Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
13A-I/INFORMASI ANASTESI/RI/2015
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan informasi tetang ANESTESI/
SEDASI DALAM/MENENGAH (coret yang tidak dilakukan) keadaan yang tidak
diharapkan, efek samping serta risikonya walaupun keadaan ini sangat jarang terjadi
Tindakan anestesi secara umum terdiri dari anestesi umum dan anestesi regional.
1. Anestesi umum adalah kondisi atau prosedur ketika pasien menerima obat untuk
amnesia, analgesia, melumpuhkan otot, dan sedasi. Anestesi umum dapat menggunakan
obat intravena (injeksi) atau inhalasi. Anestesi umum ditujukan membuat pasien
sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Obat bius biasanya disuntikkan ke tubuh pasien
atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat pernafasan. Pasien sama sekali
tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anestesi umum memengaruhi otak
dan seluruh tubuh. Selama dalam pengaruh anetesi, fungsi tubuh yang penting seperti
tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh dipantau secara ketat. Efek samping
tersebut di antaranya: Mengiritasi aliran udara, menyebabkan batuk dan spasme laring
(golongan halogen). Menimbulkan stadium kataleptik yang menyebabkan pasien sulit
tidur karena mata terus terbuka (Ketamin). Depresi napas. Depresi pada susunan saraf
pusat. Aspirasi. Nyeri tenggorokan. Sakit kepala. Perasaan lelah dan bingung selama
beberapa hari. Hal-hal tersebut di atas adalah sebagian dari efek samping pembiusan
total. Efek samping tersebut bersifat sementara. Namun, ada pula komplikasi serius yang
dapat terjadi. Untungnya, komplikasi tersebut sangat jarang, dengan perbandingan 4
komplikasi dalam jutaan pasien yang diberi obat anestesi. Pencegahan efek samping
anestesi yang terbaik adalah dengan penjelasan selengkap mungkin terhadap pasien
mengenai efek samping dan risiko yang mungkin terjadi, pemeriksaan menyeluruh, dan
pemberian obat anestesi yang tidak melebihi dosis.
2. Anestesi regional adalah anestesi lokal dengan menyuntikan obat anestesi disekitar
syaraf sehingga area yang di syarafi teranestesi. Anestesi regional diberikan pada dan di
sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang lebih besar. Pada prosedur ini
pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang. Di sini,
1/3
MR. 13A-II/INFORMASI ANASTESI/RI/2015
RSK. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
Jl. Paccerakang/Pajjaiang No 67. No Telp. 0411 – 512902
Telp. (0411) 512902, Faksimile : (0411) 511011
obat anestesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa sakit selama
dan setelah prosedur bedah.
Anestesi regional dibagi menjadi epidural, spinal dan blok saraf tepi.
Spinal anestesi adalah suntikan obat anestesi kedalam ruang subarahnoid. Anestesi
spinal atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah bentuk anestesi regional yang
disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien, pasien akan mengalami mati rasa
pada leher ke bawah. Tujuan dari anestesi ini adalah untuk memblokir transmisi
sinyal saraf. Setelah sinyal sistem saraf terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit,
bBiasanya pasien tetap sadar selama prosedur medis, namun obat penenang
diberikan untuk membuat pasien tetap tenang selama operasi. Jenis anestesi ini
umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul, perut, dan kaki.
Blok saraf tepi dilakukan penyuntikan di saraf yang memberikan persarafan didaerah
yang akan dioperasi.
3. Anestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu
tubuh. Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi
rasa sakit. Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep atau semprotan. Sebuah
anestesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalami
mati rasa di sekitar daerah yang diperasi. Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka
pendek dan cocok digunakan untuk operasi minor dan berbagai prosedur yang berkaitan
dengan gigi.
Efek Samping Anestesi yang mungkin terjadi walapupun sangat jarang terjadi .Beberapa
komplikasi mungkin dirasakan oleh sebagian pasien setelah mendapatkan anestesi
terutama jika prosedur dan dosis tidak diberikan secara tepat. Komplikasi bisa bersifat
sementara, namun ada pula yang berefek hingga cukup lama. Di bawah ini adalah
beberapa efek samping anestesi:
2/3
MR. 13A-III/INFORMASI ANASTESI/RI/2015
RSK. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
Jl. Paccerakang/Pajjaiang No 67. No Telp. 0411 – 512902
Telp. (0411) 512902, Faksimile : (0411) 511011
Komplikasi anestesi seperti diatas jarang terjadi. Segera hubungi dokter jika efek
samping tersebut muncul.
Anestesi umum dan regional serta prosedur pembedahan dapat menyebabkan kondisi
vital pasien menjadi tidak stabil sehingga perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi
secara kontinual terhadap oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan.
4. Sedasi yang harus mendapat informed consent terdiri dari sedasi dalam dan menengah
b. Sedasi menengah. Obat sedasi ini menurunkan kesadaran pasien, namun ia masih
akan dapat memberikan respons terhadap perintah verbal, baik dengan
kemampuannya sendiri ataupun dengan stimulasi rangsang cahaya.
3/3