Anda di halaman 1dari 34

COVER

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan manusia akan energi fosil makin meningkat, dan
cadangannya pun berangsur menipis setiap tahun. Tingginya konsumsi dari
penggunaan bahan bakar berbasis fosil dapat berdampak pada habisnya sumber
daya tersebut suatu saat nanti, belum lagi energi fosil membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk proses terbentuknya, dan membutuhkan biaya yang sangat
besar untuk melakukan proses produksinya. Untuk itu perlu adanya
pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi alternatif misal:
pemanfaatan angin, arus air dan tenaga surya.
Energi matahari sebagai sumber energi terbesar di muka bumi masih jarang sekali
dilirik untuk menghasilkan energi listrik. Pemenuhan kebutuhan energi listrik
untuk masyarakat daerah terpencil dapat dilakukan melalui penerapan Stand
Alone Photovoltaic System (SAPS) yang bertumpu pada konversi energi matahari
menggunakan modul panel surya.[1]
Dengan realita tersebut maka pengembangan listrik tenaga surya yang berbasis
kepada efek photovoltaic dari piranti solar cell sebagai salah satu sumber tenaga
listrik yang murah, bebas polusi, dan alami menjadi suatu pilihan yang tepat.
Namun realita yang ada sekarang ini penggunaan solar cell sebagai sumber listrik
masih sangat minim dan belum bisa diandalkan sebagai suatu sumber tenaga
alternatif yang dapat mengganti tenaga listrik.[2]
Sebagai penyedia listrik cadangan baik di kendaraan maupun dirumah, sebagai
emergency power saat aliran listrik rumah padam. Selain itu di masa mendatang,
inverter DC (Direct Current) ke AC (Alternating Curent) akan memegang peranan
penting dalam mengubah energi DC dari sumber energi terbarukan sel surya
menjadi energi listrik AC yang kita gunakan sehari-hari.[3]
Dari pernyataan tersebut, penelitian ini berjudul berkaitan dengan pemanfaatan
energi surya sebagai sumber penghasil listrik untuk kemudian dapat dimanfaatkan
sebagai sumber tenaga pada kompor listrik dan dapat mengurangi penggunaan
kompor minyak ataupun LPG. Adapun rumusan masalah yang dibahas di
penelitian ini yaitu “Bagaimana cara merancang kompor listrik berbasis panel
surya?”.

1.2. Tujuan penelitian


Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun kompor listrik menggunakan
panel surya sebagai sumber energi utama.

1.3 Batasan masalah


Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini meliputi:
1. Alat ini menggunakan beban kurang lebih 50 Watt
2. Tidak membahas proses memasak

1.4. Sistematika penulisan


Agar lebih mudah memahami isi keseluruhan dari tugas akhir ini, maka
penyusunan buku laporan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika
penulisan tugas akhir.
BAB II TEORI PENUNJANG
Pada bab ini berisi tentang teori yang menunjang penyelesaian masalah dalam
tugas akhir ini.
BAB III METODOLOGI
Membahas tahap-tahap perencanaan dan pembuatan perangkat keras, perencanaan
dan pembuatan perangkat elektronik.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang pengujian Kompor Listrik Berbasis Panel Surya , waktu
pengujian serta metode pengujian dan peralatan yang diperlukan dalam pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang di peroleh dari analisa tugas akhir Kompor Listrik
Berbasis Panel Surya serta saran-saran yang memungkinkan untuk pengembangan
tugas akhir ini. 
BAB II TEORI PENUNJANG
2.1. Panel surya
Panel surya merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi penyinaran
matahari yang diubah menjadi arus listrik. Energi matahari sesungguhnya
merupakan sumber energi yang menjanjikan mengingat sifatnya Kontinu serta
jumlahnya yang besar dan melimpah ketersediannya. Matahari merupakan sumber
energi yang diharapakan dapat mengatasi atau memecahkan permasalahan
kebutuhuan energi masa depan setelah berbagai sumber energi konvensional
berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan. Panel surya juga
memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang praktis dan ramah lingkungan
mengingat tidak membutuhkan transmisi seperti jaringan listrik konvensional [4].
Ketinggian tempat dari permukaan laut, suhu udara, kabut (berawan tebal), kadar
polusi udara dan intensitas matahari adalah faktor-faktor yang banyak
mempengaruhi nilai arus dan tegangan yang dihasilkan oleh panel surya. Panel
surya yang diterapkan pada penelitian ini adalah dengan jenis Polikristal (50 Wp).
Tipe jenis polikristal ini memliki luas permukaan sel yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang
sama [5].
Untuk mendapatkan nilai efesiensi yang terjadi pada Panel surya, perlu dilakukan
pengukuran kurva V-I (tegangan terhadap arus) yang kemudian diperoleh
parameter-parameter lain seperti Isc (arus hubung singkat), Voc (tegangan tanpa
beban), fill factor (FF), efesiensi (ƞ), Pm. Karakteristik output dari Panel surya
dapat dilihat dari kurva performansi, kurva V-I menunjukkan hubungan antara
arus dan tegangan [6].
Sebuah sistem fotovoltaik mengubah sinar matahari menjadi listrik. Perangkat
dasar dari sebuah sistem fotovoltaik adalah sel fotovoltaik. Sel dapat
dikelompokkan untuk membentuk panel atau modul. Panel dapat dikelompokkan
untuk membentuk Array fotovoltaik. Array Istilah ini biasanya digunakan untuk
menggambarkan sebuah panel photovoltaic ( dengan beberapa sel dihubungkan
secara seri atau paralel ) sebagai kelompok panel [7].
Gambar 2.1 Kurva karakteristik V-I (tegangan terhadap arus)
(sumber: www.panelsurya.com)

