GEMELI
PEMBIMBING :
PENYUSUN :
JAKARTA
1
LEMBAR PENGESAHAN
”Gemeli”
sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Kebidanan dan
Kandungan
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas case yang berjudul “GEMELI” ini. Adapun
penulisan referat ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan
Ilmu Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang periode 2 Juni
SpOG selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan case ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang
turut serta membantu penyusunan case ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu jika
Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam case ini,
penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
(Penulis)
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih dari satu sedang meningkat.
Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan jumlah kelahiran
triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak hingga 40,4
persen.1 Secara umum, hal ini terjadi semakin luasnya penggunaan teknologi reproduksi
dalam penatalaksanaan infertilitas. Selain itu kehamilan kembar juga dapat terjadi karena
sebab lainnya, seperti usia ibu saat kehamilan, wanita dengan riwayat persalinan yang sering,
wanita yang hamil segera setelah berhenti minum pil KB dan juga lebih tinggi pada orang
juga telah mengidentifikasi lebih banyak kehamilan kembar, tetapi separuh dari yang
teridentifikasi tersebut terdapat satu janin mati dan menghilang pada paruh kedua kehamilan,
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik,
obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga
diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi
sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa
banyak, bahkan sampai lima dan enam. Karena obat progesteron dan kontrasepsi kombinasi
mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya transportasi tuba dan implantasi
meningkatkan risiko terjadinya kembar pada kehamilan yang pembuahannya terjadi dekat
5
Peningkatan luar biasa kehamilan multijanin ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Keadaan ini berhubungan dengan peningkatan insiden komplikasi obstetrik pada
ibu, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Para bayi yang
dilahirkan dari kehamilan kembar ini lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup dan
lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm. Meskipun dengan
kemajuan terkini pelayanan obstetrik, mortalitas perinatal pada kehamilan kembar mencapai
4-6 kali lebih tinggi dan morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan
kehamilan tunggal.1,8
6
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 31 tahun
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Kp.Karyamukti, Lemah abang, Karawang
Suku : Sunda
Tanggal Masuk RS : 10 September 2014
IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. S
Umur : 33 tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Karyamukti, Lemah abang, Karawang
Suku : Sunda
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan secara autoanamnesis di kamar bersalin RSUD Karawang
pada tanggal 10 September 2014 pukul 10.00
A. Keluhan Utama
G2P1A0 datang dengan rujukan bidan, hamil 9 bulan dengan gemeli dan mulas.
B. Keluhan Tambahan
-
7
C. Riwayat Penyakit Sekarang
G2P1A0 rujukan bidan datang ke kamar bersalin RSUD Karawang dengan
keluhan mulas sejak 1 jam SMRS. Pasien merasa mulas – mulas yang tidak teratur,
tidak keluar air – air, lendir maupun darah dari jalan lahir, tidak mengalami keputihan,
tidak merasakan nyeri kepala, tidak merasakan pandangan yang buram. Pasien tidak
mengeluh mual dan muntah, tidak nyeri pada ulu hati. Pasien masih merasakan
gerakan janin yang aktif. Pasien mengaku hamil 9 bulan.
D. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : Teratur
Lama Haid : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut per hari
Nyeri haid : (-)
E. Riwayat Perkawinan
Status : Menikah, 1x
Usia saat menikah : 18 tahun
8
H. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, alergi obat
atau makanan.
I. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma,
alergi obat atau makanan
Thoraks
Cor : BJ 1 normal, BJ 2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : membuncit sesuai kehamilan, nyeri tekan (-) di seluruh region
abdomen, BU (+) 3x/menit
Ekstremitas atas : Akral dingin -/-, edema -/-
Ekstremitas bawah : Akral dingin -/-, edema +/+
B. STATUS OBSTETRI
Abdomen
Inspeksi : Membuncit, striae (+)
9
Palpasi : TFU 48 cm , nyeri tekan (-)
- Leopold I : kepala dan bokong
- Leopold II : punggung kiri dan kanan
- Leopold III : bokong dan kepala
- Leopold IV : belum masuk PAP
Genitalia
Inspeksi : v/u tak ada kelainan, perdarahan aktif (-)
Inspekulo : portio livid, ostium terbuka, fluor (-), fluxus (+)
Pemeriksaan Dalam
VT : Porsio kenyal, posterior, tebal 3 cm
DJJ : 143 dpm dan 132 dpm
a. Hematologi
Hb : 13 g/dl
Leukosit : 11,320 /mm3
Trombosit : 403.000 /mm3
Hematokrit : 39,1 %
GDS : 61 mg/dl
b. Serologi
HBSAg : negatif
c. Kimia
Golongan Darah : B (+)
Ureum : 7,9 mg/dl
Creatinin : 0,51 mg/dl
SGOT : 14,8 U/L
SGPT : 6 U/L
Kolesterol Total : 227 mg/dl
10
Protein urin : Negatif
Gambaran CTG
11
V. RESUME
G2P1A0 rujukan bidan datang ke kamar bersalin RSUD Karawang dengan
keluhan mulas sejak 1jam SMRS. Pasien merasa mulas – mulas yang tidak teratur,
keluar cairan (-). Tidak keluar lendir maupun darah dari jalan lahir, tidak
mengalami keputihan, tidak merasakan nyeri kepala, tidak merasakan pandangan
yang buram. Pasien mengaku tidak mual dan muntah, serta tidak nyeri pada ulu
hati.. Pasien masih merasakan gerakan janin yang aktif. Pasien mengaku hamil 9
bulan.
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
VIII. PENATALAKSANAAN
Observasi keadaan umum, tanda vital, his, dan denyut jantung janin
Lab : DPL, UL, GDS, UR/CR, BT/CT
Medika mentosa :
Tokolitik : Nifedipin 4 x 10 mg
Ceftriaxone 1 x 2gr
Terminasi Kehamilan : SC elektif
13
Dilakukan insisi pfannenstiel, abdomen dibuka lapis demi lapis, sbu di insisi
semilunar secara tajam, ditembus tumpul, dilebarkan tajam.
Dengan menarik kepala lahir bayi perempuan I, 2350 gr 47 cm, A/S 6/8, air ketuban
jernih, jumlah sedikit
Dengan menarik kaki lahir bayi perempuan II, 2140 gr 46 cm, A/S 6/8, air ketuban
jernih, jumlah cukup
Dengan tarikan lahir plasenta lengkap, dipasang IUD TS. Kedua tuba ovarium dalam
batas normal.
Cavum uteri bersih
Kedua ujung SBU dijahit hemostasis, dijahit menggunakan vicryl no 3.0, perdarahan
dirawat
Dipastikan alat dan kasa lengkap
Abdomen ditutup lapis demi lapis
Perdarahan 300 cc, urine 100 cc jernih
Instruksi post SCTPP :
- Observasi TTV, kontraksi serta perdarahan/15 menit dalam 1 jam
pertama, tiap 30 menit dalam 1 jam kedua
- Mobilisasi bertahap
- Hygiene luka operasi
- GV hari ke 3
- Motivasi ASI
- RL+oksitosin 20 iu/500 cc 18 tpm 1x24 jam
- DPL post op
- Folley Catheter 1x24 jam
- Diet TKTP
- Medikamentosa :
o Ketorolac 3x1 ampul
o Hemobion 1x1 p.o
o Ceftriaxon 1x2 gr iv
FOLLOW-UP
Tanggal S O A P
14
12/09/201 Nyeri luka T.120/70, N.88x.menit, P2A0 post Observasi
4 operasi (+), S.36 °C, P.18x/menit SC+IUD hari TTV,
07.00 sulit kentut St. Generalis: 0 gemeli kontraksi,
(+), demam KU: Tampak sakit ringan/ perdarahan
(-), mual (-), CM Ceftriaxone
muntah (-), Mata : CA -/- SI-/- 1x2gr iv
mobilisasi Thoraks : Cor dan pulmo Ketorolac 3x1
(-), ASI (+) dbn ampul
Abdomen: supel, bising Oksitosin 20
usus (+) 2x/menit IU/500 cc RL
Extremitas:Akral hangat+/+, 18 TPM
oedem -/- Hemobion 1x1
St. Obstetri: Ganti verban
hari ke III
TFU : Sepusat
Diet TKTP
V/U: Tenang, perdarahan
aktif (-)
Kontraksi : Baik
LO: kering, merembes (-)
15
makan (-), usus (+) 3x/ menit Diet TKTP
mobilisasi Extremitas: Akral - U
(+), ASI (+) hangat+/+, oedem -/- -
kentut (+) St. Obstetri: - s
TFU : 1 jari dibawah pusat i
V/U: Tenang, perdarahan
aktif (-)
Kontraksi : Baik
LO : kering, merembes (-)
