Anda di halaman 1dari 28

 Kode etik Survei dan pemetaan

Menyadari bahwa profesi Surveyor Indonesia adalah profesi perintis pembangunan,


maka Surveyor Indonesia perlu membekali dirinya dengan cita-cita luhur dalam
mengemban profesi :

Bahwasanya HATI NURANI, yaitu perpaduan kejujuran, keadilan, dan santun


merupakan falsafah moral yang dalam kanan kepentingan timbal balik antar
manusia, seyogyanya menjadi pokok-pokok yang melandasi etik; maka para
Surveyor Indonesia :

1. Wajib menjunjung tinggi Falsafah dan UUD negara ;


2. Harus memiliki kesadaran integritas Nasional ;

3. Setiap saat, dalam kedudukan apapun hendaknya berperilaku terpuji,


sehingga dengan demikian menjunjung kehormatan profesi surveyor
indonesia ;

4. Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang data dan informasi yang
ia sajikan ;

5. Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang metoda, sarana dan
tenaga, yang ia pergunakan dalam pengumpulan data informasi, dalam
pengolahan serta penyajiannya ;

6. Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang metoda, sarana dan
tenaga, yang ia pergunakan dalam menilai kegiatan pengumpulan data /
informasi, pengolahan dan penyajiannya ;

7. Hendaknya berusaha memperkokoh profesi surveyor dengan :

o Mencapai prestasi optimum dengan mengarahkan kecakapan dan


ketrampilannya ;

o Pertukaran informasi dan pengalaman dengan orang-orang yang


berminat akan survey dan pemetaan serta para pemakai jasa survey
dan pemetaan, dengan profesi-profesi lain, dengan para mahasiswa
dan umum ;

o Berusaha untuk memberikan kesempatan kepada para karyawan yang


bekerja di bawah pengawasannya untuk memperoleh kemajuan dan
pengembangan ;

o Memberikan imbalan penghargaan yang wajar sesuai prestasi kepada


para karyawan yang bekerja dibawah pengawasannya ;

8. Hendaknya mawas diri dengan :

o Hanya menerima penugasan yang ia tahu orang-orangnya mampu


melaksanakan, didasari oleh pendidikan, latihan dan pengalaman ;
o Mengerahkan para ahli dan spesialis bila dipandang perlu, agar
dengan demikian pemberi tugas dapat dilayani dengan sebaik
mungkin ;

o Bersedia menerima saran / kritik ;

o Mengakui / menghargai pemilikan serta kepentingan dan hak-hak


orang lain ;

9. Tidak akan bersaing secara curang dengan siapapun dalam profesi ini
dengan :

o Mengiklankan diri secara tidak hormat ;

o Menyalahgunakan jabatannya atau jabatan orang lain untuk


memperoleh keuntungan ;

o Mencela orang lain terutama yang seprofesi ;

o Melakukan penekanan atau mempengaruhi secara tidak patut, atau


meminta karunia dengan menjanjikan/memberikan imbalan uang
atau bentuk lain ;

10. Hendaknya memberikan penghargaan yang layak terhadap orang lain


dan/atau perusahaan atas sumbangan profesionalnya.

