Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
http://cvdmgc.blogspot.co.id/2011/07/metode-pembangunan-gedung-rhb.html 1/6
5/24/2018 DMGC (Digital Macro Global Centre): Metode Pembangunan Gedung RKB
1. Material campuran beton yang digunakan, bebas dari debu/lumpur dan zat organik lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan dan Direksi Teknis.
2. Besi Tulangan yang digunakan bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
3. Diameter besi yang digunakan, mengikuti ukuran yang telah ditetap dan disyaratkan, sesuai dengan bestek dan atas izin
Pengawas Lapangan dan Direksi Teknis.
4. Dalam melaksanakan pekerjaan beton, memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Mempedomani Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) Tahun 1971.
b. Menggunakan bahan yang memenuhi syarat/berkualitas baik.
c. Menggunakan air yang memenuhi syarat (air yang dapat diminum,bersih,tidak berasa dan berbau ).
d. Penakaran, pengadukan dan pengecoran dilaksanakan dengan sempurna, dilakukan dengan alat Concrette Mixer.
Selama pengecoran, adukan dipadatkan.
e. Penakaran campuran beton menggunakan Tong kayu dengan volume sama dengan 1 (satu) zak semen.
f. Menggunakan Agregat kasar/kerikil atau batu pecah (granit) dengan ukuran maksimum 3 cm.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal seperti akarpohon atau batu-batu
besar atau bangunan lama saja tetapi lebih mendalam lagi adalah : Tanah jelek (humus).
Tanah jelek ( humus ) harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi daya dukung tanah untuk pondasi. Maka
perlu penanganan khusus dalam pembersihan area bangunan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai
kedalaman 10 - 15 cm.
Yang menjadi kritikal poin adalah area pembuangan yang perlu dicermati karena bagaimanapun, tanah
jelek yang akan di keluarkan cukup banyak mencapai 1000-1500M3.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja, tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas
proyek itu sendiri. Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah sangat
diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan.
2. Pengukuran.
3. Bouwplank dibuat dengan menggunakan material sebagai berikut :
- Tiang bouwplank menggunakan kayu 5/7 cm yang tertanam kuat didalam tanah.
- Papan bouwplank menggunakan kayu meranti dengan ukuran 2/20 dan pada permukaan papan bouwplank harus
diratakan dengan ketam.
- Untuk setiap titik As pada bouwplank digergaji dan diberi paku.
http://cvdmgc.blogspot.co.id/2011/07/metode-pembangunan-gedung-rhb.html 2/6
5/24/2018 DMGC (Digital Macro Global Centre): Metode Pembangunan Gedung RKB
5. Bila tanah yang ada tidak mencukupi maka perlu didatangkan tanah baru ataspersetujuan pemilik dan
rekomendasi dari direksi lapangan.
6. Membuang tanah yang tidak terpakai dan kotoran yang dapat membusuk.
7. Pemadatan
Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses timbunan pemadatan yang digunakan. Dalam proyek ini
dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu untuk memadatkan tanah .
Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesi yaitu pemadatan dilakukan secara berlapis,
dimana setiap lapis mempunyai ketinggian 5-20 cm dan selama dalam pemadatan tanah, perlu disiram dengan air supaya
pori-pori tanah terisi dan monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air.
Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi. Bila direksi lapangan masih ragu
akan kwalitas maka perlu pengetesan pihak ke-3 atau labratorium dengan metode sand cone tes.
Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan Tamping Ramer hanya digunakan dalam pemadatan
skala kecil seperti disela-sela Pondasi dan lusan yang tidak lebih dari 1000 M3. Kemampuan alat dalam memadatkan
tanah sangat tergantung dari kemampuan dalam urugan yang menggunakan tenaga manusia.
Kemampuan alat pemadat (tamping ramer) sehari mencapai 30 M3.
Meratakan tanah bekas galian sesuai dengan muka tanah yang disyaratkan dalam gambar rencana.
PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri dari kesatuan utuh rangka bangunan.
Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari kolom , balok dan plat daak.
Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Utama dimulai setelah pondasi mencapai 70%
Mekanisme kerja Frame / Rangka Struktur adalah Beban yang langsung memikul beban-beban diatasnya (beban mati atau
beban hidup) akan diteruskan ke balok menjadi beban merata. Bila Balok Anak yang menerima beban maka beban ini akan
diteruskan ke balok induk menjadi beban terpusat, sehingga balok utama memikul beban merata dan beban terpusat yang
selanjutnya diteruskan ke Kolom menjadi beban axial.
Dalam proyek ini rangka bangunan yang dikerjakan memakai beton bertulang dimana beton yang digunakan memakai beton
dengan Camp 1 : 2 : 3 dan besi beton/reinforce bar memakai Besi Beton Polos Dia 8 – 15 dan Besi Beton Polos 4 Dia 12.
Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dari bangunan bawah menuju bangunan atas. Pekerjaan dilaksanakan tahap per
tahap sampai mencapai yang diinginkan.
Pekerjaan ini dibagi 4 bagian :
1. Kolom Utama
Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat diperlukan sekali ketelitian
dan presisinya. Bekisting kolom memakai Multiplek 9 mm supaya dihasilkan presis dan kehalusan permukaan kolom
terjaga, karena sebagian besar akan terekspos baik dari segi struktur dan arsitektur kolom akan tercapai maksud dan
tujuannya.
Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi mulai dari bekisting pembesian dan
pengecoran balok.
Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan bekisting perlu dilaksanakan dari
dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran.
Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau sambungan oleh para pelaksana
lapangan tidak kurang dari 1 m.
Tipe sambungan bisa di bengkokan ke arah balok atau bisa juga di bengkokan ke arah plat lantai. Besi tidak boleh
menempel pada bekisting atau selimut beton minimal 5 cm. Pengecoran kolom memakai campuran beton 1Pc : 2Ps :
3Kr (K-175).
K-175 mempunyai arti bahwa beton tersebut mampu menahan beban Wbk 175 kg/ cm2 setelah berumur
28 hari. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan bila memakai system manual adalah job mix.
Selain semen sebagai pembentukan kualitas beton, campuran air perlu diperhatikan. Karena volume air yang
berlebihan dalam pelaksanaan dapat beresiko menurunkan kuat tekan beton, bleeding,shrinkage.
Pengecoran kolom yang perlu diperhatikan adalah pemberhentian / stop cor, stop cor dilaksanakan di
¾ tinggi kolom dari lantai beton. Hal ini menjaga instabilitas dalam pekerjaan, dimana momen kolom pada ketinggian ¾
h ini adalah 0. Sambungan beton lama dan beton baru perlu memakai cairan semen yang telah
direkomendasikan oleh direksi lapangan.
Pembukaan bekisting perlu ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya dan bila terjadi beton keropos
segera ditutup dengan plaster 1:2 dengan sebelumnya diberi perekatsemen atau atas arahan dari direksi lapangan.
2. Kolom Praktis
Pekerjaan Kolom dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata, memakai beton campuran 1 : 2 : 3
Kolom praktis dipasang setiap bidang bata mencapai 12 M2 dan disetiap pertemuan antara dinding dengan dinding.
Kolom praktis selain membantu dinding dari bahaya lateral juga berfungsi mencegah retak suatu dinding
berkepanjangan bila terjadi gempa.
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan kolom praktis adalah tulangan dan selimut beton. Petunjuk dan arahan dari
direksi sangat diperlukan.
http://cvdmgc.blogspot.co.id/2011/07/metode-pembangunan-gedung-rhb.html 3/6
5/24/2018 DMGC (Digital Macro Global Centre): Metode Pembangunan Gedung RKB
Atau selanjutnya disebut Balok. Didalam pelaksanan, harus cakap dan memahami system penulangan. Karena
mempunyai tulangan tumpuan dan tulangan lapangan. Ketentuan tulangan tumpuan :
* Terletak di ¼ bentang buhul.
* Tulangan bagian atas biasanya lebih banyak.
* Begel / Besi sengkang semakin rapat Tulangan lapangan mempunyai ciri-ciri :
- Terletak di ½ bentang bagian tengah
- Tulangan bagian bawah biasanya lebih banyak
- Begel / Besi sengkang lebih lebar dibandingkan dengan tul tumpuan
2. Pembesian
Dalam pelaksanaan, jarak pembesian menjadi titik acuan. Pembesian balok bagian bawah tidak boleh menyentuh
bekisting dimana selimut beton minimal 5 cm perlu beton decking.
