Penyelenggaraan PLBH Laut
Penyelenggaraan PLBH Laut
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PENYELENGGARAANPELABUHANLAUT
DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUANUMUM
Pasal1
BABII
PENYELENGGARAKEGIATANOI PELABUHAN
LAUT
YANGDIGUNAKAN
UNTUKMELAYANI ANGKUTANLAUT
Bagian Kesatu
Kegiatan Pemerintahan di Pelabuhan
Pasal 2
Pasa13
Pasa14
Pasa15
Paragraf 1
Otoritas Pelabuhan atau Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan
Pasa16
Pasa17
Pasal8
Paragraf 2
Unit PenyelenggaraPelabuhan
Pasa19
Pasal 10
a. lahan;
b. gudang;
c. lapangan penumpukan; dan/ atau
d. peralatan.
Paragraf 3
Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggara Pelabuhan
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasa120
Pasa121
Pasa122
Pasa123
Pasal24
Bagian Kedua
Kegiatan Pengusahaan di Pelabuhan
Pasa125
Paragraf 1
Penyediaan Pelayanan Jasa Kapal, Penumpang, dan Barang
Pasal26
Paragraf 2
Kegiatan Jasa Terkait Dengan Kepelabuhanan
Pasa127
Pasa128
Pasa129
Paragraf 3
Badan Usaha Pelabuhan
Pasal30
Pasa131
BABIII
PENETAPANLOKASI
Pasa136
Lokasi pelabuhan ditetapkan oleh Menteri dengan
berpedoman pada Rencana Induk Pelabuhan Nasional
setelah mendapat rekomendasi dad gubernur dan
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasa137
(1) Permohonan penetapan lokasi pelabuhan diajukan
oleh Pemerintah atau pemerintah daerah kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal sesuai dengan
format Contoh 4 pada Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
Perhubungan ini, dengan melampirkan persyaratan
sebagai berikut:
a. Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
b. rencana tata ruang wilayah provinsi;
c. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
d. rencana Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan;
e. lokasi pelabuhan yang dinyatakan dalam titik
koordinat geografis berdasarkan peta laut;
23
Pasa138
Pasal39
SABIV
RENCANAINDUKPELABUHAN
Pasa140
Pasal41
Pasal42
Pasa143
Pasal44
Pasa145
Pasa146
Pasal47
Pasa148
Pasa149
BABV
DAERAHLINGKUNGANKERJA DAN
DAERAHLINGKUNGANKEPENTINGANPELABUHAN
Pasa150
Pasa151
a. kawasan perkantoran;
b. fasilitas pos dan telekomunikasi;
c. fasilitas pariwisata dan perhotelan;
d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
e. jaringan jalan dan rel kereta api;
f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
g. areal pengembangan pelabuhan;
h. tempat tunggu kendaraan bermotor;
1. kawasan perdagangan;
J. kawasan industri; dan
k. fasilitas umum lainnya antara lain tempat
peribadatan, taman, tempat rekreasi, olah raga,
jalur hijau, dan kesehatan.
Pasa152
Pasa153
Pasa154
Pasal55
Pasa156
Pasal 57
Pasa158
Pasal59
Pasal60
BABVI
PEMBANGUNANPELABUHANLAUT
Bagian Kesatu
Umum
Pasa161
Pasal62
Pasa163
Pasal64
Pasa165
Pasa166
Pasa167
Bagian Kedua
Tata Cara dan Persyaratan Pembangunan
Pasa168
Pasal69
Pasal70
Pasal71
Pasa172
Pasal 73
BABVII
PENGEMBANGAN
PELABUHAN
Pasal74
Pasal75
Pasal76
Pasal77
Pasal78
BABVIII
PENGOPERASIAN
PELABUHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasa179
Pasa180
Pasal81
Pasa182
Pasal83
Bagian Kedua
Tata Cara Pengajuan Pengoperasian
Pasa184
Pasa185
Pasa186
Pasa187
Pasa188
Pasal89
Pasal90
Pasal91
Pasal92
Pasal93
Pasal94
BABIX
TERMINALUNTUKMELAYANI KEPENTINGAN
UMUM
Dr LUARRENCANAINDUKPELABUHAN
Pasa195
BABX
PENETAPANLOKASI,PEMBANGUNAN,
DANPENGOPERASIAN WILAYAH
TERTENTUDI DARATANYANGBERFUNGSISEBAGAIPELABUHAN
Pasal96
Pasa197
Pasal98
Pasal99
Pasal 100
BABXI
PENETAPANLOKASIDANPENGOPERASIAN
WILAYAH
TERTENTUDI PERAIRAN
YANGBERFUNGSI
SEBAGAIPELABUHAN
Pasal 101
Pasal 102
Pasal103
Pasal 104
Pasal 105
Pasal106
Pasal107
BAB XII
PELABUHAN YANG TERBUKA BAGI PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Pasal108
Pasal 109
Pasal 110
Pasal 111
BABXIII
KETENTUANLAIN-LAIN
Pasal 112
Pasal 113
BABXIV
KETENTUANPERALIHAN
Pasal 114
Pasal 115
Pasal 116
Pasal 117
Pasal118
Pasa1119
BABXV
KETENTUANPENUTUP
Pasal120
Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan
pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Peraturan
Menteri ini.