14/09/14 Nyeri luka T.120/80,N.88x/menit, P2A0 post Observasi
07.00 operasi (+) S.36.8°C, P.20x/menit SC+IUD hari TTV
berkurang, St. Generalis: 2 gemeli Cefadroxyl
pusing (-), KU/Kes: Tampak sakit 3x500 mg
demam (-), ringan / CM Asam
mual (-), Mata : CA +/+, SI-/- mefenamat
muntah (-), Thoraks : Cor dan pulmo 3x500 mg
BAK (+) dbn Neurobion 1x1
banyak, Abdomen: Supel, BU (+) GV hari ke III
BAB (-) 2 3x/menit Diet TKTP
hari, ASI Extremitas:Akral hangat+/+
(+), oedem -/- o M
mobilisasi St. Obstetri: g
(+) TFU : 1 jari dibawah pusat S
V/U: Tenang, perdarahan O
aktif (-) 4
Kontraksi : Baik
LO : kering, merembes (-) 0
%
16
BAB III
ANALISA KASUS
Teori Kasus
mensuplai Fe.
18
Penilaian klinis dilakukan seperti Selain itu, diberikan antibiotik profilaksis
pada umumnya proses persalinan
Lalu kehamilan pasien diterminasi dengan seksio
normal.
sesarea
Persiapan-persiapan yang perlu untuk
tindakan bedah sesar yang mungkin
dikerjakan.
19
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
I. KEHAMILAN KEMBAR
1.1.1. Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multiple adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat berupa kehamilan ganda / gemelli (2 janin),
multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi (dizigotik) atau jika satu
ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio (monozigotik).2
Superfetasi adalah fertilisasi dan perkembangan ovum ketika janin telah berada di
dalam uterus, atau fertilisasi 2 buah telur tidak pada siklus yang sama. Superfetasi masih
melalui inseminasi setelah ovum difertilisasi, atau fertilisasi telur pada waktu berdekatan
tapi tidak pada koitus yang sama. Superfekundasi dapat terjadi pada manusia, karena
dalam kepustakaan diceritakan mengenai seorang ibu kulit putih yang melahirkan anak
seorang kulit putih dan seorang anak mulato pada suatu persalinan kembar.3
20
1.1.2. Epidemologi
per 1000 kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigotik bervariasi dalam setiap ras di
suatu negara dan dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari 3 per 1000 kelahiran pada
ibu berusia di atas 20 tahun hingga 14 per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35 – 40 tahun)
serta paritas. Di Indonesia, terdapat satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000
kelahiran 1,4.
a. Ras
lebih tinggi terjadi di Afrika yaitu 1 dari 20 kelahiran. Di Asia gemelli jarang terjadi.
b. Hereditas
Wanita berusia 35 – 40 tahun dengan empat anak atau lebih, memiliki kemungkinan
melahirkan anak kembar tiga kali lipat dibanding wanita berusia 20 tahun 4.
Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan tinggi
dibandingkan pada wanita yang bertubuh kecil. Hal ini mungkin lebih terkait dengan
Kehamilan multipel lebih sering terjadi pada wanita yang mengkonsumsi obat-obat
kehamilan triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan akibat konsumsi gonadotropin
merupakan kehamilan kembar ganda dan sekitar 5% merupakan kembar triplet atau
lebih. Risiko kehamilan kembar juga meningkat pada proses transfer embrio dan
superovulasi.7
1.1.3. Fisiologi
a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin
tunggal.
b. Berat badan bayi baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di
bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya
berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak
sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya.
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu
setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan.
Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
Dapat terjadi sindroma transfusi fetal, pada janin yang mendapat darah lebih
Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
22
Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda), atau pada kehamilan
yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.
