Laporan Makalah Bioteknologi Kelompok 2 - Evaporation
Laporan Makalah Bioteknologi Kelompok 2 - Evaporation
BIOTEKNOLOGI
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Elliyana 21080115120006
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 5
2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan percobaan ini yaitu:
a. Untuk mengetahui cara pembuatan media tanam sistem construct wetland
sederhana dengan metode evaporation.
b. Untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah proses penjernihan air
limbah domestik dengan sistem construct wetland sederhana dengan metode
evaporation.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
buatan ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan instalasi pengolahan
limbah cair alami (natural wetland) yaitu lokasi bisa dipilih sesuai dengan keinginan,
ukuran lebih fleksibel, pola aliran serta waktu tinggal bisa diatur (Jimmy, 2015). Instalasi
pengolahan limbah cair buatan ini mampu mengolah berbagai limbah cair seperti limbah
cair domestik, limbah cair pemotongan hewan, limbah cair pabrik kertas, limbah cair
pabrik gula, limbah cair peternakan dan berbagai limbah cair lainnya (Kurniadie, 2011).
7
Proses pengolahan air limbah dengan sistem ini dipengaruhi oleh media yang
sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem wetland. Media reaktor lahan basah aliran
permukaan (SF-Wetlands) dan aliran bawah permukaan (SSF-Wetland) secara umum
dapat berupa tanah, pasir, batuan atau bahan-bahan lainnya. Untuk meningkatkan kinerja
CWs, selain memanfaatkan tanaman air, CWs juga didesain dengan variasi media.
Kerikil, dan botol bekas air mineral (pets) juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam
(Dallas, Scheffe dan Ho, 2005), demikian pemanfaatan zeolit, arang, dsb.
2.3 Kinerja Sistem Lahan Basah Buatan Tipe Subsurface Flow Wetlands (SSF-
Wetlands)
Khiatuddin, M. (2003) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kinerja SSF –
wetlands berdasarkan media yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kinerja Lahan Basah Buatan Aliran Atas Permukaan Berdasarkan Jenis
Media yang Digunakan
No Jenis Media Presentase Pengurangan Polutan
BOD SS Coliform
1 Kerikil 55-96 51-98 99
2 Tanah 62-85 49-85 -
3 Pasir 96 94 100
4 Tanah liat 92 91 -
Sumber : Khiatuddin, M, 2003
Khiatuddin (2003), menyatakan bahwa dibawah permukaan tanah, akar tumbuhan
akuatik mengeluarkan oksigen, sehingga terbentuk zona rizosfer yang kaya akan oksigen
diseluruh permukaan rambut akar. Oksigen tersebut mengalir ke akar melalui batang
setelah berdifusi dari atmosfir melalui pori-pori daun.
8
b. Mudah dioperasikan dan dirawat, sehingga tidak membutuhkan karyawan yang
berkeahlian tinggi
c. Menyediakan fasilitas pembersih air limbah yang efektif dan dapat diandalkan
d. Relatif toleran terhadap berbagai tingkat konsentrasi bahan pencemar sebagai akibat
fluktuasi hidrologis dan jumlah bahan pencemar yang memasuki sistem
e. Dapat menghilangkan senyawa beracun (termasuk logam berat) yang tidak dapat
dibersihkan oleh fasilitas konvensional
f. Bahan pencemar di dalam air dapat di daur ulang untuk menjadi biomassa yang
bernilai ekonomis
g. Cocok dikembangkan di permukiman kecil dimana harga tanah relatif murah dan air
limbah berasal dari rumah tangga
h. Menyumbangkan keuntungan yang tidak langsung bagi lingkungan seperti kawasan
hijau, habitat satwa liar, kawasan rekreasi dan pendidikan.
2.4.2 Kelemahan Teknologi Lahan Basah Buatan
Namun demikian teknologi lahan basah juga memiliki beberapa kelemahan jika
dibandingkan dengan fasilitas pembersih air limbah yang menggunakan teknologi
konvensional. Kelemahannya adalah:
a. Memerlukan areal tanah yang luas untuk dapat menghasilkan air yang relatif bersih
b. Kriteria desain dan operasi masih belum jelas
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1 Skema Sistem Construct Wetland Sederhana dengan Metode Evaporation
Sumber : Analisis Penulis, 2018
10
3.1.2 Proses dalam Constructed Wetland
Terdapat beberapa proses yang terjadi di dalam Constructed Wetlands dalam
menghilangkan atau mengurangi kandungan bahan pencemar. Proses yang terjadi adalah
fisik, biologi dan kimia. Mekanisme penurunan polutan berkaitan dengan macam polutan
dan proses penurunan konsentrasi di dalam CWs.