Pasal 121
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, semua
peraturan perundang-undangan yang setingkat atau
lebih rendah dari Peraturan Menteri ini yang mengatur
mengenai penyelenggaraan pelabuhan laut, dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum
diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Menteri
mi.
Pasal 122
Dengan berlakunya Peraturan Menteri im, maka
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 54 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasa1123
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri mi dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Februari 2015
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIKINDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Februari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA,
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
YASONNAH. LAOLY
BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIATAHUN2015 NOMOR 311
KE7t: 1t~t:
Salinan sesuai dengan aslinya
UMDAN KSLN,
SRILESTARIRA AYU
Pembina Tk. I (IV/ b)
NIP. 19620620 198903 2 001
LAMPIRAN
PERATURANMENTERIPERHUBUNGAN
Nomor : PM 51 TAHUN2015
Tanggal : 23 FEBRUARI2015
Contoh 1
Nomor Jakarta, 201. ..
Lampiran
Perihal Permohonan Sebagai Kepada
Badan Usaha Pelabuhan Yth. Direktur Jenderal
PT.... Perhubungan Laut
di
JAKARTA
Tembusan Yth.:
Menteri Perhubungan.
Contoh 2
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Kelengkapan Kepada
Persyaratan Permohonan Yth. Direktur PT....
Sebagru Badan Usaha
Pelabuhan PT....
di
DIREKTURJENDERAL
PERHUBUNGANLAUT
Tembusan Yth.:
1. ,
2 .
Contoh 3
NOMOR ...
TENTANG
Mengingat 1. ...,
2. ...,
3. ...,
MEMUTUSKAN:
DIREKTURJENDERAL
PERHUBUNGANLAUT
1. Menteri ;
2. Menteri ;
3. Menteri ;
4. ...,
5.
Contoh 4
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Penetapan Kepada
Lokasi Sebagai Pelabuhan di
Desa ... , Kecamatan ... , Yth. Menteri Perhubungan
Kabupaten ... , Provinsi ... Cq. Direktur Jenderal
Perhubungan Laut
di
JAKARTA
Tembusan Yth.:
1. Menteri Perhubungan;
2. Gubernur ... ;
3. Bupati/Walikota ... ;
4. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan.
Contoh 5
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Kelengkapan Persyaratan Kepada
Permohonan Penetapan
Lokasi Yth.
di
DIREKTURJENDERAL
PERHUBUNGANLAUT
Tembusan Yth.:
1 ,
2 .
Contoh 6
NOMOR ...
TENTANG
b. bahwa ... ;
Mengingat 1 ,
2 ,
3 ,
MEMUTUSKAN:
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIKINDONESIA,
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Pembangunan Kepada
Pelabuhan di Desa ...
