dan Cu (II).
Tembaga juga merupakan komponen protein lain yang terkait dengan pengolahan
oksigen. Dalam sitokrom c oksidase, yang diperlukan untuk respirasi aerobik,
tembaga dan besi bekerja sama dalam reduksi oksigen. Tembaga juga ditemukan
di banyak dismutases superoksida, protein yang mengkatalisis dekomposisi
superoksida, dengan mengubahnya (dengan disproporsionasi) menjadi oksigen
dan hidrogen peroksida.
Beberapa protein tembaga, seperti "protein tembaga biru", tidak berinteraksi
secara langsung dengan substrat, sehingga mereka bukanlah enzim. Protein ini
menyampaikan elektron dengan proses yang disebut transfer elektron.
Didalam tubuh, tembaga diserap dalam usus kemudian diangkut ke hati terikat
dengan albumin. Setelah pengolahan di hati, tembaga didistribusikan ke jaringan
lain dalam fase kedua. Transportasi tembaga di sini melibatkan ceruloplasmin
protein, yang membawa sebagian dari tembaga dalam darah. Ceruloplasmin juga
membawa tembaga yang diekskresikan dalam air susu, dan sangat baik diserap
sebagai sumber tembaga. Tembaga dalam tubuh biasanya mengalami sirkulasi
enterohepatik (sekitar 5 mg sehari, vs sekitar 1 mg per hari diserap dalam
makanan dan dikeluarkan dari tubuh), dan tubuh mampu untuk mengeluarkan
beberapa kelebihan tembaga, jika diperlukan, melalui empedu, yang membawa
beberapa tembaga dari hati yang tidak kemudian diserap oleh usus.
Sumber makanan yang kaya tembaga meliputi tiram, daging sapi dan hati domba,
kacang Brasil, sirup gula molasses, kakao, dan lada hitam. Sumber yang baik
termasuk lobster, kacang-kacangan dan biji bunga matahari, zaitun hijau, alpukat,
dan dedak gandum.
6. Mangan
Unsur logam mangan telah diketahui terdapat dalam sistem tubuh manusia,
meskipun hanya dengan jumlah sangat kecil – mineral ini rata-rata terdapat
dalam tubuh antara 10 hingga 20 mg . Tetapi, walau tergolong dalam kategori
mikro, Mineral mangan ini memiliki peran penting untuk mengatur dan
membantu fungsi organ tubuh. Mineral ini sangat penting untuk kesehatan sistem
tubuh, senyawa ini dapat kita dapatkan dari berbagai jenis makanan juga.
Menurut pakar Gizi “University of Maryland Medical Center” mengkonsumsi
mangan sangat penting untuk memenuhi asupan harian yang direkomendasikan .
Khasiat mangan dapat diperoleh dari Makan banyak biji-bijian seperti contohnya
biji bunga matahari, kacang-kacangan dan biji-bijian dapat membantu Anda
meningkatkan kecukupan mineral mangan dalam tubuh.
Walaupun mineral ini adalah mikro, namun unsur Mangan sangat membantu
fungsi tubuh membentuk jaringan ikat, tulang, beberapa hormon, enzim dan
cairan pelumas pada sendi-sendi . Fungsi lain dari mangan adalah memainkan
peran dalam proses pembekuan darah, ia juga dapat membantu proses
metabolisme lemak dan karbohidrat, dan yang terpenting mangan digunakan
tubuh untuk penyerapan mineral kalsium dan magnesium.

7. Fluor
Walaupun tidak begitu diperlukan, fluor terbukti dapat melindungi lubang gigi
saat dikonsumsi dalam jumlah menengah (di bawah 4 mg/l). Fluor bertanggung
jawab terhadap pencegahan kerusakan gigi yang terjadi di Amerika Serikat mulai
pertengahan tahun 1980-an. Tindakan khusus harus dilakukan saat jumlah fluor
yang dikonsumsi oleh anak-anak. Tingkat fluor diatas 2mg/l dapat merusak
pertumbuhan gigi orang dewasa sebelum menjadi gigi tetap. Sumber fluor di
antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak.

2.3 Fungsi Mineral


Ada tiga fungsi utama mineral yaitu :
Sebagai komponen utama tubuh (structural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi
dan otot-otot, Ca, P, Mg, Fl DAN Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P
dan sekolah luar biasa untuik penyususnan protein jaringan.
Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur
tekanan anosmuse (Fluid balance), mengatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas
membran. Contoh adalah Na, K,Cl, Ca dan Mg.
Sebagai aktifaktor atau terkait dalam peranan enzim dan hormon. Mineral yang akan di
bicarakan di sini adalah yaitu makro mineral. Makro mineral adalah mineral-mineral yang
diperlukan tubuh dalam jumlah yang cupuk besar, sebaliknya mikro mineral adalah
mineral-mineral yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

2.4 Struktur Khas Pada Mineral


Mineral adalah suatu benda padat homogen yang dimana terbentuk dialam secara organik
yang mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang
tersusun secara teratur. Dalam pendeskripsiannya secara optik antara lain warna absorbs,
pleokroisme, belahan, pecahan, ukuran butir, indeks bias dan relief pada pengamatan
ortoskop nikol sejajar.
Berikut ini adalah struktur khas pada mineral :

1. Biotite
Struktur : Mata Burung. Biotit dibedakan dari phlogopite dengan warna gelap dan absorpsi
kuat. Dari hornblend coklat umum dibedakan dengan sudut pemadaman yang kecildan
perbedaan belahan.

