Anda di halaman 1dari 60

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga dan ahli
warisnya. Kita bersyukur atas selesainnya laporan praktikum ini, yang dimana
dalam kesempatan ini kami beri judul “Analisis Pengaruh Lingkungan
Pekerjaan Terhadap Produktivitas”.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam
menyelesaikan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi di Universitas
Langlangbuana Bandung.
Dalam penulisan laporan ini kami rasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun pada materi pembahasan, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporn ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Hj. Nana Rukmana Asmita, M.H. selaku Rektor
Universitas Langlangbuana Bandung.
2. Ibu Siti Rosimah selaku Ka Lab Praktek Perancangan Sistem Kerja
dan Ergonomi.
3. Bapak Danny Somantri selaku asisten laboratorium Praktek
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi yang telah sangat
membantu dan membimbing kami.
4. Keluarga serta rekan-rekan yang ikut andil dalam penyelesaian
laporan praktikum ini.

Bandung, Agustus 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................I-1

1.1 Latar Belakang............................................................................... I-1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... I-2

1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................................... I-2

1.4 Pembatasan Masalah ..................................................................... I-2

1.5 Sistematika Pembahasan ............................................................... I-3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... II-1

2.1 Lingkungan Kerja ........................................................................ II-1

2.1.1 Jenis Lingkungan Kerja ................................................. II-2

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ............ II-3

2.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Kerja .............. II-9

2.3 Pengujian Data........................................................................... II-10

2.3.1 Uji keseragaman data .................................................. II-10

2.3.2 Uji kecukupan data ...................................................... II-11

2.3.3 Uji kenormalan data .................................................... II-12

2.4 ANOVA (Analisis Of Varian) ................................................... II-15

2.5 Percobaan Faktorial ................................................................... II-16

2.6 Uji Rentang Darab Duncan ....................................................... II-17

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH ........................................... III-1

3.1 Kerangka Berfikir ....................................................................... III-1

ii
3.2 Pengumpulan Data...................................................................... III-1

3.3 Pengolahan Data ......................................................................... III-1

3.4 Hipotesis Awal ........................................................................... III-2

3.5 Flowchart .................................................................................... III-3

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .......................... IV-1

4.1 Pengumpulan Data...................................................................... IV-1

4.2 Pengolahan Data ......................................................................... IV-2

4.1.1 Uji Statistik ................................................................... IV-2

4.1.2 ANOVA (Analisi of Variance)..................................... IV-8

4.1.3 Uji Faktorial ............................................................... IV-13

BAB V ANALISIS ........................................................................................... V-19

5.1 Analisis Data ............................................................................... V-1

5.2 Analisis ANOVA......................................................................... V-2

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ VI-1

6.1 Kesimpulan ................................................................................. VI-1

6.2 Saran ........................................................................................... VI-1

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tingkatan Intensitas Kebisingan dan Intensitas Cahaya ................ 10


Gambar 3. 1 Kerangka Pemecahan Masalah ......................................................... 3
Gambar 3. 2 Lanjutan ............................................................................................. 4

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Analisis Variansi Untuk Percobaan Tri Faktor ............................... II-15


Tabel 4. 1 Hasil Praktikum ................................................................................ IV-1
Tabel 4. 2 Hasil Praktikum ................................................................................ IV-2
Tabel 4. 3 Sub Group Data ................................................................................ IV-2
Tabel 4. 4 Data yang diurutkan ......................................................................... IV-5
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan ............................................................................. IV-6
Tabel 4. 6 Data Hasil Praktikum ....................................................................... IV-9
Tabel 4. 7 Trifaktor ............................................................................................ IV-9
Tabel 4. 8 Interaksi antara faktor waktu, kebisingan, dan cahaya .................. IV-13
Tabel 4. 9 Interaksi antara faktor waktu, kebisingan, dan cahaya .................. IV-13
Tabel 4. 10 Interaksi antara faktor cahaya dengan waktu .............................. IV-14
Tabel 4. 11 Interaksi antara faktor cahaya dengan kebisingan....................... IV-13
Tabel 4. 12 Interaksi antara faktor kebisingan dengan waktu......................... IV-14
Tabel 4. 13 Hasil Perhitungan ......................................................................... IV-18

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan sosial, yang di dalamnya
terdapat orang-orang yang saling berinteraksi setiap jam bahkan setiap hari.
Kebanyakan dari kita akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja
daripada melakukan hal lainnya. Dalam bekerja kita akan berdampingan dengan
banyak orang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu
organisasi adalah dengan memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas–tugas yang dibebankan, misalnya
kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan
merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja
karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan
mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya sirkulasi
udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang
bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan
dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga,
penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor
yang nyaman. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik juga
mempengaruhi kinerja karyawan. Jika karyawan tidak mampu menciptakan
lingkungan kerja yang baik antara karyawan lain maka akan mengganggu kinerja
karyawan.
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat.
Dalam hal ini banyak sekali orang-orang melakukan inovasi-inovasi dalam
mendesain suatu ruangan untuk bekerja sehingga ruangan tersebut tidak
mengakibatkan seseorang merasa jenuh atau tidak nyaman.

I-1
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi saat ini adalah hampir seluruh perusahaan
mengabaikan lingkungan pekerjaannya karena dianggap tidak penting dalam
pencapaian produktifitas. Namun sebenarnya faktor lingkungan merupakan aspek
yang sangat penting dalam menunjang kelancaran produktivitas suatu perusahaan.
Maka dari itu, melalui praktikum ini penulis mencoba meneliti kesalahan
perhitungan akibat pengaruh lingkungan berdasarkan hasil dari praktikum yang
telah dilakukan.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang keadaan lingkungan
fisik dam fisiologi yang mempengaruhi keberhasilan kerja seseorang
secara langsung atau tidak langsung.
2. Membekali prktiktikan tentang pemanfaatan tentang penggunan metoda-
metoda statistik dalam menganalisa pengaruh lingkungan kerja.
3. Memahami adanya suatu kondisi optimum dalam melakukan suatu
aktifitas kerja.
4. Dapat menentukan faktor-faktor lingkungan perantar yang berpengaruh
terhadap tingkat keberhasilan kerja.
5. Dapat menggunakan ilmu statistik sesuai bentuk mencari faktor-faktor
lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap keberhasilan kerja.
6. Memahami dan melakukan perhitungan untuk meneliti jenis-jenis
perlakuan mana dalam eksperimen yang paling berpengaruh dengan
menggunakan Uji Rentang Darab Duncan.
7. Memahami dan melakukan perhitungan yang berkaitan dengan eksperimen
faktor berganda/percobaan faktorial.

1.4 Pembatasan Masalah


Supaya dalam perancangan ini tidak menyimpang dari ketentuan yang
telah ada, maka terdapat batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi :
1. Data yang digunakan adalah hasil pengamatan dari tiga orang praktikan.
2. Waktu pengamatan yang dilakukan yaitu 30 detik dan 60 detik.

I-2
3. Intensitas kebisingan pada saat praktikum yaitu 60 dB dan 75 dB
4. Intensitas cahaya pada saat praktikum yaitu 110 cd, 150 cd, 250 cd, dan
300 cd.

1.5 Sistematika Pembahasan


Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan maka penyusunan
membuat suatu kerangka agar dapat disajikan secara sistematis yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat, pembatasan masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan tentang teori – teori yang digunakan dalam
praktikum sebagai perbandingan hasil dari praktikum yang
dilakukan.
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini berisikan tentang kerangka berfikir, metode cara kerja
dam kerangka pemecahan masalah dari praktikum yang dilakukan.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisikan data permasalahan yang meliputi data – data
yang diperlukan dalam pemecahan masalah, dan hasil dari
pemecahan masalah.
BAB V ANALISIS
Pada bab ini data yang telah diolah, dianalisa sesuai dengan hasil
pengolahan datanya. Lalu hasil dari pengolahan dianalisis dari segi
ergonomi, teknik, harga, nilai dan juga secara umum.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil – hasil pengolahan data
dan hasil dari analisis data, dan juga saran – saran.