 Kasifikasi Profesi
1. Surveyor
Jika bicara tentang profesi surveyor pemetaan, mungkin banyak orang awam yang belum
terlalu mengetahui pekerjaan ini. Jikapun sudah, mungkin hanya terbatas pada seseorang
yang keahliannya mengukur bidang tanah, karena memang itulah surveyor pemetaan yang
paling dekat dengan masyarakat. Padahal, jika mau ditelisik lebih dalam, surveyor pemetaan
adalah salah satu profesi yang cukup menjanjikan, dengan ritme kerja yang –bisa dibilang–
mengasyikkan.
Survei memang identik dengan lapangan, dan memang pemetaan begitu lekat dengan
pekerjaan lapangan. Dalam dunia Geodesi, survei ada beberapa macam: mulai dengan satelit
menggunakan GPS Geodetik, menggunakan alat-alat terestris seperti Total Station,
theodolite, atauwaterpass levelling, atau sekedar mengambil informasi lapangan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi seperti GPS handheld. GPS Geodetik biasa digunakan untuk
survei yang membutuhkan ketelitian tinggi (hingga mencapai cm atau mm), dan mencakup
area yang relatif luas. Titik ikat yang digunakan bisa berupa stasiun CORS atau titik Jaring
Kontrol Geodesi (JKG) yang tersebar di seluruh Indonesia. Metode terestrial seperti Total
Station, theodolite, atau waterpass levelling juga biasa digunakan untuk pemetaan dengan
ketelitian tinggi, namun untuk area yang tidak terlalu luas dan medan yang juga tidak terlalu
berat. Survei konstruksi juga menggunakan metode ini, mulai dari stake out yang diikatkan
pada benchmark tertentu hingga positioning bangunan baik secara horizontal maupun
vertikal. Untuk GPS handheld, ketelitian yang didapatkan bisa mencapai satuan meter,
namun efektif digunakan untuk mengambil informasi di lapangan yang tidak menuntut
ketelitian tinggi dan membutuhkan waktu yang cepat, seperti nama rupabumi (toponim),
misalnya nama tempat, nama bangunan, nama unsur alam, dll. Juga ketika dibutuhkan
informasi navigasi yang berkaitan dengan tracking atau untuk menuju suatu lokasi atau
koordinat tertentu.

2. Surveyor Kadaster
Surveyor Kadastral adalah seseorang yang mempunyai keahlian di
bidang pengukuran dan pemetaan kadastral dan kemampuan
mengorganisasi pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral, yang diberi
kewenangan untuk melakukan pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral tertentu
dalam rangka pendaftaran tanah, baik sebagai usaha pelayanan masyarakat sendiri
maupun sebagai pegawai badan hukum yang berusaha di bidang pengukuran dan
pemetaan. (Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun
1998.
Jumlah Surveyor Kadastral yang ada baru mencapai kurang lebih 500 orang.
Dari jumlah tersebut, tidak lebih dari 100 orang yang aktif menjalankan profesinya di
bidang kadastral sebagai pelayan masyarakat. Asosiasi profesinya bernama ISKI (Ikatan
Surveyor Kadastral Indonesia), beralamat di Jalan Terusan Jakarta Bandung.
Jika tugas PPAT terkait 'hanya' dengan surat-surat tanah (akta, dll), maka
Surveyor Kadastral tugasnya adalah selain memeriksa kelengkapan dokumen tanah juga
menginvestigasi, mengukur, memetakan dan menetapkan batas-batas bidang tanah
kepemilikan sesuai aturan yang berlaku. Agar tidak menimbulkan masalah atau sengketa
di kemudian hari, sebelum melakukan transaksi/jual beli tanah/tukar
guling/hibah/pembebasan tanah/pembagian waris atau bentuk lain apapun dalam rangka
pengalihan hak atas bidang tanah, bahkan ketika akan melakukan kegiatan konstruksi di
atas bidang tanah yang batas-batas kepemilikanya tidak jelas, HARUS dilakukan
pemeriksaan berkas, peninjauan, pengecekan, pengukuran, dan pemetaan sesuai
kaidah-kaidah teknis kadastral. Dengan begitu dapat dihindari salah bidang/kelebihan
bayar/kekurangan bayar/penyerobotan tanah/ovelap ataupun potensi-potensi gugatan
dari pihak lain/yang berkepentingan terhadap tanah tersebut.
Kenapa Surveyor Kadastral ? Selain petugas ukur yang telah ada di BPN
jumlahnya sangat terbatas, sibuk dengan pekerjaan rutin, rata-rata usianya sudah senior,
sehingga seringkali pekerjaan menjadi lambat penyelesaiannya. Agar profesi ini
berkembang seperti di negara lain (mis:Malaysia dan Australia), seyogyanya masyarakat
mulai memanfaatkan jasa mereka. BPN dan ISKI juga punya tanggung jawab
mensosialisasikan kepada masyarakat luas.