1.1.4. Etiologi
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain
dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de. Graaf atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian
dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar
yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau
ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. 2,4.
plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi
setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi
kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan
23
1.1.5. Klasifikasi Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik
atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Jenis kehamilan kedua anak
sama, rupanya sama atau bayangan cermin; mata, kuping, gigi, rambut, kulit
dan ukuran antropologik sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu
terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa
karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi berlawanan.
Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga
telur; disebut juga heterolog, binovuler, atau fratenal. Jenis kelamin sama atau
Conjoined twins atau kembar Siam adalah kembar dimana janin melekat satu
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang
sama pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek. Kehamilan
demikian ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar dizigotik. Pada tahun 1910
oleh Archer dilaporkan bahwa seorang wanita kulit putih yang melakukan koitus
berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan seorang Negro
melahirkan bayi kembar dengan satu bayi berwarna putih dan yang lainnya berupa
mullato. Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum
1. Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III)
menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar
dizygotic dan meliputi hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)
2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke
IV – VIII) menghasilkan 1 plasenta dan 2 amnion (meliputi 2/3 kasus kembar
monozygotic)
26
3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1
plasenta, 1 chorion dan 1 amnion
4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada
hari ke XIII – XV menyebabkan kembar siam.
1.1.6. Diagnosis
Efek kehamilan kembar, yaitu: tekanan pada pelvis yang lebih berat dan lebih
abdominal dan kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan persisten.
1. Anamnesis
keturunan kembar
27
Polihidramnion;
3. Auskultasi
1.1.6.2. Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah sel darah merah menurun,
kali muncul pada kehamilan kembar. Pada tri mester kedua, kebutuhan fetus terhadap
pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein ibu, meskipun pemeriksaan ini tidak
berdiri sendiri.
1.1.6.3. Ultrasonografi
dengan melihat jumlah kantung gestasi di dalam kavum uteri. Diagnosis definitif
kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari satu mudigah yang
bila terlihat 2 kantung gestasi yang masing-masing berisi mudigah hidup, maka
(MK-MA).
dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta, dan sekat pemisah
kedua janin. Bila jenis kelamin berbeda atau terdapat 2 plasenta yang letaknya
terpisah, menunjukkan kehamilan kembar DK-DA; akan tetapi bila dijumpai keadaan
yang sebaliknya belum berarti kehamilan kembar MK. Pada kehamilan DK, sekat
pemisah terlihat tebal (terdiri atas 2 lapisan amnion dan 2 lapisan korion); sedangkan
pada kembar MK-DA sekat pemisah terlihat tipis (hanya terdiri atas 2 lapisan
amnion). Sekat pemisah pada MK-DA seringkali sangat tipis sehingga sulit
diidentifikasi.8
Rontgen foto abdomen. Namun cara ini sudah jarang dilakukan karena adanya
bahaya penyinaran
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek
dengan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar. Kira-kira 25% bayi kembar,
50% bayi triplet, dan 75% bayi kuadruplet lahir 4 minggu sebelum kehamilannya
cukup-bulan. Lama kehamilan rata-rata untuk kehamilan kembar 260 hari, triplet 246
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah, sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. Frekuensi hidramnion kira-
kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
kehamilan kembar. Hal ini diterangkan dengan penjelasan bahwa keregangan uterus
yang berlebihan menyebabkan iskemia uteri. Solusio plasenta dapat terjadi setelah bayi
pertama lahir, sehingga menyebabkan salah satu faktor kematian yang tinggi bagi janin
kedua. Keluhan karena tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti sesak napas, sering
30
Berhubung uterus regang secara berlebihan, ada kecenderungan terjadinya inersia
uteri. Tetapi, keadaan ini diimbangi oleh bayi yang relatif lebih kecil, sehingga lamanya
proses persalinan, tersedia produk darah untuk transfusi, dan tersedianya obstetrisian
intrauterine. Pemberian ampsilin 2 gram juga disiapkan setiap 6 jam jika terjadi
persalinan premature untuk mencegah infeksi neonatus. Alangkah lebih baik jika di
rumah sakit juga tersedia ultrasonografi. Pada saat persalinan juga memerlukan dokter
Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan
harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
agar tidak sesak napas, ibu dianjurkan makan dalam porsi kecil.
Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih
ringan.
31
1.1.8.2. Presentasi dan posisi
presentasi janin. Presentasi yang paling sering adalah kepala-kepala (45%), kepala-
bokong (35%), bokong-bokong (10%), kepala-lintang (6%) dan lain-lain (4%) 3. Hal
yang perlu menjadi perhatian adalah posisi ini selain kepala-kepala adalah tidak stabil
Jika presentasi janin adalah kepala-kepala dan tidak ada komplikasi, dapat
pertama dapat partus vaginam dan janin kedua dapat dilakukan versi luar sehingga
persalinan sungsang. Apabila presentasi janin pertama bukan kepala, kedua janin
32
Gambar 7. Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar
Karena sebagian besar persalinan kembar adalah premature, maka pemakaian sedatif
Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar vaginal untuk
mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Jika letak janin memanjang, selaput
ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan untuk menghindari prolaps
funikuli. Ibu dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri
agar bagian bawah janin masuk dalam panggul. Janin kedua turun dengan cepat
sampai ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui bayi
pertama. 11
Jika janin kedua dalam posisi lintang, denyut jantung janin tidak teratur,terjadi
prolaps funikuli, solusio plasenta atau persalinan spontan tidak terjadi dalam 15
33
menit, maka janin perlu dilahirkan dengan tindakan obstetric karena risiko akan
meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam hal letak lintang dicoba mengadakan
versi luar, namun jika tidak berhasil maka segera dilakukan versi-ekstraksi tanpa
narkosis. Pada janin dengan letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada
letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak sungsang. Seksio sesaria dapat dilakukan
pada kehamilan kembar atas indikasi janin pertama letak lintang, prolaps funikuli dan
Masuknya dua bagian besar dari janin ke dalam panggul sangat luas. Kesulitan ini
diatas dengan mendorong kepala atau bokong yang belum masuk benar ke dalam
rongga panggul keatas untuk memungkinkan janin yang lain lahir lebih dulu.11,12,13
Kesulitan lain yang mungkin terjadi adalah interlocking. Janin pertama dalam
letak sungsang dan janin kedua dalam presentasi kepala. Setelah bokong lahir, dagu
janin pertama tersangkut pada leher janin kedua. Jika keadaan ini tidak dapat
Segera setelah bayi kedua lahir, ibu disuntikkan oksitosin 10 IU IM dan tinggi
fundus uteri diawasi. Jika tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka plasenta
dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin. Bila perlu infus oksitosi 10 IU dalam 500cc
glukosa. Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama agar perdarahan post partum
34
Gambar 8. Mekanisme persalinan pada kehamilan kembar
Interval antara lahirnya bayi pertama dan kedua biasanya 5 – 15 menit, dengan
waktu rata-rata 11 menit. Kelahiran bayi kedua yang kurang dari 5 menit setelah bayi
pertama akan menimbulkan trauma persalinan. Sementara kelahiran bayi kedua yang
berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum bayi
dilahirkan.12,13
1.1.9. Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin pada keadaan hamil kembar lebih besar
kembar cukup tinggi. Kembar monozigotik 2,5 kali lebih tinggi dari pada angka
kematian kembar dizigotik. Risiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya
tinggi. Pada trimester pertama kehamilan reabsorbsi satu janin atau keduanya mungkin
terjadi. Anemia sering kali ditemukan pada kehamilan kembar karena kebutuhan nutrisi
35
yang tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan
kehamilan 37 minggu) pada kehamilan kembar sebesar 61%. Angka ini jauh melampaui
kehamilan kembar. Perdarahan antepartum karena permukaan plasenta yang jelek pada
kehamilan kembar sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian yang paling umum
terjadi pada salah satu janin adalah membelitnya tali pusar. Bahaya yang perlu
diperhatikan pada kematian satu janin adalah koagulopati konsumtif berat yang dapat
Berat badan lahir rendah lebih sering ditemukan pada kehamilan kembar dari
pada kehamilan tunggal. Sebanyak 59% dari kelahiran kembar memiliki berat badan
lahir rendah (< 2500 g). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan janin yang terbatas serta