I-3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksnakan proses
produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan
kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
dapat melaksnakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian
lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih
jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga
kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan
sistem kerja yang efisien. Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara
lain sebagai berikut :
Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja
sebagai berikut :
“Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diembankan”.
Menurut Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai
berikut :
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya,
serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok”.

II-1
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik
yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat
mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.

2.1.1 Jenis Lingkungan Kerja


Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b)
lingkungan kerja non fisik.
A. Lingkungan kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2001:21),
“Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara
langsung maupun scara tidak langsung”.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat
kerja, kursi, meja dan sebagainya)
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya
:temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan,
maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik
dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai
dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
B. Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sadarmayanti (2001:31),
“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.
Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja
yang tidak bisa diabaikan.

II-2
Menurut Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,
bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi
yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik,
dan pengendalian diri.
Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19-21) yang mengutip pernyataan Prof.
Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya
Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu
iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk
mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu
mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya
menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk
mencapai tujuan.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja


Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga
dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi
lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman,
dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik
dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang
mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.
Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang
dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :

A. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja


Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan.

II-3
Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak
mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
Untuk mengukur kesatuan cahaya disebut “Foot Candle”, yaitu banyaknya
cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran biasa yang
jatuh di suatu benda yang berjarak satu kaki dari sebuah lilin yang berukuran
biasa.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Cahaya alam yang berasal dari matahari
2. Cahaya buatan yang berupa lampu.
Cahaya buatan terdiri dari empat macam, yaitu :
a. Cahaya langsung
b. Cahaya setengah langsung
c. Cahaya tidak langsung
d. Cahaya setengah tidak langsung

Kualitas Pencahayaan dalam lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh :


a. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu rasio
kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang
berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata
menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit
untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu
daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya
tidak lebih dari 3 sampai 1. untuk membantu memelihara pada daerah pusat
ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari
latar belakang.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan
mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua
macam, yaitu :

II-4
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang
terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan
meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan
rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya
penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang
bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
1. Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.
2. Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.
3. Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.
4. Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.
c. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya
buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari
cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang
yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak
terlalu jelas.
d. Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat
sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang
mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan
menggunakan sekat-sekat.

Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas ditentukan oleh :


a. Ukuran objek
b. Derajat kontras
c. Perbedaan derajat terang relatif antar objek dengan sekelilingnya
d. Luminensi (brightness)
e. Arus cahay yang dipantulkan oleh objek
f. Lamanya melihat.

II-5
B. Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai
temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi,
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahannya
tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin terhadap
temperatur normal ± 24 °C.
Temperatur udara lebih rendah dari 37 C berati temparatur dara ini
dibawah kemampuan tubuh unutk menyesuaikasn didi (35% dibawah normal),
maka tubuh manuasia akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh
yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil
akibat penguapan. Sebaliknya jika temperatur udara terlalu panas dibanding
temperatur tubuh, maka tubuh akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi
yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan tubuhnya
malalui sistem penguapan. Hal ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut
naik dengan tingginya temperatur udara. Temparatur yang terlalu dingin akan
mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur udara yang
terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh dan
cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja.
Secara fundamental, ergonomi merupakan studi tentang penyerasian
antara pekerja dan pekerjaannya untuk meningkatkan performansi dan melindungi
kehidupan. Untuk dapat melakukan penyerasian tersebut kita harus dapat
memprediksi adanya stressor yang menyebabkan terjadinya strain dan
mengevaluasinya. Mikroklimat dalam lingkungan kerja menjadi sangat penting
karena dapat bertindak sebagai stressor yang menyebabkan strain kepada pekerja
apabila tidak dikendalikan dengan baik. Mikroklimat dalam lingkungan kerja
terdiri dan unsur suhu udara (kering dan basah), kelembaban nisbi, panas radiasi
dan kecepatan gerakan udara.
Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas di tempat kerja
menyebakan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh
pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37° C, mungkin mudah

II-6
dilampaui dengan akumulasi panas dan konveksi, konduksi, radiasi dan panas
metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja >38° C, diduga terdapat
pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan suhu tubuh tersebut.
Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan kerja.
Menurut Sutalaksana, dkk (1979) berbagai tingkat temperatur akan
memberikan pengaruh yang berbeda-beda sebagai berikut:
a. 49 °C : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat
kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30° derajat Celcius: aktivitas
mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat
kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.
b. ± 30 °C : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung
untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
c. ± 24 °C: Kondisi optimum.
d. ± 10 °C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul.
Harga-harga diatas tidak mutlak berlaku untuk setiap orang karena
sebenarnya kemampuan beradaptasi tiap orang berbeda-beda, tergantung di daerah
bagaimana dia biasa hidup. Orang yang biasa hidup di daerah panas berbeda
kemampuan beradaptasinya dibandingkan dengan mereka yang hidup di daerah
dingin atau sedang. Tichauer telah menyelidiki pengaruh terhadap produktifitas
para pekerja penenunan kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi
paling tinggi dicapai pada kondisi temperatur 750F - 800F (240C - 270C).
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang
masih dapat dihadapi tenaga kerja dalam bekerja sehari-hari dimana tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus
menerus selama 8 jam kerja sehari dan 40 jam seminggu. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 405/Menkes/SK/XI/2002) NAB terendah untuk
temperatur ruangan adalah 18° C dan NAB tertinggi adalah 30° pada kelembaban
nisbi udara antara 65% sampai dengan 95%.

II-7
C. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga.
Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk
akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan kualitas
bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
1. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
2. Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang menunjukan
besarnya arus energi per satuan luas.
3. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang
suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik (Hz).
Intensitas kebisingan biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang
menunjukan besarnya arus energi persatua luas. Frekuensi yang menunjukan
jumlah gelombang suara yang sampai di telinga setiap detik, dinyatakan dalam
jumlah getaran atau Hertz (Hz).

D. Tata Warna di Tempat Kerja


Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang
perasaan manusia.

II-8
Jenis
Sifat Pengaruh Untuk Ruang
Warna
Dinamis,
Pekerja
Merah merangsang, Menimbulkan semangat kerja
sepintas/singkat
dan panas
Keanggunan, Menimbulkan rasa gembira
Gang-gang jalan
Kuning bebas, dan merangsang urat syaraf
lorong
hangat mata
Tenang,
Mengurangi tekanan atau Berfikir,
Biru tentram dan
ketegangan konsentrasi
sejuk

E. Musik di Tempat Kerja


Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk
bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk
dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di
tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.

2.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Kerja


Suatu kondisi lingkungan kerja yang baik tidak bisa ditentukan begitu saja
tetapi harus melalui tahap-tahap dimana setiap kemungkinan dari kondisi tersebut
diuji pengaruhnya terhadap kemampuan manusia dengan melihat sifat dan tingkah
laku manusia di ruangan yang terisolasi untuk observasi.
Dari sekian banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi diambil dua
faktor yang dianggap lebih relevan dengan kondisi labyaitu kebisingan dan cahaya
didalam suatu ruangan khusus yang dinamakan Climatic Chamber.