Tabel 3.1 Mekanisme Penurunan Polutan dalam CWs
Polutan Proses Penurunan
Material organik (diukur dalam bentuk Proses biologis, sedimentasi, penyerapan
DO) oleh mikroba
Kontaminan organik (pestisida) Adsorbs, volatilisasi, fotolisis, degradasi
biotik / abiotik
Suspended solid Sedimentasi
Sumber : Mitchell, Wiese dan Young (1998)
3.1.3 Air Limbah Rumah Tangga
Air limbah rumah tangga adalah air yang berasal dari kegiatan rumah tangga
seperti dapur, mandi, cucian, dan bersih rumah/pel namun tidak termasuk yang berasal
dari WC (water closet). GW mengandung bahan kimia yang di gunakan dalam aktifitas
rumah tangga dan harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan
dan lingkungan.
11
Gambar 3.2 Alat yang dibutuhkan
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
Bahan:
1. Rumput Teki
2. Tanah, Kerikil, Pasir
3. Air Limbah Rumah Tangga atau Selokan
12
Gambar 3.4 Skema Langkah-langkah Percobaan
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Rumput teki mengalami perubahan selama hari ke 3, 5, dan 7. Berikut ini
pertumbuhan yang di alami oleh rumput teki A, B, dan C:
Hari 3
Tanaman A : 8,3 cm
Tanaman B : 5cm
Tanaman C : 12cm
Hari 5
Tanaman A : 8,5 cm
Tanaman B : 5,2cm
Tanaman C : 12,2cm
Hari 7
Tanaman A : 8,6 cm
Tanaman B : 5,2cm
Tanaman C : 12,2cm
14
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa Constructed Wetlands ini dapat
dijadikan salah satu teknologi hijau yang efisien untuk menurunkan kadar
pencemar dalam limbah cair.
2. Pemilihan media yang lebih baik dan kombinasi penggunaan media yang tepat
dapat meningkatkan kinerja CWs dalam menurunkan kadar polutan. Sementara
pemilihan jenis tanaman dilakukan untuk menyesuaikan dengan lokasi
Constructed Wetlands berkenaan dengan paparan sinar matahari dan berdasarkan
pertimbangan estetika.
16
DAFTAR PUSTAKA
Awalina, Ami A. dan Meutia. 2005. Aplikasi Lahan Basah Buatan Tropis Jenis Aliran
Permukaan Untuk Menyisihkan SS dan Konstituen Organik dalam Limbah
Industri Tepung Tapioka. Jurnal Vol. 4, No. 12, Bogor : Puslit Limnologi-LlPI.
Dallas, S., B. Scheffe dan G. Ho. 2005. Reedbeds for greywater treatment - case study in
Santa Elena - Monteverde, Costa Rica, Central America. Ecol. Eng. 23 : 55 -
61.
Hammer, M. J. 1986. Water and Wasterwater Tecnology 5th ed, Prentice-Hall, Inc, Upper
Sadlle River, New Jersey 07458.
Jimmy P. 2015. Efektifitas Sistem Lahan Basah Buatan Sebagai Alternatif Pengolahan
Limbah Domestik Menggunakan Tanaman Hias Iris Pseudoacorus.
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang.
Khiatuddin, M. 2003. Melestarikan Sumber Daya Air Dengan Teknologi Rawa Buatan.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kurniadie, Denny. 2011. Teknologi Pengolahan Air Limbah Cair secara Biologis.
Widiya Padjajaran.
Metcalf and Eddy. 2003. Wastewater Engineering : Treatment and Reuse, Fourth
Edition, International Edition. McGraw-Hill. New York.
Mitchell, C., R. Wiese dan R. Young. 1998. Contructed Wetlands Manual Vol 2, Chapter
17 (Design of Wastewater Wetlands), p 258 - 259. Department of Land and
Water Conservation New South Wales, Australia.
17