Anda di halaman 1dari 26

Artikel ini saya tulis karena ada cukup banyak orang yang bertanya tentang bagaimana

membuat ramuan herbal untuk memperlancar (tepatnya: membuka)


penyempitan/penyumbatan pembuluh darah jantung.

Saya pada awalnya cukup pesimis mengenai ramuan ini. Namun setelah mendengar
sendiri kesaksian dari teman hobi audio (silakan lihat bahwa blog ini 99.999% berkaitan
dengan audio), maka saya merasa memiliki kewajiban untuk berbagi pengetahuan ini
kepada lebih banyak orang. Teman saya ini bercerita bahwa dirinya selamat, tidak perlu
melakukan operasi bypass (angioplasty), setelah meminum ramuan ini selama beberapa
bulan. Dokternya saja sampai terkejut. Tentu saja, hal ini dibarengi dengan diet teratur
yang dilakukan oleh teman saya dan menghindari makanan yang mengandung bahan
yang berbahaya, seperti rokok, makanan berkolesterol, dan lainnya (which is pasti
diketahui oleh Anda yang menderita penyakit serupa).

Sekali lagi, bisa saja hal yang dialami teman saya ini merupakan kebetulan belaka.
Namun seandainya kebetulan pun, saya rasa kandungan ramuan herbal ini tidak akan
menimbulkan penyakit atau efek samping yang berbahaya untuk orang yang
meminumnya.

Saran saya: Jangan lupa untuk mengkombinasikan ramuan ini dengan diet yang teratur,
hindari makanan yang tidak sehat, dan jangan lupa berdoa sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing untuk meminta keselamatan dan perlindungan dari-Nya.

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

 Bawang putih tunggal 1 Kg untuk mendapatkan 300 mL


 Jahe merah 1 Kg untuk mendapatkan 300 mL
 Cuka apel (apple cider) 300 mL
 Jeruk lemon 1 Kg (5-8 buah) untuk mendapatkan 300 mL
 Madu asli 1,2 L

Sebagai catatan: Hasil perasan dari 1 Kg bawang atau jahe bisa saja bervariasi. Jadi tidak
mesti berpatokan 1 Kg bawang atau jahe akan menghasilkan 300 mL larutan. Pada
prakteknya bisa saja lebih banyak ataupun lebih sedikit.

Perkiraan biaya:

 Bawang putih tunggal per kilo-nya sekitar Rp 100.000-150.000


 Jahe merah per kilo-nya sekitar Rp 50.000
 Cuka apel per botol ukuran sekitar 473 mL sekitar Rp 40.000 (di supermarket
biasanya sedikit lebih mahal)
 Jeruk lemon per kilo-nya sekitar Rp 50.000-75.000
 Madu asli 1,2 L sekitar Rp 200.000-220.000 (tergantung merek/jenis)
Total investasi kurang lebih sekitar Rp 500.000 dan akan mendapatkan hasil sekitar 2-2,2
L ramuan (total harusnya 2,4 L tapi akan sedikit berkurang saat dimasak). Ini bisa untuk
konsumsi sampai berbulan-bulan untuk 1-2 orang.

Jika memang tidak butuh sebanyak itu, silakan kurangi porsi bahan separuhnya atau
mungkin sepertiganya.

Pada intinya, campuran bawang putih, jahe merah, cuka apel, dan jeruk lemon adalah
1:1:1:1. Sementara komposisi madunya adalah 4x-nya atau 1:1:1:1:4.

Berikut ini adalah pengalaman berbelanja dan membuat ramuan tersebut. Semua foto
diambil dengan menggunakan Nokia Lumia 1020, smartphone berbasiskan Windows
Phone dengan kamera 41 MegaPixel.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah berbelanja. Saya berbelanja di pasar basah
Petak Sembilan yang terletak di kawasan Kota/Pecinan, Jakarta.
Contoh bawang putih tunggal yang dibeli. Bawang putih tunggal (solo garlic atau single
clove garlic) ini harganya jauh lebih mahal dari bawang putih biasa. Namun bawang
putih tunggal ini terkenal lebih wangi dan ‘konon’ memiliki khasiat yang lebih kuat. Jika
bawang putih tunggal ini dirasakan terlalu mahal, sebenarnya bisa saja digunakan bawang
putih biasa.

Contoh gambar jahe merah. Jika sulit menemukan jahe merah, sebenarnya bisa saja
digunakan jahe biasa. Tapi saya prefer untuk menggunakan yang terbaik selama bahan-
bahan ini masih bisa ditemukan. So, saya tetap menggunakan jahe merah.
Jeruk lemon rasanya tidak terlalu sulit ditemukan. Hampir semua pasar swalayan besar
atau toko buah biasanya memiliki stok. Hanya saja harganya kadang bervariasi dan
biasanya sedikit mahal.
Madu dan cuka apel. Kedua bahan ini juga tidak terlalu sulit ditemukan. Kebetulan dekat
kantor saya ada toko dari Perhutani yang menjual madu. Sekalian saja saya mampir untuk
membeli dua botol yang masing-masing memiliki ukuran 650 mL. Cuka apel dipilih
merek Heinz yang cukup mudah ditemukan. Merek lain pun sebenarnya tidak masalah,
selama yang Anda pilih merupakan cuka apel, bukan cuka bakso
Bawang putih tunggal ini cukup keras. Setelah mencoba beberapa cara, menurut saya
cara tercepat adalah dengan memotong ‘ekor-nya’ terlebih dulu.