II-9
INTENSITAS KEBISINGAN TINGKAT CAHAYA

130
Level yang menyebabkan
L jatuh
120
e Guntur
v 110
Mesin jet
e
100 Pembuatan rivelling
l
90 Level not-acceptable
Resiko Kerusakan
T
80 Kereta (eksternal)
i Drill pneumatic
n 70 Lalu lintas
Mobil
g
60 Percakapan
k
a 50
t
40
S 30
u
a 20 Bisikan

r 10
a
0 Suara kecil selintas

Gambar 2. 1 Tingkatan Intensitas Kebisingan dan Intensitas Cahaya

2.3 Pengujian Data


2.3.1 Uji keseragaman data
Uji keseragaman data dapat dilakukan dengan peta control-x (x-chart)
untuk membuat peta control, prosedur yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokan data-data yang terkumpul kedalam beberapa sub
grup.
2. Meghitung rata-rata (x) dari rata-rata sub grup
∑ 𝑥𝑖
𝑥̅ = ...................................................................................(2.1)
𝑘
dimana :
𝑥̅ adalah harga rata-rata dari sub grup I
𝑘 adalah harga banyaknya sub grup yang terbentuk

II-10
3. Menghitung standar deviasi
Ada dua cara menghitung standar deviasi
a. Standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
𝜎𝑥
𝜎= .............................................................................(2.2)
√𝑛

b. Standar deviasi dari rata-rata sub grup

∑(𝑥₁−𝑥̅ )
𝜎= √ .................................................................(2.3)
𝑛−1

c. Menentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah

BKA = 𝑥̅ + 3𝜎 ...................................................................(2.4)

BKB = 𝑥̅ – 3𝜎 ....................................................................(2.5)

2.3.2 Uji kecukupan data


Apabila semua nilai rat-rata sub grup berada dalam batas control, maka
semua data-data dapat digunakan. Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang
diperlukan untuk menghitung banyaknya pengukuran digunakn rumus :

𝑘/𝑠√𝑁Σxi²−(Σxi)²
𝑁′ = [ ] ² ..............................................................(2.6)
Σ𝑥𝑖

Keterangan :
N’ = jumlah data yang diperlukan
N = jumlah data yang telah di lakukan
k = tingkat kepercayaan
s = tingkat ketelitian

II-11
2.3.3 Uji kenormalan data
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam
pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit.
Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang
banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan
berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.
Adapun langkah – langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
1. Cari rata-rata dan simpangan baku dari data yang dikumpulkan :
∑ 𝑥𝑖
𝑥̅ = ............................................................................................(2.7)
𝑛
∑(𝑥𝑖− 𝑥̅ )
𝑆² = ...............................................................................(2.8)
𝑛−1
Simpangan baku (s) = .....................................................................(2.9)
2. Buat data dalam bentuk daftar frekuensi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Tentukan Rentang Kelas (R)
R = Data terbesar – data terkecil ...........................................(2.10)
b. Tentukan Banyaknya Kelas Interval (k)
Kelas paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas
k = 1 + 3,3 log n .....................................................................(2.11)
c. Tentukan Panjang Kelas Interval (P)
𝑅
P = 𝑘 .......................................................................................(2.12)

d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Bisa diambil dengan


data-data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data
terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang
ditentukan
3. Buat tabel frekuensi yang diharapkan dalam pengamatan
4. Luas tiap kelas interval
5. Menghitung X hitung
𝑥𝑖− 𝑥̅
Xhitung = ................................................................................(2.13)
𝑠

II-12
6. Frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei = luas kelas tiap interval x jumlah data ....................................(2.14)
7. Frekuensi pengamatan
Oi = frekuensi asli dari data...........................................................(2.15)
8. Kriteria uji kenormalan digunakan distribusi chi-kuadrat dengan
derajat
(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
x² = ∑𝑘
𝑖=1 ..................................................................(2.16)
𝐸𝑖
Kebebasan = (k-3) dan taraf ɑ (taraf keberartian)
Jika x² hitung < x² tabel, maka data normal.

Untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh, maka digunakan


statistik parametik ANOVA, dan Darab Duncan untuk mencari yang paling
berpengaruh.
𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
2
𝑇2
JKT = ෍ ෍ ෍ ෍ 𝑌𝑖𝑗𝑘𝑙 − ...............................................................(2.17)
𝑎𝑏𝑐𝑛
𝑗=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑙=𝑙

෍ 𝑇12
𝑖=𝑙 𝑇2
JKA = − ........................................................................................(2.18)
𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

෍ 𝑇12
𝑇2
JKB = 𝑗=𝑙
− ........................................................................................(2.19)
𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

෍ 𝑇12
𝑘=𝑙 𝑇2
JKC = − ........................................................................................(2.20)
𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

II-13
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏

෍ ෍ 𝑇𝑖𝑗2 ෍ 𝑇12 ෍ 𝑇12


𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑇2
JK(AB) = + ...................................................(2.21)
𝑐𝑛 𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

𝑎 𝑐 𝑎 𝑐
2 ෍ 𝑇2 ෍ 𝑇2
෍ ෍ 𝑇𝑖𝑘 1 1
𝑖=𝑙 𝑘=𝑙 𝑖=𝑙 𝑘=𝑙 𝑇 2 ........................................................(2.22)
JK(AC) = +
𝑏𝑛 𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

𝑏 𝑐 𝑏 𝑐
2 ෍ 𝑇2 ෍ 𝑇2
෍ ෍ 𝑇𝑗𝑘 1 1
𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑇 2 ......................................................(2.23)
JK(BC) = +
𝑎𝑛 𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏 𝑎 𝑐 𝑏 𝑐
2 2 2
෍ ෍ ෍ 𝑇𝑖𝑗𝑘 ෍ ෍ 𝑇𝑖𝑗2 ෍ ෍ 𝑇𝑖𝑘 ෍ ෍ 𝑇𝑗𝑘
𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑖=𝑙 𝑘=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙
JK(ABC) =
𝑛 𝑐𝑛 𝑏𝑛 𝑎𝑛
𝑎 𝑏 𝑐

෍ 𝑇12 ෍ 𝑇12 ෍ 𝑇12


𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑇2
+ ........................................(2.24)
𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

II-14
Tabel 2. 1 Analisis Variansi Untuk Percobaan Tri Faktor Dengan n Refikasi

Sumber Jumlah Derajat Rataan


f Hitungan
Variansi Kuadrat Kebebasan Kuadrat

Pengaruh Utama

𝑆12
A JKA a-1 S₁² 𝑓=
𝑆2
𝑆22
B JKB b-1 S₂² 𝑓=
𝑆2
𝑆32
C JKC c-1 S₃² 𝑓=
𝑆2

Interasi Dwi faktor

𝑆42
AB JK(AB) (a - 1)(b - 1) S₄² 𝑓=
𝑆2
𝑆52
AC JK(AC) (a - 1)(c - 1) S₅² 𝑓=
𝑆2
𝑆62
BC JK(BC) (b - 1)(c - 1) S₆² 𝑓=
𝑆2

Interasi Tri Faktor

𝑆72
ABC JK(ABC) (a - 1)(b - 1)(c - 1) S₇² 𝑓=
𝑆2

Galat JKG abc (n - 1) S²

Jumlah JKT abcn - 1

2.4 ANOVA (Analisis Of Varian)


ANOVA adalah suatu teknik untuk menganalisis atau menguraikan
seluruh (total) variasi atas bagian-bagian yang mempunyai makna, seperti halnya
suatu masalahnya regresi yang modelnya mengandung perubahan kuantitatif.
dengan syarat :
Ho : 𝜇₁= 𝜇₂= 𝜇₃=...= 𝜇k
H₁ : Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

II-15
Asumsi di dalam pemakaian ANOVA :
a. Populasi harus berdistribusi normal
b. Populasi harus bersifat homogen (𝜎12 = 𝜎22 = 𝜎32 =...= 𝜎𝑘2 )
c. sampel di ambil secara random
d. Data Y₁ - N dengan variabel yang dianalisis 𝑌𝑖𝑗

𝑌𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝛼1 + 𝜀𝑖𝑗
Keterangan :
𝑌𝑖𝑗 = variabel yang dianalisis
𝜇 = rata-rata
𝛼1 = efek perlakuakn ke –i
𝜀𝑖𝑗 = error akibat perlakuan ke – i pada pengamatan ke - j

Langkah-langkah pengujian hipotesis ANOVA :


1. Menentukan Ho dan HI
2. Menentukan tingkat keselahan
3. Daerah kritis 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑎(𝑉1,𝑉2)

4. Statistik uji dengan ANOVA


5. Kesimpulan : Menolak H₀ jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹(1−𝛼)(𝑉1,𝑉2)

2.5 Percobaan Faktorial


Percobaan faktorial merupakan semua eksperimen yang semua taraf
sebuah faktor tertentu dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap
faktor lainnya yang ada dalam eksperimen tersebut.
Model yang untuk sistem faktorial {a X b}-nya adalah
𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐴𝑖 + 𝐵𝑗 + 𝐴𝐵𝑖𝑗 + 𝜀𝑘(𝑖𝑗)