3. Surveyor Penilaian Tanah


Sama seperti surveyor kadaster. Kadastral merupakan sistem informasi tanah yang
dibuat berdasarkan persil. Di sini terdapat segala catatan yang berkaitan dengan tanah
tersebut (seperti hak atas tanah, pembatasan pemilikan tanah, tanggung jawab yang
mempunyai hak atas tanah itu dan sebagainya). Di dalam hal ini biasanya juga
terdapat diskripsi geometri dari persil tanah yang disertai dengan catatan lengkap
seperti status kepemilikan tanah, penggunaan tanah, nilai dan sebagainya (FIG,1995).

Sedangkan peta kadastral merupakan petunjuk grafis dari persil-persil ini (Willianson
dan Enemark, 1996). Di sini akan ditunjukkan lokasi relatif dari semua persil dalam
suatu kawasan. Dengan dipakainya peta skala besar, maka obyek-obyek (seperti batas
tanah dan sebagainya) akan kelihatan dengan dimensi yang tepat. Obyek ini
digambarkan berdasarkan survei kadastral terhadap tiap-tiap persil. Survei ini dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik ukur tanah maupun fotogrametri. Informasi
yang terbentuk data tekstual atau atribut seperti nilai tanah, kepemilikan tanah,
penggunaan tanah dan sebagainya dapat ditambahkan pada persil tanah ini yang
berupa peta kadastral. Oleh karena itu terbentuklah sistem kadastral yang lengkap.

Pekerjaan survei termasuk pekerjaan survei kadastral harus dilakukan oleh orang yang
semestinya. Di dalam kaitan ini, pekerjaan survei dilakukan oleh orang yang
mempunyai dasar pengetahuan dan keahlian dalam hal survei kadastral. Oleh karena
itu hal ini diatasi dengan menerapkan surveyor berlisensi untuk survei kadastral.
Dengan adanya surveyor berlisensi ini, maka pekerjaan survei kadastral akan
diselesaikan oleh seseorang yang mempunyai lisensi. Sedangkan seseorang yang ingin
mempunyai lisensi diharuskan memenuhi persyaratan seperti pendidikan yang
memadai, pelatihan, pengalaman yang cukup. Jika pekerjaan itu dilakukan oleh orang
yang mempunyai lisensi, maka semestinya kualitas pekerjaan itu juga akan bagus
sehingga tidak merugikan pemakai jasa surveyor berlisensi (Dr. Ir. Haryono-1998).

4. Surveyor Hidrografi
Surveyor Hidrografi adalah sebuah keahlian yang Spesialis, jenis keahlian yang mungkin
sangat terbatas di Indonesia. Dan spesialis itu menjadikan profesi ini MAHAL. Ruang lingkup
atau jenis pekerjaan survey yang dilakukan untuk memetakan topografi dasar laut untuk
digunakan lebih lanjut dalam navigasi kapal, konstruksi lepas pantai, atau manajemen
sumber daya laut.
5. Surveyor Bidang Rekayasa (Teknik Sipil)
Seorang surveyor profesional memiliki satu atau lebih kegiatan yang dilakukan di
atas atau di bawah permukaan tanah/ laut dan dapat dilakukan dalam hubungan
dengan para profesional lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya, surveyor harus
mempertimbangkan aspek hukum, ekonomi, lingkungan, dan sosial yang relevan
sehingga proyek tetap berjalan secara normal. Pekerjaan mengukur tanah dan
pemetaan (Survei dan pemetaan) meliputi pengambilan/ pemindahan data-data dari
lapangan ke peta atau sebaliknya. Dalam bidang teknik sipil, meliputi pekerjaan-
pekerjaan untuk semua proyek pembangunan, seperti perencanaan dan pembuatan
gedung, jembatan, jalan, saluran irigasi. Sedangkan dalam bidang pertanian untuk
perncanaan proyek seperti : pembukaan lahan baru, saluran irigasi dll.