Kecamatan ..., Kabupaten ... , Yth. Direktur Jenderal
Provinsi ... Perhubungan Laut
di
JAKARTA
Pemohon
Tembusan Yth.:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian
Perhubungan;
3. Direktur Pe1abuhan dan Pengerukan.
Contoh 8
NOMOR
TENTANG
Menimbang : a. bahwa ;
b. bahwa ;
Mengingat : 1. ,
2 ,
3 ,
MEMUTUSKAN:
a. dermaga
1. tipe
2. ukuran
3. kedalaman
4. konstruksi
5. peruntukan
b. posisi koordinat
DIREKTURJENDERAL
PERHUBUNGANLAUT
1. Menteri Perhubungan;
2. Gubernur ...;
3. Bupati ...;
4. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
5. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
7. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan;
8. Penyelenggara Pelabuhan ....
Contoh 9
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Pengembangan Kepada
Pe1abuhan di Desa ,
Kecamatan ..., Kabupaten , Yth. Direktur Jenderal
Provinsi ... Perhubungan Laut
di
JAKARTA
Pemohon
Tembusan Yth.:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian
Perhubungan;
3. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan.
Contoh 10
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Pengoperasian Kepada
Pemanfaatan Garis Pantai ...
di Desa , Kecamatan .... , Yth. Direktur Jenderal
Kabupaten ) Provinsi ... Perhubungan Laut
di
JAKARTA
Pemohon
Tembusan Yth.:
1. Menteri Perhubungan;
2. Gubernur ... ;
3. BupatijWalikota ...;
4. Direktur Pelabuhan dan
Pengerukan.
Contoh 11
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Penetapan Kepada
Lokasi Wilayah Tertentu di
Daratan yang Berfungsi Yth. Menteri Perhubungan
sebagai Pelabuhan di Desa Cq. Direktur Jenderal
... , Kecamatan ..., Kabupaten Perhubungan Laut
..., Provinsi ...
di
JAKARTA
Pemohon
Tembusan Yth.:
1. Menteri Perhubungan;
2. Gubernur ... ;
3. Bupati/Walikota ... ;
4. Direktur Pelabuhan dan
Pengerukan.
Contoh 12
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Penetapan Kepada
Lokasi Wilayah Tertentu di
~.
Perairan yang Berfungsi Yth. Menteri Perhubungan
sebagai Pelabuhan di Cq. Direktur Jenderal
Perairan ... Pelabuhan ... Perhubungan Laut
di
JAKARTA
Pemohon
Tembusan Yth.:
1. MenteriPerhubungan;
2. Gubernur ...;
3. BupatijWalikota ...;
4. Direktur Pelabuhan dan
Pengerukan.
Contoh 13
Nomor Jakarta,
Lampiran
Perihal Permohonan Penetapan Kepada
Pelabuhan yang Terbuka Bagi
Perdagangan Luar Negeri Yth. Menteri Perhubungan
Cq. Direktur Jenderal
Perhubungan Laut
di
JAKARTA
1. Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Pasal
109 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor ... Tahun ...
ten tang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, bersama ini
Penyelenggara Pelabuhan ... mengajukan permohonan
untuk memperoleh penetapan pelabuhan yang terbuka
bagi perdagangan luar negeri.
2. Sebagai kelengkapan permohonan penetapan lokasi
pelabuhan sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di
atas, terlampir disampaikan:
a. aspek administrasi yang terdiri atas:
1) rekomendasi dari gubernur atau bupatijwalikota;
2) rekomendasi dad pelaksana fungsi keselamatan
pelayaran di pelabuhan; dan
3) rekomendasi dari instasi terkait lainnya seperti dad
instansi bea dan cukai, imigrasi dan karantina,
kesehatan, serta perindustrian dan perdagangan.
b. aspek ekonomi yang terdiri atas:
1) menunjang industri tertentu; dan
2) memiliki volume kegiatan eksporj impor yang layak
secara finansial.
c. aspek keselamatan dan keamanan pelayaran;
d. memenuhi standar ISPS Code; dan
e. fasilitas kantor dan peralatan penunjang bagi instansi
bea dan cukai, imigrasi, karantina dan kepelabuhanan.
3. Demikian permohonan kami, dan atas perhatian serta
bantuannya diucapkan terima kasih.
Pemohon
Tembusan Yth.:
1. Menteri Perhubungan;
2. Gubernur ... ;
3. Bupati/Walikota ... ;
4. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan.
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
Salinan sesuai dengan aslinya
KEP1t B~ Hf:M DANKSLN,
SRILESTAIDRA1:yu
Pembina Tk. I (IVjb)
NIP. 19620620 198903 2 001