Gambar diatas menunjukkan tipikal kurva V-I (tegangan terhadap arus). Tegangan
pada sumbu horizontal, arus pada sumbu vertikal. Kebanyakan kurva V–I
(tegangan terhadap arus) diberikan dalam tes kondisi 1000 watt/m² ( kondisi pada
saat satu matahari puncak/one peak sun hour) dan suhu Panel surya 25º Celcius.
Kurva V–I (tegangan terhadap arus) terdiri dari 3 hal yang penting :
1. Tegangan dan Arus Maksimum Pmax (Vmp dan Imp)
2. Tegangan Tanpa Beban (Voc)
3. Arus Hubung Singkat (Isc)
2.1.1 Daya Output
Perhitungan daya output dengan rumus sebagai berikut:
P = Vo x Is.............................................................................(2.1)
[Sumber : http://www.pveducation.org/pvcdrom/solar-cell-operation/fill-factor]

Keterangan :
Voc = Tegangan Rangkaian Terbuka (Volt)
Isc = Arus Rangkaian Terbuka (Ampere)
2.1.2 Efisiensi Daya
Efisiensi daya adalah perbandingan dari daya output panel surya dengan daya
input panel surya. Perhitungan efisiensi daya dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
P
Eisiensi daya = × 100% ....................................................................
P

(2.2)
Keterangan:
P = Daya yang di peroleh dari hasil kali Vdan I (input dan output)(watt)
2.2 Regulator

Regulator digunakan untuk menurunkan tegangan DC ke DC dengan nilai


tegangan yang lebih rendah dan dapat diatur dengan menggunakan potensiometer.
Untuk mencari tegangan keluaran yang diinginkan perlu diketahui nilai R harus
ditentukan agar mendapat tegangan keluaran yang maksimal. Rangkaian
regulator tegangan variabel menggunakan IC LM317 sehingga rangkaian
regulator menjadi sederhana. Komponen pendukung regulator tegangan variabel
LM317 pada dasarnya adalah rangkaian pembagi tegangan variabel kombinasi R1
dan R2. Kapasitor C1 dan C2 berfungsi sebagai penyaring input dan output.nilai
tegangan referensi pada regulator tegangan diatas ditentukan berdasarkan posisi
tuas R.

Gambar 2.2 Rangkaian regulator


2.3 Elemen pemanas
2.3.1 Teori dasar pemanasan
Panas sebagai energi yang dipindahkan dari objek dengan temperatur tinggi ke
objek dengan temperatur yang lebih rendah. Suatu tahanan listrik apabila dialiri
arus listrik maka akan menimbulkan panas, sedangkan tahanan listrik yang
dimaksud adalah tahanan dari benda yang bekerja. Apabila ditulis dengan
persamaan matematis sangat sederhana sekali yaitu menggunakan rumus dasar
listrik.

P = I2.R ................................................................... (2.4)