 Aplikasi Bidang Survey dan Pemetaan


1. Dalam Pertambangan
Survei pertambangan yaitu sebuah cabang ilmu dan teknologi dan
bidang pertambangan.
Pekerjaan ini meliputi pengukuran, perhitungan, dan pemetaan yang
melayani tujuan
mendapatkan informasi pada semua tahap dari prospeksi untuk eksploitasi
dan memanfaatkan
kandungan mineral, baik berada pada permukaan maupun pada bawah
tanah.
Berikut ini adalah kegiatan utama dari survei tambang:
a. Menginterpretasi geologi tentang kandungan mineral dalam
kaitannya dengan eksploitasi ekonomi dari padanya.
b. Penyelidikan dan negosiasi hak pertambangan mineral.
c. Membuat dan merekam, dan perhitungan pengukuran survei
tambang pertambangan kartografi.
d. Investigasi dan prediksi dampak tambang yang bekerja pada
permukaan dan dibawah permukaan.
e. Perencanaan tambang perencanaan dalam konteks lingkungan
setempat dan rehabilitasi setelah ditambang.
Kegiatan dalam survey pertambangan ini meliputi :
a. Lokasi, struktur, konfigurasi, dimensi dan karakteristik endapan
mineral dan batuan yang berdampingan dan strata atasnya. Penilaian
resreves mineral dan ekonomi eksploitasi.
b. Penerimaan, penjualan, sewa dan pengelolaan tambang mineral.
c. Menyediakan dasar arah, perencanaan dan pengendalian kerja
tambang untuk memastikan operasi pertambangan ekonomis dan
aman.
d. Studi tentang gerakan batu dan tanah yang disebabkan oleh operasi
pertambangan, prediksi mereka, dan tindakan pencegahan dan
pengobatan perbaikan kerusakan subsidence.
e. Membantu dalam perencanaan dan rehabilitasi lahan terkena dampak
operasi mineral dan bekerja sama dengan otoritas perencanaan
pemerintah daerah.

2. Dalam Teknik Sipil


GEODESI MENCAKUP KAJIAN DAN PENGUKURAN LEBIH LUAS, TIDAK SEKEDAR
PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI DI DARAT, NAMUN JUGA DIDASAR LAUT UNTUK
BERBAGAI KEPERLUAN, JUGA PENENTUAN BENTUK DAN DEMENSI BUMI BAIK DENGAN
PENGUKURAN DIBUMI DAN DENGAN BANTUAN PESAWAT UDARA, MAUPUN DENGAN
SATELIT DAN SISTEM INFORMASINYA.
BANGUNAN-BANGUNAN TEKNIK SIPIL BUKANLAH SISTEM YANG MATI. JARINGAN JALAN
MISALNYA, MERUPAKAN SISTEM YANG MEMPUNYAI DAUR HIDUP, YAITU MEMPUNYAI
UMUR RENCANA DENGAN ANGGAPAN-ANGGAPAN TERTENTU, MISALNYA VOLUME
LALU-LINTAS YANG SELALU BERUBAH DARI WAKTU KE WAKTU. URUTAN DAUR
PENGEMBANGAN SEBETULNYA TIDAK HARUS BERUPA LANGKAH DESKRIT DARI AWAL
TERUS SELESAI, TETAPI LEBIH MENYERUPAI PROSES YANG MELINGKAR DAN MUNGKIN
MELONCAT.

PEMETAAN TERISTRIS ADALAH PROSES PEMETAAN YANG PENGUKURANNYA LANGSUNG


DILAKUKAN DIPERMUKAAN BUMI DENGAN PERALATAN TERTENTU.
WAHANA PEMETAAN TIDAK HANYA DAPAT DILAKUKAN SECARA TERISTRIS, NAMUN
DAPAT PULA SECARA FOTOGRAMETIS (FOTO UDARA), RADARGRAMETRIS (BERBEDA
PANJANG GELOMBANG DGN FOTOGRAMETRIS), VIDEOGRAFIS, TEKNOLOGI SATELIT DSB.
DASAR PEMILIHAN WAHANA
PEMILIHAN WAHANA TERSEBUT TERGANTUNG DARI :
a. TUJUAN PEMETAAN
b. TINGKAT KERINCIAAN OBYEK YANG HARUS DISAJIKAN
c. CAKUPAN WILAYAH YANG DIPETAKAN.
3. Dalam Perairan Lepas Pantai