pertumbuhan intra urin. Pada kehamilan dizigotik, perbedaan ukuran yang mencolok
biasanya disebabkan oleh plasentasi yang tidak sama. Satu tempat plasenta menerima
suplai darah yang lebih baik dibandingkan yang lainnya. Perbedaan ukuran juga bisa
Twin to twin transfusion syndrome (TTTS) adalah suatu keadaan dimana terjadi
transfusi darah intrauterin dari janin ke janin yang lain pada kehamilan kembar. TTTS
TTTS merupakan akibat dari ketidak-seimbangan yang kronis dari transfusi antar janin
36
kembar yang terjadi melalui anastomosis pembuluh plasenta pada kehamilan kembar
monochorion. Janin donor akan menjadi anemis, oligiri, dan mengalami pertumbuhan
1.1.10. Prognosis
Bahaya bagi ibu dengan kehamilan kembar lebih tinggi dari pada kehamilan
tunggal. Hal ini dikarenakan pada kehamilan kembar, ibu lebih sering mengalami
prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, dimana resiko
perdarahan post partum lebih tinggi. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena
premature, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan
letak janin.10,13
37
Kematian bayi kedua lebih tinggi dari pada bayi pertama karena lebih sering
terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah bayi pertama lahir, lebih banyak terjadi
prolapsus funikuli, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin kedua.10,12,13
38
BAB V
KESIMPULAN
Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih
embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan
dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini sehingga membentuk
dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam satu atau lebih. Jenis kehamilan ganda
ada dua yaitu kembar monozigotik dan kehamilan dizigotik, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu faktor ras, keturunan, umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas.
Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak,
kembar perlu diantisipasi untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga
perlu pengawasan yang lebih intensif dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Kehamilan multijanin. Dalam: Hartono A, Suyono YJ, Pendit BU (alih bahasa). Obstetri
Williams. Volume 1 edisi 21. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2006. h. 852-897
2. Liewellyn-Jones D. Kelainan presentasi janin. Dalam: Hadyanto, editor edisi bahasa
Indonesia. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. 2002: 160-
162
3. Zach T. Multiple births. Dalam: emedicine from WebMD, 2006. Available at URL
http://www.emedicine.com/med/topic2599.htm
4. Morales AJ et al. Multifetal pregnancy reduction. Dalam: Ethics in Obstetric and
Gynecology, 1999. Available at URL
http://www.acog.com/from_home/publications/ethics/ethics041.pdf
5. Chertok I. Multifetal pregnancy reduction and halakha. Dalam: Barnea ER, editor. Early
pregnancy: biology and medicine. Volume V number 3. Israel: SIEP, 2001. p.201-210.
Available at URL http://www.earlypregnancy.org/EPBM.htm
6. Kliegman RM. Kehamilan multipel. Dalam: Wahab AS, editor bahasa Indonesia. Ilmu
kesehatan anak Nelson. Volume 1 edisi 15. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC,
2000. h. 559-561Thilo EH, Rosenberg AA. Multiple births. Dalam: Hay WW (ed).
Current pediatric diagnosis & treatment. 16th edition. Europe: McGraw Hill Education,
2002. h. 56-57
7. Fletcher GE. Multiple births. 2009. Available at URL http://emedicine.medscape.com
8. Prof. Dr. Djamhoer M, Prof. Dr. Firman FW, Prof. Dr. Jusuf SE. Kehamilan kembar.
Dalam: Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran ECG.Edisi 3, 2013.
9. Liewellyn-Jones D. Kelainan presentasi janin. Dalam: Hadyanto, editor edisi bahasa
Indonesia. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. 2002.
10. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006
11. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri fisiologi. Jakarta: EGC. 1998
12. PernollL. Multiple Pregnancy. Decherney AH, Pernoll ML.Current obstetric and
40
gynecology diagnosis and treatment.Edisi 8.United State of America: Appletonand
Lange, 1994
13. Thomas Jefferson University Hospital. Care and Managemant of Multiple Pregnancy.
Last update: 2007 http://jeffersonhospital.org/Content.asp?PageID=P08022
14. Anderson-Berry AL. Vanishing twin syndrome. Dalam: emedicine from WebMD, 2005.
Available at URL http://www.emedicine.com/med/topic3411.htm
41