Dengan : i = 1,2,...a
j = 1,2,...b
k = 1,2,...n

II-16
Keterangan :
𝑌𝑖𝑗𝑘 = varians respon hasil ke – k yang terjadi karena faktor ke – i dari
taraf A dan B faktor ke – j
𝜇 = rata-rata sebenarnya (konstan)
𝐴𝑖 = taraf ke – i faktor A
𝐵𝑗 = taraf ke – j faktor B
𝐴𝐵𝑖𝑗 = efek interaksi
𝜀𝑘(𝑖𝑗) = efek unit eksponen

Langkah-langkah menguji hipotesis faktorial :


1. Ho₁ : 𝐴𝑖 = 0 ; (i = 1,2,...a)
Ho₂ : 𝐵𝑗 = 0 ; (i = 1,2,...b)
Ho₃ : 𝐴𝐵𝑖𝑗 = 0 ; (i = 1,2,...a) (i = 1,2,...b)
𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐴𝑖 + 𝐵𝑗 + 𝐴𝐵𝑖𝑗 + 𝜀𝑘(𝑖𝑗)
Ho₁ : 𝐴𝑖 = 0, 𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐴𝑖 + 𝐵𝑗 + 𝐴𝐵𝑖𝑗 + 𝜀𝑘(𝑖𝑗)
Ho₂ : 𝐵𝑗 = 0, 𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐴𝑖 + 𝐵𝑗 + 𝐴𝐵𝑖𝑗 + 𝜀𝑘(𝑖𝑗)
Ho₃ : 𝐴𝐵𝑖𝑗 = 0, 𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐴𝑖 + 𝐵𝑗 + 𝐴𝐵𝑖𝑗 + 𝜀𝑘(𝑖𝑗)
2. Tingkat kesalahan 𝛼
3. Derajat kebebasan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑎(𝑉1,𝑉2)

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 : FA : FB : FC
4. ANOVA
5. Kesimpulan, tolak Ho jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑎(𝑉1,𝑉2)

2.6 Uji Rentang Darab Duncan


Apabila hipotesis dalam ANOVA ditolak (adanya perbedaan pengaruh
jenis faktorial terhadap hasil eksperimen) namun kita ingin mengetahui faktor
(perlakuan) yang paling berpengaruh, maka untuk mengetahui faktor yang paling
berpengaruh dan yang kurang berpengaruh terhadap hasil eksperimen dilakukan
Test On Mean Affter Experamentation, dalam hal ini dengan Darab Duncan.
Dengan uji ini kita dapat mengetahui perlakuan mana saja yang sama atau berbeda
secara signifikan.

II-17
𝑆2
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝√ .....................................................................................(2.25)
𝑛

Dimana :
Rp = uji rentang darab duncan
𝑆 2 = variansi sampel, merupakan taksiran variansi bersama 𝜎 2 ,
diperoleh dari rataan kuadrat galat
n = jumlah sampel
rp = rentangan distudentkan, berarti yang terkecil tergantung
pada taraf keberartian yang digunakan besarnya derajat
kebebasan rataan kuadrat galat

II-18
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Kerangka Berfikir


Seperti kita ketahui, di dalam pekerjaan, faktor lingkungan sangat
berpengaruh terhadap kinerja pekerja baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan kerja terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu lingkungan kerja
non fisik dan lingkungan kerja fisik. Yang dimana lingkungan kerja fisik terdiri
dari lingkungan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan dan
lingkungan perantara seperti rumah, kantor pabrik kota dan lain-lain begitu juga
sebaliknya. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja
diantaranya cahaya, suhu, kebisingan, warna dinding dan kondisi disekitar
lingkungan kerja tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-
faktor tersebut maka dapat dilakukan dengan pengujian ANOVA, percobaan
faktorial dan Uji Darab Duncan.

3.2 Pengumpulan Data


Data dikumpulkan dengan melakukan praktikum langsung, dengan cara
mendata kesalahan dalam mencocokan 15 pasang Resistor yang dilakukan oleh
tiga orang praktikan di dalam ruang Climate Chamber dengan dipengaruhi oleh
tingkat kebisingan dan pencahayaan.

3.3 Pengolahan Data


Dalam pengolahan data, data yang telah terkumpul dan tersusun diolah
dengan beberapa metode pengolahan data seperti :
1. Dengan mengggunakan uji kenormalan, uji kesragaman, uji kecukupan
data.
2. Dengan menggunakan perhitungan Analisis of Varians (ANOVA)
faktorial trifaktor.
3. Dengan menggunakan uji Darab Duncan, apabila Ho > Hi

III-1
3.4 Hipotesis Awal
Sebelum melakukan pengolahan data dan melakukan penganalisaan, di
perlukan hipotesa awal :
1. Ho₁ : tidak ada pengaruh waktu terhadap hasil tes
2. Hi₁ : ada pengaruh waktu terhadap hasil tes
3. Ho₂ : tidak ada pengaruh Lux meter terhadap hasil tes
4. Hi₂ : ada pengaruh Lux meter terhadap tes
5. Ho₃ : tidak ada pengaruh tingkat kebisingan tes terhadap hasil tes
6. Hi₃ : ada pengaruh tingkat kebisingan terhadap hasil tes
7. Ho₄ : tidak pengaruh waktu, tingkat cahaya dan tingkat
kebisingan terhadap hasil tes
8. Hi₄ : ada pengaruh waktu, tingkat cahaya dan tingkat kebisingan
terhadap hasil tes.

III-2
3.5 Flowchart

Studi Literatur Perumusan Masalah Studi Lapangan

Tujuan Penelitian :
1. Menentukan kondisi lingkungan kerja yang bisa membuat
nyaman.
2. Menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performa
dan produktivitas pekerja

Pengumpulan Data :
Data kesalahan tiga orang praktikan dalam mencocockan 15 pasang
resistor, dengan dipengaruhi tingkat kebisingan, pencahayaan dan
waktu

Pengolahan Data

Uji Keseragaman
Data

Tidak
Data
Seragam?

Ya

Uji Kecukupan Data

Tidak
Data
Cukup ?

Ya

A B

Gambar 3. 1 Kerangka Pemecahan Masalah

III-3
A B

Uji Kenormalan Data

Data Tidak
Normal ?

Ya

Uji Faktorial (ANOVA)

Uji Rentang Darab Duncan

Tidak
Ho
diterima ?

Ya

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3. 2 Lanjutan

III-4
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Data diperoleh dari hasil pengamatan tiga orang praktikan di
Laboratorium Perancangan Sisten Kerja dan Ergonomi, dan faktor yang diamati
meliputi faktor waktu, tingkat kebisingan, dan tingkat pencahayaan.

Tabel 4. 1 Hasil Praktikum

Cahaya (cd)
Nama Waktu Kebisingan
Praktikan (detik) (dB)
110 cd 150 cd 250 cd 300 cd

Lutfan 8 10 8 0

Defri 30 60 9 7 12 4

Ardi 10 8 10 5

Lutfan 4 7 8 9

Defri 30 75 10 10 8 9

Ardi 12 8 10 9

Lutfan 3 4 8 4

Defri 60 60 3 3 0 0

Ardi 6 8 0 4

Lutfan 2 5 8 3

Defri 60 75 5 5 1 3

Ardi 4 7 4 4

IV-1
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Uji Statistik
Berikut adalah data kesalahan dalam mencocokan resistor yang dilakukan
oleh praktikan.