Besi yang digunakan adalah Beton Polos Dia 8 – 15 dan Besi Beton Polos 4 Dia 12.
3. Pengecoran
Pengecoran menggunakan campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr (K-175) dan dibantu dengan alat bantu untuk menjangkau
area yang jauh seperti kereta sorong.
Penyiraman beton dilakukan selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton
supaya tidak ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran
lainnya.
Pekerjaan mengikuti bestek dan dikonsultasikan dengan direksi lapangan untuk mendapatkan arahan
yang efektif dan efisien.
Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap.
Setelah 2 hari, bekisting-bekisting vertical bisa dibuka.
Setelah 7 hari, perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan beban langsung / di atas balok.
Setelah 14 hari, dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa dibuka kecuali area di bawah balok utama /
memikul beban utama.
Setelah 14 hari, baru keseluruhan bisa di buka.
b. Pasir Urug 5 Cm
Urugan pasir urug setebal 5 – 10 Cm diatas timbunan tanah dan diratakan.
Pekerjaan dikerjakan sebelum dilakukan pengecoran Cor Lantai Kerja.
2. Pekerjaan Plasteran 1 : 4
Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan bata. Ketebalan dalam plasteran perlu diperhatikan,
terkadang ada beberapa area bata yang cekung sehingga pemasangan menjadi tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm - 3
http://cvdmgc.blogspot.co.id/2011/07/metode-pembangunan-gedung-rhb.html 4/6
5/24/2018 DMGC (Digital Macro Global Centre): Metode Pembangunan Gedung RKB
cm dengan adukan 1 pc : 4 ps. Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalan untuk
mendapatkan kelurusan bidang yang akan diplaster.
Sebelum diaplikasikan, bata terlebih dahulu disiram air untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga plasteran akan
menyatu baik dengan bata.
Semua pekerjaan pelesteran dilaksanakan sebagaimana prosedur dan teliti agar pekerjaan yang dimaksud sesuai dengan yang
direncanakan.
Kontrol :
“Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat ayam / kawat locket atau atas
persetujuan dari konsultan pengawas. Sebelum ditutup dengan plasteran, pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa
lainnya telah terpasang. Hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil plasteran tidak
memuaskan. Tenaga yang plaster, perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik untuk menghindari
dinding bergelombang dan retak rambut.”
2. Gording
Pemasangan gording disokong dengan menggunakan balok kloss dan secara keseluruhan pemasangan gording merupakan
bidang datar dengan bahan menggunakan kayu kelas II, dengan ukuran dan spesifikasi sebagaimana yang tercantum
dalam gambar bestek.
3. Atap bangunan menggunakan atap Genteng Supersteel yang mana pada pelaksanaan pemasangannya ujung bawah atap
harus sampai rata / satu garis lurus.
4. Pasangan Listplank
Listplank yang digunakan pada bangunan ini menggunakan kayu kelas II dipasang rangkap sesuai dengan gambar detail.
Seluruh permukaan kayu listplank diketam halus, Sudut bawah listplank diketam profil.
Pemasangan listplank tersebut harus diwater pass, dan semua permukaan listplank harus didempul/diplamir.
PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Pemasangan Plafond
Pekerjaan Plafond dimulai setelah pemasangan dinding + Plasteranselesai 75% dan pekerjaan instalasi listrik selesai 100%
1. Rangka Plafond
- Rangka plafond dibuat dari kayu kelas II dengan kwalitas baik, tidak mempunyai cacat pada kayu.
- Rangka plafond pada sisi bagian bawah harus diketam guna mendapatkan sisi permukaan plafond yang sempurna.
- Kayu rangka yang akan digunakan adalah : balok induk yang dipasang pada seluruh keliling.
- Bagian tepi plafond menggunakan balok dengan ukuran 5/7 cm, sesuai dengan ukuran pada gambar detail. Sedangkan
untuk balok pembagi digunakan balok berukuran 5/7 cm.
- Pemasangan plafond dikerjakan setelah seluruh instalasi elektrikal telah terpasang.
Kontrol :
sebelum triplek tebal 4 mm dipasang, Supervisor akan mengecek level dan ketinggian dan semua
intalasi telah terpasang dengan baik.
