Definisi
Vehikulum adalah zat inaktif yang digunakan dalam sediaan topikal sebagai pembawa
obat/ zat aktif agar dapat berkontak dengan kulit, memiliki efek fisik misalnya efek
proteksi, mendinginkan, hidrasi, mengeringkan/mengangkat eksudat, dan lubrikasi,
serta efek kimiawi/farmakologis, misalnya efek analgesic, sebagai astringent,
antipruritus, dan bakteriostatik.
Jenis
Bedak
Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri dari talcum venetum dan
oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Oxydum zincicum merupakan suatu
bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu
magnesium polisilikat murni, sangat ringan. Dua bahan ini dipakai sebagai komponen
bedak, bedak kocok dan pasta.
Bedak yang dioleskan di atas kulit membuat lapisan tipis di kulit yang tidak
melekat erat sehingga penetrasinya sedikit sekali.
Efek bedak ialah :
Mendinginkan
Antiinflamasi ringan karena ada sedikit efek vasokonstriksi
Anti-pruritus lemah
Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat
Proteksi mekanis
Yang diharapkan dari bedak terutama ialah efek fisis. Biasanya bedak dicampur
dengan seng oksida, sebab zat ini bersifat absorbsi air dan sebum, astringen, antiseptik
lemah, dan anti-pruritus lemah.
Indikasi
1. Dermatosis yang kering dan superfisial
2. Mempertahankan vesikel atau bula agar tidak pecah misalnya pada varisela
dan herpes zoster.
Kontraindikasi
Dermatitis yang basah terutama bila disertai dengan infeksi sekunder.
Salep
Salep merupakan sediaan semisolid berbahandasar lemak ditujukan untuk
kulit dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4
kwlompok yaitu :
a. Dasar Salep Hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak seperti vaselin album
(petrolatum), paraffin liquidum. Vaselin album adalah golongan lemak mineral
diperoleh dari minyak bumi. Titik cair sekitar 10-50o C, mengikat 30%, tidak berbau,
transparan, konsistensi lunak.
Hanya sejumlah kecil komponen air dapat dicampurkan kedalamnya. Sifat
dasar salep hidrokarbon sukar dicuci, tidak mongering dan tidak berubah dalam waktu
lama. Salep ini ditujukan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan
bertindak sebagai penutup. Dasar salep hidrokarbon terutama digunakan sebagai
bahan emolien.
b. Dasar Salep Serap
Dasar salep serap dibagi dalam dua tipe, yaitu bentuk anhidrat (parafin
hidrofilik dan lanolin anhidrat <adeps lanae>) dan bentuk emulsi (lanolin dan cold
cream) yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan tambahan.
Adeps Lanae ialah lemak murni dari lemak bulu domba, keras dan melekat,
sehingga sukar dioleskan, mudah mengikat air. Aedes lanae hydrosue atau lanolin
ialah adeps lanae dengan aqua 25-27%.
Salep ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang tersisa masih
ada walaupun telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok untuk sediaan kosmetik.
Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.
c. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air misalnya salep hidrofilik.
Dasar ini dinyatakan “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari kulit,
sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Dasar salep ini tampilannya
menyerupai krim karena fase terluarnya adalah air. Keuntungan lain dari dasar salep
ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudahme nyerap cairan yang terjadi pada
kelainan dermatologi.
d. Dasar salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” terdiri dari komponen
cair. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungaan seperti halnya dasar salep
yang dapat dicuci dengan air karena tidak mengandung bahan tak larut dalam air
seperti paraffin, lanolin anhidrat. Contoh dasar salep ini adalah polietilenglikol.
Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi salep bergantung pada
beberapa faktor, seperti kecepatan pelepasan bahan obat dari dasar salep, absorbsi
obat, kemampuan mempertahankan kelembapan kulit oleh dasar salep, waktu obat
stabil dalam dasar salep, pengaruh obat terhadap dasar salep.
Pada dasarnya tidak ada dasar salep yang ideal. Namun, dengan pertimbangan
faktor diatas diharapkan dapat diperoleh bentuk sediaan paling baik.
Indikasi
1. Dermatosis yang kering dan kronik
2. Dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya penetrasi salep paling kuat
jika dibandingkan dengan bahan dasar lainnya.
3. Dermatosis yang bersisik dan berkrusta.
Kontraindikasi
Dermatitis madidans. Jika kelainan kulit terdapat pada bagian yang berambut,
penggunaan salep tidak dianjurkan karena menyebabkan perlekatan, dan salep jangan
dipakai diseluruh tubuh.
Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim
ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan
minyak dalam air (O/W) misalnya vanishing cream.
Selain itu dipakai emulgator, dan biasanya dipakai bahan pengawet misalnya
paraben dan juga dicampur dengan parfum. Berbagai bahan aktif dapat dimasukan di
dalam krim.
Dalam praktik, umumnya apotik tidak bersedia membuat krim karena tidak
tersedia emulgator dan pembuatannya lebih sulit dari salep. Jadi, jika hendak menulis
resep krim dan dibubuhi bahan aktif, dapat dipakai krim yang sudah jadi, misalnya
biocream. Krim ini bersifat ambifilik artinya berhasiat sebagai W/O atau O/W. Krim
dipakai pada kelainan yang kering, superfisial. Krim memiliki kelebihan disbanding
salep karena nyaman, dapat dipakai di daerah lipatan dan kulit berambut.
Indikasi
1. Indikasi Kosmetik
2. Dermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki ialah penetrasi yang
lebih besar daripada bedak kocok
3. Krim boleh digunakan di daerah yang berambut
4. Krim dipakai pada lesi kering dan superfisial.
Kontraindikasi
Dermatitis madidans.
Pasta
Pasta ialah campuran salep dan bedak, sehingga komponen pasta terdiri dari
bahan untu salep, misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum.
Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi
sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.
Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya penetrasi dan
daya maserasi lebih rendah dari salep. Pasta bersifat protektif dan mengeringkan.
Indikasi
1. Dermatosis yang agak basah.
2. Lesi akut dan superfisial
Kontraindikasi
Dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut. Untuk daerah genital eksterna
dan lipatan-lipatan badan pasta tidak dianjurkan karena terlalu melekat.
Bedak Kocok
Bedak kocok adalah suatu campuran air yang didalamnya ditambahkan
komponen bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Supaya bedak tidak terlalu
kental dan tidak cepat menjadi kering, maka jumlah zat padat maksimal 40% dan
jumlah gliserin 10-15%. Hal ini berate bila beberapa zat aktif padat ditambahkan
maka persentase tersebut jangan dilampaui.
Bedak kocok ini ditujukan agar zat aktif dapat diaplikasikan secara luas di atas
permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada bentuk sediaan bedak serta
berpenetrasi kelapisan kulit.
Indikasi
1. Dermatosis yang kering, superfisial, dan agak luas, yang diingkan adalah
sedikit penetrasi.
2. Pada keadaan subakut
Kontraindikasi
1. Dermatitis Madidans
2. Daerah badan yang berambut
Keuntungan penambahn zat pelarut pada bedak kocok seperti spritus dilitus, ialah
memberikan efek pendingin karena akan menguap, dapat melarutkan bahan aktif yang
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol, misalnya mentholium dan camphora.
Kedua zat tersebut bersifat antipruritik.
Jika hendak menambahkan bahan padat berupa bubuk hendaknya diperhitungkan
sehingga berat bahan padat tetap 40%. Misalnya, jika ditambahkan sulfur
precipitatum 20gr, maka berat oxydum zincicum dan talcum harus dikurangi.
Pasta Pendingin
Pasta pendingin disebut juga linimen merupakan campuran bedak, salep, dan
cairan. Sediaan ini telah jarang digunakan karena efeknya sama seperti krim.
Indikasi
1. Dermatosis yang subakut.
2. Dipakai pada lesi kulit yang kering
Kontraindikasi
Dermatosis Madidans.
Gel
Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspense yang dibuat
dari partikel organic dan anorganik. Gel dikelompokan kedalam gel fase tunggal dan
fase ganda. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar dalam
suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan molekul besar yang
terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik
(misalnya karbomer) atau dari gom alam (seperti tragakan).
Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase ganda yaitu
gel yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel aluminium
hidroksida. Gel ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari aluminium hidroksida
yang tidak larut dan aluminium oksida hidrat. Sediaan ini berbentuk kental, berwarna
putih, yang efektif untuk menetralkan asam klorida dalam lambung.
Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan.
Absorbsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi kulit
yang berambut.
Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memiliki keistimewaan :
a) Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.
b) Sangat baik dipakai untuk area berambut
c) Disukai secara kosmetika
Jelly
Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami
seperti tragakan, pektin, alginate, borak gliserin.
Losion
Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut
terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidak
tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu.
Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi komponen air.
Beberapa keistimewaan losion yaitu mudah diaplikasikan, tersebar rata,
favorit pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid,
losion faberi.