Tabel 4. 2 Hasil Praktikum


8 10 8 0 9 7
12 4 10 8 10 5
4 7 8 9 10 10
8 9 12 8 10 9
3 4 8 4 3 3
0 0 6 8 0 4
2 5 8 3 5 5
1 3 4 7 4 4

4.2.1.1 Uji Keseragaman Data


a. Membuat Sub Group dan hitung rata-rata sub group

Tabel 4. 3 Sub Group Data


SUB
Group
Pengukuran (Xi) ̅
𝒙
1 8 10 8 0 9 7 7
2 12 4 10 8 10 5 8,16
3 4 7 8 9 10 10 8
4 8 9 12 8 10 9 9,2
5 3 4 8 4 3 3 4,16
6 0 0 6 8 0 4 3
7 2 5 8 3 5 5 4,66
8 1 3 4 7 4 4 3,83
̿
𝒙 6,02
Keterangan :
∑ 𝑋𝑖
𝑥̅ didapat dari perhitungan : atau nilai rata-rata dari
𝑛 (𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝)

sub group.
Contoh Perhitungan Pada Sub Group 1 Tabel 4.3 :
8+10+8+0+9+7
𝑥̅ =
6

𝑥̅ = 7

IV-2
b. Dan langkah ini dilanjutkan pada sub group berikutnya sampai didapat nilai 𝑥̅
masing-masing sub group untuk mendapatkan nilai 𝑥̿ dengan rumus:

𝑥̅ sub group 1 + 𝑥̅ sub group 2+...+𝑥̅ sub group 5


𝑥̿ =
8
7+ 8,167+ 8+ 9,333+4,167+3+4,667+3,833
=
8
= 6,021

c. Rumus mencari 𝜎𝑥 yang dipakai untuk menentukan BKA dan BKB :

(𝑋1− 𝑥̿ )2 + (𝑋2− 𝑥̿ )2 +⋯+(𝑋31− 𝑥̿ )2


𝜎=√
𝑛−1

(8−6,021)2 + (10−6,021)2 +⋯+(4−6,021)2


𝜎=√
48−1

𝜎 = 3,29 ≈ 3,3
maka :
𝜎
𝜎𝑥̅ =
√𝑛
= 3,3/√8
= 1,166 ≈ 1,17
Keterangan :
Tingkat ketelitian yang dipakai : 10%

Tingkat keyakinan : 97% = 2 𝜎

d. Mencari BKA dan BKB :


BKA = 𝑥̿ + 2 𝜎x
BKA = 6,021 + 2(1,17)
= 8,361 ≈ 8,36

IV-3
BKB = 𝑥̿ - 2 𝜎x
BKB = 6,021 – 2(1,17)
= 3,681≈ 3,68

e. Membuat Kontrol Chart

Control Chart
8.36
BKA

6.02 𝑥̿

3.68 BKB
1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4. 1 Plot Data Uji Keseragaman

Kesimpulan :
Dari hasil plot data dapat dilihat ada beberapa data yang melebihi BKA
maupun BKB maka data dinyatakan tidak seragam.

4.2.1.2 Uji Kecukupan Data


a. Menenukan tingkat keyakinan dan Ketelitian
Tingkat keyakinan yang digunakan : 97%
Tingkat ketelitian yang digunakan : 10%

b. Mencari N’ berdasarkan persamaan 2.17 :

𝑘/𝑠√𝑁Σxi² − (Σxi)²
𝑁′ = [ ]²
Σ𝑥𝑖

IV-4
c. Mencari nilai k/s dari persamaan di atas, untuk mencari N’ :
Ketelitin : 10% = 0,1
Keyakinan : 90 = 𝜎x

Maka,
0,1x = 𝜎x
1
x= 𝜎x
0,1

x = 10  k/s = 10

Masukan data kedalam persamaan 2.17 :

𝑘/𝑠√𝑁Σxi² − (Σxi)²
𝑁′ = [ ]²
Σ𝑥𝑖

Maka,
10√48(2249)−(289)²
N’ = [ ]²
289

N’ = 29,2

Kesimpulan :
Karena nilai N'= 29,2 itu tidak lebh dari jumlah data yang ada sebanyak
48 data maka data dinyatakan cukup.

4.2.1.3 Uji Kenormalan Data


a. Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar

Tabel 4. 4 Data yang diurutkan


0 0 0 0 1 2 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5 5 6
7 7 7 8 8 8 8 8
8 8 8 8 9 9 9 9
10 10 10 10 10 10 12 12

IV-5
b. Mencari data distribusi frekuensi
Rentang Kelas (R)
R = Xmax-Xmin
= 12-0
= 12
Banyak Kelas (K)
K = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 48
= 6,5480 ≈ 7
Panjang Kelas Interval (P)
𝑅
P =
𝐾
12
=
7

= 1,7 ≈ 2

Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan

Luas tiap
Kelas Batas Z Z X2
No kelas Ei Oi
Interval Bawah Hitung Tabel Hitung
interval
1 0 - 1,9 -0,1 -1,860 0,031 0,074 3,636 5 0,512

2 2 - 3,9 1,9 -1,252 0,106 0,156 7,620 6 0,344

3 4 - 5,9 3,9 -0,644 0,261 0,223 10,922 12 0,106

4 6 - 7,9 5,9 -0,037 0,484 0,232 11,353 4 4,763

5 8 - 9,9 7,9 0,571 0,716 0,165 8,100 13 2,965

6 10 - 11,9 9,9 1,179 0,881 0,082 4,033 6 0,960

7 12 - 13,9 11,9 1,787 0,963 0 0 2 0

Keterangan tabel :
- Untuk mencari Z hitung :
𝑋𝑖−𝑥̅
Z =
𝑠

IV-6
Keterangan : 𝑥̅ didapat dari rumus :

∑𝑥
𝑥̅ =
𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

s didapat dari rumus :

∑(𝑥𝑖−𝑥̿ )2
𝑠=√
𝑛−1

Contoh perhitungan untuk no Z hitung :


−0,1−6,021
Z=
3,3

Z = -1,86

- Untuk mencari Z tabel cari dari Table Distribusi

- Untuk mencari Luas tiap kelas :


= Ztabel kedua – Ztabel kesatu
= 0,106 - 0,031= 0,074 (dilanjutkan sampai kelas ke-7)

- Untuk mencari Ei :
Ei = luas tiap kelas interval x n data
= 0,074 x 48
= 3,636 (dilanjutkan sampai kelas ke-7)

- Untuk mencari Oi :
Oi = frekuensi tiap kelas data

IV-7
c. Mencari Xtabel dan Xhitung
Rumus Xhitung :

(𝑂𝑖₁−𝐸𝑖₁)² (𝑂𝑖₂−𝐸𝑖₂)² (𝑂𝑖₆−𝐸𝑖₆)²


X² hitung = + + ......+
𝐸𝑖₁ 𝐸𝑖₂ 𝐸𝑖₆

(5−3,636)² (6−7,620)² (12−10,922)²


= + +......+
3,636 7,620 10,922

= 9,65

Rumus Xtabel :
Ketelitian 10% = 0,1
X² tabel = (1 – α)(k – 3)
= (1 – 0,1)(7 – 3)
= (0,9)(4)
Diketahui n = 4 dengan desimal = 4,9 setelah dicari dari tabel hasilnya adalah
5,369.
Kesimpulan :
Setelah dihitung ternyata X² hitung < X² tabel , maka data dinyatakan tidak
normal.

4.2.2 ANOVA (Analisi of Variance)


Dalam pengolahan data ini kita menggunakan teknik percobaan faktorial,
dimana hasil dari pengamatan tersebut terdapat tiga faktor yang dapat
mempengaruhi satu sama lainnya, makanya kita menggunakan sistem tri faktorial.
Berikut adalah variabel keputusan yang telah dibuat :

A = menyatakan waktu (detik)


B = menyatakan kebisingan (dB)
C = menyatakan cahaya (Cd)
α = 0,05

IV-8
Tabel 4. 6 Data Hasil Praktikum

Kebisingan Intensitas Cahaya (cd)


Waktu (detik)
(dB) 110 cd 150 cd 250 cd 300 cd
8 10 8 0
30 60 9 7 12 4
10 8 10 5
Jumlah 27 25 30 9
4 7 8 9
30 75 10 10 8 9
12 8 10 9
Jumlah 26 25 26 27
3 4 8 4
60 60 3 3 0 0
6 8 0 4
Jumlah 12 15 8 8
2 5 8 3
60 75 5 5 1 3
4 7 4 4
Jumlah 11 17 13 10

Tabel 4. 7 Trifaktor

C
60 75
B
A A
110 150 250 300 110 150 250 300
8 10 8 0 4 7 8 9
30 9 7 12 4 10 10 8 9
10 8 10 5 12 8 10 9
3 4 8 4 2 5 8 3
60 3 3 0 0 5 5 1 3
6 8 0 4 4 7 4 4