2. Penutup plafond
- Seluruh permukaan plafond menggunakan plywood 4 mm dengan ukuran jadi sesuai dengan ukuran bestek.
- Arah alur pemasangan mengikuti gambar rencana.
2. Pekerjaan Jendela
- Jendela bingkai dipasang menggunakan engsel 3” sebanyak 2 buah setiap satu daun jendela.
- Jendela menggunakan jendela bingkai kiri kanan dan jendela kaca polos ditengah, dengan ukuran sesuai yang ad dibestek
dengan memakai bahan kaca polos bening tebal 5 mm.
- Masing – masing jendela dipasang grendel 2 buah, hak angina 2 buah dan satu buah pegangan jendela.
http://cvdmgc.blogspot.co.id/2011/07/metode-pembangunan-gedung-rhb.html 5/6
5/24/2018 DMGC (Digital Macro Global Centre): Metode Pembangunan Gedung RKB
Pedoman pelaksanaan
- Pemasangan dan tata letak titik lampu / stop kontak kerja jenis amatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan
gambar instalasi listrik pada dinding maupun beton harus ditanam ( sistim inbouw ) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas
plafond, diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1.00 atau 1.20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan
dalam pipa PVC.
- Khusus instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertahanan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).
- Untuk pekerjaan instalsi listrik, atas persetujuan Direksi, pemborong boleh menunjukkan pihak ketiga (instalatur) yang telah
dimiliki izin usaha instalasi atau izin instalatur yang masih berlaku dari perum Listrik Negara ( PLN ).
- Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik menyala (siap dipergunakan), termasuk biaya
pengujian dengan pihak PLN.
- Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Rekanan Pelaksana pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus,
semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Rekanan Pelaksana.
Dalam pelaksanaan pembangunan ini, pekerjaan Jaringan Listrik pemasukan arus PLN sebesar 105000 VA atau 480 A
menjadi bagian skup dalam pekerjaan ini. Koordinasi dengan pihak terkait diperlukan menyangkut system dan
mekanisme yang berlaku antar instansi baik PLN sebagai distribusi listrik ataupun Pemda sebagai pemakai.
Shop drawing / wiring diagram dan titik instalasi khusus bila diperlukan harus mendapat persetujuan oleh owner dan direksi
maka kontraktor baru bisa mengerjakannya.
2. Pemasangan Armature
Pemasangan armature lampu disesuaikan dengan kondisi ruangan. Lampu-lampu terpasang harus kuat dan rapi menempel
dengan gypsum. Ketinggian stop kontak dan sklar disesuaikan dengan bestek atau arahan dari direksi lapangan. Persetujuan
type panel disetiap bangunan sangat diperlukan karena setiap bangunan akanberbeda kebutuhan dayanya.
1. Seluruh ruangan dalam bangunan dan pekarangan bangunan harus dibersihkan dari segala macam bentuk kotoran dan
sampah – sampah, segala macam sisa –sisa bahan bangunan dan benda – benda bekas pelaksanaan pekerjaan harus
dibuang pada tempat yang ditentukan.
2. Pekerjaan bangunan dan halaman harus sudah dalam keadaan siap untuk dipakai namun demikian syarat – syarat yang
harus dipenuhi antara lain :
- Seluruh bagian–bagian dari gedung harus sesuai dengan spesifikasi gambar – gambar rencana bangunan dan memenuhi RKS.
- Seluruh komponen berfungsi dengan baik
3. Apabila penyerahan pertama telah dapat dilakukan maka Pemborong harus menyerahkan satu buah setiap kunci pintu, dan
surat IMB.
4. Penyerahan kedua dapat dilakukan dengan syarat apabila seluruh pekerjaan penyempurnaan terhadap kekurangan –
kekurangan dan cacat – cacat pada masa pemeliharaan telah diperbaiki dan menyerahkan keseluruhan kunci – kunci pintu
yang masih ada pada Pemborong serta tiga set foto – foto pelaksanaan.
PASAL 6. .PENUTUP
Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung RMK yangdiharapkan dapat menunjukan
pemahaman dan kemampuan personel sebagai pelaksanapekerjaan dimaksud di atas
http://cvdmgc.blogspot.co.id/2011/07/metode-pembangunan-gedung-rhb.html 6/6