2.4 Inverter

Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah


tegangan DC menjadi tegangan AC Keluaran suatu inverterdapat berupa tegangan
AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square wave)
dan sinus modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan
masukaninverterdapat menggunakan battery, tenaga surya, atau sumber tegangan
DC yang lain. Inverterdalam proses mengubah tegangan DC menjadi tegangan
AC membutuhkan multivibrator. [4]
Inverter merupakan suatu rangkaian penyaklaran elektronik yang dapat
mengubahsumber tegangan arus searah (DC) menjadi tegangan arus bolak-balik
(AC) dengan besar tegangan dan frekuensi yang dapat di atur. Tegangan bolak-
balik yang dihasilkannya berbentuk gelombang persegi dan pada pemakaian
tertentu diperlukan filter untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoida.
Pengaturan besar tegangan dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama, dengan
mengatur tegangan input DC dari luar tetapi lebar waktu penyaklaran tetap.
Kedua, mengatur lebar waktu penyaklaran dengan tegangan inputDC tetap. Pada
cara yang kedua besar tegangan AC efektif yang dihasilkan merupakan fungsi dari
pengaturan lebar pulsa penyaklaran. Cara inilah yang disebut dengan Pulse Width
Modulation (PWM). Struktur inverter umumnya mempunyai bentuk seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2Inverter terdiri dari sebuah rangkaian utama yang
terbentuk dari rangkaian penyearah/rectifier yang dikontrol atau tidak (yang
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) dan menghilangkan
riak (ripple) yang terdapat pada arus searah), sebuah rangkaian inverter (yang
mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) dengan frekuensi
beragam) dan sebuah rangkaian kontrol/rangkaian pengaturan penyalaan yang
digunakan untuk mengatur tegangan dan frekuensi yang dihasilkan inverter.
Pada aplikasi-aplikasi industri, inverter digunakan secara luas seperti pada
pengaturan kecepatan motor AC, pemanasan industri, ataupun pada satu daya tak
terputus (Unitteruptible Power Supply – UPS). Prinsip kerja dari inverter secara
sederhana dapat dijelaskan dengan menggunakan saklar mekanik, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2. Bila kedudukan S1 dan S2 pada A, beban ZL
mendapatkan tegangan positif, sedangkan tegangan negatif diperoleh ketika S1
dan S2 pada kedudukan B. Dengan demikian pemindahan saklar (S1 dan S2)
secara berganti-ganti akan menghasilkan tegangan bolakbalik yang berbetuk
persegi yang besarnya ditentukan oleh sumber, dan frekuensinya ditentukan oleh
kecepatan pemindahan saklar. [5]

Gambar 2.3 Rangkaian Inverter Sederhana

2.4.1 Prinsip Kerja Inverter

Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti


ditunjukan pada gambar 2.3. Jika saklar S1 dan S2 kondisi ON maka akan
mengalir arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, Jika sakelar S3 dan S4 yang
ON maka akan mengalir arus DC ke beban R dari kanan ke kiri, inverter biasanya
menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa PWM (Pulse Width Modulation)
dalam proses konvernsi tegangan

DC menjadi tegangan AC.[4]


Gambar 2.4 Prinsip Kerja Inverter

Adapun Jenis – Jenis Inverter Berdasarkan Bentuk Gelombang dan Jumlah Fase

Keluaran yaitu :

2.4.2 Inverter setengah gelombang

Prinsip kerja dari inverter setengah gelombang dapat dijelaskan dengan gambar
2.1(a) Ketika transistor Q1 yang hidup untuk waktu T0/2, tegangan pada beban
V0 sebesar Vs/2. Jika transistor Q2 hanya hidup untuk T0/2, Vs/2 akan melewati
beban. Q1 dan Q2 dirancang untuk bekerja saling bergantian. Pada gambar 2.1(b)
menunjukkan bentuk gelombang untuk tegangan keluaran dan arus transistor
dengan beban resistif.[8]
Gambar 2.5(a) Rangkaian Inverter Setengah Gelombang,
(b) Bentuk Gelombang dari Inverter Setengah Gelombang

2.4.3 Inverter gelombang penuh

Inverter gelombang penuh ditunjukkan pada gambar 2.2(a). Ketika transistor Q1


dan Q2 bekerja (ON), tegangan Vs akan mengalir ke beban tetapi Q3 dan Q4 tidak
bekerja (OFF). Selanjutnya, transistor Q3 dan Q4 bekerja (ON) sedangkan Q1 dan
Q2 tidak bekerja (OFF), maka pada beban akan timbul tegangan –Vs. Bentuk
gelombang ditunjukkan pada gambar 2.2(b).[8]
Gambar 2.6(a) Rangkaian Inverter Gelombang Penuh
(b) Bentuk Gelombang dari Inverter Gelombang Penuh
Berdasarkan jumlah fasa keluaran :
1. Inverter1 fasa, yaitu inverter dengan keluaran 1 fasa.
2. Inverter2 fasa, yaituinverter dengan keluaran 3 fasa.
Inverter Berdasarkan Bentuk Gelombang
1. Sine Wave Inverter, yaitu Inverter yang memiliki tegangan keluaran dengan
bentuk gelombang sinus murni, Inverter jenis ini dapat memberikan supply
tegangan ke beban (Inductor) atau motor listrik dengan efesiensi daya yang baik.
2. Sine Wave Modifed Inverter, yaitu Inverter dengan tegangan keluaran
berbentuk gelombang kotak yang dimodifikasi sehingga menyerupai gelombang
sinus, Inverter ini mempunyai efesiensi daya yang rendah apabila digunakan
untuk menyuplai beban induktor atau motor listrik.
3. Square Wave Inverter, yaitu Inverter dengan keluaran berbentuk gelombang
kotak, inverter jenis ini tidak dapat digunakan untuk untuk menyuplai ke beban
induktif atau motor listrik.
Gambar 2.7 Bentuk Gelombang Sine wave, Modifed dan Squarewave[4]

2.5 Baterai

Baterai ialah alat elektrokimia yang dibuat untuk menyuplai listrik ke sistem
starter motor, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen-komponen
kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
dikeluarkannya bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem
kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di dalam proses baterai
kehilangan energi kimia, maka generator mensuplai energi listrik kembali pada
baterai yang sebelumnya melalui regulator terlebih dahulu disebut pengisian.
Siklus pengisian dan pengeluaran listrik ini terjadi berulang kali secara teru
menerus. Di dalam baterai mobil maupun motor terdapat elektrolit asam sulfat,
elektroda positif dan negatf dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau
berasal dari timah. Baterai tipe ini sering disebut baterai timah.