IV-9
Penyelesaian :
A = 4, B = 2, C = 2, n = 3

1. Ho₁ : tidak ada pengaruh faktor cahaya terhadap hasil tes


Ho₂ : tidak ada pengaruh intensitas waktu terhadap hasil tes
Ho₃ : tidak ada pengaruh tingkat kebisingan terhadap hasil tes
Ho₄ : tidak ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu
Ho₅ : tidak ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan
Ho₆ : tidak ada interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan
Ho₇ : tidak ada interaksi antara faktor waktu, faktor kebisingan, dan
cahaya

2. H1₁ : paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor cahaya
H1₂ : paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor waktu
H1₃ : paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor kebisingan
H1₄ : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor cahaya dengan
waktu
H1₅ : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor cahaya dengan
kebisingan
H1₆ : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor kebisingan
dengan waktu
H1₇ : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor waktu,
kebisingan dan cahaya
3. α = 0,05
4. nilai kritis dicari dengan :
a. untuk baris (faktor cahaya) :
v₁ = A- 1 dan v₂= A.B.C (n-1)
v₁ = 4-1 , v₂ = 4.2.2 (3-1)
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90

IV-10
b. untuk kolom (faktor waktu) :
v₁ = B-1 dan v₂ = A.B.C (n-1),
v₁ = 2-1 dan v₂ = 4.2.2 (3-1),
v₁ = 1 , v₂ = 32
maka Ftabel = 4,15
c. untuk kolom (faktor kebisingan) :
v₁ = C-1 dan v₂ = A.B.C (n-1),
v₁ = 2-1 dan v₂ = 4.2.2 (3-1),
v₁ = 1 , v₂ = 32
maka Ftabel = 4,15
d. untuk interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu
v₁ = (A-1)(B-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (4-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90
e. untuk interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan
v₁ = (A-1 )(C-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (4-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90
f. untuk interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan
v₁ = (B-1 )(C-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (2-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 1 , v₂ = 32
maka Ftabel = 4,15
g. untuk interaksi antara faktor waktu, cahaya dan kebisingan
v₁ = (A-1)(B-1 )(C-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (4-1)(2-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90

IV-11
5. Kriteria pengujian
 Untuk Ho yaitu :
a. Ho₁ : diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
Ho₁ : ditolak apabila Fhitung > 2,90
b. Ho₂ : diterima apabila Fhitung ≤ 4,15
Ho₂ : ditolak apabila Fhitung > 4,15
c. Ho₃ : diterima apabila Fhitung ≤ 4,15
Ho₃ : ditolak apabila Fhitung > 4,15
d. Ho₄ : diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
Ho₄ : ditolak apabila Fhitung > 2,90
e. Ho₅ : diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
Ho₅ : ditolak apabila Fhitung > 2,90
f. Ho₆ : diterima apabila Fhitung ≤ 4,15
Ho₆ : ditolak apabila Fhitung > 4,15
g. Ho₇ : diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
Ho₇ : ditolak apabila Fhitung > 2,90
 Untuk H1 yaitu :
a. H1₁ : diterima apabila Fhitung ≥ 2,90
H1₁ : ditolak apabila Fhitung < 2,90
b. H1₂ : diterima apabila Fhitung ≥ 4,15
H1₂ : ditolak apabila Fhitung < 4,15
c. H1₃ : diterima apabila Fhitung ≥ 4,15
H1₃ : ditolak apabila Fhitung < 4,15
d. H1₄ : diterima apabila Fhitung < 2,90
H1₄ : ditolak apabila Fhitung < 2,90
e. H1₅ : diterima apabila Fhitung ≥ 2,90
H1₅ : ditolak apabila Fhitung < 2,90
f. H1₆ : diterima apabila Fhitung ≥ 4,15
H1₆ : ditolak apabila Fhitung < 4,15
g. H1₇ : diterima apabila Fhitung ≥ 2,90
H1₇ : ditolak apabila Fhitung < 2,90

IV-12
4.2.3 Uji Faktorial
Langkah-langkahnya :
1. Buat tabel dua arah

Tabel 4. 8 Interaksi antara faktor cahaya, waktu dan kebisingan,


B C
30 detik Jumlah
60 dB 75 dB
A
110 cd 27 26 53
150 cd 25 25 50
250 cd 30 26 56
300 cd 9 27 36
Jumlah 91 104 195

Tabel 4. 9 Interaksi antara faktor cahaya, waktu dan kebisingan

B C
60 detik Jumlah
60 dB 75 dB
A
110 cd 12 11 23
150 cd 15 17 32
250 cd 8 13 21
300 cd 8 10 18
Jumlah 43 51 94

Tabel 4. 10 Interaksi antara faktor cahaya dengan kebisingan

C
A Jumlah
60 dB 75 dB
110 cd 39 37 76
150 cd 40 42 82
250 cd 38 39 77
300 cd 17 37 54
Jumlah 134 155 289

IV-13
Tabel 4. 11 Interaksi antara faktor cahaya dengan waktu

B
A Jumlah
30 detik 60 detik
110 cd 53 23 76

150 cd 50 32 82

250 cd 56 21 77

300 cd 36 18 54

Jumlah 195 94 289

Tabel 4. 12 Interaksi antara faktor waktu dengan kebisingan

B
C Jumlah
30 detik 60 detik

60 dB 91 43 134

75 dB 104 51 155

Jumlah 195 94 289

2. Menghitung jumlah kuadrat


𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
2
𝑇2
JKT = ෍ 𝑇² ෍ 𝑇² ෍ 𝑇² ෍ 𝑇𝑖𝑗𝑘𝑙 −
𝑎𝑏𝑐𝑛
𝑗=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑙=𝑙

289²
= 8² + 10² + .... + 4² − = 508,97
48

෍ 𝑇12
𝑘=𝑙 𝑇2
JKA = −
𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

76²+82²+77²+54² 289²
= − = 38,73
12 48

IV-14
𝑏

෍ 𝑇12
𝑖=𝑙
𝑇2
JKB = −
𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

195²+94² 289²
= − = 212,52
24 48
𝑐

෍ 𝑇12
𝑗=𝑙 𝑇2
JKC = −
𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

134²+155² 289²
= − = 9,19
24 48

𝑎 𝑏 𝑎 𝑏

෍ ෍ 𝑇𝑖𝑗2 ෍ 𝑇12 ෍ 𝑇12


𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑖=𝑙 𝑇2 𝑗=𝑙
JK(AB) = +
𝑐𝑛 𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

53²+50²+...+18² 76²+82²+77²+54² 195²+94² 289²


= - - +
6 12 24 48
12059 21345 46861 83521
= - - +
6 12 24 48
= 18,6

𝑎 𝑐 𝑎 𝑐
2 ෍ 𝑇2෍ 𝑇2
෍ ෍ 𝑇𝑖𝑘 1 1
𝑖=𝑙 𝑘=𝑙 𝑖=𝑙 𝑘=𝑙 𝑇2
JK(AC) = +
𝑏𝑛 𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

39²+40²+...+37² 76²+82²+77²+54² 134²+155² 289²


= - - +
6 12 24 48
10877 21345 41981 83521
= - - +
6 12 24 48
= 24,9

IV-15
𝑏 𝑐 𝑏 𝑐
2 ෍ 𝑇2 ෍ 𝑇2
෍ ෍ 𝑇𝑗𝑘 1 1
𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑗=𝑙 𝑇2 𝑘=𝑙
JK(BC) = +
𝑎𝑛 𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

91²+43²+104²+51² 195²+94² 134²+155² 289²


= - - - +
12 24 24 48
23547 46861 41981 83521
= - - +
12 24 24 48
= 0,52
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏 𝑎 𝑐 𝑏 𝑐
2 2 2
෍ ෍ ෍ 𝑇𝑖𝑗𝑘 ෍ ෍ 𝑇𝑖𝑗2 ෍ ෍ 𝑇𝑖𝑘 ෍ ෍ 𝑇𝑗𝑘
𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑖=𝑙 𝑘=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙
JK(ABC) =
𝑛 𝑐𝑛 𝑏𝑛 𝑎𝑛
𝑎 𝑏 𝑐

