Anda di halaman 1dari 41

CASE

GEMELI

PEMBIMBING :

dr. H. Doddy, Sp.OG

PENYUSUN :

Novia Alrosa (030.09.172)

Dhimas Akbar Mulia (030.09.069)

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PERIODE 2 JUNI 2014 – 9 AGUSTUS 2014

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

1
LEMBAR PENGESAHAN

Case dengan judul

”Gemeli”

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, dr. H. Doddy , Sp.OG

sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Kebidanan dan

Kandungan

di RSUD Karawang periode 2 Juni 2014 s/d 9 Agustus 2014

Jakarta, Juli 2014

(dr. H. Doddy, Sp.OG)

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas case yang berjudul “GEMELI” ini. Adapun

penulisan referat ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan

Ilmu Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang periode 2 Juni

2014 s/d 9 Agustus 2014.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. H. Doddy,

SpOG selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam

penyusunan case ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang

turut serta membantu penyusunan case ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu jika

tidak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam case ini,

penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif

bagi perbaikan case ini. Terima kasih.

Jakarta, Juli 2014

(Penulis)

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................................. 2

Kata Pengantar .................................................................................................. 3

Daftar Isi .................................................................................................. 4

Bab I : Pendahuluan .................................................................................................. 5

Bab II : Laporan Kasus ................................................................................................ 7

Bab III : Analisa Kasus ................................................................................................ 24

Bab IV : Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 32

Bab V: Kesimpulan .................................................................................................. 41

Daftar Pustaka .................................................................................................. 42

4
BAB I

PENDAHULUAN

Beberapa tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih dari satu sedang meningkat.

Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan jumlah kelahiran

triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak hingga 40,4

persen.1 Secara umum, hal ini terjadi semakin luasnya penggunaan teknologi reproduksi

dalam penatalaksanaan infertilitas. Selain itu kehamilan kembar juga dapat terjadi karena

sebab lainnya, seperti usia ibu saat kehamilan, wanita dengan riwayat persalinan yang sering,

wanita yang hamil segera setelah berhenti minum pil KB dan juga lebih tinggi pada orang

yang memiliki keturunan atau genetik kembar.1,2,3,4

Sejak diperkenalkannya assisted reproductive technology, insidensi kehamilan

kembar (kehamilan multipel) meningkat. Pemeriksaan ultrasonografi pada awal kehamilan

juga telah mengidentifikasi lebih banyak kehamilan kembar, tetapi separuh dari yang

teridentifikasi tersebut terdapat satu janin mati dan menghilang pada paruh kedua kehamilan,

sehingga disebut “kembar yang menghilang”.1,3,4,5,6

Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik,

obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga

diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi

sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa

banyak, bahkan sampai lima dan enam. Karena obat progesteron dan kontrasepsi kombinasi

mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya transportasi tuba dan implantasi

meningkatkan risiko terjadinya kembar pada kehamilan yang pembuahannya terjadi dekat

dengan pemakaian kontrasepsi.1,6

5
Peningkatan luar biasa kehamilan multijanin ini merupakan masalah kesehatan

masyarakat. Keadaan ini berhubungan dengan peningkatan insiden komplikasi obstetrik pada

ibu, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Para bayi yang

dilahirkan dari kehamilan kembar ini lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup dan

lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm. Meskipun dengan

kemajuan terkini pelayanan obstetrik, mortalitas perinatal pada kehamilan kembar mencapai

4-6 kali lebih tinggi dan morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan

kehamilan tunggal.1,8

6
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 31 tahun
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Kp.Karyamukti, Lemah abang, Karawang
Suku : Sunda
Tanggal Masuk RS : 10 September 2014

IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. S
Umur : 33 tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Karyamukti, Lemah abang, Karawang
Suku : Sunda

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan secara autoanamnesis di kamar bersalin RSUD Karawang
pada tanggal 10 September 2014 pukul 10.00

A. Keluhan Utama
G2P1A0 datang dengan rujukan bidan, hamil 9 bulan dengan gemeli dan mulas.

B. Keluhan Tambahan
-

7
C. Riwayat Penyakit Sekarang
G2P1A0 rujukan bidan datang ke kamar bersalin RSUD Karawang dengan
keluhan mulas sejak 1 jam SMRS. Pasien merasa mulas – mulas yang tidak teratur,
tidak keluar air – air, lendir maupun darah dari jalan lahir, tidak mengalami keputihan,
tidak merasakan nyeri kepala, tidak merasakan pandangan yang buram. Pasien tidak
mengeluh mual dan muntah, tidak nyeri pada ulu hati. Pasien masih merasakan
gerakan janin yang aktif. Pasien mengaku hamil 9 bulan.