2.5.1 Jenis – Jenis Baterai

Baterai secara umum di kategorikan dalam 2 jenis, yakni baterai basah dan
kering.Baterai basah, Media penyimpan arus listrik ini merupakan jenis paling
umum digunakan. Baterai jenis ini masih perlu diberi air aki yang dikenal dengan
sebutan accuzuur. Baterai kering tidak memakai cairan, Mirip seperti baterai
telepon selular.Baterai ini tahan terhadap getaran dan suhu rendah. Baterai jenis
ini sama sekali tidak butuh perawatan, Tetapi rentanterhadap pengisian berlebih
dan pemakaian arus yang sampai habis, Karena bisa merusak sel-sel penyimpanan
arusnya.

2.5.2 Perhitungan Baterai

Sebuah baterai dengan kapasitas 10A/h seharusnya mampu menyuplai arus secara
berlanjut sebesar 10 A selama 1 jam, atau 20 A selama ½ jam, atau 1/3selama 3
jam, dan seterusnya hingga benar-benar isinya habis. Pada sebuah baterai yang
ideal, hubungan antara arus yang berlanjut dan waktu discharge adalah stabil dan
mutlak, Tetapi baterai yang asli tidak mungkin, Ketika kapasitas amp-hour
digunakan pada baterai, Maka nilai ini akan dibatasi oleh nilai arus tertentu, atau
lama pemakain tertentu.

Contoh
Daya (watt) Hasil
100 W 100 W / 12 V = 8,3 A
Tegangan Aki (volt) Hasil
24 V 120 Ah 120 Ah/ 8,3 = 14,46 jam
Aki yang digunakan
Daya (watt) Hasil
400 W 12 V x 35 Ah = 420 Watt/Jam
Tegangan Aki (Volt) Hasil
12 V 35 Ah 420 W / 400 W = 1.05 Jam

2.5.3 Prinsip Kerja Baterai

Bila sel dihubungkan dengan beban maka, negatifmengalir dari anoda melalui
beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif
mengalir ke katoda. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya negatif yang
bergerak dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan
molekul elektrolit sehingga memberikan jalan baginegatif untuk mengalir.
1.Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 2.6 (a). Bila sel
dihubungkan dengan beban maka, negatifmengalir dari anoda melalui beban ke
katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir
ke katoda. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya negatif yang bergerak
dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul
elektrolit sehingga memberikan jalan baginegatif untuk mengalir.
2.Pada proses pengisian menurut skema Gambar 2.6 (b). dibawah ini adalah bila
sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan
elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut.

(a) Proses pengosongan (discharge) (b) Proses pengisian (charge)


Gambar 2.8 Proses pengosongan dan pengisian

2.5 Transformator
Transformatoratau trafo adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC).Transformator terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu: kumparan pertama(primer) yang bertindak sebagai masukan,
Kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai keluaran, Dan inti besi yang
berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 2.9Bagian-Bagian Transformator

2.5.1 Prinsip Kerja Transformator

Pada dasarnya transformator terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder. Dimana tegangan pada pada kumparan primer akan
ditransformasikan (diubah) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung
dari masing-masing jumlah lilitan pada kedua kumparan tersebut. Bila pada
kumparan primer terdapat N1 lilitan yang diberi sumber tegangan V1 dan pada
kumparan sekunder terdapat N2 lilitan. Transformator penurunadalah
transformator yang tegangan sekundernya lebih rendah daripada tegangan
primernya maka pada kumparan sekunder terdapat tegangan dengan persamaan:
Up Np Is
= = ................................... 2.5
Us Ns Ip
Dimana :
Up = Tegangan Primer
Ip = Arus Primer
Np = Banyaknya Lilitan Pada Kumparan Primer
Us = Tegangan Sekunder
Is = Arus Sekunder
Ns = Banyaknya Lilitan Pada Kumparan Sekunder
2.5.2 Jenis – Jenis Transformator

1. Step – Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih


banyak daripada lilitan primer, Sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan.Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai
penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang
digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Gambar 2.10 Lambang Transformator Step Up

2. Step – Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, Sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui terutama dalam adaptor AC-DC.