Foam aerosol
Aerosol merupakan sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat
aktif yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan
untuk pemakaian lokal pada kulit, hidung, mulut, dan paru. Komponen dasar aerosol
adalah wadah, propelen, konsentrasi zat aktif, katup, dan penyemprot.
Foam aerosol merupakan emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif
menggunakan propelen untuk mengeluarkan sediaan obat dari wadah. Foam aerosol
merupakan sediaan baru obat topikal. Foam dapat berisi zat aktif dalam formulasi
emulsi dan surfaktan serta pelarut. Sediaan foam yang pernah dilaporkan antara lain
ketokonazol foam dan betametason foam.
Keistimewaan foam :
1. Foam saat diaplikasikan cepat mengalami evaporasi, sehingga zat aktif tersisa
cepat berpenetrasi.
2. Sediaan foam memberikan efek iritasi minimal
Cat
Pada dasarnya cat merupakan bentuk lain solusio yang berisi komponen air
dan alkohol. Penggabungan komponen alkohol dan air menjadikan sediaan ini mampu
bertahan lama. Sediaan baru pernah dilaporkan berupa solusio ciclopirox 8% sebagai
cat kuku untuk terapi onikomikosis.
Sumber :
Hamzah M. Dermatoterapi. IN: Hamzah M, Aishah S, Eds. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta:FKUI, 2007.
Wyatt EL, Sutter SH, Drake LA. Dermatological Pharmacology. In: Hardman
JG, Limbird IE, EDS. Goodman and Gillman’s the pharmacological basis of
therapeutic. 10th ed. New York : McGraw Hill, 2001.
Djuanda A. Pengobatan Topikal Dalam Bidang Dermatologi. Yayasan
Penerbitan IDI. Jakarta, 1994.
KRUSTA
Krusta : Pengeringan Serum, Darah, Pus di atas Kulit yang rusak.
- Krusta kekuningan : serum
- Krusta hijau / kuning kehijauan : purulen
- Krusta coklat/merah gelap/hitam : darah
Jenis Penyakit Gambar
krusta
Krusta Impetigo
superfisial
terbatas
pada
epidermis
- tampak
krusta
halus,
honey-
colored
dengan
erosi
Krusta lebih Ektima
tebal disertai
nekrosis
dermis
- erosi
dalam-
ulkus
Cyclocort ointment
Golongan II: (potensi Diprosone ointment 0,1% amcinonide
tinggi) Elocon ointment 0,05% betamethasone
Florone ointment dipropionate
Halog ointment 0,01% mometasone fuorate
Halog cream 0,05% diflorasone diacetate
Halog solution 0,01% halcinonide
Lidex ointment
Lidex cream
Lidex gel 0,05% fluocinonide
Lidex solution
Maxiflor ointment
Maxivate ointment
Maxivate cream 0,05% diflorasone diacetate
Topicort ointment 0,05% betamethasone
Topicort cream dipropionate
Topicort gel
0,25% desoximetasone
Aristocort A ointment
Golongan III: (potensi Cultivate ointment 0,05% desoximetasone
tinggi) Cyclocort cream
Cyclocort lotion 0,1% triamcinolone acetonide
Diprosone cream 0,005% fluticasone propionate
Flurone cream 0,1 amcinonide
Lidex E cream
Maxiflor cream 0,05% betamethasone
Maxivate lotion dipropionate
Topicort LP cream 0,05% diflorosone diacetate
Valisone ointment 0,05% fluocinonide
0,05% diflorosone diacetate
Aristocort ointment 0,05% betamethasone
Golongan IV: (potensi Cordran ointment dipropionate
medium) Elocon cream 0,05% desoximetasone
Elocon lotion 0,01% betamethasone valerate
Kenalog ointment
Kenalog cream 0,1% triamcinolone acetonide
Synalar ointment 0,05% flurandrenolide
Westcort ointment 0,1% mometasone furoate
Efek samping pada tulang terjadi umumnya pada manula dan wanita saat
menopause. Efek samping lain adalah sindrom Cushing yang terdiri atas muka bulan,
buffalo hump, penebalan lemak supraklavikula, obesitas sentral, striae atrofise,
purpura, dermatosis akneformis dan hirsustisme. Selain itu juga gangguan menstruasi,
nyeri kepala, psedudotumor serebri, impotensi, hiperhidrosis, flushing, vertigo,
hepatomegali dan keadaan aterosklerosis dipercepat. Pada anak memperlambat
pertumbuhan.
Sumber : Ganiswarna G Sulistia. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Balai
penerbit FKUI, 1995.
Djuanda. A, Hamzah. M, Aisah. S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima,
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007