෍ 𝑇12 ෍ 𝑇12 ෍ 𝑇12


𝑖=𝑙 𝑗=𝑙 𝑘=𝑙 𝑇2

𝑏𝑐𝑛 𝑎𝑐𝑛 𝑎𝑏𝑛 𝑎𝑏𝑐𝑛

27²+25²+...+10² 53²+50²+...+18² 39²+40²+...+37²


= - - –
3 6 6
91²+43²+104²+51² 76²+82²+77²+54² 195²+94²
+ + +
12 12 24
134²+155² 83521
-
24 48
= 27,9

JKG = JKT – JKA – JKB – JKC – JK(AB) – JK(AC) – JK(BC) – JK(ABC)


= 508,97 – 38,73 – 212,52 – 9,19 – 18,6 – 24,9 – 0,52 – 27,9
= 170,61

3. Menghitung rataan kuadrat


a. Rataan kuadrat perlakuan
38,73
S₁² = = 12,91
3
212,52
S₂² = = 212,52
1

IV-16
9,19
S₃² = = 9,19
1
18,6
S₄² = = 6,2
3
24,9
S₅² = = 8,3
3
0,52
S₆² = = 0,52
1
27,9
S₇² = = 9,3
3

b. Rataan kuadrat galat


170,61
S² = = 5,33
32

4. Menghitung F hitung
12,91
F₁ = = 2,43
5,33
212,52
F₂ = = 39,8
5,33
9,19
F₃ = = 1,73
5,33
6,2
F₄ = = 1,16
5,33
24,9
F₅ = = 4,67
5,33
0,52
F₆ = = 0,09
5,33
27,9
F₇ = = 5,23
5,33

IV-17
Tabel 4. 10 Hasil Perhitungan
Jumlah Derajat Rataan
Sumber Variansi Fhitung Ftabel
Kuadrat Kebebasan Kuadrat
Pengaruh Utama

A (Cahaya) 38,73 3 12,91 2,43 2,90

B (Waktu) 212,52 1 212,52 39,8 4,15

C (Bising) 9,19 1 9,19 1,73 4,15


Interaksi
Dwifaktor
AB 18,6 3 6,20 1,16 2,90

AC 24,9 3 8,30 4,67 2,90

BC 0,52 1 0,52 0,09 4,15


Interaksi
Trifaktor
ABC 27,9 3 9,30 5,23 2,90

Galat 170,61 32 5,33

Jumlah 508,97 47

Kesimpulan :
 Untuk Ho yaitu :
a. Ho₁ : diterima karena Fhitung ≤ 2,90
Tidak ada pengaruh dari faktor cahaya terhadap hasil tes, dikarenakan
F hitung kurang dari F tabel.
b. Ho₂ : ditolak karena Fhitung > 4,15
Ada pengaruh dari faktor waktu terhadap hasil tes, dikarenakan F
hitung lebih dari F tabel.
c. Ho₃ : diterima karena Fhitung ≤ 4,15
Tidak ada pengaruh dari faktor kebisingan terhadap hasil tes,
dikarenakan F hitung kurang dari F tabel.

IV-18
d. Ho₄ : diterima karena Fhitung ≤ 2,90
Tidak ada pengaruh dari interaksi antara faktor cahaya dengan faktor
waktu terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung kurang dari F tabel.
e. Ho₅ : ditolak karena Fhitung > 2,90
Ada pengaruh dari interaksi antara faktor cahaya dengan faktor
kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung lebih dari F tabel.
f. Ho₆ : diterima karena Fhitung ≤ 4,15
Tidak ada pengaruh dari interaksi antara faktor waktu dengan faktor
kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung kurang dari F
tabel.
g. Ho₇ : ditolak karena Fhitung > 2,90
Ada pengaruh dari interaksi antara faktor cahaya, faktor waktu dan
faktor kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung lebih dari F
tabel.

4.2.4 Uji Rentang Darab Duncan


a. Faktor Waktu
F(B) hitung > F(B) tabel
F (39,8) > F (4,15)
- Tolak H0₂ (Waktu)
“Berarti ada pengaruh perbedaan waktu terhadap kesalahan hitung”
- Karena H0₂ (Waktu) ditolak maka dilakuka uji rentang darab duncan
untuk melihat bagaimana hubungan antara pengaruh waktu 30 detik dan
60 detik.

Tabel 4. 11 Rata-rata Jumlah (Faktor Waktu)

30 detik 60 detik
Waktu
x₁ x₂

Mean 195/24 = 8,13 94/24 = 3,92

IV-19
Rumus Uji Rentang :

𝑆²
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝 √
𝑛
ɑ = 0,5
v = 32
p=1
Didapat rp (0,05, 5 : 32) setelah dilihat dari tabel 12 (rentangan di studentkan
rp dengan rentangan terkecil) hasilnya adalah 3,199.
Maka :

𝑆²
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝 √
𝑛

𝑆² (𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡)


𝑅𝑝 = 3,199 √
𝑛

5,33
𝑅𝑝 = 3,199 √
24

𝑅𝑝 = 3,199 𝑥 0,47
𝑅𝑝 = 1,504

p 1

rp 3,199

Rp 1,504

x₁ - x₂ = 8,13 – 3,92
= 4,21

Sehingga : x₁ - x₂ > Rp
“Berarti x₁ dan x₂ berbeda secara berarti.”
x₁ = 3,92 x₂ = 8,13

IV-20
b. Faktor Cahaya dan Kebisingan
F(AC) hitung > F(AC) tabel
F (4,67) > F (2,90)
- Tolak H0₅ (Cahaya dan Kebisingan)
“Berarti ada pengaruh interaksi faktor cahaya dan faktor kebisingan
terhadap kesalahan hitung”
- Karena H0₅ (Cahaya dan Kebisingan) ditolak maka dilakuka uji rentang
darab duncan untuk melihat bagaimana hubungan antara interaksi faktor
cahaya dan kebisingan 60 dB dan 75 dB.

Tabel 4. 12 Rata-rata Jumlah (Faktor Cahaya dan Kebisingan)

60 dB 75 dB
Kebisingan
x₁ x₂

Mean 134/6 = 22,3 155/6 = 25,8

Rumus Uji Rentang :

𝑆²
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝 √
𝑛
ɑ = 0,5
v = 32
p=3
Didapat rp (0,05, 3 : 32) setelah dilihat dari tabel 12 (rentangan di studentkan
rp dengan rentangan terkecil) hasilnya adalah 3,035.
Maka :

𝑆²
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝 √
𝑛

𝑆² (𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡)


𝑅𝑝 = 3,035 √
𝑛

IV-21
5,33
𝑅𝑝 = 3,035 √
6

𝑅𝑝 = 3,035 𝑥 0,89
𝑅𝑝 = 2,701

p 1

rp 3,035

Rp 2,701

x₂ - x₁ = 25,8 – 22,3
= 3,5

Sehingga : x₂ - x₁ > Rp
“Berarti x₁ dan x₂ berbeda secara berarti.”
x₁ = 23,2 x₂ = 25,8

c. Faktor Cahaya, Waktu dan Kebisingan


F(ABC) hitung > F(ABC) tabel
F (5,23) > F (2,90)
- Tolak H0₇ (Cahaya, Waktu dan Kebisingan)
“Berarti ada pengaruh antara interaksi faktor cahaya, waktu dan
kebisingan terhadap kesalahan hitung”
- Karena H0₇ (Cahaya, waktu dan Kebisingan) ditolak maka dilakuka uji
rentang darab duncan untuk melihat bagaimana hubungan antara
interaksi faktor cahaya, waktu 30 detik dan 60 detik dan kebisingan 60
dB dan 75 dB.