4. Survei
pertambangan yaitu
sebuah cabang ilmu
dan teknologi dan
bidang
pertambangan.
5. Pekerjaan ini
meliputi pengukuran,
perhitungan, dan
pemetaan yang
melayani tujuan
6. mendapatkan
informasi pada semua
tahap dari prospeksi
untuk eksploitasi dan
memanfaatkan
7. kandungan mineral,
baik berada pada
permukaan maupun
pada bawah tanah.
8. Berikut ini adalah
kegiatan utama dari
survei tambang:
9. 1. Menginterpretasi
geologi tentang
kandungan mineral
dalam kaitannya
dengan
10. eksploitasi ekonomi
daripadanya
11. 2. Penyelidikan dan
negosiasi hak
pertambangan mineral
12. 3. Membuat dan
merekam, dan
perhitungan
pengukuran survei
tambang
pertambangan
13. kartograf
14. 4. Investigasi dan
prediksi dampak
tambang yang bekerja
pada permukaan dan
dibawah
15. permukaan.
16. 5. Perencanaan
tambang perencanaan
dalam konteks
lingkungan setempat
dan
17. rehabilitasi setelah
ditambang.
18. Kegiatan dalam
survey pertambangan
ini meliputi :
19. 1. Lokasi, struktur,
konfgurasi, dimensi
dan karakteristik
endapan mineral dan
batuan yang
20. berdampingan dan
strata atasnya.
Penilaian resreves
mineral dan ekonomi
eksploitasi
21. 2. Penerimaan,
penjualan, sewa dan
pengelolaan tambang
mineral
22. 3. Menyediakan
dasar arah,
perencanaan dan
pengendalian kerja
tambang untuk
23. memastikan operasi
pertambangan
ekonomis dan aman
24. 4. Studi tentang
gerakan batu dan
tanah yang disebabkan
oleh operasi
pertambangan,
25. prediksi mereka,
dan tindakan
pencegahan dan
pengobatan perbaikan
kerusakan
26. subsidence
27. 5. Membantu dalam
perencanaan dan
rehabilitasi lahan
terkena dampak
operasi mineral
28. dan bekerja sama
dengan otoritas
perencanaan
pemerintah daerah
29. Survei
pertambangan yaitu
sebuah cabang ilmu
dan teknologi dan
bidang
pertambangan.
30. Pekerjaan ini
meliputi pengukuran,
perhitungan, dan
pemetaan yang
melayani tujuan
31. mendapatkan
informasi pada semua
tahap dari prospeksi
untuk eksploitasi dan
memanfaatkan
32. kandungan mineral,
baik berada pada
permukaan maupun
pada bawah tanah.
33. Berikut ini adalah
kegiatan utama dari
survei tambang:
34. 1. Menginterpretasi
geologi tentang
kandungan mineral
dalam kaitannya
dengan
35. eksploitasi ekonomi
daripadanya
36. 2. Penyelidikan dan
negosiasi hak
pertambangan mineral
37. 3. Membuat dan
merekam, dan
perhitungan
pengukuran survei
tambang
pertambangan
38. kartograf
39. 4. Investigasi dan
prediksi dampak
tambang yang bekerja
pada permukaan dan
dibawah
40. permukaan.
41. 5. Perencanaan
tambang perencanaan
dalam konteks
lingkungan setempat
dan
42. rehabilitasi setelah
ditambang.
43. Kegiatan dalam
survey pertambangan
ini meliputi :
44. 1. Lokasi, struktur,
konfgurasi, dimensi
dan karakteristik