HPHT : 07 Januari 2014


UK : 35-36 Minggu
TP : 14 Oktober 2014
ANC : Rutin ke bidan sejak hamil
TT : 1x (tidak ingat waktunya)
USG : 3 kali (hasil baik janin gemelli)

D. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : Teratur
Lama Haid : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut per hari
Nyeri haid : (-)

E. Riwayat Perkawinan
Status : Menikah, 1x
Usia saat menikah : 18 tahun

F. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu


1. Perempuan, 12 tahun, lahir normal di bidan, berat 3600 gram
2. Hamil ini

G. Riwayat Keluarga Berencana


Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan sekali sebelum hamil ini

8
H. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, alergi obat
atau makanan.

I. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma,
alergi obat atau makanan

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,6°C
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala : Normochepali, deformitas (-)
Mata : CA -/-, SI -/-
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar,
Tiroid tidak teraba membesar

Thoraks
Cor : BJ 1 normal, BJ 2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : membuncit sesuai kehamilan, nyeri tekan (-) di seluruh region
abdomen, BU (+) 3x/menit
Ekstremitas atas : Akral dingin -/-, edema -/-
Ekstremitas bawah : Akral dingin -/-, edema +/+

B. STATUS OBSTETRI
 Abdomen
Inspeksi : Membuncit, striae (+)

9
Palpasi : TFU 48 cm , nyeri tekan (-)
- Leopold I : kepala dan bokong
- Leopold II : punggung kiri dan kanan
- Leopold III : bokong dan kepala
- Leopold IV : belum masuk PAP

Auskultasi : Bising usus (+) 3x/ menit

 Genitalia
Inspeksi : v/u tak ada kelainan, perdarahan aktif (-)
Inspekulo : portio livid, ostium terbuka, fluor (-), fluxus (+)
Pemeriksaan Dalam
VT : Porsio kenyal, posterior, tebal 3 cm
DJJ : 143 dpm dan 132 dpm

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium tanggal 10/09/2014

a. Hematologi
Hb : 13 g/dl
Leukosit : 11,320 /mm3
Trombosit : 403.000 /mm3
Hematokrit : 39,1 %
GDS : 61 mg/dl
b. Serologi
HBSAg : negatif
c. Kimia
Golongan Darah : B (+)
Ureum : 7,9 mg/dl
Creatinin : 0,51 mg/dl
SGOT : 14,8 U/L
SGPT : 6 U/L
Kolesterol Total : 227 mg/dl

10
Protein urin : Negatif

USG tanggal 10/09/2014 :


Janin Gemeli hidup
Bayi I : Lintang, 34 minggu, TBJ 2559 gram, taksiran partus
Bayi II : Lintang, 35 minggu, TBJ 2717 gram, taksiran partus

Gambaran CTG

11
V. RESUME
G2P1A0 rujukan bidan datang ke kamar bersalin RSUD Karawang dengan
keluhan mulas sejak 1jam SMRS. Pasien merasa mulas – mulas yang tidak teratur,
keluar cairan (-). Tidak keluar lendir maupun darah dari jalan lahir, tidak
mengalami keputihan, tidak merasakan nyeri kepala, tidak merasakan pandangan
yang buram. Pasien mengaku tidak mual dan muntah, serta tidak nyeri pada ulu
hati.. Pasien masih merasakan gerakan janin yang aktif. Pasien mengaku hamil 9
bulan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:


o Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,6°C,
Pernapasan : 18 x/menit
o Status Obstetri:
 Abdomen
Inspeksi : Membuncit
TFU 48 cm di atas simfisis
Palpasi :
- Leopold I : kepala dan bokong
- Leopold II : punggung kiri dan kanan
- Leopol III : Bokong dan kepala
- Leopold IV : belum masuk PAP
12
Auskultasi : Bising usus (+) 3x/ menit
DJJ : 143 dpm dan 132 dpm
 Genitalia
Inspeksi : v/u tak ada kelainan, perdarahan aktif (-)
Inspekulo : portio livid, ostium terbuka, fluor (-), fluxus (+)
PD : VT : Porsio kenyal, posterior, tebal 3 cm, pembukaan negatif

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:


Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 13 g/dl
Leukosit : 11,320 /mm3
Trombosit : 403.000 /mm3
Hematokrit : 39,1 %

VI. DIAGNOSIS KERJA


G2P1A0 Hamil 35-36 minggu, Janin gemeli lintang - lintang hidup keduanya.

VII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
VIII. PENATALAKSANAAN
Observasi keadaan umum, tanda vital, his, dan denyut jantung janin
Lab : DPL, UL, GDS, UR/CR, BT/CT
Medika mentosa :
Tokolitik : Nifedipin 4 x 10 mg
Ceftriaxone 1 x 2gr
Terminasi Kehamilan :  SC elektif

Laporan Operasi 11/09/2014, jam 10.00


 Pasien terlentang di meja operasi dalam anestesi spinal
 A dan antisepsis pada daerah operasi dan sekitarnya