IV-22
Tabel 4. 13 Rata-rata Jumlah (Faktor Cahaya, Waktu dan Kebisingan)

Waktu 30 detik 60 detik

60 dB 75 dB 60 dB 75 dB
Kebisingan

x₁ x₂ x₃ x₄

Mean 91/3 = 30,3 104/3 = 34,6 43/3 =14,3 51/3 = 17

Rumus Uji Rentang :

𝑆²
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝 √
𝑛
ɑ = 0,5
v = 32
p=3
Didapat rp (0,05, 3 : 32) setelah dilihat dari tabel 12 (rentangan di studentkan
rp dengan rentangan terkecil) hasilnya adalah 3,035.
Maka :

𝑆²
𝑅𝑝 = 𝑟𝑝 √
𝑛

𝑆² (𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡)


𝑅𝑝 = 3,035 √
𝑛

5,33
𝑅𝑝 = 3,035 √
3

𝑅𝑝 = 3,035 𝑥 1,78
𝑅𝑝 = 5,402

IV-23
p 3

Rp 3,035

Rp 5,402

 x₂ - x₁ = 34,6 – 30,3
=4
Sehingga : x₂ - x₁ < Rp
“Berarti x₁ dan x₂ berbeda secara tidak berarti.”
x₁ = 30,3 x₂ = 34,6

 x₁ - x₃ = 30,3 – 14,3
= 16
Sehingga : x₁ - x₃ > Rp
“Berarti x₁ dan x₃ berbeda secara berarti.”
x₁ = 30,3 x₃ = 14,3

 x₁ - x₄ = 30,3 – 17
= 13,3
Sehingga : x₁ - x₃ > Rp
“Berarti x₁ dan x₄ berbeda secara berarti.”
x₁ = 30,3 x₃ = 17

 x₂ - x₃ = 34,6 – 14,3
= 20,3
Sehingga : x₂ - x₃ > Rp
“Berarti x₂ dan x₃ berbeda secara berarti.”
x₂ = 34,6 x₃ = 14,3

IV-24
 x₂ - x₄ = 34,6 – 17
= 17,6
Sehingga : x₂ - x₄ > Rp
“Berarti x₂ dan x₄ berbeda secara berarti.”
x₂ = 34,6 x₄ = 17

 x₄ - x₃ = 17 – 14,3
= 2,7
Sehingga : x₄ - x₃ < Rp
“Berarti x₃ dan x₄ berbeda secara tidak berarti.”
x₃ = 17 x₄ = 14,3

IV-25
BAB V
ANALISIS

5.1 Analisis Data


Dari hasil pengujian terhadap 9 orang praktikan diperoleh data sebanyak
243 data. Data tersebut dilakukan beberapa pengujian diantaranya:

a. Uji keseragaman data


Data tidak seragam karena ada sebagian data melebihi batas kontrol.
b. Uji kenormalan data
X² hitung = 9,65
X² tabel = (1 – α)(k – 3)
= (1 – 0,1)(7 – 3)
= (0,9)(4)
Diketahui n = 4 dengan desimal = 4,9 setelah dicari dari tabel hasilnya
adalah 5,369.
Kesimpulan :
Setelah dihitung ternyata X² hitung > X² tabel , maka data dinyatakan
tidak normal.
c. Uji kecukupan data
Data yang dipelukan untuk melakukan pengujian telah cukup karena
N,<N, dimana :
Tingkat keyakinan = 90 %
Tingkat ketelitian = 10 %
Maka,
10√48(2249)−(289)²
N’ = [ ]²
289

N’ = 29,2
Karena nilai N'= 29,2 itu tidak lebh dari jumlah data yang ada sebanyak 48
data maka data dinyatakan cukup.

V-1
5.2 Analisis ANOVA
a. Satu Faktor
Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara waktu,
intensitas cahaya, dan tingkat kebisingan, setelah dianalisis adalah :
ada pengaruh waktu terhadap hasil pengujian, H0₂ ditolak dan H1₂
diterima.
b. Dwi Faktor
Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intensitas
cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah :
ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan yang
berpengaruh terhadap hasil tes, H0₅ ditolak dan H1₅ diterima.
c. Tri Faktor
Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intentitas
cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah :
ada interaksi antara faktor cahaya, faktor waktu dan faktor kebisingan
yang berpengaruh terhadap hasil tes, H0₇ ditolak dan H1₇ diterima.

V-2
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan kebisingan dan insentitas
cahaya di ruang climatic chamber yang terdiri dari peralatan –peralatan seperti
music, suhu ruangan, lampu dan dingding sangat berpengaruh secara signifikan
terhadap konsentrasi pikiran dan kelelahan mata saat memilih sepuluh jenis
resistor. Nilai kebisingannya antara 50dB -70dB dan kebisingan dengan 70dBA.
Peralatan-peralatan sound 50% kebisingannya melebihi 50dBA. Peralatan-
peralatan sound dan sebagainya untuk kegiatan produksi pemilihan spare part
resistor menimbulkan kebisingan. Frakis komulatif bising area ruangan chamber,
maka bekerja di area tersebut dengan waktu tertentu secara administrative dapat di
atasi dengan rotasi karyawan secara berkala, sedangkan fraksi komulatif bising
area di ruangan chamber dapat di atasi dengan menggunakan alat pelindung diri
ear plug. Belum adanya alat pelindung diri (APD) bagi karyawan yang bekerja di
ruang chamber.

6.2 Saran
a. Materi Praktikum
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diajukan adalah
sebaiknya intensitas penerangan dalam ruang kerja harus sesuai dengan standar
intensitas penerangan menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002, khususnya di
ruang bagian perakitan.
Materi yang di berikan berupa teori sudah bagus, tetapi cara memproses
data yang cepat dan akurat yaitu menggunakan annova mahasiswa kurang
memahaminya sehingga dalam memproses data membutuhkan waktu yang cukup
lama.
1. Sistem pola kerja di atur sedemikian rupa sehingga fraksi kumulatifnya
diusahakan dengan cara melakukan pengisian log sheet bagi operator.
2. Mengadakan alat pelindung diri (APD)
3. Mempermudah sistem birokrasi dalam pengambilan alat pelindung diri
(APD) khususnya ear muff dan ear plug.

VI-1
4. Hasil pengukuran tingkat kebisingan ruang chamber perlu di evaluasi
untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi
5. Secara priodik peril di lakukan evaluasi dan sosialisasi alat pelindung diri
seperti ear maff dan ear plug.
6. Pemetaan tingkat kebisingan yang ditandai dengan pewarnaan
(hijau,kuning,merah) agar di jadikan sebagai standar perbaikan rambu
kebisingan di area chamber.
7. Penelitian jangaka panjang mengenai treatment akustik atau
pengembangan seperti noise barrier, enclosure atau membuat mesin agar
tidak bising sebaiknya mulai di persiapkan.
b. Manfaat yang Diperoleh
Manfaat yang kami peroleh, dengan adanya praktikum ini menjadikan
pengetahuan kami bertambah luas khususnya dibidang mata kuliah perancangan
sistem kerja dan Ergonomi,sehingga apa yang kita akanb produksi khususnya
untuk biaya tenaga kerja langsung Maka dengan adanya penelitian ini kita dalam
suatu produksi bisa kompetitif.

VI-2
DAFTAR PUSTAKA

Angga, M., & Acep. (2011). Laporan Analisis Perancangan Sistem Kerja &
Ergonomi. UNLA: Bandung.
Hendarin Indar. (2000). Perancangan dan Evaluasi Aspek Ergonomi dan Desain
Kamar Bicara Umum Penyelengggaraan Jasa Wartel KOPMA UNISBA.
Teknik Industri, UNISBA, Bandung
Modul I Praktikum Perancangan Sistem Kerja. (2014). Perancangan Produk Yang
Ergonomis. Teknik Industri, UNLA : Bandung.
Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmaja. (2006). Teknik Perancangan Sistem
Kerja. ITB : Bandung.
Wignisoeboto, Sritomo. (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Institut
Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
http://antropometriindonesia.com/
http://bayusaputra91.wordpress.com/2011/01/12/laporan-akhir-praktikum-apk-2/
http://statistikian.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ergonomi
http://www.4shared.com/office/gQiRgoNzce/DAFTAR_PUSTAKA_LAPORAN.
https://www.google.co.id/
http://www.imuzcorner.com/2012/11/penulisan-daftar-pustaka-yang-benar.html
http://www.gudangmateri.com

Anda mungkin juga menyukai