Lalu congkel kulitnya untuk membuang lapisan luar dari bawang putih tunggal ini.
‘Cangkangnya’ pun terlepas…
Bawang putih tunggal yang telah dilepas atau dibersihkan kulit luarnya.
Cukup menyenangkan (dan melelahkan juga) proses ‘menguliti’ sekilo bawang putih
tunggal.

Giliran berikutnya adalah jahe merah. Jahe merah ini biasanya dijual dalam keadaan
kotor. Ada beberapa rekan menyarankan untuk langsung memotong jahe ini lalu langsung
diblender. No way! Kotoran ini harus dibersihkan dulu sampai benar-benar bersih. Saya
tidak memberikan toleransi pada kotoran di minuman saya
Saya pun mencuci jahe merah di ember air matang. Menguliti dan kemudian memotong-
motongnya menjadi ukuran yang lebih kecil agar lebih mudah untuk di-blender.
Jahe yang sudah dibersihkan, dikupas kulit, dan dipotong-potong, bersama dengan
bawang putih tunggal yang kurang lebih mendapatkan perlakuan yang sama. Jangan lupa
untuk mencuci kembali keduanya dengan air matang untuk memastikan bahan-bahan ini
sudah bersih (atau minimal) dari kotoran yang mungkin mengganggu higienitasnya.
Jahe merah yang dipotong kecil-kecil agar lebih mudah saat di-blender.
Bawang putih tunggal yang dimasukkan ke dalam blender dan siap untuk dihaluskan.
Saya lebih menyarankan untuk menggunakan food processor atau juicer karena hasilnya
relatif lebih cepat dan lebih praktis dibandingkan blender (sayangnya saya tidak
menyadari hal ini di percobaan pertama). Jika hasil yang didapat kurang banyak, silakan
gunakan kain untuk memeras bahan-bahan ini setelah di-blender. Dengan bantuan
perasan tangan, maka ekstrak air yang didapat biasanya akan lebih banyak. Jika bawang
yang digunakan agak kering dan blender sukar berputar, cara darurat yang bisa digunakan
adalah dengan menambahkan sedikit air.
Hasil yang didapat. Sepertinya bahan yang saya dapat agak sedikit kering sehingga
hasilnya kurang banyak (sekilo hanya mendapatkan sekitar 300 mL saja). Dengar-dengar
dari pengalaman rekan-rekan yang membuat ramuan yang sama, hasil yang didapat
harusnya lebih banyak.

Saya menyimpan larutan jahe merah dan bawang putih tunggal ini di botol kaca dan
disimpan di kulkas selama semalam (sengaja saya tidak tutup botolnya). Tujuannya
adalah untuk mengendapkan larutan jahe merahnya.

Keesokan harinya, semua larutan ini siap untuk dicampurkan. Satu botol cuka apel, dua
gelas perasan jeruk lemon, dua gelas larutan jahe merah, dan dua gelas larutan bawang
putih tunggal. Saya juga menggunakan saringan untuk mencegah hasil perasan yang
kurang halus agar tidak ikut tercampur.
Tuanglah satu per satu larutan dari botol gelas dengan menggunakan saringan. Sebagai
wadah utama, saya menggunakan panci dari keramik. Jangan pernah menggunakan panci
dari aluminium karena akan bereaksi dengan bahan ramuan yang dipakai! Jika tidak
memiliki panci keramik, silakan coba panci kaca atau panci stainless steel. Rasanya panci
keramik atau panci kaca merupakan bahan terbaik.
Sisa endapan di dasar gelas yang sebelumnya berisi larutan jahe merah. Endapan inilah
yang harus dihindari karena rasanya akan sangat ‘semriwing’ jika dicampurkan ke dalam
larutan
Didihkan dengan api kecil sambil diaduk perlahan. Saya menggunakan adukan dari bahan
kayu karena sifatnya yang relatif netral dibandingkan dengan adukan dari bahan lain,
misalnya adukan plastik. Gunakan api yang relatif kecil saja selama sekitar 30 menit
sambil diaduk-aduk (dari pengalaman saya, proses ini tidak sampai benar-benar membuat
larutan mendidih). Larutan mungkin akan berkurang sekitar 5-10% pada proses ini.
Setelah selesai, dinginkan larutan sekitar 3-4 jam. Campurkan madu dengan komposisi
1:1. Sebagai contoh dari yang saya lakukan, diperkirakan ada sekitar 300 mL sari bawang
putih tunggal, 300 mL sari jahe merah, 300 mL sari jeruk lemon, dan 300 mL cuka apel,
maka total ada sekitar 1200 mL campuran. Maka jumlah madu yang digunakan kurang
lebih sekitar 1-1,2 Liter.

Aduk madu sampai merata dengan larutan. Setelah merata (ditandai dengan tidak adanya
lagi larutan madu yang kental di dasar panci – bisa dirasakan dengan menggunakan
adukan), maka proses pembuatan ramuan ini pun sudah selesai.

Madu disini berfungsi untuk mempermudah ramuan dicerna oleh lambung. Ada juga
yang menyarankan agar madu tidak perlu dicampur di tahap ini. Melainkan madu
dikombinasikan dengan ramuan secara langsung saat akan diminum. Misalkan saat akan
minum ramuan ini satu sendok makan, maka dicampur juga satu sendok makan madu.
Cara ini juga bisa dan seharusnya sama saja.

Anda mungkin juga menyukai