endapan mineral dan
batuan yang
45. berdampingan dan
strata atasnya.
Penilaian resreves
mineral dan ekonomi
eksploitasi
46. 2. Penerimaan,
penjualan, sewa dan
pengelolaan tambang
mineral
47. 3. Menyediakan
dasar arah,
perencanaan dan
pengendalian kerja
tambang untuk
48. memastikan operasi
pertambangan
ekonomis dan aman
49. 4. Studi tentang
gerakan batu dan
tanah yang disebabkan
oleh operasi
pertambangan,
50. prediksi mereka,
dan tindakan
pencegahan dan
pengobatan perbaikan
kerusakan
51. subsidence
52. 5. Membantu dalam
perencanaan dan
rehabilitasi lahan
terkena dampak
operasi mineral
53. dan bekerja sama
dengan otoritas
perencanaan
pemerintah daerah
54. Survei
pertambangan yaitu
sebuah cabang ilmu
dan teknologi dan
bidang
pertambangan.
55. Pekerjaan ini
meliputi pengukuran,
perhitungan, dan
pemetaan yang
melayani tujuan
56. mendapatkan
informasi pada semua
tahap dari prospeksi
untuk eksploitasi dan
memanfaatkan
57. kandungan mineral,
baik berada pada
permukaan maupun
pada bawah tanah.
58. Berikut ini adalah
kegiatan utama dari
survei tambang:
59. 1. Menginterpretasi
geologi tentang
kandungan mineral
dalam kaitannya
dengan
60. eksploitasi ekonomi
daripadanya
61. 2. Penyelidikan dan
negosiasi hak
pertambangan mineral
62. 3. Membuat dan
merekam, dan
perhitungan
pengukuran survei
tambang
pertambangan
63. kartograf
64. 4. Investigasi dan
prediksi dampak
tambang yang bekerja
pada permukaan dan
dibawah
65. permukaan.
66. 5. Perencanaan
tambang perencanaan
dalam konteks
lingkungan setempat
dan
67. rehabilitasi setelah
ditambang.
68. Kegiatan dalam
survey pertambangan
ini meliputi :
69. 1. Lokasi, struktur,
konfgurasi, dimensi
dan karakteristik
endapan mineral dan
batuan yang
70. berdampingan dan
strata atasnya.
Penilaian resreves
mineral dan ekonomi
eksploitasi
71. 2. Penerimaan,
penjualan, sewa dan
pengelolaan tambang
mineral
72. 3. Menyediakan
dasar arah,
perencanaan dan
pengendalian kerja
tambang untuk
73. memastikan operasi
pertambangan
ekonomis dan aman
74. 4. Studi tentang
gerakan batu dan
tanah yang disebabkan
oleh operasi
pertambangan,
75. prediksi mereka,
dan tindakan
pencegahan dan
pengobatan perbaikan
kerusakan
76. subsidence
77. 5. Membantu dalam
perencanaan dan
rehabilitasi lahan
terkena dampak
operasi mineral
78. dan bekerja sama
dengan otoritas
perencanaan
pemerintah daerah
Keilmuan hidrografi adalah salah satu cabang dari ilmu terpakai yang berkaitan dengan
pengukuran dan penjelasan fitur-fitur laut dan wilayah pesisir untuk keperluan
pelayaran (utama) dan semua keperluan dan aktivitas kelautan lainnya, termasuk di
antaranya aktivitas lepas pantai, penelitian, perlindungan lingkungan, dan pelayanan
prediksi.