Gambar 2.11 Lambang Transformator Step Down


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pengerjaan tugas akhir ini diperlukan suatu metode untuk mendapatkan
hasil pengerjaan proyek yang maksimal. Adapun metodologi tugas akhir yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mempelajari dasar-dasar sistem pengisian baterai dari panel surya mengunakan
regulator dan inverter beserta cara kerja alat tersebut. Memahami prinsip kerja dan
jenis-jenis komponen serta bagaimana cara kerja dari literatur-literatur dan
pencarian dari internet yang berkaitan dengan tugas akhir.
2. Perancangan dan Pembuatan Hardware
Pembuatan dan perancangan kompor listrik berbasis panel surya yaitu dilakukan
dengan perancangan rangkaian Battery Control Regulator dan inverter, beserta
mekanik untuk meletakkan panel surya, baterai, kompor listrik yang dibuat
portable. Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai
dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan rancangan
dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan
tugas akhir. Pada perinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan
memberikan kemudahan dalam proses pembuatan alat. Pada perancangan
hardware terdiri dari: perancangan rangkaian inverter, perancangan BCR (Battery
Control Regulator) penstabil tegangan, perancangan kompor listrik dan
perancangan mekanik.

Gambar 3.1 Blok Diagram


Pada gambar di atas dijelaskan secara singkat tentang proses Kompor Listrik
Berbasis Panel Surya sehingga dapat dioperasikan, pertama penyinaran matahari
yang optimal dan stabil dan kemudian diteruskan ke panel surya 30 wp sebagai
penerima dari sinar matahari dan kemudian diteruskan ke BCR (Battery Control
Regulator) diperlukan untuk mengatur tegangan agar stabil dan kemudian
dilanjutkan ke baterai dihubungkan ke inverter untuk mengubah tegangan 12
VDC ke 220 VAC dan ke beban yaitu kompor listrik.
3.1.1 Perancangan Mekanik Kompor Listrik
Pada proses pembuatan kompor listrik hal yang perlu dilakukan adalah pembuatan
desain menggunakan Autodesk (Autocad 2011 English), sehingga ukuran sesuai
dengan yang diinginkan. Kompor listrik dirancang khusus untuk mempermudah
penggunanya karena alat ini memiliki dimensi yang kecil sehingga mudah dibawa.
Pada gambar di bawah ini merupakan bagian-bagian yang terpenting pada kompor
listrik yang terdiri dari :
1. Saklar on/offyang berfungsi untuk menyalakan dan mematikan kompor listrik.
2. Badan kompor ini yang terbuat dari plat besi yang memiliki ketebalan 2mm.
3. Thermal (pemanas) yang berfungsi sebagai alat untuk pemanas untuk memasak
yang mengubah energi listrik menjadi energi panas.
3.1.2 Perancangan Mekanik Panel Surya 30wp
Sfesifikasi modul panel surya ada beberapa jumlah sel fotovoltaik, dan berikut
adalah spesifikasi panel surya tersebut:
Maximum Power (+10% / -5%) (Pmax) : 30 W
Maximum Power Voltage (Vpm) : 17.28 V
Maximum Power Current (Ipm) : 1.74 A
Open voltage (VOC) : 21.6 V
Short circuit (ISC) : 1.91 A
Jumlah Selfotovoltaik : 36
Material Selfotovoltaik : Silikonbiru
Efisiensi : 3 %
Thermal (pemanas)
Saklar On/Off Badan Kompor (Plat Besi)
15cm 15.5cm
Dimensi : (540mmx510mmx35mm)
Pada proses pembuatan panel surya hal yang perlu dilakukan adalah pembuatan
desain menggunakan Autodesk (Autocad 2011 English), sehingga ukuran sesuai
dengan yang diinginkan. Mekanik panel surya dirancang dengan sesuai dengan
bentuk persegi yang telah diukur dengan baik. Untuk mempermudah
penggunanya alat ini memiliki dimensi baik karena posisi panel surya dapat
diubah-ubah sesuai dengan arah matahari, bahan yang ringan karena terbuat dari
alumunium, tidak berkarat dan alat ini bisa dilipat daan dirancang portable
sehingga mudah dibawa. Pada gambar di bawah ini merupakan bagian-bagian
yang terpenting pada kompor listrik yang terdiri dari :
1. Tempat Panel Surya 30wp yang berguna untuk menempatkan panel surya.
2. Kotak elektronika/Electricalyang berfungsi sebagai tempat untuk sebuah sistem
kelistrikan alat tersebut.
3. Kotak Baterai yang digunakan sebagai untuk menempatkan baterai.

