Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
PEMBIMBING :
0
LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA
DI GAMPONG TEUNGOH KECAMATAN GRONG-GRONG
KABUPATEN PIDIE
A. Latar Belakang
status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar
tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak
padat energi yang diperkaya yang diperkaya dengan vitamin dan mineral,
diberikan kepada balita gizi buruk selama masa pemulihan (Kemenkes RI,
2011).
Kurang Energi Protein sampai saat ini masih merupakan salah satu
menjadi 2, yaitu gizi kurang dan gizi buruk. Penanganan balita gizi kurang dan
hasil yang diharapkan untuk status gizinya. Data nasional menuknjukkan 27%
dari anak balita di seluruh Indonesia menderita gizi kurang dan gizi buruk.
Menggingat besaran dan sebaran gizi buruk yang ada di semua wilayah
berbagai strategi antara lain : mencegah dan menanggulangi gizi buruk seluruh
1
posyandu, meningkatkan kemampuan petugas dalam tata laksana gizi buruk,
status gizi dari status buruk naik menjadi status kurang dan status gizi kurang
menjadi status gizi baik sebanyak 43,4 % balita. Perubahan status gizi balita di
kesediaan pangan dan daya beli keluarga, pola pengasuhan dan kesehatan.
data tindakan yang dilakukan jika berat badan anak-anak tidak naik di
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
makanan tambahan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
2
b. Tujuan Khusus
tambahan.
tambahan.
makanan tambahan.
makanan tambahan.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik
2. Metode
3. Media
4. Waktu
Hari/Tanggal :
5. Tempat
3
6. Strategi Pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PJ
1 15.30-15.35 WIB 1. Pembukaan Moderator
a. Memberikan salam (Dara Murtia, S.Kep)
b. Membuat kontak waktu
c. Menjelaskan tujuan
pertemuan
2. 15.35-16.00 WIB 2. Kegiatan inti: Pengaji
a. Memberikan penyuluhan (Risa Moliza, S.Kep)
tentang pengertian
pemberian makanan
tambahan
b. Menyebutkan jenis-jenis
pemberian makanan
tambahan.
c. Menyebutkan waktu
pemberian pemberian
makanan tambahan.
d. Menyebutkan manfaat dan
tujuan pemberian makanan
tambahan.
e. Membagikan leaflet
f. Memberikan kesempatan
warga untuk bertanya
4
D. Pengorganisasian
Mastura, S. Kep
Masdaruddin, S. Kep
Muzammil, S. Kep
5
Teuku Basri, S. Kep
7. Konsumsi :
Lisa, S. Kep
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
penyuluhan
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
makanan tambahan
6
b. >75% masyarakat mampu menyebutkan jenis-jenis pemberian
makanan tambahan
tambahan
7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu :
Hari/Tanggal :
umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi
yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau
bulan juni 2013 di dapat data bahwa ± 6 balita di RT.6 s/d 9 mengalami
BGM. Hal ini merupakan suatu masalah kesehatan karena bayi yang baru
8
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
balita dapat memahami tentang pengertian PMT, manfaat PMT, dan macam-
macam PMT.
3. Macam-macam PMT
F. Metode
G. Media
1. Leaflet
2. Laptop/LCD
H. Pengorganisasian
1. Moderator
9
2. Penyaji
3. Fasilitator
4. Observer
5. Notulen
6. Peserta
PMT pertanyaan
10
ada yang kurang jelas
b. Menerima dan menjawab pertanyaan Memperhatikan
J. Evaluasi
tambahan
tambahan
11
4. Ibu mampu menyebutkan manfaat dan tujuan dari pemberian makanan
tambahan
K. Referensi
3. Pudjiadi. (2008). Ilmu gizi pada Anak. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta
12
MATERI
kepada bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi
ASI untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dengan jumlah yang
rumah tangga atau Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia
tambahan lokal ini disebut juga dengan makanan pendamping ASI lokal
(Depkes, 2006)
positif, antara lain ibu lebih memahami dan terampil dalam membuat
makanan tambahan dari pangan lokal sesuai dengan kebiasaan dan sosial
13
masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti Posyandu dan
melalui penjualan hasil pertanian dan sebagai sarana dalam pendidikan atau
yang bersih dan higiene, menggunakan bahan makanan yang segar dan
menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan tidak memberi madu pada
membuat pure (bubur) buah segar yang dicuci bersih dan dikupas seperti
pisang, pepaya, pir dan melon, serta makanan bayi yang dimasak dirumah
dapat segera dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan
di dalam lemari es selama satu atau dua hari kemudian di panaskan dan
disediakan dengan olahan yang bersifat instan dan beredar dipasaran untuk
menambah energi dan zat-zat gizi esensial pada bayi (Depkes, 2006).
14
dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit yang dapat dimakan
dalam keadaan kering, sehingga tidak perlu dimasak lagi dan dapat
diberikan pada bayi setelah mendapat air matang seperlunya. Bubur susu
terdiri dari tepung serealia seperti beras, maizena, terigu ditambah susu dan
gula dan bahan perasa lainnya. Makanan tambahan pabrikan yang lain
seperti nasi tim yakni bubur beras dengan tambahan daging, ikan atau hati
serta sayuran wartel dan bayam, dimana untuk bayi kurang dari sepuluh
bulan nasi tim harus disaring atau diblender terlebih dahulu. Selain
makanan tambahan bayi lengkap (bubur susu dan nasi tim) beredar pula
(Pudjiadi, 2008)
vitamin C dan fosfat), bersih dan aman, tidak ada bahan kimia yang
berbahaya atau toksin, tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras
yang membuat bayi tersedak, tidak terlalu panas, tidak pedas atau asin,
mudah dimakan bayi, disukai bayi, mudah disiapkan dan harga terjangkau
(Rosidah, 2004).
15
ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah
Air Susu Ibu (ASI) memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat
gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur enam bulan,
sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi. Makanan
tambahan mulai diberikan umur enam bulan satu hari. Pada usia ini otot dan
menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu
kedalam mulutnya dan berminat terhadap rasa yang baru (Rosidah, 2004).
pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan tambahan pada bayi
sebelum umur tersebut akan menimbulkan risiko sebagai berikut (IDAI, 2002):
tersebut dapat menggantikan ASI, jika makanan diberikan maka anak akan
minum ASI lebih sedikit dan ibu pun memproduksinya lebih sedikit
2. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga risiko
infeksi meningkat.
3. Risiko diare juga meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan bayi, makanan ini
16
5. Ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil kembali.
6 – 8 bulan ASI
Bubur Susu 1
Nasi Tim Saring 1
8 – 10 bulan ASI
1
Buah
1
Bubur Susu
2
Nasi Tim Dihaluskan
10 – 12 bulan
ASI 1
Buah 3
Nasi Tim
12 – 24 bulan
ASI 1
Nasi Tim atau Makanan 1
Makanan Kecil
17
tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga selain
kalsium, vitamin A, Vitamin C dan folat), anak mendapat makanan ekstra yang
disangga.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Dokter Anak lndonesia (2007) Pokok-pokok Pikiran Ikatan Dokter Anak
Pudjiadi. (2008). Ilmu gizi pada Anak. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta
19