1. Tourmaline
Struktur : zoning. Scrholite berkembang maksimum dalam granit pegmatite, juga terdapat dalam
tourmalinegranite, greisen, dan vein bertemperatur tinggi, berasosiasi dengan cassiterite. Mineral
ini menunjukkan absorpsi yang paling kuat.

3. Struktur spinifex
Kenampakan dimana bentukan nya menyerupai jarum
4. Struktur mesh
Kenampakan adanya perubahan mineral dari olivine melalui bidang pecahannya dengan bentuk
yang tidak beraturan.

5. Struktur subofitik
mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral feromagnesian yang juga menunjukkan tekstur
poikilitik
6. Halo’s Structure

7. Sieve Structure

8. Embayment Structure.
Struktur pada kuarsa dimana terjadi oksisdasi bagian tepi seperti teluk.
2.5 Identifikasi Mineral
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral
tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama
mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki
komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan beraturan.
Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya
beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral – mineral
tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :
1. Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan
dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilat secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
- Kilat Logam ( metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.
- Kilat Non-Logam ( non-metallic luster), dibagi atas :
 Kilat intan ( adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
 Kilat kaca ( vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit.
 Kliat sutera ( silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat,
seperti asbes dan gips.
 Kilat damar/resin ( resinous luster); kilat seperti getah damar/resin, misalnya mineral
sphalerit
 Kilat mutiara ( pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal
dan nepelin.
 Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak
dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih
dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman
atau tidak berwarna (bening). Beberapa contoh warna mineral :
 kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
 mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi
nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
 feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak
lurus/ 90°), bila berwarna putih abuabu diberi nama plagioklas (belahan kristal
kembar).
 karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral
karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
 olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti
gula pasir.
 piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
 amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
 oksida besi : kuning- coklat kemerahan
 lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil
pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil
pelapukan muskovit.
 azurit : bila berwarna biru
 jasper : bila berwarna merah

3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan
mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs
dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala
10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan
apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala kekerasan
untuk :
 Kuku jari : 2,5
 Uang logam tembaga : 3
 Pisau/paku baja : 5,5
 Pecahan kaca jendela : 5,5 – 6

4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat
dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat
berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri da satu atau lebih
pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan
oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila
mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang
licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah.
Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan
mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan
nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan
mineral adalah sebagai berikut :
 Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan
botol.
 Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
 Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya
mineral lempung.
 Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya
mineral magnetit atau miberal besi.
 Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur
dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.

7. Bentuk
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau
struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral kristalin,
sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
- Mineral merupakan suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang
khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat
menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
- Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan
definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang
dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi unsur mineral
merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik
atau kadar abu.
- Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi :
Mineral Organik (esensial) Mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh
kita.
Mineral Anorganik (non esensial) Mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak
berguna bagi tubuh kita. Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi
Teroksidasi), Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil
dari resapan tanah dan lain.

Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :


 Mineral Makro
Mineral makro atau mineral utama adalah mineral yang kita perlukan lebih dari
100 mg sehari. Contohnya: Kalsium, Natrium, Kalium, Magnesium, Fosfor ,
Klorida.
 Mineral Mikro
Mineral mikro merupakan mineral yang jumlah kebutuhannya kurang dari 100 mg
per hari atau lebih sedikit di bandingkan dengan mineral makro. Contohnya:
Besi,Seng, Iodium, Selenium, Tembaga, Mangan, Fluor.

Fungsi mineral adalah Sebagai komponen utama tubuh (structural element) atau
penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot,merupakan unsur dalam cairan tubuh
atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan anosmuse (Fluid balance),
mengatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran,sebagai aktifaktor
atau terkait dalam peranan enzim dan hormon. Mineral adalah suatu benda padat
homogen yang dimana terbentuk dialam secara organik yang mempunyai komposisi
kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara
teratur. Dalam pendeskripsiannya secara optik antara lain warna absorbs,
pleokroisme, belahan, pecahan, ukuran butir, indeks bias dan relief pada pengamatan
ortoskop nikol sejajar.
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas
memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk
secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan
beraturan.

Anda mungkin juga menyukai