Gambar 3.3 Rancangan dan Bagian Mekanik Panel Surya


3.1.3 Perancangan BCR(Battery Control Regulator)
Pada proses perancangan battery control ini pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan rangkaian yang ingin dibuat sehingga dapat memudahkan dalam
proses pembuatan. Perancangan ini menggunakan software Linewire sebagai
simulasi rangkaian sehingga hasil yang dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar3.4 Rangkaian Simulasi Battery Control Regulator
Pada perancangan battery control terdapat beberapa komponen utama yang
digunakan, Sebagaimana yang sudah di jelaskan di bab2, Komponen tersebut
mempunyai landasan penggunaan pada peracangan baterai control ini, adapun
alasan penggunaan dari masing-masing komponen terpenting ini adalah :
1. LM317 untuk mengatur tegangan keluaran stabil yang dapat dikontrol resistor
VR tegangan keluarannya.
2. Dioda 1N4004 salah satu proteksi atau pengaman yang digunakan Jika
tegangan pada aki atau baterai penuh Maka arus tidak akan berbalik kerangkaian
regulator maka fungsi D2 sebagai pengaman atau proteksi.
3. TIP122 sebagai saklar jika tegangan baterai lebih dari 12v, maka ZD1 bekerja
dan mengaktifkan basis transistor dan secara otomatis pengisian terhenti.
Sedangkan jika tegangan baterai di bawah 12v maka ZD1 mati dan proses
pengisian berjalan lagi.
3.1.4 Perancangan Inverter
Perancangan inverter digunakan untuk mengubah tegangan masukan DC menjadi
tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan
tegangan yang tetap.Sumber tegangan masukan inverter dapat menggunakan
baterai dan sumber tegangan DC yang lain Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan inverter.
1. Kapasitas beban dalam watt, yaitu disarankan agar memilih yang beban
kerjanya mendekati dengan beban yang ingin kita gunakan, agar efisiensi
kerjanya maksimal.
Gambar 3.6 Rangkaian Inverter

Pada rangkaian diatas dapat dijelaskan bahwa kaki masukan pertama adalah
penerima masukan dari baterai kemudian melalui C4 kapasitor polar sebagai
berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian inverter masukan dari battery ,
yang maksud di sini adalah kapasitor sebagai filter, disini sifat dasar kapasitor
yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan
ripple. Dan pada rangkaian inverter ini menggunakan IC 4047 sebagai
Multivibrator. Pada perancangan Inverter terdapat beberapa komponen utama
yang digunakan masing-masing komponen ini adalah:
1. C4 2200 uf/35v
Kapasitor sebagai berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian inverter
masukan dari battery, yang maksud di sini adalah kapasitor sebagai filter, di sini
sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk
memotong tegangan ripple.
2. D3 1N4004 yaitu pada rangkaian inverter ini sebagai penyearah dan dioda di
sini juga sebagai penahan arus balik ke battery.
3. T5 dan T6 A733 sebagai saklar on/off sehingga dapat menghasilkan tegangan
bernilai positif dan negatif.
4. T1,T2,T3, T4 IRFZ44N di rangkaian inverter sebagai penguat arus pada
rangkaian inverter ini.

Gambar3.7 Rangkaian Pengatur Frekuensi pada Inverter pada IC 4047


Pada rangkaian gambar di atas yaitu rangkaian pengatur frekuensi pada inverter
dengan menggunakan trimpot atau potensio pada R2 yaitu sebagai pengatur
frekuensi, dan pada IC 4047 kaki 1 dan 2 yaitu C dan R.
Pada inverter ini memiliki komponen utama atau sistem yang dibutuhkan yaitu
pada ic 4047, Fungsi dari ic ini adalah sebagai pembentuk gelombang pulsa atau
disebut dengan Multivibrator yaitu menghasilkan frekuensi 50 Hz.
3.1.5 Perancangan Box BCR (Battery Control Regulator)
Untuk perancangan mekanik Box BCR (Battery Control Regulatror) ini
menggunakan kotak hitam yang berukuran kecil, kotak tersebut berisikan
rangkaian yang telah dibuat. Bagian luar kotak tersebut terdapat beberapa saklar
yang memiliki fungsi yang berbeda Dan terdapat juga jack banana sebagai
masukan dan keluaran. Perancangan kotak ini digunakan untuk meletakkan
rangkaian elektronika yaitu baterai control.
Gambar 3.8Kotak BCR (Battery Control Regulator)
Pada gambar di atas menunjukkan bagian-bagian dari BoxBCR (Battery Control
Regulator) terdiri dari :
1. Konektor untuk sumber negatif panel surya
2. Konektor untuk sumber positif panel surya saklar on/off panel surya
3. Lampu indikator rangkaian
4. Saklar pengisian baterai
5. Saklar on/off inverter
Pada gambar keterangan di atas dapat dijelaskan konektor yang berwarna hitam
sebagai sumber masukan negatif pada panel surya dan konektor yang berwarna
merah sumber Gambar 3.8 Kotak BCR (Battery Control Regulator) masukan
positif panel surya berupa tegangan DC (searah). Sedangkan saklar on/off panel
surya berfungsi untuk menyalakan dan mematikan panel surya ke rangkaian
baterai control dan pengaman. Lampu indikator berfungsi sebagai penanda bahwa
jika on maka baterai dalam pengisian dan sebaliknya jika off maka rangkaian
tidak dalam proses pengisian. Saklar pengisian baterai berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus baterai dari rangkaian. Saklar inverter berfungsi untuk
menyalakan dan mematikan inverter.
3.1.6 Perancangan Box Inverter danTransformator
Untuk perancangan mekanik box inverter ini menggunakan kotak hitam yang
berukuran kecil, kotak tersebut berisikan rangkaian yang telah dibuat. Bagian luar
kotak terdapat fuse sebagai pengaman arus juga jack banana sebagai masukan dan
keluaran. Perancangan kotak ini digunakan untuk meletakkan rangkaian
elektronika yaitu berupa rangkaian inverter dan transformator.

Gambar3.9 Kotak Inverter Dan Transformator


Pada gambar di atas menunjukkan bagian-bagian dari box inverterdan
transformatorterdiri dari :
1. Konektor sumber negatif keluaran Inverter
2. Konektor sumber positif keluaran Inverter
3. Fuse (pengaman arus)
4. Konektor sumber negatif masukan Inverter
5. Konektor sumber positif masukan Inverter
Pada keterangan gambar di atas dapat dijelaskan 1. konektor yang berwarna hitam
merupakan sumber negatif sebagai keluaran inverterberupa tegangan AC (bolak-
balik) dan 2.
konektor yang berwarna merah merupakan sumber positif keluaran inverter
berupa tegangan
AC (bolak-balik) dipasang bebas karena tidak tegangan AC (bolak-balik) tidak
memiliki
polaritas. Sedangkan 3. Fuse berfungsi sebagai pengaman arus yang berlebih. 4.
Konektor
Gambar3.9 Kotak Inverter Dan Transformator
yang berwarna hitam merupakan sumber masukan negatif berupa baterai 12V DC
(searah), 5.
Konektor yang berwarna merah merupakan sumber masukan positif berupa
baterai 12V DC
(searah) dipasang tidak boleh terbalik dapat mengakibatkan short circuit.
3.1.7 Perancangan Kotak Rangkaian Control dan Elektronika
Perancangan Kotak Rangkaian control dan Elektronika merupakan Penyatuan box
BCR (Battery Control Regulator) dan box inverter dan transformatoryang telah
dijelaskan
pada 3.1.5 dan 3.1.6.

Gambar 3.10 Kotak Rangkaian Control dan Elektronika


3.2 Pembuatan
Pada Pembuatan ini merupakan proses jadi dari perencanaan yang telah dibuat.
Pada pembuatan ini terdiri dari pembuatan mekanik kompor listrik, panel surya,
rangkaian inverter, BCR (Battery Control Regulator), kotakbox inverter dan
kotak box BCR (Battery Control Regulator).
3.2.1 Pembuatan Mekanik Kompor Listrik
Pada bagian perangkat keraskompor listrik akan dijelaskan proses pembuatan
hardware kompor listrik.Diantaranya pembuatan desain autocad dan tahap
selesainya. Pada Gambar di bawah akan ditunjukan hasil pendesainan kompor
listrik menggunakan software Autodesk (Autocad 2011 English) dan Gambar hasil
jadi kompor listrik.
3.2.2 Pembuatan Mekanik Panel Surya 30wp
Pada proses pembuatan Kompor Listrik Berbasis Panel Surya hal yang perlu
dilakukan adalah pembuatan desain menggunakan Autodesk (Autocad 2011
English), agar bentuk yang diinginkan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kompor listrik berbasis panel surya didesain khusus untuk mempermudah
penggunanya karena alat ini memiliki dimensi yang kecil sehingga bisa dilipat
agar penggunanya bisa membawa alat ini dengan mudah. Pada perancangan
desain Kompor Listrik Berbasis Panel Surya dan di bawah ini merupakan
gambar mekanik panel surya.
3.2.3 Pembuatan BCR (Battery Control Regulator)
Pada pembuatan perankat keras BCR (Battery Control Regulator) ini dilkukan
dengan cara membuat skematik rangakaian yang telah dipastikan terlebih dahulu
agar membuat rangkaian melalui software eagle 5.11.0 dapat diselesaikan dan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Rangkaian BCR (Battery Control Regulator) yang telah selesai dibuat melalui
proses yang sesuai dengan tahap pembuatan untuk da mendapatkan hasil yang
diinginkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
3.2.4 Pembuatan Inverter
Pada bagian perangkat keras inverter akan dijelaskan proses pembuatan hardware
inverter. Diantaranya pembuatan desain PCB dan tahap selesainya.Pada gambar di
bawah ini akan ditunjukan hasil pendesainan rangkaian inverter mengggunakan
software Eagle 5.7.0
3.2.5 Pembuatan Box BCR (Battery Control Regulator)
3.2.6 Pembuatan Box Inverter
3.3 InstrumenPenelitian
Penelitian ini membutuhkan alat dan bahan sebagai berikut :
 3 unit Multimeter
 Oscilloscope
 Power Supply

4. Pengukuran dan Analisa Menguji alat sesuai yang dirancang dengan penguji.
Apakah alat yang telah dibuat ini berhasil sesuai dengan prinsip kerjanya atau
tidak.
5. Penyusunan Buku Laporan Tugas Akhir Membuat laporan buku tugas akhir dari
alat yang sudah dikerjakan. Adapun laporan tugas akhir ini meliputi dari Bab 1.
Pendahuluan, Bab 2. Teori penunjang, Bab 3.Metodologi penelitian, Bab 4. Hasil
pengujian dan Analis dan Bab 5. Kesimpulan dan saran.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Pengujian Panel Surya 30wp

Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip (Heru, 2014) menghasilkan data


pengukuran tegangan panel surya yang berbeda selama 5 hari. hal tersebut
disebabkan oleh kondisi cuaca yang berubah setiap jamnya. Hasil pengujian yang
dilakukan selama 5 hari tersebut panel surya bekerja dengan baik ketika
penyinaran mataharinya baik. Dimana hasil pengujian itu didapatkan dari alat
yaitu multimeter digital sanwa yang berfungsi untuk mengukur tegangan masukan
dan keluaran panel surya 30 wp.

4.2 Pengujian Panel Surya Dengan Battery Control Regulator

Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip (Heru, 2014) pengujian panel surya 30
wp dengan BCR yang dilakukan selama 2 hari menghasikan data tegangan
keluaran BCR yang berbeda sesuai kondisi cuaca yang berbeda. Kemudian
pengujian BCR dengan menggunakan oscilloscop mendapatkan hasil data
gelombang berbentuk lurus.

4.3 Estimasi Waktu Pemakaian Baterai 12v/10ahke Kompor Listrik

Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan
pada pemakaian baterai 12v/10ah dengan menggunakan beban yaitu kompor
listrik. Pada proses pengambilan data arus masukan inverter dan arus keluaran
transformator ke beban terdapat perbandingan.

4.4 Analisa data

4.4.1 Regulator

Berdasarkan hasil perhitungan data pengujian yang dilakukan oleh Heru (2014)
didapatkan nilai tegangan 13,75 volt

4.4.2 Efiiseiensi Regulator


Berdasarkan hasil pengujian daya listrik yang masuk sebesar 0,54 watt dan daya
listrik yang keluar 0,29 watt , sehingga nilai efisien daya yang di hasilkan sebesar
95,3 %.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rancang bangun kompor listrik berbasis panel surya sebagai energi
utama dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pencahayaan berubah-ubah saat kondisi mendung/kurang baik dapat


menyebabkan tegangan yang dihasilkan panel surya menurun.

2. Baterai control regulator dengan tegangan masukan 19 Vdc dan mendapatkan


nilai tegangan keluaran 12Vdc dan dapat mengisi baterai 12v.

3. Inverter mengubah tegangan DC menjadi AC dengan proses pergantian

penyaklaran dan dinaikkan tegangan menggunakan transformator untuk


menghidupkan pemanas.

4. Nilai efisiensi daya pada BCR adalah 53.7% dan nilai efisiensi daya pada
inverter adalah 95.3%.

5.2 Saran

Pada pengerjaan Tugas Akhir ini tentu tidak lepas dari berbagai macam
kelemahandan kekurangan, baik itu pada sistem maupun pada peralatan yang telah
dibuat. Untuk memperbaiki kekurangan dari peralatan tersebut, maka perlu
melakukan hal – hal sebagai berikut:

1. Untuk kedepannya agar kompor listrik berbasis panel surya dengan daya 50 w
dapat digunakan sebagai kompor alternatif.

2. Untuk aplikasi kedepanya agar dalam pembuatan kompor listrik berbasis panel

Surya ini dengan efisiensi dari inverter dan regulator bisa juah lebih baik lagi
dengan efisiensi yang lebih baik.

3. Kedepannya sistem inverter ini dapat menggunakan sistem Op-amp agar lebih
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pudjanarsa, Astu dan Nursuhud, Djati, Mesin Konversi Energi, PT ANDI
Yogyakarta, Yogyakarta, 2006

[2] --http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarui[28 Juli 2011]

[3] Saputra, Wasana, Tugas Akhir S1 Rancang Bangun Solar Tracking System
Untuk Mengoptimalkan Penyerapan Energi Matahari Pada Solar Sel, Universitas
Indonesia, Depok, 2008

[4] Fazman, Mohammad, Thesis S2 Design and Development of Sollar Tracking,


Universiti Teknologi Malaysia, 2010

[5]Widodo, Rusmito Tjatur, Solar Sel: Sumber Energi Masa Depan yang
RamahLingkungan,

Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya,2003

[6] Prasetyo, Eri. (1999). Dasar Fisika Energi. Jakarta: Gunadarma Jakarta.

[7] http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_solar_cell[26 Juli 2011]

[8] Lane, Bill, Tugas Akhir S1 Solar Tracker,Claveland State University, 2008

[9] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1993

[10] Gideon, Richard, Schematic For Sun Tracking, 2005


[11] Malvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronik, Edisi pertama, PT Salemba
Teknika, Jakarta, 2003

[12] Ahmad, Azizul Bin, Thesis S2 Boost Converter For Stand Alone Photovoltaic
Power Supply, Universiti Teknologi Malaysia, 2010

Anda mungkin juga menyukai