Secara khusus, ruang lingkup keilmuan hidrografi menurut standar IHO


(International Hydrographic Organization) adalah :

1.Pemetaan Laut

2.Pengelolaan Kawasan Pesisir

3.Survei Seismik Lepas Pantai

4.Survei Konstruksi Lepas Pantai

5.Penginderaan Jauh Kelautan

6.Perairan Pedalaman

7.Militer

 Potensi Bahay Bidang Survei dan pemetaan


Keamanan surveyor pada zona konstruksi dan jalan
Salah satu kondisi yang biasa dihadapi seorang surveyor adalah tatkala melakukan
pengukuran di jalan raya atau tempat yang berhubungan dengan jalan raya tersebut. Di
tempat tersebut, banyak kendaraan yang melaju dengan cepat sehingga besar resiko
terjadinya kecelakaan saat bekerja. Tempat bekerja lain yang rawan insiden adalah area
konstruksi. Di area ini, banyak alat-alat berat yang sangat berbahaya, diperparah dengan
buruknya kondisi pendengaran akibat kebisingan dan rendahnya daya penglihatan mata,
baik karena adanya debu maupun halangan lainnya, semuanya ini disebabkan oleh
aktivitas konstruksi.
Langkah keamanan yang dapat diambil untuk mengatasi situasi ini adalah dengan
melakukan perencanaan yang matang. Sebisa mungkin hindari melakukan pengukuran di
area-area yang rawan. Jika hal ini tidak bisa dihindari, maka rompi safety berwarna orange
fluorescent (bercahaya saat disorot lampu) sebaiknya selalu digunakan. Bahan dengan
warna yang sama juga sebaiknya dipasang pada perlengkapan survey sehingga lebih
kelihatan.
Pada beberapa kondisi, seperti survey yang dilakukan di pinggir jalan, dapat digunakan
cones atau barikade di sekitar tempat pengukuran untuk memberikan tanda kepada para
pengguna jalan.

Keamanan surveyor pada kondisi lainnya


Kondisi berbahaya lain yang mungkin dihadapi surveyor adalah terkait masalah cuaca,
seperti ekspos berlebihan terhadap cahaya matahari. Cahaya matahari dapat
menyebabkan beberapa masalah serius seperti kanker kulit, memerahnya kulit, dehidrasi,
dan heatstroke (kondisi demam akibat kepanasan). Langkah pencegahan yang dapat
diambil adalah dengan mengkonsumsi banyak cairan, dan menggunakan topi dan
sunscreen. Bahkan pada hari sangat panas, pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi
hari dan dihentikan pada siang hari.
Saat melakukan survey di alam liar, ada hal-hal yang perlu diwaspadai seperti binatang
liar, ular dan serangga beracun, dan tumbuhan beracun. Seorang surveyor juga perlu
untuk memiliki pengetahuan akan bahaya-bahaya yang diperkirakan akan ditemui di area
survey. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk masalah ini adalah dengan
memakai pakaian dan sepatu boot yang protektif dan membawa spray serangga.

Selain bahaya-bahaya yang telah disebutkan di atas, masih banyak bahaya-bahaya lain
yang tidak dapat disebutkan, maka perlu untuk selalu waspada akan bahaya yang akan
dihadapi dan selalu mengikuti standar keamanan. Salah satu hal esensial yang harus
dibawa oleh surveyor adalah perlengkapan P3K yang mencakup antiseptik, perban dan
perlengkapan lainnya untuk mengobati kecelakaan yang minor. Sebuah tim survey juga
perlu dilengkap dengan telepon tanpa kabel untuk situasi yang serius dan nomor-nomor
darurat sudah disimpan untuk siap digunakan kapan saja.

Contoh Di bidang Hidrografi


https://www.youtube.com/watch?v=0YRKcob0s4Y

 Kegiatan Pendukung K3
Pada dasarnya filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
melindungi keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja dalam menjalankan
pekerjaannya yang berimbas pada kinerja perusahaan. Perangkat peraturan
pemerintah mengenai K3 adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Dimana pada pasal 3 dijelaskan bahwa setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan/atau mengandung
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang
dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja, wajib menerapkan SMK3.

Pada era globalisasi saat ini, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan salah satu tuntutan utama dalam pemenuhan

standar Internasional terhadap suatu produk barang atau jasa. Apalagi pasar

mancanegara memiliki persyaratan untuk suatu produk barang atau jasa,

seperti ISO (The International Organization for Standardization)

dan OHSAS(Occupational Health and Safety Assesment Series). Sehingga

membudayakan K3 merupakan salah satu konstribusi membangun bangsa dan negara,

sehingga dapat bersaing dengan bangsa dan negara maju. Dalam era globalisasi ini,

terutama dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional, azas penerapan

K3 merupakan syarat utama yang berpengaruh besar terhadap nilai investasi, kualitas

dan kuantitas produk, kelangsungan usaha perusahaan serta daya saing sebuah negara.