13
 Dilakukan insisi pfannenstiel, abdomen dibuka lapis demi lapis, sbu di insisi
semilunar secara tajam, ditembus tumpul, dilebarkan tajam.
 Dengan menarik kepala lahir bayi perempuan I, 2350 gr 47 cm, A/S 6/8, air ketuban
jernih, jumlah sedikit
 Dengan menarik kaki lahir bayi perempuan II, 2140 gr 46 cm, A/S 6/8, air ketuban
jernih, jumlah cukup
 Dengan tarikan lahir plasenta lengkap, dipasang IUD TS. Kedua tuba ovarium dalam
batas normal.
 Cavum uteri bersih
 Kedua ujung SBU dijahit hemostasis, dijahit menggunakan vicryl no 3.0, perdarahan
dirawat
 Dipastikan alat dan kasa lengkap
 Abdomen ditutup lapis demi lapis
 Perdarahan 300 cc, urine 100 cc jernih
Instruksi post SCTPP :
- Observasi TTV, kontraksi serta perdarahan/15 menit dalam 1 jam
pertama, tiap 30 menit dalam 1 jam kedua
- Mobilisasi bertahap
- Hygiene luka operasi
- GV hari ke 3
- Motivasi ASI
- RL+oksitosin 20 iu/500 cc 18 tpm 1x24 jam
- DPL post op
- Folley Catheter 1x24 jam
- Diet TKTP
- Medikamentosa :
o Ketorolac 3x1 ampul
o Hemobion 1x1 p.o
o Ceftriaxon 1x2 gr iv
FOLLOW-UP
Tanggal S O A P

14
12/09/201 Nyeri luka T.120/70, N.88x.menit, P2A0 post Observasi
4 operasi (+), S.36 °C, P.18x/menit SC+IUD hari TTV,
07.00 sulit kentut St. Generalis: 0 gemeli kontraksi,
(+), demam KU: Tampak sakit ringan/ perdarahan
(-), mual (-), CM Ceftriaxone
muntah (-), Mata : CA -/- SI-/- 1x2gr iv
mobilisasi Thoraks : Cor dan pulmo Ketorolac 3x1
(-), ASI (+) dbn ampul
Abdomen: supel, bising Oksitosin 20
usus (+) 2x/menit IU/500 cc RL
Extremitas:Akral hangat+/+, 18 TPM
oedem -/- Hemobion 1x1
St. Obstetri: Ganti verban
hari ke III
TFU : Sepusat
Diet TKTP
V/U: Tenang, perdarahan
aktif (-)
Kontraksi : Baik
LO: kering, merembes (-)

Hasil Lab post op


Hb: 11,5 g/dl
Leukosit : 18,95 x 103/ul

13/09/14 pasien T.120/80, N.88x.menit, P2A0 post Observasi


06.30 merasa S.36.9°C, P.20x/menit SC+IUD hari TTV
demam St. Generalis: 1 gemeli Cefadroxyl
sejak KU/Kes: Tampak sakit 3x500 mg
semalam, ringan / CM Asam
lemas (+), Mata : CA -/- SI-/- mefenamat
mual (-), Thoraks : Cor dan pulmo 3x500 mg
muntah (-), dbn Neurobion 1x1
nafsu Abdomen: supel, bising GV hari ke III

15
makan (-), usus (+) 3x/ menit Diet TKTP
mobilisasi Extremitas: Akral - U
(+), ASI (+) hangat+/+, oedem -/- -
kentut (+) St. Obstetri: - s
TFU : 1 jari dibawah pusat i
V/U: Tenang, perdarahan
aktif (-)
Kontraksi : Baik
LO : kering, merembes (-)
14/09/14 Nyeri luka T.120/80,N.88x/menit, P2A0 post Observasi
07.00 operasi (+) S.36.8°C, P.20x/menit SC+IUD hari TTV
berkurang, St. Generalis: 2 gemeli Cefadroxyl
pusing (-), KU/Kes: Tampak sakit 3x500 mg
demam (-), ringan / CM Asam
mual (-), Mata : CA +/+, SI-/- mefenamat
muntah (-), Thoraks : Cor dan pulmo 3x500 mg
BAK (+) dbn Neurobion 1x1
banyak, Abdomen: Supel, BU (+) GV hari ke III
BAB (-) 2 3x/menit Diet TKTP
hari, ASI Extremitas:Akral hangat+/+
(+), oedem -/- o M
mobilisasi St. Obstetri: g
(+) TFU : 1 jari dibawah pusat S
V/U: Tenang, perdarahan O
aktif (-) 4
Kontraksi : Baik
LO : kering, merembes (-) 0
%

16
BAB III

ANALISA KASUS

Teori Kasus

1) Anamnesis - OS G2P1A0 rujukan bidan datang ke VK


RSUD Karawang dengan keluhan mulas sejak
Hidramnion banyak ditemukan pada
5 hari SMRS. Pasien merasa mulas – mulas
kehamilan ganda, sehingga adanya
yang tidak teratur, keluar air – air sedikit-
hidramnion akan menimbulkan
sedikit namun sering, tidak keluar lendir
gangguan yang biasanya muncul
maupun darah dari jalan lahir, tidak mengalami
pada kehamilan akan meningkat
keputihan, tidak merasakan nyeri kepala, tidak
pada kehamilan kembar. Efek
merasakan pandangan yang buram.
kehamilan kembar, yaitu: tekanan
- Pasien mengeluh mual dan muntah, serta nyeri
pada pelvis yang lebih berat dan
pada ulu hati. Mual dan muntah dirasakan
lebih awal, nausea, sakit punggung,
pasien sejak awal kehamilan hingga saat ini
varises, konstipasi, hemoroid,
distensi abdominal dan kesulitan
bernafas, nyeri ulu hati. Pada pasien
tersebut keluhan yang dialami
diakibatkan oleh efek kehamilan
kembar itu sendiri.

Pada pemeriksaan Fisik, didapatkan :

Tanda vital : dalam batas normal

Kepala: conjungtiva anemis +/+


 Abdomen
Inspeksi : Membuncit, striae (+)
Palpasi : TFU 40 cm , nyeri tekan (-)
- Leopold I : kepala dan bokong
- Leopold II : punggung kiri dan kanan
- Leopold III : bokong dan kepala
17
- Leopold IV : belum masuk PAP
 Genitalia
Inspeksi: v/u tak ada kelainan, perdarahan
aktif (-)
Inspekulo: portio livid, ostium terbuka, fluor
(-), fluxus (+)
Pemeriksaan Dalam
VT : Porsio kenyal, posterior, tebal 3 cm
DJJ : 140 dpm dan 132 dpm

Nilai hematokrit dan hemoglobin Pada pemeriksaan darah didapatkan:


Hb : 7,8 g/dl
serta jumlah sel darah merah
HT : 29,4 %
menurun, berhubungan dengan
Trombosit : 150.000
peningkatan volume darah. Anemia Leukosit : 12.140 /mm3
Pada USG didapatkan kesan janin gemeli
mikrositik hipokrom sering kali
presentasi Kepala – Bokong, usia 35-36 minggu
muncul pada kehamilan kembar.
dengan oligohidramnion
Pada trimester kedua, kebutuhan

fetus terhadap besi (Fe) melebihi

kemampuan maternal untuk

mensuplai Fe.

2) Penatalaksanaan Pada pasien ini, dilakukan terapi konservatif


yaitu rawat inap, dan pemberian kortikosteroid
Pasien harus segera ke rumah sakit
2x6 gram iv untuk pematangan paru janin.
bila muncul tanda awal persalinan,
KPD atau mengalami perdarahan
pervaginam.

18
Penilaian klinis dilakukan seperti Selain itu, diberikan antibiotik profilaksis
pada umumnya proses persalinan
Lalu kehamilan pasien diterminasi dengan seksio
normal.
sesarea
Persiapan-persiapan yang perlu untuk
tindakan bedah sesar yang mungkin
dikerjakan.

19
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

I. KEHAMILAN KEMBAR

1.1.1. Definisi

Kehamilan kembar atau kehamilan multiple adalah suatu kehamilan dengan dua

janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat berupa kehamilan ganda / gemelli (2 janin),

triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya. Kehamilan

multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi (dizigotik) atau jika satu

ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio (monozigotik).2

Superfetasi adalah fertilisasi dan perkembangan ovum ketika janin telah berada di

dalam uterus, atau fertilisasi 2 buah telur tidak pada siklus yang sama. Superfetasi masih

belum dibuktikan pada manusia. Sedangkan superfekundasi adalah fertilisasi ovum

melalui inseminasi setelah ovum difertilisasi, atau fertilisasi telur pada waktu berdekatan

tapi tidak pada koitus yang sama. Superfekundasi dapat terjadi pada manusia, karena

dalam kepustakaan diceritakan mengenai seorang ibu kulit putih yang melahirkan anak

seorang kulit putih dan seorang anak mulato pada suatu persalinan kembar.3

Gambar 1.Kehamilan kembar (Gemelli)

20
1.1.2. Epidemologi

Frekuensi kembar monozigotik relative konstan di suluruh dunia, yaitusekitar 4

per 1000 kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigotik bervariasi dalam setiap ras di

suatu negara dan dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari 3 per 1000 kelahiran pada

ibu berusia di atas 20 tahun hingga 14 per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35 – 40 tahun)

serta paritas. Di Indonesia, terdapat satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000

kelahiran 1,4.

a. Ras

Angka kelahiran kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di AmerikaUtara. Insiden

lebih tinggi terjadi di Afrika yaitu 1 dari 20 kelahiran. Di Asia gemelli jarang terjadi.

Di Jepang misalnya 1 per 155 kelahiran 6.

b. Hereditas

Wanita kembar non-identik memberikan kemungkinan bayi kembar 1 dari 60

kelahiran. Sebaliknya seorang ayah yang kembar non-identik memiliki kemungkinan

bayi kembar hanya 1 dari 125 kelahiran 5.

c. Usia maternal dan riwayat kehamilan

Wanita berusia 35 – 40 tahun dengan empat anak atau lebih, memiliki kemungkinan

melahirkan anak kembar tiga kali lipat dibanding wanita berusia 20 tahun 4.

d. Tinggi dan berat badan ibu

Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan tinggi

dibandingkan pada wanita yang bertubuh kecil. Hal ini mungkin lebih terkait dengan

status gizi daripada ukuran tubuh itu sendiri 7

e. Obat-obat penyubur dan kemajuan teknologi

Kehamilan multipel lebih sering terjadi pada wanita yang mengkonsumsi obat-obat

fertilitas selama menjalani induksi ovulasi. Konsumsi clomiphene citrate memiliki


21
kemungkinan melahirkan anak kembar 5 – 12% dan kurang dari 1%memperoleh

kehamilan triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan akibat konsumsi gonadotropin

merupakan kehamilan kembar ganda dan sekitar 5% merupakan kembar triplet atau

lebih. Risiko kehamilan kembar juga meningkat pada proses transfer embrio dan

superovulasi.7

1.1.3. Fisiologi

Kehamilan kembar atau gemelli memiliki fisiologi sebagai berikut: 6

a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin

tunggal.

b. Berat badan bayi baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di

bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.

c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya

berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak

sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya.

d. Pada kehamilan ganda monozigotik

 Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu

setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan.

 Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi

monstrum, seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.

 Dapat terjadi sindroma transfusi fetal, pada janin yang mendapat darah lebih

banyak terjadi hidramnion, polistemia, edema dan pertumbuhan yang baik.

Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami dan

mikrokardia, karena kurang mendapat darah.

e. Pada kehamilan kembar dizigotik

 Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
22
 Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda), atau pada kehamilan

yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.

1.1.4. Etiologi

Bangsa, hereditas, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap

kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon

gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan

menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain

dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de. Graaf atau

terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan

dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. 6

Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur yang

diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian

dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar

yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau

sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan sebabnya

ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. 2,4.

Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula

terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2

plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi

setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan

kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi

kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan

terjadi kembar dalam berbagai bentuk.4

23
1.1.5. Klasifikasi Kehamilan Kembar

a. Kehamilan kembar monozigotik.

Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik

atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Jenis kehamilan kedua anak

sama, rupanya sama atau bayangan cermin; mata, kuping, gigi, rambut, kulit

dan ukuran antropologik sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu

terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa

karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi berlawanan.

Kira-kira satu per tiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2

korion, dan 2 plasenta. Kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu.

Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga

mempunyai 1 plasenta, I korion, dan 2 amnion. Pada kehamilan

monoamniotik, kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat 6.

Gambar 2.Pembuahan monozigot dan dizigot

b. Kehamilan kembar dizigotik.

Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar dizigotik yang berasal dari 2

telur; disebut juga heterolog, binovuler, atau fratenal. Jenis kelamin sama atau

berbeda, berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik

mempunyai 2 plasenta 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta


24
menjadi satu. 5

Gambar 3. Korion dan amnion pada gemelli

c. Conjoined twin, Superfekundasi dan Superfetasi

Conjoined twins atau kembar Siam adalah kembar dimana janin melekat satu

dengan yang lainnya. Misalnya torakofagus (dada dengan dada),

abdomenofagus (perlekatan kedua abdomen), kraniofagus (kedua kepala).

Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang

sama pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek. Kehamilan

demikian ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar dizigotik. Pada tahun 1910

oleh Archer dilaporkan bahwa seorang wanita kulit putih yang melakukan koitus

berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan seorang Negro

melahirkan bayi kembar dengan satu bayi berwarna putih dan yang lainnya berupa

mullato. Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau

beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum

pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda. 5,6


25
Gambar 4. Variasi Plasenta pada kehamilan lembar

Plasenta dan talipusat:


Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada
gambar dibawah tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi
yang dapat terlihat adalah

1. Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III)
menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar
dizygotic dan meliputi hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)
2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke
IV – VIII) menghasilkan 1 plasenta dan 2 amnion (meliputi 2/3 kasus kembar
monozygotic)

26
3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1
plasenta, 1 chorion dan 1 amnion
4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada
hari ke XIII – XV menyebabkan kembar siam.

1.1.6. Diagnosis

1.1.6.1. Gejala dan tanda

Hidramnion banyak ditemukan pada kehamilan ganda, sehingga

adanya hidramnion harus menimbulkan kewaspadaan. Gangguan yang

biasanya muncul pada kehamilan akan meningkat pada kehamilan kembar.

Efek kehamilan kembar, yaitu: tekanan pada pelvis yang lebih berat dan lebih

awal, nausea, sakit punggung, varises, konstipasi, hemoroid, distensi

abdominal dan kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan persisten.

Diagnosis kehamilan kembar 75% ditemukan secara fisik. Tanda-tanda yang

harus diperhatikan pada kehamilan kembar antara lain 4,6,7 :

1. Anamnesis

 Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur kehamilan

 Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

 Uterus terasa lebih cepat membesar

 Penggunaan obat fertilitas, pernah hamil kembar atau ada riwayat

keturunan kembar

2. Inspeksi dan palpasi

 Uterus lebih besar (>4cm) dibandingkan usia kehamilannya;

 Gerakan janin terasa lebih sering

 Berat badan ibu bertambah secara signifikan, namun bukan disebabkan

oleh edema atau obesitas;

27
 Polihidramnion;

 Ballotement lebih dari satu fetus;

 Banyak bagian kecil yang teraba;

 Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin.

3. Auskultasi

 Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan dengan

perbedaan kecepatan setidaknya 10 dpm

1.1.6.2. Laboratorium

Nilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah sel darah merah menurun,

berhubungan dengan peningkatan volume darah. Anemia mikrositik hipokrom sering

kali muncul pada kehamilan kembar. Pada tri mester kedua, kebutuhan fetus terhadap

besi (Fe) melebihi kemampuan maternal untuk mensuplai Fe.

Pada kehamilan kembar, chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan

pregnanendiol meningkat. Kehamilan kembar juga dapat didiagnosis dengan

pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein ibu, meskipun pemeriksaan ini tidak

berdiri sendiri.

1.1.6.3. Ultrasonografi

Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia 5 minggu,

dengan melihat jumlah kantung gestasi di dalam kavum uteri. Diagnosis definitif

kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari satu mudigah yang

menunjukkan aktivitas denyut jantung. Jenis korionisitas dan amnionisitas kehamilan

paling mudah diketahui pada kehamilan trimester I. sampai kehamilan 10 minggu,

bila terlihat 2 kantung gestasi yang masing-masing berisi mudigah hidup, maka

kehamilan tergolong dikorionik-diamniotik (DK-DA). Bila hanya terlihat 1 kantung

gestasi yang berisi 2 mudigah hidup, maka kehamilan kembar tergolong


28
monokorionik (MK). Bila pada kembar MK terlihat 2 kantung amnion yang saling

terpisah dan masing-masing berisi mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong

monokorionik-diamniotik (MK-DA); dan bila hanya terlihat 1 kantung amnion yang

berisi 2 mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong monokorionik monoamniotik

(MK-MA).

Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar dapat diketahui

dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta, dan sekat pemisah

kedua janin. Bila jenis kelamin berbeda atau terdapat 2 plasenta yang letaknya

terpisah, menunjukkan kehamilan kembar DK-DA; akan tetapi bila dijumpai keadaan

yang sebaliknya belum berarti kehamilan kembar MK. Pada kehamilan DK, sekat

pemisah terlihat tebal (terdiri atas 2 lapisan amnion dan 2 lapisan korion); sedangkan

pada kembar MK-DA sekat pemisah terlihat tipis (hanya terdiri atas 2 lapisan

amnion). Sekat pemisah pada MK-DA seringkali sangat tipis sehingga sulit

diidentifikasi.8

Gambar 5. Kembar dizigot pada kehamilan 6 minggu dilihat dengan ultrasonografi

1.1.6.4. Diagnosis pasti

Diagnosis pasti gemelli adalah jika ditemukan: 6


29
 Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung;

 Terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan

kecepatan minimum 10 denyut per menit;

 Sonogram pada trimester pertama

 Rontgen foto abdomen. Namun cara ini sudah jarang dilakukan karena adanya

bahaya penyinaran

1.1.7. Manifestasi Klinik

Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas

toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek

dengan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar. Kira-kira 25% bayi kembar,

50% bayi triplet, dan 75% bayi kuadruplet lahir 4 minggu sebelum kehamilannya

cukup-bulan. Lama kehamilan rata-rata untuk kehamilan kembar 260 hari, triplet 246

hari dan kuadruplet 235 hari. 5,6

Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah, sehingga

dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. Frekuensi hidramnion kira-

kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.

Hidramnion menyebabkan uterus regang, sehingga dapat menyebabkan partus

prematurus, inersia uteri, atau perdarahan postpartum. 5

Frekuensi pre-eklampsia dan eklampsia juga dilaporkan lebih sering pada

kehamilan kembar. Hal ini diterangkan dengan penjelasan bahwa keregangan uterus

yang berlebihan menyebabkan iskemia uteri. Solusio plasenta dapat terjadi setelah bayi

pertama lahir, sehingga menyebabkan salah satu faktor kematian yang tinggi bagi janin

kedua. Keluhan karena tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti sesak napas, sering

kencing, edema, dan varises pada tungkai bawah dan vulva. 5

30
Berhubung uterus regang secara berlebihan, ada kecenderungan terjadinya inersia

uteri. Tetapi, keadaan ini diimbangi oleh bayi yang relatif lebih kecil, sehingga lamanya

persalinan tidak banyak berbeda dari persalinan kehamilan tunggal. 6

1.1.8. Penanganan persalinan

Kehamilan kembar perlu perhatian khusus. Rekomendasi untuk penatalaksanaan

intrapartum meliputi hal berikut: tersedianya tenaga professional yang mendampingi

proses persalinan, tersedia produk darah untuk transfusi, dan tersedianya obstetrisian

yang mampu mengidentifikasi bagian janin intrauterine dan melakukan manipulasi

intrauterine. Pemberian ampsilin 2 gram juga disiapkan setiap 6 jam jika terjadi

persalinan premature untuk mencegah infeksi neonatus. Alangkah lebih baik jika di

rumah sakit juga tersedia ultrasonografi. Pada saat persalinan juga memerlukan dokter

anastesi yang dapat dipanggil jika diperlukan. 6,7

1.1.8.1. Sebelum persalinan 8,9

 Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah

komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan

harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)

 Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena

akan merangsang partus prematurus.

 Mengingat ada kemungkinan gestosis, dianjurkan konsumsi makanan rendah-garam;

agar tidak sesak napas, ibu dianjurkan makan dalam porsi kecil.

 Untuk mencegah anemia, ibu rutin diberi garam besi.

 Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih

ringan.

 Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.

31
1.1.8.2. Presentasi dan posisi

Pada kehamilan kembar, dokter harus mampu menghadapi semua kombinasi

presentasi janin. Presentasi yang paling sering adalah kepala-kepala (45%), kepala-

bokong (35%), bokong-bokong (10%), kepala-lintang (6%) dan lain-lain (4%) 3. Hal

yang perlu menjadi perhatian adalah posisi ini selain kepala-kepala adalah tidak stabil

baik sebelum maupun selama proses persalinan.9,10

Jika presentasi janin adalah kepala-kepala dan tidak ada komplikasi, dapat

dilakukan partus pervaginam. Jika presentasi janin kepala-bokong,maka janin

pertama dapat partus vaginam dan janin kedua dapat dilakukan versi luar sehingga

presentasinya kepala kemudian dilakukan partus pervaginam atau dilakukan

persalinan sungsang. Apabila presentasi janin pertama bukan kepala, kedua janin

dilahirkan per abdominam. 10,11

Gambar 6. Kiri : presentasi vertex-vertex


Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong

32
Gambar 7. Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar

1.1.8.2 Proses persalinan

Kala I diperlakukan seperti biasa jika bayi I letaknya memanjang/membujur.

Karena sebagian besar persalinan kembar adalah premature, maka pemakaian sedatif

perlu dibatasi. Episiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala II dan

mengurangi tekanan pada bayi.

Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar vaginal untuk

mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Jika letak janin memanjang, selaput

ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan untuk menghindari prolaps

funikuli. Ibu dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri

agar bagian bawah janin masuk dalam panggul. Janin kedua turun dengan cepat

sampai ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui bayi

pertama. 11

Jika janin kedua dalam posisi lintang, denyut jantung janin tidak teratur,terjadi

prolaps funikuli, solusio plasenta atau persalinan spontan tidak terjadi dalam 15

33
menit, maka janin perlu dilahirkan dengan tindakan obstetric karena risiko akan

meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam hal letak lintang dicoba mengadakan

versi luar, namun jika tidak berhasil maka segera dilakukan versi-ekstraksi tanpa

narkosis. Pada janin dengan letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada

letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak sungsang. Seksio sesaria dapat dilakukan

pada kehamilan kembar atas indikasi janin pertama letak lintang, prolaps funikuli dan

plasenta previa. 12,13

Masuknya dua bagian besar dari janin ke dalam panggul sangat luas. Kesulitan ini

diatas dengan mendorong kepala atau bokong yang belum masuk benar ke dalam

rongga panggul keatas untuk memungkinkan janin yang lain lahir lebih dulu.11,12,13

Kesulitan lain yang mungkin terjadi adalah interlocking. Janin pertama dalam

letak sungsang dan janin kedua dalam presentasi kepala. Setelah bokong lahir, dagu

janin pertama tersangkut pada leher janin kedua. Jika keadaan ini tidak dapat

dilepaskan, dilakukan dekapitasi atau seksio sesaria.12

Segera setelah bayi kedua lahir, ibu disuntikkan oksitosin 10 IU IM dan tinggi

fundus uteri diawasi. Jika tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka plasenta

dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin. Bila perlu infus oksitosi 10 IU dalam 500cc

glukosa. Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama agar perdarahan post partum

dapat diketahui dini dan dapat segera ditangani.3,10,11

34
Gambar 8. Mekanisme persalinan pada kehamilan kembar

1.1.8.3. Interval kelahiran

Interval antara lahirnya bayi pertama dan kedua biasanya 5 – 15 menit, dengan

waktu rata-rata 11 menit. Kelahiran bayi kedua yang kurang dari 5 menit setelah bayi

pertama akan menimbulkan trauma persalinan. Sementara kelahiran bayi kedua yang

lebih dari 30 menit dapat menimbulkan insufisiensi uteroplasental, karena

berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum bayi

dilahirkan.12,13

1.1.9. Komplikasi

Komplikasi pada ibu dan janin pada keadaan hamil kembar lebih besar

dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Angka kematian parinatal pada kehamilan

kembar cukup tinggi. Kembar monozigotik 2,5 kali lebih tinggi dari pada angka

kematian kembar dizigotik. Risiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya

tinggi. Pada trimester pertama kehamilan reabsorbsi satu janin atau keduanya mungkin

terjadi. Anemia sering kali ditemukan pada kehamilan kembar karena kebutuhan nutrisi

35
yang tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan

sel darah merah mengakibatkan kadar hemoglobin menjadi turun. 10,14

Pada tahun 2006, angka kejadian persalinan prematur di Amerika (umur

kehamilan 37 minggu) pada kehamilan kembar sebesar 61%. Angka ini jauh melampaui

kehamilan tunggal premature yaitu sebesar 11% 12,13,14.

Frekuensi terjadinya hipertensi, preklamsia dan eklamsia meningkat pada

kehamilan kembar. Perdarahan antepartum karena permukaan plasenta yang jelek pada

kehamilan kembar sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian yang paling umum

terjadi pada salah satu janin adalah membelitnya tali pusar. Bahaya yang perlu

diperhatikan pada kematian satu janin adalah koagulopati konsumtif berat yang dapat

mengakibatkan disseminated intravascular coaglopathy.

Berat badan lahir rendah lebih sering ditemukan pada kehamilan kembar dari

pada kehamilan tunggal. Sebanyak 59% dari kelahiran kembar memiliki berat badan

lahir rendah (< 2500 g). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan janin yang terbatas serta

persalinan preterm. Pada kehamilan kembar juga memungkinkan terjadi hambatan

pertumbuhan intra urin. Pada kehamilan dizigotik, perbedaan ukuran yang mencolok

biasanya disebabkan oleh plasentasi yang tidak sama. Satu tempat plasenta menerima

suplai darah yang lebih baik dibandingkan yang lainnya. Perbedaan ukuran juga bisa

disebabkan oleh abnormalitas umbilicius.10,12,13

Twin to twin transfusion syndrome (TTTS) adalah suatu keadaan dimana terjadi

transfusi darah intrauterin dari janin ke janin yang lain pada kehamilan kembar. TTTS

merupakan komplikasi dari kehamilan kembar monokorionik dimana dari gambaran

sonografi terlihat ditemukan polihidramnion pada satu kantong dan oligohidramnion

pada kantong yang lainnya pada suatu kehamilan ganda monochorionik-diamniotik.

TTTS merupakan akibat dari ketidak-seimbangan yang kronis dari transfusi antar janin
36
kembar yang terjadi melalui anastomosis pembuluh plasenta pada kehamilan kembar

monochorion. Janin donor akan menjadi anemis, oligiri, dan mengalami pertumbuhan

yang terhambat, sedangkan janin penerima (resipien) menjadi polisitemia, poliuria,

hipervolemia, dan potensial menjadi hidropik.12,13,14

Gambar 9. Transfusi pada Twin to Twins Sindrom

1.1.10. Prognosis

Bahaya bagi ibu dengan kehamilan kembar lebih tinggi dari pada kehamilan

tunggal. Hal ini dikarenakan pada kehamilan kembar, ibu lebih sering mengalami

anemia, pre-eklampsia, operasi obstetric dan perdarahan postpasrtum sehingga

prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, dimana resiko

terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif dan

perdarahan post partum lebih tinggi. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena

premature, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan

letak janin.10,13

37
Kematian bayi kedua lebih tinggi dari pada bayi pertama karena lebih sering

terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah bayi pertama lahir, lebih banyak terjadi

prolapsus funikuli, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin kedua.10,12,13

38
BAB V

KESIMPULAN

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih

embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan

dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini sehingga membentuk

dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam satu atau lebih. Jenis kehamilan ganda

ada dua yaitu kembar monozigotik dan kehamilan dizigotik, adapun faktor-faktor yang

mempengaruhinya yaitu faktor ras, keturunan, umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas.

Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak,

edema dan varises, hiperemesis, preeklamsi-eklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan

kembar perlu diantisipasi untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga

perlu pengawasan yang lebih intensif dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan

kehamilan lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta

kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan kembar.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Kehamilan multijanin. Dalam: Hartono A, Suyono YJ, Pendit BU (alih bahasa). Obstetri
Williams. Volume 1 edisi 21. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2006. h. 852-897
2. Liewellyn-Jones D. Kelainan presentasi janin. Dalam: Hadyanto, editor edisi bahasa
Indonesia. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. 2002: 160-
162
3. Zach T. Multiple births. Dalam: emedicine from WebMD, 2006. Available at URL
http://www.emedicine.com/med/topic2599.htm
4. Morales AJ et al. Multifetal pregnancy reduction. Dalam: Ethics in Obstetric and
Gynecology, 1999. Available at URL
http://www.acog.com/from_home/publications/ethics/ethics041.pdf
5. Chertok I. Multifetal pregnancy reduction and halakha. Dalam: Barnea ER, editor. Early
pregnancy: biology and medicine. Volume V number 3. Israel: SIEP, 2001. p.201-210.
Available at URL http://www.earlypregnancy.org/EPBM.htm
6. Kliegman RM. Kehamilan multipel. Dalam: Wahab AS, editor bahasa Indonesia. Ilmu
kesehatan anak Nelson. Volume 1 edisi 15. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC,
2000. h. 559-561Thilo EH, Rosenberg AA. Multiple births. Dalam: Hay WW (ed).
Current pediatric diagnosis & treatment. 16th edition. Europe: McGraw Hill Education,
2002. h. 56-57
7. Fletcher GE. Multiple births. 2009. Available at URL http://emedicine.medscape.com

8. Prof. Dr. Djamhoer M, Prof. Dr. Firman FW, Prof. Dr. Jusuf SE. Kehamilan kembar.
Dalam: Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran ECG.Edisi 3, 2013.
9. Liewellyn-Jones D. Kelainan presentasi janin. Dalam: Hadyanto, editor edisi bahasa
Indonesia. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. 2002.
10. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006
11. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri fisiologi. Jakarta: EGC. 1998
12. PernollL. Multiple Pregnancy. Decherney AH, Pernoll ML.Current obstetric and

40
gynecology diagnosis and treatment.Edisi 8.United State of America: Appletonand
Lange, 1994
13. Thomas Jefferson University Hospital. Care and Managemant of Multiple Pregnancy.
Last update: 2007 http://jeffersonhospital.org/Content.asp?PageID=P08022
14. Anderson-Berry AL. Vanishing twin syndrome. Dalam: emedicine from WebMD, 2005.
Available at URL http://www.emedicine.com/med/topic3411.htm

41

Anda mungkin juga menyukai