Untuk itu penerapan K3 ditegaskan sebagai upaya untuk memenuhi hak-hak dan

perlindungan dasar bagi tenaga kerja yang sangat penting karena akan mempengaruhi

ketenangan bekerja, kesela matan, kesehatan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga

kerja.
Ada beberapa alasan kenapa penerapan SMK3 di industri masih belum seperti yang

diharapkan diantaranya:

• Masih kurangnya pemahaman masyarakat umumnya dan pengusaha khususnya

• Menganggap penerapan SMK3 membutuhkan biaya mahal

• Belum memprioritaskan K3

• Sumber daya manusia yang terbatas

 Perlunya menjalankan K3

Untuk menekankan tentang pentingnya SMK3 maka pemerintah mengeluarkan PP No

50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3. Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor

50 tahun 2012 tersebut, dijelaskan beberapa tujuan penerapan SMK3 diantaranya:

• meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang

terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi

• mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;

serta.

• menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong

produktivitas

Secara umum manfaat penerapan SMK3 di perusahaan dibagi kepada 4 point penting

yaitu

1. Melindungi pekerja

2. Mematuhi peraturan pemerintah

3. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen

4. Membuat system manajemen efektif


Disamping itu pelaksanaan/penerapan K3 merupakan investasi sumber daya manusia

yang menentukan keberhasilan bisnis suatu perusahaan.

 Cara memjbentuk Perilaku K3

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang

(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan. Dari batasan

ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintenance)


Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang
untuk memelihara kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:

a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta


pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu
dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu
orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang
seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman
dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat
mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap
makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Perilaku ini sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking
behavior) yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati
sendiri (self treatment) sampai mecari pengobatan keluar negeri.
3. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan
tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya (Notoatmodjo, 2003). Becker
(1979) dalamNotoatmodjo (2007) membuat klasifikasi lain tentang perilaku
kesehatan, yaitu :
a. Perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Perilaku sakit (illness behavior).
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit, dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup hak-
hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).
Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain
(terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the
sick role).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat atau
individu, yaitu :
a. Faktor dasar (predisposing factor), mencakup pengetahuan, sikap, kebiasaan,
kepercayaan, norma sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu di
dalam masyarakat yang terwujud dalam motivasi;
b. Faktor pendukung (enabling factor), mencakup sumber daya atau potensi
masyarakat, terwujud dalam tersedianya alat dan fasilitas serta peraturan;
c. Faktor pendorong (reinforcing factor), mencakup sikap dan perilaku dari orang
lain yang terwujud dalam dukungan sosial. (Green, 2000)

http://www.isi.or.id/keanggotaan/peraturankode-etik/

http://danangsusetyo.blogspot.co.id/2016/10/profil-singkat-profesi-surveyor-pemetaan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Surveyor_kadastral

https://surveyorkadastral.wordpress.com/2010/08/03/apakah-surveyor-kadastral-itu/

https://surveyorhidrografi.wordpress.com/2016/03/21/surveyor-hidrografi/

http://geodet-indonesia.blogspot.co.id/2007/02/menjadi-surveyor-antara-tantangan-dan.html

https://ilmusurveypemetaan.wordpress.com/2012/05/17/materi-2-manfaat-pekerjaan-survey-dan-
pemetaan/

https://dokumen.tips/documents/aplikasi-survey-dan-pemetaan-dalam-berbagai-bidang.html

http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2010/03/ilmu-ukur-tanah.html
https://www.kompasiana.com/nikosimamora/kelompok-keilmuan-hidrografi-menjawab-tantangan-
masa-kini_55002bf6813311491afa7249

https://belajargeomatika.wordpress.com/2014/11/04/keamanan-dalam-melakukan-pengukuran-
lapangan-surveying/

https://id.linkedin.com/pulse/k3-sebagai-tanggung-jawab-dan-investasi-masa-depan-mawardi-s-t-

http://hermawankesling.blogspot.co.id/2014/08/perilaku-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai